Anda di halaman 1dari 16

Faktor Penentu Pemilihan Tipe Bendungan

Diposkan oleh ze Juq di 05.11

Pada saat membangun sebuah bendungan ada banyak sekali kendala yang di hadapi terutama hal ini
terjadi bagi orang-orang yang kurang menguasai bidang ini, sehingga dalam menetukan sebuah tipe
bendungan yang di gunakan sering tidak sesuai dengan keadaan yang diharapkan di lapangan. Ketika
membangun sebuah
 bendungan kita tidak boleh sembarangan menentukan tipe/model bendungan yang akan kita gunakan
karena akan berakibat sangat  fatal yang akan membuat bendungan menjadi sumber bancana terhadap
lingkungan sekitar.

Untuk itu di saat merencanakan pembangunan bendungan kita harus memperhatikan beberapa faktor yang
menentukan di dalam pemilihan tipe bendungan, walau masing-masing ada kalanya saling bertentangan satu dengan
yang lainnya. Apabila terjadi masalah yang demikian kita harus bisa memilih lebih dari tiga alternatif kemudian kita
bandingkan mana pilihan yang paling menguntungkan diantara semua itu.

Faktor-faktor penting itu ada beberapa poin yaitu:

1. Tujuan Pembangunan bendungan


2. Keadaan klimatologi lokasi pembangunan
3. Keadaan hidrologi lokasi pembangunan
4. Ketersediaan bahan bangunan di lokasi pembangunan
5. Keadaan topografi setempat
6. Keadaan di daerah genangan
7. Keadaan geologi lokasi pembangunan
8. Keadaan lingkungan setempat
9. Keperluan untuk pengoperasian waduk
10. Hubungan dengan bangunan pembantu (pelimpah, pengambilan, pengeluaran)
11. Biaya proyek.

