Anda di halaman 1dari 24

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


KELOMPOK 24

BAB III
BENDUNGAN DASAR
3.1 TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan bendungan dasar adalah untuk mengetahui
karakteristik aliran melalui bukaan berbentuk segiempat dan bukaan berbentuk
segitiga.

3.2. PENGATURAN ALAT

Sumber : Modul Mekanika fluida, 2011, hal :19

Gambar 3.1 Alat percobaan bendungan dasar


Alat peraga terdiri dari lima unsur utama yang digunakan sehubungan dengan
bagian saluran terbuka pada bagian cetakan atas dari meja hidrolika. Penghubung
yang mudah dibuka, dilepaskan dari lubang pemberian air pada dasar saluran (5).
Dinding peredam (6) dipasang pada celah di dinding saluran yang akan berfungsi
mengatur agar terjadi aliran yang tenang dalam saluran. Suatu alat duga berbentuk

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

jarum atau mata pancing dipasang pada alat pemegangnya (11), ditempatkan
diatas sisi-sisi saluran sesuai keinginan penentu pendugaan.
Alat duga ini dilengkapi dengan sekrup / ulir pengatur kasar dan halus (7) dan
(8). Penunjuk skala dipasang pada batang segiempat dipasang pada dudukandan
diperkuat dengan bantuan sekrup yang tersedia untuk itu.

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

3.3. DASAR TEORI


3.3.1 PENGERTIAN BENDUNG
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi meninggikan
muka air sungai agar bisa di sadap. Bendung merupakan salah satu dari bagian
bangunan utama. Bangunan utama adalah bangunan air (hydraulic structure) yang
terdiri dari bagian-bagian: Bendung (weir structure), bangunan pengelak (diversion
structure), bangunan pengambilan (intake structure), bangunan pembilas (flushing
structure), dan bangunan kantong lumpur (sediment trapstructure).
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia 03-2401-1991 tentang pedoman
perencanaan hidrologi dan hidraulik untuk bangunan di sungai adalah bangunan ini
dapat didesain dan dibangunan sebagai bangunan tetap, bendung gerak, atau
kombinasinya, dan harus dapat berfungsi untuk mengendalikan aliran dan angkutan
muatan di sungai sedemikian sehingga dengan menaikkan muka airnya, air dapat
dimanfaatkan secara efisien sesuai dengan kebutuhannya.
Definisi bendung menurut analisa upah dan bahan BOW (Burgerlijke
Openbare Werken), bendung adalah bangunan air (beserta kelengkapannya) yang
dibangun melintang sungai untuk meninggikan taraf muka air sehingga dapat
dialirkan secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya.

3.3.2 PENGERTIAN BENDUNGAN


Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan
laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga
digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air
yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia mendefinisikan bendungan sebagai
"bangunan yang berupa tanah, batu, beton, atau pasangan batu yang dibangun selain

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

untuk menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung
limbah tambang atau lumpur."
Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya merupakan struktur yang
berbeda. Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead
dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air
sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu
bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di
saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional di negaranegara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya,
serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di
Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih
rendah dari muka tanah yang akan diairi.

3.3.3 JENIS-JENIS BENDUNGAN


Bendungan juga dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu :
1. Berdasarkan ukuran
a. Bendungan besar (large dams)
Menurut ICOLD definisi dari bendungan adalah :
* Bendungan yang tingginya lebih dari 15m, diukur dari bagian terbawah pondasi
sampai ke puncak bendungan.
* Bendungan yang tingginya antara 10m dan 15m dapat pula disebut dengan
bendungan besar asal memenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut :
* Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500m.
* Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m.
* Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000 m/detik.
* Bendungan menghadapi kesulitan-kesulitan khusus pada pondasinya (had specially
difficult foundation problems).

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

* Bendungan di desain tidak seperti biasanya (unusual design).


b. Bendungan kecil (small dams, weir, bendung)
Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan besar di sebut
bendungan kecil.
2. Berdasarkan tujuan pembangunannya
a. Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja.
b. Bendungan serbaguna (multipurpose dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan.
3. Berdasarkan penggunaannya
a. Bendungan untuk membuat waduk (storage dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk membentuk waduk guna menyimpan air
pada waktu kelebihan agar dapat dipakai pada waktu diperlukan.
b. Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dams)
Adalah bendungan yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi sehingga dapat
mengalir masuk kedalam saluran air atau terowongan air.
c. Bendungan untuk memperlamabat jalannya air (detension dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memperlamabat aliran air sehingga dapat
mencegah terjadinya banjir besar. Masih dapat dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
* Untuk menyimpan air sementara dan dialirkan ke dalam saluran air bagian hilir.
* Untuk menyimpan air selama mungkin agar dapat meresap di daerah sekitarnya.
4. Berdasarkan konstruksinya
a. Bendungan urugan (fill dams, embankment dams)
Menurut ICOLD definisinya adalah bendungan yang dibangun dari hasil penggalian
bahan (material) tanpa tambahan bahan lain yang bersifat campuran secara kimia, jadi
betul-betul bahan pembentuk bendungan asli. Bendungan ini masih dapat dibagi
menjadi :

