PENDAHULUAN
1
Pada hakekatnya pengendalian banjir merupakan suatu hal yang kompleks
Dimensi rekayasanya (engineering) melibatkan banyak disiplin ilmu teknik antara
lain: hidrologi, hidrolika, erosi DAS, teknik sungai, morfologi & sedimentasi
sungai, rekayasa sistem pengendalian banjir, sistem drainase kota, bangunan air,
dll. Disamping itu suksesnya program pengendalian banjir juga tergantung dari
aspek lainnya yang menyangkut sosial, ekonomi, lingkungan, institusi,
kelembagaan, hukum dan lainnya.
Adapun cara penanganan pengendalian banjir dapat dilakukan secara
struktur dan non struktur. Cara ini harus ditinjau dalam satu sistem pengaliran
sungai.
Metode struktur :
1. Bangunan pengendali banjir
a) Bendungan (dam)
b) Kolam Retensi
c) Check dam (Penangkap sedimen)
d) Groundsill
e) Retarding Basin
f) Pembuatan Polder
g) Sumur Resapan
h) Bendung
Metode non-struktur :
1. Pengelolaan DAS
2. Pengaturan Tata Guna Lahan
3. Pengendalian Erosi
4. Pengembangan Daearh Banjir
5. Pengaturan Daerah Banjir
6. Penanganan Kondisi Darurat
7. Peramalan Banjir
8. Peringatan Bahaya Banjir
9. Pengendalian Daerah Bantaran
2
10. Asuransi
11. Law Enforcement
3
pendahuluan serta studi kelayakan), detail desain, konstruksi dan pemeliharaan
dalam pekerjaan pembangunan bangunan tanggul.
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat lebih mengenal sungai dan tau bagaimana
tindakan yang harus dilakukan untuk menjaga fungsi dan
kelestarian sungai.
2. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian tentang bangunan
pengatur sungai dan mengetahui jenis-jenis bangunan pengatur
sungai.
3. Agar mahasiswa dapat memahami mengenai bangunan pengatur
sungai yaitu Tanggul serta kegunaan dan manfaat bangunan
tersebut.
4. Agar mahasiswa dapat mengerti pentingnya menjaga kelestarian
sungai dan tau pengelolaan sungai untuk memanfaatkan potensi
sungai, dan mencegah terjadinya bencana yang dapat ditimbulkan
oleh sungai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Bangunan pengaturan sungai adalah suatu bangunan air yang dibangun
pada sungai dan berfungsi mengatur aliran air agar tetap stabil dan sebagai
pengendalian banjir. Sedangkan yang dimaksud dengan istilah pengelolaan sungai
adalah segala usaha yang dilaksanakan untuk memanfaatkan potensi sungai,
memelihara fungsi sungai dan mencegah terjadinya bencana yang dapat
ditimbulkan oleh sungai.
Adapun jenis-jenis bangunan pengatur sungai adalah :
Perkuatan lereng
4
1. Perkuatan lereng
2. Pengarah arus (krib) atau pelindung tebing tidak langsung
3. Tanggul
4. Dam penahan sedimen (check dam)
5. Ground sil
2.2. Tanggul
Tanggul adalah salah satu bangunan yang paling utama dan paling penting
dalam usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat terhadap
genangan-genangan yang disebabkan oleh banjir dan badai ( gelombang pasang ).
Tanggul dibangun terutama dengan konstruksi urugan tanah karena tanggul
merupakan bangunan menerus yang sangat panjang serta membutuhkan bahan
urugan yang volumenya sangat besar. Kecuali tanah, kiranya amatlah sukar untuk
memperoleh bahan urugan untuk pembangunan tanggul dan bahan tanah dapat
diperoleh dari hasil galian di kanan-kiri trase rencana tanggul atau bahkan dapat
diperoleh dari hasil pekerjaan normalisasi sungai, berupa galian pelebaran alur
sungai, yang biasanya dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan tanggul.
Dalam tahap perencanaan kiranya perlu diperhatikan, agar hasil dari pekerjaan
normalisasi sungai dapat dimanfaatkan sebagai bahan tanggul. Tentulah terbatas
pada hasil galian yang memenuhi syarat untu bahan urugan tanggul. Selain itu
tanah merupakan bahan yang sangat mudah penggarapanya dan setelah menjadi
tanggul sangat mudah pula menyesuaikan diri dengan lapisan tanah pondasi yang
mendukungnya serta mudah pula menyesuaikan dengan kemungkinan penurunan
yang tidak rata, sehingga perbaikan yang disebabkan oleh penurunan tersebut
mudah dikerjakan. Selanjutnya tanah merupakan bahan bangunan yang sangat
stabil dan tidak akan rusak selama puluhan, bahkan yang sangat stabil dan tidak
akan rusak selama puluhan, bahkan ratusan tahun. Apabila di beberapa tempat
terjadi kerusakan tanggul, perbaikannya sangat mudah dan cepat menggunakan
tanah yang tersedia di sekitar lokasi kerusakan.
5
• Mencegah aliran keluar dari alur dan bantaran sungai.
6
9) Penyadap banjir :
Bangunan ini berfungsi sebagai penyadap sebagian aliran banjir, pada saat
muka air banjir di dalam sungai telah melampui tinggi yang diperkirakan.
Biasanya merupakan salah satu komponen utama dari retarding basin atau
berfungsi sebagai bangunan atau
pintu pembagi banjir.
10) Tanggul tepi dananu dan tanggul pasang :
Tanggul tepi danau dibangun disekeliling danau atau rawa-rawa dan
tanggul pasang dibangun di muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang-
surut air laut. Kedua jenis tanggul tersebut diperhitungkan juga daya
tahannya terhadap gaya-gaya hempasan ombak baik dari danau atau laut.
11) Tanggul khusus :
Pada pemukiman yang padat penduduk, biasanya biaya pembebasan tanah
untuk pembangunan tanggul sangat tinggi. Dalam keadaan demikian untuk
mengurangi areal tanah yang harus dibebaskan, biasanya tanggul dibuat
berupa dinding pasangan atau dinding beton.
12) Tanggul belakang :
Biasanya dibangun pada muara anak-anak sungai untuk mencegah
limpasan, akibat aliaran air pada anak-anak sungai tertahan dan
permukaannya naik, karena naiknya permukaan air pada sungai utama di
waktu banjir.
7
Gambar 2. Tanggul tembok beton bertulang
8
Garis bahu depan suatu tanggul disebut pula sebagai trase tempat
kedudukan tanggul atau disingkat dengan istilah trase tanggul. Hal-hal yang
perludiperhatikan dalam penetapantrase tanggul adalah :
a) Pemilihan lokasi tanggul
Lokasi trase tanggul agar dipilih tempat kedudukan tanggul melintasi
tanah pondasi yang kedap air dan diusahakan agar dihindari pondasi tanah
yang lemah, seperti rawa-rawa, lumpur lunak dan gambut.
9
kecil. Bahan yang sangat cocok untuk pembangunan tanggul adalah tanah
dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Dalam keadaan jenuh airmampubertahan terhadap gejala gelincir
dan longsor.
2. Pada waktu banjir yang lama tidak rembes atau bocor.
3. Penggalian, transportasi dan pemadatannya mudah.
4. Tidak terjadi retak-retak yang membayakan kesetabilan tubuh
tanggul.
5. Bebas dari bahan-bahan organis seperti akar-akaran, pohon-
pohonan dan rumput-rumputan.
10