Bendungan (dam) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air
ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Bendungan terdiri dari beberapa komponen, yaitu : a. Badan Bendungan adalah tubuh
bendungan yang berfungsi sebagai penghalang air. Bendungan umumnya memiliki tujuan untuk
menahan air, sedangkan struktur lain seperti pintu air atau tanggul digunakan untuk mengelola
atau mencegah aliran air ke dalam daerah tanah yang spesifik. Kekuatan air memberikan listrik
yang disimpan dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk menyediakan listrik bagi jutaan
konsumen. B. Pondasi adalah bagian dari bendungan yang berfungsi untuk menjaga kokohnya
bendungan. C. Pintu Air digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran
baik yang terbuka maupun tertutup.
Bagian yang penting dari pintu air adalah : 1. Daun pintu Adalah bagian dari pintu air
yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk membuka , mengatur dan menutup aliran
air.2. Rangka pengatur arah gerakan Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke
dalam beton yang digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang
direncanakan.3. Angker Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk
menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam
konstruksi beton.4. HoistAdalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan
ditutup dengan mudah.
Bangunan pelimpah Adalah bangunan beserta intalasinya untuk mengalirkan air
banjir yang masuk ke dalam waduk agar tidak membahayakan keamanan bendungan. Bagian-
bagian penting daribangunan pelimpah :a. Saluran pengarah dan pengatur aliran Digunakan
untuk mengarahkan dan mengatur aliran air agar kecepatan alirannya kecil tetapi debit airnya
besar. b.  Saluran pengangkut debit air, makin besar perbedaan antara permukaan air tertinggi di
dalam waduk dengan permukaan air sungai di sebelah hilir bendungan. Apabila kemiringan
saluran pengangkut debit air dibuat kecil, maka ukurannya akan sangat panjang dan berakibat
bangunan menjadi mahal. Oleh karena itu, kemiringannya terpaksa dibuat besar, dengan
sendirinya disesuaikan dengan keadaan topografi setempat.
Bangunan peredam energy digunakan untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya
mengurangi energi air agar tidak merusak tebing, jembatan, jalan, bangunan dan instalasi lain di
sebelah hilir bangunan pelimpah. Kanal digunakan untuk menampung limpahan air ketika curah
hujan tinggi. Reservoir digunakan untuk menampung/menerima limpahan air dari
bendungan.Stilling basin Memiliki fungsi yang sama dengan energy dissipater. Katup Fungsinya
sama dengan pintu air biasa, hanya dapat menahan tekanan yang lebih tinggi (pipa air, pipa pesat
dan terowongan tekan). Merupakan alat untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air
dengan cara memutar, menggerakkan kea rah melintang atau memenjang di dalam saluran
airnya.Drainage gallery digunakan sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.
Tipe- tipe bendungan juga dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu Berdasarkan
ukuran Bendungan besar (large dams), Menurut ICOLD definisi dari bendungan adalah
:a.  Bendungan yang tingginya lebih dari 15m, diukur dari bagian terbawah pondasi sampai ke
puncak bendungan. Bendungan yang tingginya antara 10m dan 15m dapat pula disebut dengan
bendungan besar asal memenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut :1. Panjang puncak
bendungan tidak kurang dari 500m. 2.Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta
m³. 3. Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000 m³/detik. 4.Bendungan
menghadapi kesulitan-kesulitan khusus pada pondasinya (had specially ifficult foundation
problems).5.  Bendungan di desain tidak seperti biasanya (unusual design).
Bendungan kecil (small dams, weir, bendung) Semua bendungan yang tidak
memenuhi syarat sebagai bendungan besar di sebut bendungan kecil. Berdasarkan tujuan
pembangunannya : a. Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams)Adalah
bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja.b. Bendungan serbaguna
(multipurpose dams) Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan.
Berdasarkan penggunaannya bendungan untuk membuat waduk (storage
dams) Adalah bendungan yang dibangun untuk membentuk waduk guna menyimpan air pada
waktu kelebihan agar dapat dipakai pada waktu diperlukan. Bendungan penangkap/pembelok air
(diversion dams) adalah bendungan yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi sehingga
dapat mengalir masuk kedalam saluran air atau terowongan air.
Bendungan untuk memperlamabat jalannya air (detension dams) adalah bendungan
yang dibangun untuk memperlamabat aliran air sehingga dapat mencegah terjadinya banjir besar.
Masih dapat dibagi lagi menjadi 2, yaitu : a. Untuk menyimpan air sementara dan dialirkan ke
dalam saluran air bagian hilir.b. Untuk menyimpan air selama mungkin agar dapat meresap di
daerah sekitarnya.
Berdasarkan konstruksinya bendungan urugan (fill dams, embankment dams)Menurut
ICOLD definisinya adalah bendungan yang dibangun dari hasil penggalian bahan (material)
tanpa tambahan bahan lain yang bersifat campuran secara kimia, jadi betul-betul bahan
pembentuk bendungan asli. Bendungan ini masih dapat dibagi menjadi :a. Bendungan urugan
serbasama (homogeneous dams) adalah bendungan urugan yang lapisannya sama.b. Bendungan
urugan berlapis-lapis (zone dams, rockfill dams) adalah bendungan urugan yang terdiri atas
beberapa lapisan , yaitu lapisan kedap air (water tight layer), lapisan batu (rock zones, shell),
lapisan batu teratur (rip-rap) dan lapisan pengering (filter zones).c. Bendungan urugan batu
dengan lapisan kedap air di muka (impermeable face rockfill dams, dekced rockfill dams) adalah
bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya diletakkan di sebelah hulu
bendungan. Lapisan kedap air yang biasa digunakan adalah aspal dan beton bertulang.
Bendungan beton (concrete dams) adalah bendungan yang dibuat dari konstruksi
