Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum

PEMODELAN ALIRAN AIR TANAH MENGGUNAKAN


SEEPAGE TANK

Percobaan bertujuan untuk mendapatkan prosedur pemodelan fisik aliran air tanah
pada media berpori. Selain itu pemodelan ini bisa digunakan untuk melakukan validasi
terhadap perhitungan matematis ataupun cara analog.

1) Pemodelan Seepage Tank


a. Penggunaan Media Berpori
Pemodelan aliran air dalam media berpori jenuh di awali dengan pengisian media
ke dalam tank. Media berpori yang digunakan adalah jenis pasir (clean sand).
Pasir dimasukkan ke dalam Seepage tank secara berlapis sambil dilakukan
pemadatan. Pemadatan ini dibutuhkan unuk meningkatkan kerapatan pasir dan
menghindari pasir terbawa oleh aliran air.
b. Pengaturan Kondisi Batas
Kondisi batas ditentukan oleh kondisi pembatas tepi kanan dan kiri pasir. Dalam
pemodelan kali ini, digunakan batas permeable. Pemilihan kondisi ini
berpengaruh terhadap keadaan tekanan hidrolik pasir di tepi kanan dan kiri.
c. Pengaturan Tinggi Muka Air Inlet dan Outlet
Tinggi muka air inlet dan outlet berpengaruh terhadap kecepatan rembesan yang
terjadi dalam massa pasir. Semakin besar selisih tinggi muka air di kedua lokasi,
semakin besar pula gradien hidrauliknya dan menghasilkan kecepatan rembesan
yang lebih besar.
d. Pengamatan Data Tekanan Kondisi Steady
Tekanan hidraulik di tiga puluh enam titik dapat diketahui dari pembacaan
manometer yang berada pada sisi belakang seepage tank. Untuk mendapatkan
kondisi steady, pembacaan tekanan dilakukan setelah kolom air di sebelah hilir
(outlet) mencapai mulut pelimpah. Agar presisi, pada setiap pembacaan
manometer perlu dilakukan pengeluaran gelembung udara yang terperangkap
dalam selang terlebih dahulu.
e. Pengaturan Injeksi Cairan Pewarna
Dalam kegiatan ini digunakan semacam zat pewarna agar aliran dapat diketahui
pola dan arahnya. Jarak antara titik penetrasi dengan kaca sejauh 200 mm dari
titik kaca dan sedalam ± 1 cm.

Hidrolika Air Tanah 1


Laporan Praktikum

2) Prosedur Percobaan
1. Melakukan pemilihan jenis pasir yang akan digunakan sebagai media berpori.
Kemudian diisikan ke tanki lappis demi lapis sambil dipadatkan.
2. Mengatur ketinggian muka air dengan mengatur ketinggian pipa pelimpah di sisi
hulu dan hilir, kemudian mengukur beda tinggi nya ( h).
3. Menentukan kondisi batas (Boundary), dalam praktikum kali ini digunakan
permeable boundary pada sisi inlet dan outlet sedangkan ditengah diberikan
papan yang digunakan sebagai impermeable boundary sebagai membran tidak
lolos air
4. Masukkan selang inlet ke dalam kolom air sisi hulu dan nyalakan pompa.
5. Tunggu air hingga mencapai muka air pelimpah dan pembacaan manometer
stabil. Pengisian air hingga kondisi air steady (konstan)
6. Hilangkan gelembung udara yang terperangkap di dalam manometer yang
terletak dibelakang seepage tank
7. Melakukan pembacaan dan pencatatan manometer
8. Siapkan larutan pewarna dengan campuran yang sesuai
9. Rangkai alat injeksi, pasang di atas seepage tank. Ujung injeksi dimasukkan
sedalam 10 mm dari permukaan pasir dan diberi jarak 10 mm dari tepi kaca
10. Buka keran injeksi secara perlahan menyesuaikan kecepatan rembesan
11. Nyalakan timer dan alat perekam untuk mencatat pergerakan aliran pewarna dan
waktu yang dibutuhkan
12. Lakukan pengukuran debit aliran menggunakan gelas ukur dan stopwatch

Hidrolika Air Tanah 2


Laporan Praktikum

 Foto Kondisi Sebelum dan Sesudah Percobaan

Kondisi Persiapan (Sebelum Pengisian Air)

Aliran di dalam tank dalam Kondisi Steady

Hidrolika Air Tanah 3


Laporan Praktikum

Flow line pada cairan yang diberi pewarna (Percobaan ke-1)

Flow line pada cairan yang diberi pewarna (Percobaan ke-2)