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

* Bendungan urugan serbasama (homogeneous dams)


Adalah bendungan urugan yang lapisannya sama.
* Bendungan urugan berlapis-lapis (zone dams, rockfill dams)
Adalah bendungan urugan yang terdiri atas beberapa lapisan , yaitu lapisan kedap air
(water tight layer), lapisan batu (rock zones, shell), lapisan batu teratur (rip-rap) dan
lapisan pengering (filter zones).
* Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (impermeable face
rockfill dams, dekced rockfill dams)
Adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya diletakkan di
sebelah hulu bendungan. Lapisan kedap air yang biasa digunakan adalah aspal dan
beton bertulang.
b. Bendungan beton (concrete dams)
Adalah bendungan yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan tulangan maupun
tidak. Ini masih dapat dibagi lagi menjadi :
* Bendungan beton berdasar berat sendiri (concrete gravity dams)
Adalah bendungan beton yang didesain untuk menahan beban dan gaya yang bekerja
padanya hanya dengan berat sendiri saja.
* Bendungan beton dengan penyangga (concerete butress dams)
Adalah bendungan beton yang mempunyai penyangga untuk menyalurkan gaya-gaya
yang bekerja padanya. Banyak dipakai apabila sungainya sangat lebar sedangkan
keadaan geologiya baik.
* Bendungan beton berbentuk lengkung (beton berbentuk busur atau concerete arch
dams)
Adalah bendungan beton yang didesain untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekerja
padaya lewat abutmen kiri dan abutmen kanan bendungan.
* Bendungan beton kombinasi (combination concerete dams, mixed type concerete
dams)
Adalah merupakan kombinasi antara lebih dari satu tipe bendungan.

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

c. Bendungan lainnya
Biasanya hanya untuk bendungan kecil misalnya : bendungan kayu (timber dams),
bendungan besi (steel dams), bendungan pasangan bata (brick dams), bendungan
pasangan batu (masonry dams).
5. Berdasarkan fungsinya
a. Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)
Adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air
rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering yang memungkinkan
pembangunannya secara teknis.
b. Bendungan pengelak (cofferdam)
Adalah bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak
pendahuluan sehingga lokasi rencana bendungan utama menjadi kering yang
memungkinkan pembangunannya secara teknis.
c. Bendungan utama (main dam)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih tujuan tertentu.
d. Bendungan sisi ( high level dam )
Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan sisi kanan bendungan utama
yang tinggi puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk membuat proyek seoptimaloptimalnya, artinya dengan menambah tinggi pada bendungan utama diperoleh hasil
yang sebesar-besarnya biarpun harus menaikkan sebelah sisi kiri dan atau sisi kanan.
e. Bendungan di tempat rendah (saddle dam)
Adalah bendungan yang terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang
dibangun untuk mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air waduk tidak
mengalir ke daerah sekitarnya.
f. Tanggul ( dyke, levee)
Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan atau kanan bendungan utama
dan di tempat yang jauh dari bendungan utama yang tinngi maksimalnya hanya 5 m
dengan panjang puncaknya maksimal 5 kali tingginya.

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

g. Bendungan limbah industri (industrial waste dam)


Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan limbah
yang berasal dari industri.
h. Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)
Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan hasil
galian pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari hasil galian
pertambangan juga.
6. Berdasarkan jalannya air
a. Bendungan untuk dilewati air (overflow dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk untuk dilewati air misalnya pada bangunan
pelimpah (spillway).
b. Bendungan untuk menahan air (non overflow dams)
Adalah bendungan yang sama sekali tidak boleh di lewati air.
Kedua tipe ini biasanya dibangun berbatasan dan dibuat dari beton, pasangan batu
atau pasangan bata.
7. Berdasarkan ICOLD
a. Bendungan urugan tanah (earthfill dams)
b. Bendungan urugan batu (rockfill dams)
Adalah bendungan urugan yang kekuatan konstruksinya didasarkan pada urugan batu
dan sebagai lapisan kedap air memakai tanah liat, tanah liat bercapur pasir/kerikil,
lapisan aspal, beton bertulang atau geotextile.
c. Bendungan beton berdasar berat sendiri
d. Bendungan beton dengan penyangga
e. Bendungan beton berbentuk lengkung
f. Bendungan beton berbentuk lebih dari satu lengkung (multiple arch dams)
Adalah bendungan beton yang bentuk lengkungnya lebih dari satu dan diperkuat
dengan kolom beton bertulang.