beton baik dengan tulangan maupun tidak. Ini masih dapat dibagi lagi menjadi :a. Bendungan
beton berdasar berat sendiri (concrete gravity dams) adalah bendungan beton yang didesain
untuk menahan beban dan gaya yang bekerja padanya hanya dengan berat sendiri
saja.b. Bendungan beton dengan penyangga (concerete butress dams) adalah bendungan beton
yang mempunyai penyangga untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekerja padanya. Banyak
dipakai apabila sungainya sangat lebar sedangkan keadaan geologiya baik.c. Bendungan beton
berbentuk lengkung (beton berbentuk busur atau concerete arch dams) adalah bendungan beton
yang didesain untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekerja padaya lewat abutmen kiri dan
abutmen kanan bendungan.d.Bendungan beton kombinasi (combination concerete dams, mixed
type concerete dams)
adalah merupakan kombinasi anatara lebih dari satu tipe bendungan. Bendungan lainnyabiasanya
hanya untuk bendungan kecil misalnya : bendungan kayu (timber dams), bendungan besi (steel
dams), bendungan pasangan bata (brick dams), bendungan pasangan batu (masonry dams).
Berdasarkan fungsinya bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam,
dike) adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air rendah agar
lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya
secara teknis.c. Bendungan pengelak (cofferdam)adalah bendungan yang dibangun sesudah
selesainya bendungan pengelak pendahuluan sehingga lokasi rencana bendungan utama menjadi
kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.d. Bendungan utama (main
dam) adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih tujuan
tertentu.e. Bendungan sisi ( high level dam ) adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri
dan sisi kanan bendungan utama yang tinggi puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk membuat
proyek seoptimal-optimalnya, artinya dengan menambah tinggi pada bendungan utama diperoleh
hasil yang sebesar-besarnya biarpun harus menaikkan sebelah sisi kiri dan atau sisi
kanan.f. Bendungan di tempat rendah (saddle dam) adalah bendungan yang terletak di tepi
waduk yang jauh dari bendungan utama yang dibangun untuk mencegah keluarnya air dari
waduk sehingga air waduk tidak mengalir ke daerah sekitarnya.f. Tanggul ( dyke, levee) adalah
bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan atau kanan bendungan utama dan di tempat yang
jauh dari bendungan utama yang tinngi maksimalnya hanya 5 m dengan panjang puncaknya
maksimal 5 kali tingginya.g.Bendungan limbah industri (industrial waste dam) adalah bendungan
yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan limbah yang berasal dari industri.
h.Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam) adalah bendungan yang terdiri atas
timbunan secara bertahap untuk menahan hasil galian pertambangan dan bahan pembuatnya pun
berasal dari hasil galian pertambangan juga.
Berdasarkan jalannya air bendungan untuk dilewati air (overflow dams)adalah
bendungan yang dibangun untuk untuk dilewati air misalnya pada bangunan pelimpah
(spillway). Bendungan untuk menahan air (non overflow dams) adalah bendungan yang sama
sekali tidak boleh di lewati air.
Kedua tipe ini biasanya dibangun berbatasan dan dibuat dari beton, pasangan batu atau pasangan
bata.
Stabilitas suatu bendungan harus memenuhi syarat- syarat kontruksi dari bendungan
antara lain: a. Bendungan harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir.b.
bendungan harus dapat menahan bocoran yang di sebabkan oleh aliran sungai dan aliran air yang
meresap di dalam tanah.c. Bendungan harus di perhitungkan terhadap daya dukung tanah di
bawahnya.d. Tinggi ambang bendungan atau crest level harus dapat memenuhi tinggi muka air
minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi.
Tipe mercu bulat untuk bendung dengan mercu bulat memiliki harga koefisien debit
yang jauh lebih tinggi (44%) dibandingkan koefisien bendung ambang lebar. Pada sungai –
sungai, type ini banyak memberikan keuntungan karena akan mengurangi tinggi muka air hulu
selama banjir. Harga koefisien debit menjadi lebih tinggi karena lengkung stream line dan
tekanan negatif pada mercu. Untuk bendung dengan 2 jari – jari hilir akan digunakan untuk
menemukan harga koefisien debit.
Tipe Mercu Ogee bentuk mercu type Ogee ini adalah tirai luapan bawah dari
bendungan ambang tajam aerasi. Sehingga mercu ini tidak akan memberikan tekanan sub
atmosfer pada permukaan mercu sewaktu bendungan mengalirkan air pada debit rencananya.
Untuk bagian hulu mercu bervariasi sesuai dengan kemiringan permukaan hilir. Salah satu alasan
dalam perencanaan digunakan Tipe Ogee adalah karena tanah disepanjang kolam olak, tanah
berada dalam keadaan baik, maka tipe mercu yang cocok adalah tipe mercu ogee karena
memerlukan lantai muka untuk menahan penggerusan, digunakan tumpukan batu sepanjang
kolam olak sehingga dapat lebih hemat. Tipemercu vlughter, tipe ini digunakan pada tanah dasar
aluvial dengan kondisi sungai tidak membawa batuan-batuan besar. Tipe ini banyak dipakai di
Indonesia.
Tipe mercu schoklitsch tipe ini merupakan modifikasi dari tipe Vlughter terlalu besar
yang mengakibatkan galian atau koperan yang sangat besar. Pemilihan tipe bendungan ( bendung
tetap ataupun bendung gerak) didasarkan pada pengaruh air balik akibat pembendungan (back
water). Jika pengaruh air balik akibat pembendungan tersebut berdampak pada daerah yang luas
maka bendung gerak (bendung berpintu) merupakan pilihan yang tepat.
Jika pengaruh air balik akibat pembendungan tersebut berdampak pada daerah yang
tidak terlalu luas (misal di daerah hulu ) maka bendung tetap merupakan pilihan yang tepat. Jika
sungai mengangkut batu-batuan bongkahan pada saat banjir, maka peredam energi yang sesuai
adalah tipe bak tenggelam. Bagian hulu muka pelimpah direncanakan mempunyai kemiringan
untuk mengantisipasi agar batu-batu bongkah dapat terangkut lewat di atas pelimpah. Jika sungai
tidak mengangkut batu-batuan bongkahan pada saat banjir, maka peredam energi yang sesuai
adalah tipe kolam olakan (stilling basin).

