Anda di halaman 1dari 19

TUGAS 1

Manfaat bendungan, Tipe Bendungan dan 5


Contoh Bendungan

(Rekayasa Bendungan)

Oleh :

Bachtiar Ilham Maulana (201421046)

Sekolah Tinggi Teknik PLN


Tahun 2015/2016
TIPE-TIPE BENDUNGAN

1. Pengertian Bendungan

Bendungan (dam) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.

2. Bagian-bagian bendungan

Bendungan terdiri dari beberapa komponen, yaitu :

a. Badan bendungan (body of dams) adalah tubuh bendungan yang berfungsi


sebagai penghalang air. Bendungan umumnya memiliki tujuan untuk menahan air,
sedangkan struktur lain seperti pintu air atau tanggul digunakan untuk mengelola
atau mencegah aliran air ke dalam daerah tanah yang spesifik. Kekuatan air
memberikan listrik yang disimpan dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk
menyediakan listrik bagi jutaan konsumen.

b. Pondasi (foundation) adalah bagian dari bendungan yang berfungsi untuk


menjaga kokohnya bendungan.

c. Pintu air (gates) digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air
di saluran baik yang terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting dari pintu air
adalah :

i) Daun pintu (gate leaf) adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan
air dan dapat digerakkan untuk membuka , mengatur dan menutup aliran air.

ii) Rangka pengatur arah gerakan (guide frame) adalah alur dari baja atau
besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk menjaga agar
gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.

iii) Angker (anchorage) adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton
dan digunakan untuk menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat
memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.

iv) Hoist adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka
dan ditutup dengan mudah.

d. Bangunan pelimpah (spill way) adalah bangunan beserta intalasinya untuk


mengalirkan air banjir yang masuk ke dalam waduk agar tidak membahayakan
keamanan bendungan. Bagian-bagian penting daribangunan pelimpah :
i) Saluran pengarah dan pengatur aliran (controle structures)

Digunakan untuk mengarahkan dan mengatur aliran air agar kecepatan


alirannya kecil tetapi debit airnya besar.

ii) Saluran pengangkut debit air (saluran peluncur, chute, discharge carrier,
flood way)

Makin tinggi bendungan, makin besar perbedaan antara permukaan air tertinggi
di dalam waduk dengan permukaan air sungai di sebelah hilir bendungan.
Apabila kemiringan saluran pengangkut debit air dibuat kecil, maka ukurannya
akan sangat panjang dan berakibat bangunan menjadi mahal. Oleh karena itu,
kemiringannya terpaksa dibuat besar, dengan sendirinya disesuaikan dengan
keadaan topografi setempat.

iii) Bangunan peredam energy (energy dissipator)

Digunakan untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi energi air


agar tidak merusak tebing, jembatan, jalan, bangunan dan instalasi lain di
sebelah hilir bangunan pelimpah.

e. Kanal (canal) digunakan untuk menampung limpahan air ketika curah hujan
tinggi.

f. Reservoir digunakan untuk menampung/menerima limpahan air dari


bendungan.

g. Stilling basin memiliki fungsi yang sama dengan energy dissipater.

h. Katup (kelep, valves) fungsinya sama dengan pintu air biasa, hanya dapat
menahan tekanan yang lebih tinggi (pipa air, pipa pesat dan terowongan
tekan). Merupakan alat untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air
dengan cara memutar, menggerakkan kea rah melintang atau memenjang di
dalam saluran airnya.

i. Drainage gallery digunakan sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.

3. Tipe Bendungan

Bendungan juga dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu :

a. Berdasarkan ukuran

i) Bendungan besar (large dams)


Menurut ICOLD definisi dari bendungan adalah :

Bendungan yang tingginya lebih dari 15m, diukur dari bagian terbawah
pondasi sampai ke puncak bendungan.

Bendungan yang tingginya antara 10m dan 15m dapat pula disebut
dengan bendungan besar asal memenuhi salah satu atau lebih kriteria
sebagai berikut :

Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500m.

Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m.

Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000


m/detik.

Bendungan menghadapi kesulitan-kesulitan khusus pada pondasinya (had


specially ifficult foundation problems).

Bendungan di desain tidak seperti biasanya (unusual design).

ii) Bendungan kecil (small dams, weir, bendung)

Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan besar di


sebut bendungan kecil.

b. Berdasarkan tujuan pembangunannya

i. Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams) adalah bendungan


yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja.

ii. Bendungan serbaguna (multipurpose dams) adalah bendungan yang


dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan.

c. Berdasarkan penggunaannya

i. Bendungan untuk membuat waduk (storage dams)

Adalah bendungan yang dibangun untuk membentuk waduk guna


menyimpan air pada waktu kelebihan agar dapat dipakai pada waktu
diperlukan.

ii. Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dams)


Adalah bendungan yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi
sehingga dapat mengalir masuk kedalam saluran air atau terowongan air.

iii. Bendungan untuk memperlamabat jalannya air (detension dams)

Adalah bendungan yang dibangun untuk memperlamabat aliran air sehingga


dapat mencegah terjadinya banjir besar. Masih dapat dibagi lagi menjadi 2,
yaitu :

Untuk menyimpan air sementara dan dialirkan ke dalam saluran air


bagian hilir.

