PENDAHULUAN
1.4. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan tugas ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep dalam Retardasi pada Sungai.
2. Mengetahui Keunggulan dan Kerurangan suatu Struktur Aliran Sungai yaitu
Retardasi Sungai.
3. Mengetahui contoh nyata Retardasi pada Sungai
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Retardasi
Retards adalah struktur permeabel rendah berlokasi dekat lereng sungai.
Fungsi retard adalah untuk mengurangi kecepatan di belakang struktur dan
menghilangkan arus sekunder erosi, sehingga mendorong deposisi dan
pertumbuhan vegetasi. Retards paling baik di bangun di aliran sungai yang
membawa beban material besar( bed material load ). Retards yang baik dibangun
dengan ketinggian 1/3 atau 2/3 dari ketinggian tebing sungai.
Retards kurang diinginkan daripada batu paving, hal itu disebabkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut :
(1) mereka tidak menawarkan perbaikan secera langsung dalam stabilitas
tepi-lereng
(2) mereka tidak menawarkan pencegahan segera langsung erosi dengan
overbank drainase dan air kembali mengalir
(3) mereka menjadi sasaran kerusakan oleh es, kebakaran, vandalisme, dan
mengalami kerusakan dari elemen alam
(4) dapat mengurangi kapasitas saluran, terutama setelah adanya vegetasi
(5) mengganggu akses lokal ke saluran sungai dan
(6) mungkin tidak menyenangkan secara estetika tempat.
BAB III
PEMBAHASAN
Kolam buatan atau kolam non alami adalah kolam retensi yang dibuat
sengaja didesain dengan bentuk dan kapasitas tertentu pada lokasi yang telah
direncanakan sebelumnya dengan lapisan material yang kaku, seperti beton.
Untuk merencanakan pembangunan kolam retensi diperlukan analisis
hidrologi untuk menentukan besarnya debit banjir rencana akan berpengaruh
terhadap besarnya debit maksimum maupun kestabilan konstruksi yang akan
dibangun. Kemudian diperlukan data curah hujan untuk rencangan pemanfaatan
air dan rancangan bangunan air adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah
yang bersangkutan, bukan curah hujan pada suatu titik tertentu (Sosrodarsono,
1993). Selain data tersebut, debit air kotor juga perlu direncanakan untuk
memastikan jumlah air yang masuk ke dalam kolam retensi yang akan dibangun.
Pada perencanaan curah hujan pada suatu titik tertentu (Sosrodarsono, 1993).
Selain data tersebut, debit air kotor juga perlu direncanakan untuk memastikan
jumlah air yang masuk ke dalam kolam retensi yang akan dibangun. Pada
perencanaan curah hujan pada suatu titik tertentu (Sosrodarsono, 1993). Selain
data tersebut, debit air kotor juga perlu direncanakan untuk memastikan jumlah air
yang masuk ke dalam kolam retensi yang akan dibangun.
Kelengkapan sistem dari kolam retensi tipe ini adalah saluran yang lebar
dan dalam serta cek dam atau bendung setempat. Tipe ini digunakan apabila lahan
tidak tersedia sehingga harus mengoptimalkan saluran drainase yang ada.
Kelemahan dari tipe ini adalah kapasitasnya terbatas, menunggu aliran air yang
ada dan pelaksanaannya lebih sulit. Ukuran ideal suatu kolam retensi adalah
dengan perbandingan panjang/lebar lebih besar dari 2:1. Sedang dua kutub aliran
masuk (inlet) dan keluar (outlet) terletak kira-kira di ujung kolam berbentuk bulat
telor itulah terdapat kedua ”mulut” masuk dan keluarnya (aliran) air. Keuntungan
yang diperoleh adalah bahwa dengan bentuk kolam yang memanjang semacam
itu, ternyata sedimen relatif lebih cepat mengendap dan interaksi antar kehidupan
(proses aktivitas biologis) di dalamnya juga menjadi lebih aktif karena
terbentuknya air yang ’terus bergerak, namun tetap dalam kondisi tenang, pada
saatnya tanaman dapat pula menstabilkan dinding kolam dan mendapat makanan
(nutrient) yang larut dalam air.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan laporan ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Retards adalah struktur permeabel rendah berlokasi dekat lereng sungai.
Fungsi retard adalah untuk mengurangi kecepatan di belakang struktur dan
menghilangkan arus sekunder erosi, sehingga mendorong deposisi dan
pertumbuhan vegetasi. Retards paling baik di bangun di aliran sungai yang
membawa beban material besar( bed material load ). Retards yang baik dibangun
dengan ketinggian 1/3 atau 2/3 dari ketinggian tebing sungai.
4.2. Saran
Dengan diberikannya tugas Rekayasa Sungai ini, dapat lebih memahami
bagaimana aliran sungai dan bangunannya. Tugas ini sangat bermanfaat dan perlu
adanya tugas semacam ini lagi untuk mahasiswa periode selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/metrosanita/tata-cara-operasional-dan-pemeliharaan-
drainase-perkotaan-bagian-1. Diakses pada tanggal 18 September 2017.
http://driverhutapadang.blogspot.co.id/2013/01/konsep-pengeringan-pada-sistem-
polder.html. Diakses pada tanggal 18 September 2017.
https://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/retarding-
basin/. Diakses pada tanggal 18 September 2017.