Dalam pemilihan lokasi bendungan hendaknya dipilih lokasi yang paling


menguntungkan dari beberapa segi. Misalnya dilihat dari segi perencanaan, pengamanan
bendungan, pelaksanaan, pengoperasian, dampak pembangunan dan sebagainya. Dari beberapa
pengalaman dalam memilih lokasi bendungan, tidak semua persyaratan yang dibutuhkan dapat
terpenuhi. Sehingga lokasi bendung ditetapkan pada persyaratan yang dominan. Pemilihan lokasi
bendung didasarkan pada beberapa faktor, yaitu :a. Keadaantopografi dalam hal ini semua
rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan
dialiri.b. Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu
bendungan dapat ditetapkan.c. Dari kedua hal di atas, lokasi bendungan dilihat dari segi
topografi dapat diseleksi.
Keadaan hidrologi dalam pembuatan bendungan, patut diperhitungkan juga adalah
faktor – faktor hidrologinya, karena menentukan lebar dan panjang bendunganserta tinggi
bendungan tergantung pada debit rencana. Faktor – faktor yang diperhitungkan, yaitu masalah
banjir rencana, perhitungan debit rencana, curah hujan efektif, distribusi curah hujan, unit
hidrograf, dan banjir di site atau bendungan.
Pengertian Bendungan
  

Bendungan (dam) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air
ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.

2.     Bagian-bagian bendungan
Bendungan terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
a.       Badan bendungan (body of dams)

Adalah tubuh bendungan yang berfungsi sebagai penghalang air. Bendungan umumnya
memiliki tujuan untuk menahan air, sedangkan struktur lain seperti pintu air atau tanggul
digunakan untuk mengelola atau mencegah aliran air ke dalam daerah tanah yang spesifik.
Kekuatan air memberikan listrik yang disimpan dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk
menyediakan listrik bagi jutaan konsumen.

b.      Pondasi (foundation)

Adalah bagian dari bendungan yang berfungsi untuk menjaga kokohnya bendungan.

c.       Pintu air (gates)

Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran baik yang
terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting dari pintu air adalah :

a.       Daun pintu (gate leaf)


Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk membuka ,
mengatur dan menutup aliran air.

b.       Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)


Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk
menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.

c.    Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk menahan rangka pengatur
arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.
d. Hoist
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.

d.   Bangunan pelimpah (spill way)

               Adalah bangunan beserta intalasinya untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke dalam
waduk agar tidak membahayakan keamanan bendungan. Bagian-bagian penting daribangunan
pelimpah :

1)     Saluran pengarah dan pengatur aliran (controle structures)


Digunakan untuk mengarahkan dan mengatur aliran air agar kecepatan alirannya kecil tetapi debit
airnya besar.
2)     Saluran pengangkut debit air (saluran peluncur, chute, discharge carrier, flood way)
Makin tinggi bendungan, makin besar perbedaan antara permukaan air tertinggi di dalam waduk
dengan permukaan air sungai di sebelah hilir bendungan. Apabila kemiringan saluran pengangkut
debit air dibuat kecil, maka ukurannya akan sangat panjang dan berakibat bangunan menjadi
mahal. Oleh karena itu, kemiringannya terpaksa dibuat besar, dengan sendirinya disesuaikan
dengan keadaan topografi setempat.

3)     Bangunan peredam energy (energy dissipator)


Digunakan untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi energi air agar tidak merusak
tebing, jembatan, jalan, bangunan dan instalasi lain di sebelah hilir bangunan pelimpah.

e.       Kanal (canal)

Digunakan untuk menampung limpahan air ketika curah hujan tinggi.

f.        Reservoir

Digunakan untuk menampung/menerima limpahan air dari bendungan.

g.      Stilling basin

Memiliki fungsi yang sama dengan energy dissipater.

h.      Katup (kelep, valves)

Fungsinya sama dengan pintu air biasa, hanya dapat menahan tekanan yang lebih tinggi
(pipa air, pipa pesat dan terowongan tekan). Merupakan alat untuk membuka, mengatur dan
menutup aliran air dengan cara memutar, menggerakkan kea rah melintang atau memenjang di
dalam saluran airnya.

i.        Drainage gallery

Digunakan sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.

3.     Tipe Bendungan

Bendungan juga dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu :

a.      Berdasarkan ukuran
1)     Bendungan besar (large dams)
Menurut ICOLD definisi dari bendungan adalah :

      Bendungan yang tingginya lebih dari 15m, diukur dari bagian terbawah pondasi sampai ke puncak
bendungan.
      Bendungan yang tingginya antara 10m dan 15m dapat pula disebut dengan bendungan besar asal
memenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut :
      Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500m.
      Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m³.
      Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000 m³/detik.
      Bendungan menghadapi kesulitan-kesulitan khusus pada pondasinya (had specially ifficult
foundation problems).
      Bendungan di desain tidak seperti biasanya (unusual design).