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

3.3.4 PERBEDAAN BENDUNG DAN BENDUNGAN


Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda.
Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang
berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang
permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow).
Dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa
juga sebagai penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara
dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat
dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung dapat
digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah
yang akan diairi.
Sedangkan bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan
laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga
digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air
yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

3.3.5 DEBIT
Debit air adalah kecepatan aliran zat cait per satuan waktu. Misalnya Debit air sungai
pesanggrahan adalah 3.000 l / detik. Artinya setiap 1 detik air yang mengalir di
sungai Pesanggrahan adalah 3.000 l. Satuan debit digunakan dalam pengawasan
kapasitas atau daya tampung air di sungai atau bendungan agar dapat dikendalikan.
Untuk dapat menentukan debit air maka kita harus mengetahui satuan ukuran volume
dan satuan ukuran waktu terlebih dahulu, karena debit air berkaitan erat dengan
satuan volume dan satuan waktu.
Rumus :
Q

V
.(3.1)
t

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

Dimana
Q : Debit aliran (m3/s)
V : Volume (m3)
t : Waktu (s)
adapun rumus lainnya yaitu :
Q = A.V...(3.2)
Dimana
Q : Debit aliran (m3/s)
V : Volume (m3)
A : Luas penampang (m2)

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

3.4 PROSEDUR PERCOBAAN


Adapun prosedur percobaan bendungan dasar adalah sebagai berikut :
1. Hidupkan pompa
2. Putar keran sampai mulut keran mengeluarkan air
3. Atur nilai head (H), yaitu antara jarak jarum alat duga dengan bagian bawah
bukaan sebesar 10mm.
4. Kemudian kondisikan aliran yang berada diantara dinding peredam dan bukaan
pintu dalam keadaaan tenang dengan permukaan air bersentuhan dengan ujung
jarum duga.
5. Hitunglah waktu yang diperlukan aliran yang melimpah melalui bukaan air (pintu
dengan volume sebesar 3 liter dengan menggunakan alat ukur waktu seperti
stopwatch.
6. Akan didapat besarnya debit aliran yang melimpah melalui bukaan pintu.
7. Dengan prosedur yang sama, ulangi persamaan dengan besar nilai H = 20mm.
8. Dengan prosedur yang sama, ulangi lagi percobaan untuk bukaan pintu segitiga

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

3.5 HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


3.5.1 Percobaan 1 (bukaan segiempat)
Tabel 3.1 Data hasil percobaan bukaan segiempat
B (m)

H (m)

T (s)

V (m3)

0.0305

0.01

47.8

0.003

0.0305

0.02

25.1

0.003

Q (m3/s)
0.00006
28
0.00011
95

Cd
0.697
0.469

Perhitungan :
a. Debit (Q) ; Q

V
t

Q1

3 x10 3
0,628 x10 4
47,8

Q2

3 x10 3
1,195 x10 4
23,67

b. Koefisien debit (Cd) ;

3Q

Cd

2B 2 g H 2

Cd1

3(0,628 x10 4 )
0,697
2(3,05 x10 2 ) 2(9,81)(10 3 )

Cd 2

3(1,952 x10 4 )
0,469
2(3,05 x10 2 ) 2(9,81) ( 2,83 x10 3 )

c. Keterangan
3
2

3
2 2

H1 (10 ) 10 3
3
2

3
2 2

H 2 (2 x10 ) 2,828 x10 3

Civil Engineering of Sriwijaya University

H3/2 (m)
0.0010
0
0.0028
3

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

Grafik hubungan antara Q t :