Hidrolika Air Tanah 4


Laporan Praktikum

3) Kesimpulan Hasil Percobaan


Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat di ambil kesimpulan sebagai
berikut :
a) Tinggi muka air hulu dan hilir berpengaruh terhadap kecepatan rembesan yang
terjadi dalam massa pasir. Semakin besar selisih tinggi muka air di kedua lokasi,
maka semakin besar pula gradien hidrauliknya dan menghasilkan kecepatan
rembesan yang lebih besar.
b) Pola aliran (flow line) yang diperoleh tampak telah sesuai seperti teori yang
diberikan. Arah flow line tersebut mengarah sesuai dengan batas/bundary dari
media.
c) Dari penyuntikan cairan pewarna dapat diketahui bahwa panjang lintasan cairan
(flowline) berbeda beda tergantung dimana letak penyuntikan cairan.
d) Refraksi aliran nampak pada percobaan kali ini, disebabkan karena
tercampurnya jenis pasir dengan ukuran butiran yang berbeda. Hal ini
menyebabkan arah aliran sedikit patah pada saat melewati lapisan yang
heterogen tersebut.
e) Tekanan hidraulik di tiga puluh enam (36) titik dalam massa pasir dapat
diketahui dari pembacaan manometer yang dipasang disisi belakang alat
seepage tank. Namun dibeberapa titik terdapat perbedaan dalam pembacaan
manometer meskipun pada kolom yang sama.
f) Perbedaan tekanan yang cukup signifikan dalam satu kolom manometer ini
diduga disebabkan karena kesalahan bacaan manometer akibat gelembung
udara yang masih terperangkap dalam selang manometer ataupun pada
saringan pasir, juga dapat terjadi akibat adanya sumbatan pasir sangat halus
yang terperangkap dalam manometer.
g) Adanya tekanan kapiler dalam selang manometer menyebabkan terjadi
tegangan adhesi pada dinding selang dimana permukaan fluida berbentuk
cekung sehingga menimbulkan perbedaan persepsi dalam pembacaan
manometer.

Hidrolika Air Tanah 5


Laporan Praktikum

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA AIR TANAH


SEEPAGE TANK

DATA : Jenis media = pasir putih


Tinggi Inlet = 47 cm
Tinggi Outlet = 32.5 cm --> Beda Tinggi muka air (Dh) = 14.5 cm
Jarak
Inlet ke = 120 cm
outlet

Sketsa model seepage tank adalah sebagai berikut :


Keterangan :
[1] inlet tank
1
[2] lapisan permeable (boundary)
[3] lapisan impermeable (boundary)
5 [4] lapisan permeable (boundary)
3 [5] outlet tank
2
4

13 cm

120 cm
Pembacaan Manometer (kondisi setelah tanah steady) (cm) :

Kolom ke-
Selang
1 2 3 4 5 6 7 8 9
manome
ter
1 50 50 50 50 49.5 39 38 38 36
2 50 50 50 49 48 42 41 38 36
3 50 50 47 48.5 47 43 39 45 36
4 50 50 46 48 46 44 42 38 36

Tinggi head berdasarkan pembacaan manometer

55
50
50-55
45
40 45-50

35 40-45
30 35-40
1
2 30-35
3
4
5
6
7
8
9

Hidrolika Air Tanah 6


Laporan Praktikum

>> Menghitung koefisien permeabilitas tanah

Jika dianggap nilai permeabilitas (k) dianggap sama dengan konduktivitas hidrolik (K),
maka berdasarkan Rumus Darcy, akan di dapatkan nilai k :

Diketahui : Q = 3.3E-04 m3/dt


A = 7.5 x 7.5 x (16 x 4 pias)
= 3600 cm2
= 0.36 m2
Dh = 14.5 cm
Ds = 109.9 cm --> panjang lintasan cairan
dengan pewarna
Maka : Q = k.i.A
Q = k . (Dh/Ds) . A
k = Q
(Dh/Ds) . A
k = 3.3E-04
(14.5/109.9)*0.36
k = 7.0E-03 m/s

sehingga nilai k adalah 7,0 x 10-3 m/s


jika dibandingan dengan tabel nilai k maka jenis media masuk dalam kategori clean sand

Hidrolika Air Tanah 7


Laporan Praktikum

Hidrolika Air Tanah 8


Laporan Praktikum

>> Pola Garis Ekuipotensial (Equipotential Line ) & Garis Aliran (Flow Line ) Hasil Percobaan :

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1
50 50 50 50 49.5 39 38 38 36
Percobaan
2
50 50 50 49 48 42 41 38 36
1

3
50 50 47 48.5 47 43 39 45 36
Percobaan
4
50 50 46 48 46 44 42 38 36 2

Gambar 1 : Foto Percobaan ke-1

Gambar 2 : Foto Percobaan ke-2

Hidrolika Air Tanah 9

Anda mungkin juga menyukai