2)     Bendungan kecil (small dams, weir, bendung)


Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan besar di sebut
bendungan kecil.

b.      Berdasarkan tujuan pembangunannya

1)     Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams)


Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja.
2)     Bendungan serbaguna (multipurpose dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan.

c.      Berdasarkan penggunaannya

1)     Bendungan untuk membuat waduk (storage dams)


Adalah bendungan yang dibangun untuk membentuk waduk guna menyimpan air pada waktu
kelebihan agar dapat dipakai pada waktu diperlukan.

2)       Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dams)


Adalah bendungan yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi sehingga dapat mengalir
masuk kedalam saluran air atau terowongan air.

3)     Bendungan untuk memperlamabat jalannya air (detension dams)


Adalah bendungan yang dibangun untuk memperlamabat aliran air sehingga dapat mencegah
terjadinya banjir besar. Masih dapat dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
        Untuk menyimpan air sementara dan dialirkan ke dalam saluran air bagian hilir.
        Untuk menyimpan air selama mungkin agar dapat meresap di daerah sekitarnya.
d.     Berdasarkan konstruksinya

1)     Bendungan urugan (fill dams, embankment dams)

Menurut ICOLD definisinya adalah bendungan yang dibangun dari hasil penggalian
bahan (material) tanpa tambahan bahan lain yang bersifat campuran secara kimia, jadi betul-betul
bahan pembentuk bendungan asli. Bendungan ini masih dapat dibagi menjadi :

         Bendungan urugan serbasama (homogeneous dams)


Adalah bendungan urugan yang lapisannya sama.

         Bendungan urugan berlapis-lapis (zone dams, rockfill dams)


Adalah bendungan urugan yang terdiri atas beberapa lapisan , yaitu lapisan kedap air (water tight
layer), lapisan batu (rock zones, shell), lapisan batu teratur (rip-rap) dan lapisan pengering (filter
zones).

         Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (impermeable face rockfill dams,
dekced rockfill dams)
Adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya diletakkan di sebelah hulu
bendungan. Lapisan kedap air yang biasa digunakan adalah aspal dan beton bertulang.

1)     Bendungan beton (concrete dams)

Adalah bendungan yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan tulangan maupun tidak.
Ini masih dapat dibagi lagi menjadi :

         Bendungan beton berdasar berat sendiri (concrete gravity dams)


Adalah bendungan beton yang didesain untuk menahan beban dan gaya yang bekerja padanya
hanya dengan berat sendiri saja.
          Bendungan beton dengan penyangga (concerete butress dams)
Adalah bendungan beton yang mempunyai penyangga untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekerja
padanya. Banyak dipakai apabila sungainya sangat lebar sedangkan keadaan geologiya baik.

         Bendungan beton berbentuk lengkung (beton berbentuk busur atau concerete arch dams)
Adalah bendungan beton yang didesain untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekerja padaya lewat
abutmen kiri dan abutmen kanan bendungan.

         Bendungan beton kombinasi (combination concerete dams, mixed type concerete dams)
Adalah merupakan kombinasi anatara lebih dari satu tipe bendungan.

3)     Bendungan lainnya

Biasanya hanya untuk bendungan kecil misalnya : bendungan kayu (timber dams),
bendungan besi (steel dams), bendungan pasangan bata (brick dams), bendungan pasangan batu
(masonry dams).

e.      Berdasarkan fungsinya

1)     Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)


Adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air rendah agar lokasi
rencana bendungan pengelak menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.

2)     Bendungan pengelak (cofferdam)


Adalah bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak pendahuluan sehingga
lokasi rencana bendungan utama menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya secara
teknis.

3)     Bendungan utama (main dam)


Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih tujuan tertentu.

4)     Bendungan sisi ( high level dam )


Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan sisi kanan bendungan utama yang tinggi
puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk membuat proyek seoptimal-optimalnya, artinya dengan
menambah tinggi pada bendungan utama diperoleh hasil yang sebesar-besarnya biarpun harus
menaikkan sebelah sisi kiri dan atau sisi kanan.

5)     Bendungan di tempat rendah (saddle dam)


Adalah bendungan yang terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang dibangun
untuk mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air waduk tidak mengalir ke daerah sekitarnya.

6)     Tanggul ( dyke, levee)


Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan atau kanan bendungan utama dan di
tempat yang jauh dari bendungan utama yang tinngi maksimalnya hanya 5 m dengan panjang
puncaknya maksimal 5 kali tingginya.

7)     Bendungan limbah industri (industrial waste dam)


Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan limbah yang berasal
dari industri.