S
S

y2 y1 2 x2 x1 2
25,1 47,8 2

1,195 x10 4 0,628 x10 4

S 22,7

25,1 47,8
36,205
1,952 x10 4 0,628 x10 4
88,41786
tan

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

Grafik hubungan antara H-Cd

0,469 0,697 2 2 x10 2 1x10 1 2

S 0,227

0,469 0,697
22,7587
2 x10 2 1x10 2
87,48409
tan

Grafik hubungan antara H-Q

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

1,195 x10

0,628 x10 4

2 x10 2 1x10 1

S 0,01

1,195 x10 4 0,628 x10 4


5,661x10 3
2
2
2 x10 1x10
0,32435
tan

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

Grafik hubungan antara Q-Cd

0,469 0,697 2

1,195 x10 4 0,628 x10 4

S 0,228

0,469 0,697
0,362
1,195 x10 4 0,628 x10 4
19,95
tan

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

Grafik hubungan antara H3/2-Q

1,195 x10

0,628 x10 4

2,828 x10 3 1x10 3

S 1,829 x10 3

1,195 x10 4 0,628 x10 4


0,0309
2,828 x10 2 1x10 2
1,774
tan

3.5.2 Percobaan 2 (bukaan segitiga)


Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

Tabel 3.2 Data hasil percobaan bukaan segitiga

/2

B
(m)

H
(m)

T (s)

V
(m3)

45

0.031

0.010

337.
8

0.003

45

0.031

0.020

42.8

0.003

Q (m3/s)

Cd

0.000008
88
0.000070
09

0.37
6
0.52
5

Perhitungan
a. Debit (Q) ; Q

V
t

Q1

3 x10 3
0,888 x10 5
337,8

Q2

3 x10 3
7,009 x10 5
42,8

b. Koefisien debit (Cd) ;

Cd

15Q
5

8 tan
2g H 2
2

Cd1

15(0,888 x10 5 )
0,376
8 tan 45 2(9,81)(10 5 )

Cd 2

15(7,009 x10 5 )
0,525
8 tan 45 2(9,81) (5,66 x10 5 )

c. Keterangan
5
2

5
2 2

H1 (10 ) 105
5
2

5
2 2

H 2 (2 x10 ) 0,525 x10 5

Civil Engineering of Sriwijaya University

H5/2 - Q
0.00001
0.00005
66

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

Grafik hubungan antara Q-T

42,8 337,8 2

7,009 x10 5 0,888 x10 5

S 295

tan

42,8 337,8
4819308,601
7,0093 x10 5 0,88809 x10 5

89,999

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

Grafik hubungan antara Q-Cd

0,525 0,376 2

7,009 x10 5 0,888 x10 5

S 0,149

0,525 0,376
2435,286
7,009 x10 5 0,888 x10 5
89,976
tan

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

Grafik hubungan antara H-Cd

0,525 0,376 2

2 x10 2 1x10 2

S 0,149

0,525 0,375931
14,907
2 x10 2 1x10 2
86,162
tan

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

Grafik hubungan antara H-Q

7,009 x10

0,888 x10 5 2 x10 2 1x10 2


2

S 0,01

7,009 x10 5 0,888 x10 5


6,121x10 3
2 x10 2 1x10 2
0,351
tan

Grafik hubungan anatara H5/2-Q


Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

7,009 x10

0,888 x10 5

5,656 x10 5 1x10 5

S 7,691x10 5

7,009 x10 5 0,888 x10 5


1,315
5,656 x10 5 1x10 5
52,742
tan

3.6 SUMBER KESALAHAN


Adapun sumber kesalahan yang ditemui dari percobaan bendungan dasar ini adalah :

Civil Engineering of Sriwijaya University

I K ATAN M A H A S I S WA S I P I L
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 24

1.
2.
3.
4.
5.

Kurangnya air pada saat menampung karena lubang untuk menampung air sudah
kurang rapat.
Kurangnya ketelitian pada saat membaca waktu maupun volume air buat
praktikum.
Kurangnya ketepatan saat melihat ketinggian air yang ditunjukkan oleh jarum.
Tidak berfungsinya dengan baik keran air pada hydraulic bench sehingga sulit
mengatur air saat praktikum
Bergetarnya meja hidraulik sehingga mengganggu air yang tenang

3.7 APLIKASI
Adapun aplikasi yang dapat dilakukan dari percobaan bendungan dasar ini adalah :
1. Pembuatan bendungan
2. Pembuatan irigasi
3. Pembuatan kotam
4. Pembuatan kanal
5. Pembuatan dam

3.8 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan bendungan dasar adalah :
1. Cd pada bukaan segitiga dan segiempat tidak tetap karena dipengaruhi oleh Q.
2. Apabila nilai Q semakin besar, maka niai Cd semakin besar (bukaan segitiga).
3. Jika aliran air datar dan tenang, maka semakin baik hasil yang didapat.
4. Nilai Q berbanding terbalik dengan waktu.
5. Pada bukaan segiempat waktu yang diperlukan untuk memenuhi 3 liter air lebih
cepat dibandingkan bukaan segitiga karena luas penampang bukaan segiempat
lebih besar dibanding luas penampang bukaan segitiga.

Civil Engineering of Sriwijaya University

Anda mungkin juga menyukai