8)     Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)


Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan hasil galian
pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari hasil galian pertambangan juga.

f.        Berdasarkan jalannya air

1)     Bendungan untuk dilewati air (overflow dams)


Adalah bendungan yang dibangun untuk untuk dilewati air misalnya pada bangunan pelimpah
(spillway).

2)     Bendungan untuk menahan air (non overflow dams)


Adalah bendungan yang sama sekali tidak boleh di lewati air.
Kedua tipe ini biasanya dibangun berbatasan dan dibuat dari beton, pasangan batu atau pasangan
bata.
Apabila ditinjau berdasarkan beragam faktor, tipe-tipe bendungan dapat dikategorikan
menjadi bermacam-macam jenis, antara lain :

1. Ukuran

Menurut ukurannya, bendungan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu bendungan
besar dan bendungan kecil. Bendungan besar memiliki ketinggian lebih dari 15 m jika
diukur dari bagian dasar pondasi hingga ke puncak bendungan. Sedangkan bendungan
kecil mempunyai ketinggian kurang dari 15 m. Bendungan kecil yang memiliki
ketinggian sekitar 10-15 m bisa disebut pula sebagai bendungan besar jika panjang
puncaknya lebih dari 500 m, daya kapasitasnya tidak kurang dari 1 juta m3, debit banjir
maksimal lebih dari 2.000 m3/detik, pondasinya mengalami kesulitan khusus, dan
desain bendungan tersebut tidak biasa.

2. Tujuan Pembangunan

Ada dua jenis bendungan berdasarkan tujuan pembangunannya yakni bendungan


tunggal dan bendungan serbaguna. Bendungan dengan tujuan tunggal dibangun untuk
memenuhi hanya satu tujuan saja. Di sisi lain, bendungan serbaguna didirikan untuk
memenuhi beberapa tujuan sekaligus.

3. Penggunaan

Ragam bendungan menurut penggunaannya terdiri atas bendungan pembuat waduk,


bendungan penangkap/pembelok air, dan bendungan penghambat aliran air.
Bendungan pembuat waduk adalah bendungan yang dibuat untuk membangun waduk
sebagai penyimpan air. Bendungan penangkap/pembelok air yaitu bendungan yang
berguna untuk menaikkan ketinggian level permukaan air sehingga bisa mengalir
menuju saluran drainase. Sementara itu, bendungan penghambat aliran air ialah
bendungan yang berperan untuk menghambat laju aliran air untuk mencegah terjadinya
banjir. Bendungan tipe ini dapat dibedakan lagi menjadi bendungan untuk menyimpan
air sementara dan bendungan untuk menyimpan air selama mungkin.

4. Konstruksi

Jenis bendungan berdasarkan konstruksinya dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis.


Pertama, bendungan urugan adalah bendungan yang dibuat dengan menggali material
tertentu tanpa menambahkan bahan lain yang bersifat campuran secara kimia.
Terdapat tiga tipe bendungan urugan di antaranya bendungan urugan serbasama,
bendungan urugan berlapis-lapis, serta bendungan urugan batu dengan lapisan kedap
air di muka. Kedua, bendungan beton ialah bendungan yang terbuat dari adukan beton,
baik menggunakan tulangan baja maupun tidak. Bendungan beton terdiri atas
bendungan beton menurut berat sendiri, bendungan beton dengan penyangga,
bendungan beton berbentuk lengkung, dan bendungan beton kombinasi. Ketiga,
bendungan lainnya yakni bendungan yang terbuat dari material yang lain seperti kayu,
besi, pasangan bata, dan pasangan batu.
5. Fungsi

Bila dibedakan menurut fungsinya, ada delapan tipe dari bendungan antara lain :

1. Bendungan pengelak pendahuluan yaitu bendungan yang awalnya didirikan di


sungai ketika debit air rendah supaya lokasi di mana bendungan pengelak akan
dibangun kering terlebih dahulu sehingga memungkinkan pembuatan konstruksi
secara teknis.
2. Bendungan pengelak adalah bendungan yang berfungsi untuk mengelakkan
aliran air, di mana bendungan ini dibuat setelah proses pembuatan bendungan
pengelak pendahuluan selesai.
3. Bendungan utama yakni bendungan yang dirancang sedemikian rupa untuk
memenuhi suatu tujuan tertentu.
4. Bendungan sisi ialah bendungan yang berguna untuk mendukung peran dari
bendungan utama, di mana bendungan ini terletak di sisi sebelah kiri dan kanan
bendungan utama.
5. Bendungan di tempat rendah adalah bendungan yang dibangun untuk mencegah
keluarnya air dari waduk agar tidak mengalir ke lingkungan sekitar. Bendungan
ini biasanya berada di tepi waduk yang terletak cukup jauh dari bendungan
utama.
6. Bendungan tanggul ialah bendungan yang juga berfungsi untuk membantu
kegunaan bendungan utama. Bendungan ini dibuat di sisi kiri atau kanan
bendungan utama dengan jarak yang cukup jauh, serta memiliki ukuran tinggi 5
m dan panjang 5 kali tingginya.
7. Bendungan limbah industri yakni bendungan yang berguna untuk menahan
lembah cair yang berasal dari industri. Bentuk dari bendungan ini berupa
timbunan yang dibangun secara bertahap.
8. Bendungan pertambangan yaitu bendungan yang mempunyai kegunaan sebagai
penahan hasil galian pertambangan. Pada umumnya, bendungan ini dibuat
dengan memanfaatkan material yang ada di sekitar area pertambangan dan
dibentuk menyerupai timbunan secara bertahap.
9. Jalan Air

Sementara itu, pembagian bendungan berdasarkan jalan air terdiri dari bendungan
untuk dilewati air dan bendungan untuk menahan air. Suatu bendungan bisa dikatakan
sebagai bendungan untuk dilewati air apabila bendungan tersebut memang sengaja
dibangun untuk dilewati air. sebagai contoh yaitu bendungan yang terdapat pada
bangunan pelimpah. Sedangkan bendungan untuk menahan air adalah bendungan
yang berfungsi untuk menahan air serta sama sekali tidak boleh dilewati air.
TIPE BENDUNGAN

Bendungan dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok tergantung


pada tujuan pengelompokannya. Didalam kriteria ini, bendungan
dikelompokkan berdasarkan tiga hal berikut, yakni: fungsi, desain
hidrolik dan material yang digunakan.

1. Pembagian Tipe Bendungan Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya tipe bendungan dapat dibedakan menjadi:


- Bendungan Penampung air. Dibangun untuk penampung air pada
saat kelebihan dan digunakan pada saat kekurangan. Pada umumnya
penampung dilakukan pada musim hujan kemudian digunakan pada
musim kemarau. Lebih rinci lagi bendungan penampung air dapat
dibedakan berdasarkan tujuan penampungan airnya yaitu untuk : air
baku, pembangkit listrik, perikanan, rekreasi dan lain sebagainya.
Tujuan atau tujuan khusus pembangunan bendungan sering
berpengaruh pula pada desain strukturnya  dan mungkin perlu
ditentukan kriteria besarnya fluktuasi muka air waduk dan besar debit
rembesan yang diizinkan.

- Bendungan Pengalih Aliran (Diversion Dams). Dibangun untuk


meninggikan muka air agar diperoleh tinggi jatuh yang cukup atau
agar dapat dialihkan aliran sungainya masuk kesaluran atau sistem
pembawa lainnya. Beberapa bendungan tipe ini digunakan untuk
pengembangan irigasi, pengalihan aliran dari sungai ke waduk diluar
sungai yang bersangkutan, untuk air baku dan industri, atau untuk
kombinasi berbagai keperluan.

- Bendungan Pengendali Banjir. Bendungan tipe ini disebut pula


bnedungan detensi atau retensi banjir, dibangun untuk memperlambat
atau menyimpan sementara aliran banjir dan mengurangi terjadinya
banjir besar. Bendungan pengendali banjir dapat dibedakan lagi
menjadi dua macam tipe, yaitu: tipe yang umum adalah untuk
menyimpan sementara dan melepas aliran banjir dengan debit yang
tidak melampaui kapasitas sungai dihilir. Tipe yang lain adalah untuk
menahan air selama mungkin agar air meresap ke tebing-tebing atau
pondasi yang lolos air. Bendungan tipe ini kadang-kadang juga
dibangun untuk menangkap sedimen, sehingga kadang-kadang
disebut pila sebagai bendungan penangkap sedimen (derbris dams).

- Bendungan Serbaguna. Umumnya pembangunan bendungan tidak


hanya bertujuan untuk memperoleh manfaat tungga, tapi untuk lebih
dari satu manfaat seperti : untuk penyedia air irigasi, tenaga listrik, air
baku, pengendali banjir, perikanan, rekreasi dan lain sebagainya,
bendungan ini lazim disebut bendung serbaguna.

2. Pembangunan Tipe Bendungan Berdasarkan Aspek Hidraulik.

Ada 2 tipe yaitu bendungan yang boleh dilimpasi air dan bendungan
yang tidak boleh dilimpasi air.

- Bendungan yang boleh dilipasi air (overflow dams). Adalah


bendungan yang didesain boleh dilimpasi air di puncaknya. Bendungan
seperti ini umumnya hanya memiliki tinggi beberapa meter,
bendungan dibuat dari material yang tahan terhadap erosi seperti
beton, pasangan batu, baja, kayu dan lain-lain.

- Bendungan yang tidak boleh dilimpasi air (nonoverflow dams).


Adalah bendungan yang didesai tidak boleh meluap. Tipe ini lazimnya
dibuat dari material urugan tanah dan urugan batu, sering pula berupa
bendungan beton yang dikombinasikan dengan pelimpah serta urugan
tanah atau batu sisi-sisinya sehingga membentuk bangunan komposit.

3. Pembagian Tipe Bendungan Berdasarkan Materialnya.


Pengelompokan bendungan yang paling lazim digunakan didalam
diskusi desain adalah berdasarkan material pembentuk bendungan.
Tipe bendungan berdasar material pembentuk bendungan ini, juga
dikenal sebagai tipe dasar didalam pembuatan desain bendungan,
seperti bendungan beton gaya berat (concrete gravity dams)
bendungan beton dengan penyangga (hutress dams), bendungan
beton pelengkung (arch dams), bendungan urugan tanah dan urugan
batu.

a. Bendungan Urugan Tanah. Adalah bendungan yang paling lazim


dibangun, karena konstruksinya menggunakan material galian stempat
yang tersedia yang tidak perlu banyak pemrosesan. Dibanding dengan
tipe lain, tipe ini dapat dibangun hampir pada segala jenis tanah
pondasi dan pada topografi yang kurang baik dan umumnya lebih
sering dibangun untuk tujuan penampung air. Pada gambar dibawah
ini diperlihatkan berbagai potongan tipe bendungan urugan yang
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe, yakni:
- Bendungan urugan tanah homogen
- Bendungan urugan tanah berzona (dengan inti tegak atau miring).

Pembuatan zona-zona pada tubuh bendungan adalah bertujuan untuk


meningkatkan keamanan bendungan, yaitu dalam rangka
mendapatkan kekuatan (strengt) yang cukup, serta pengendalian
rembesan dan retakan. Untuk mendapatkan desain yang aman, dapat
dibuat berbagai kemungkinan tipe zona; bila material yang digunakan
memiliki tingkat lulus air yang rendah atau diperlukan adanya
ketahanan terhadap retakan di bendungan perlu dipasang lapisan
drainase horizontak yang dikombinasikan dengan drainas tegak atau
miring.

Bendungan urugan tanah harus dilengkapi dengan bangunan pelimpah


dengan kapasitas yang memadai. Kelemahan utama bendungan tipe
ini adalah rawan terhadap erosi yang dapat berakibat kerusakan atau
keruntuhan bendungan.

b. Bendungan Urugan Batu. Adalah bendungan urugan yang sebagian


besar material timbunannya berupa batu, yang berfungsi sebagai
pendukung utama stabilitas bendungan. Agar bendungan kedap air,
dipasang lapisan kedap air berupa membran kedap air dimuka lereng
hulu (dikenal sebagai bendungan sekat atau facing dams) atau
didalam tubuh bendungan berupa inti. Lapisan kedap air atau
membran dapat berupa zona kedap air dari tanah, beton, paving beton
aspal, geomembran, plat baja, atau didalam tubuh bendungan dapat
berupa lapisan kedap air tipis dari tanah, beton, beton aspal,
geomembran, seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Bendungan urugan batu dengan zona kedap air dari tanah harus
dilengkapi filter dan atau transisi untuk mencegah perpindahan
material dari zona berbutir halus ke zona berbutir kasar. Secara garis
besar bendunag urugan batu dpat dikelompokkan menjadi dua tipe:
- Bendunagn urugan batu dengan lapis kedap air dimuka (bendungan
sekat/facing dams).
- Bendungan urugan batu berzona (dengan inti tegak atau miring).

Seperti bendungan urugan tanah, bendungan urugan batu juga dapat


rusak atau runtuh akibat meluapnya air waduk, oleh karenanya
bendungan harus dilengkapi bangunan pelimpah dengan kapasitas
yang cukup. Perkecualian berlaku bagi bendungan pengalih aliran,
bendungan detensi banjir atau penangkap sedimen yang secara
khusus didisain tahan terhadap meluapnya air waduk, dimana
permukaan lerengnya dilengkapi dengan batu-batu besar yang didisain
khusu tahan terhadap erosi dari luapan air.
Bendungan urugan batu membutuhkan fondasi yang penurunannya
(settlement) kecil agar tidak merusak membran. Jenis fondasi yang
cocok untuk dipilih bila; persediaan material batu cukup banyak,
fondasi batuan berada atau di dekat permukaan tanah, material tanah
yang cocok untuk urugan tanah tidak tersedia, musim hujan yang
panjang mengakibatkanpelaksaaan konstruksi tanah urugan menjadi
tidak praktis, atau bila pembangunan bendungan beton kurang
ekonomis.
  

Anda mungkin juga menyukai