Untuk menyimpan air selama mungkin agar dapat meresap di daerah


sekitarnya.

d. Berdasarkan konstruksinya

1) Bendungan urugan (fill dams, embankment dams)

Menurut ICOLD definisinya adalah bendungan yang dibangun dari hasil penggalian
bahan (material) tanpa tambahan bahan lain yang bersifat campuran secara kimia,
jadi betul-betul bahan pembentuk bendungan asli. Bendungan ini masih dapat
dibagi menjadi :

o Bendungan urugan serbasama (homogeneous dams)

Adalah bendungan urugan yang lapisannya sama.

o Bendungan urugan berlapis-lapis (zone dams, rockfill dams)

Adalah bendungan urugan yang terdiri atas beberapa lapisan , yaitu


lapisan kedap air (water tight layer), lapisan batu (rock zones,
shell), lapisan batu teratur (rip-rap) dan lapisan pengering (filter
zones).

o Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka


(impermeable face rockfill dams, dekced rockfill dams)

Adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap


airnya diletakkan di sebelah hulu bendungan. Lapisan kedap air
yang biasa digunakan adalah aspal dan beton bertulang.

2) Bendungan beton (concrete dams)


Adalah bendungan yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan tulangan maupun
tidak. Ini masih dapat dibagi lagi menjadi :

Bendungan beton berdasar berat sendiri (concrete gravity dams)

Adalah bendungan beton yang didesain untuk menahan beban dan gaya yang
bekerja padanya hanya dengan berat sendiri saja.

Bendungan beton dengan penyangga (concerete butress dams)

Adalah bendungan beton yang mempunyai penyangga untuk menyalurkan gaya-


gaya yang bekerja padanya. Banyak dipakai apabila sungainya sangat lebar
sedangkan keadaan geologiya baik.

Bendungan beton berbentuk lengkung (beton berbentuk busur atau


concerete arch dams)

Adalah bendungan beton yang didesain untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekerja
padaya lewat abutmen kiri dan abutmen kanan bendungan.

Bendungan beton kombinasi (combination concerete dams, mixed type


concerete dams)

Adalah merupakan kombinasi anatara lebih dari satu tipe bendungan.

3) Bendungan lainnya

Biasanya hanya untuk bendungan kecil misalnya : bendungan kayu (timber dams),
bendungan besi (steel dams), bendungan pasangan bata (brick dams), bendungan
pasangan batu (masonry dams).

e. Berdasarkan fungsinya

1) Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)

Adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air
rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering yang
memungkinkan pembangunannya secara teknis.

2) Bendungan pengelak (cofferdam)


Adalah bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak
pendahuluan sehingga lokasi rencana bendungan utama menjadi kering yang
memungkinkan pembangunannya secara teknis.

3) Bendungan utama (main dam)

Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih tujuan tertentu.

4) Bendungan sisi ( high level dam )

Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan sisi kanan bendungan
utama yang tinggi puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk membuat proyek
seoptimal-optimalnya, artinya dengan menambah tinggi pada bendungan utama
diperoleh hasil yang sebesar-besarnya biarpun harus menaikkan sebelah sisi kiri
dan atau sisi kanan.

5) Bendungan di tempat rendah (saddle dam)

Adalah bendungan yang terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama
yang dibangun untuk mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air waduk tidak
mengalir ke daerah sekitarnya.

6) Tanggul ( dyke, levee)

Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan atau kanan bendungan
utama dan di tempat yang jauh dari bendungan utama yang tinngi maksimalnya
hanya 5 m dengan panjang puncaknya maksimal 5 kali tingginya.

7) Bendungan limbah industri (industrial waste dam)

Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan
limbah yang berasal dari industri.

8) Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)

Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan hasil
galian pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari hasil galian
pertambangan juga.

f. Berdasarkan jalannya air

i. Bendungan untuk dilewati air (overflow dams)

Adalah bendungan yang dibangun untuk untuk dilewati air misalnya pada
bangunan pelimpah (spillway).

ii. Bendungan untuk menahan air (non overflow dams)


Adalah bendungan yang sama sekali tidak boleh di lewati air.

Kedua tipe ini biasanya dibangun berbatasan dan dibuat dari beton, pasangan batu
atau pasangan bata.

A. Bendungan Sermo

Waduk yang diresmikan oleh Presiden Soeharto 20 November 1996 silam dibuat
dengan membendung Kali Ngrancah, dengan biaya pembangunan mencapai Rp 22
miliar dan diselesaikan dalam waktu dua tahun delapan bulan. Untuk pembangunan
waduk ini, Pemda Kulon Progo melakukan transmigrasi massal alias bedol desa.
Sebanyak 100 KK ditransmigrasikan ke Tak Toi Bengkulu dan 7 KK ditransmigrasikan
ke Perkebunan Inti Rakyat (PIR) Kelapa Sawit Riau. Tujuan pembangunan waduk ini
adalah untuk suplesi sistem irigasi daerah Kalibawang yang memiliki cakupan areal
seluas 7.152 Ha. Sistem irigasi tersebut merupakan interkoneksi dari beberapa
daerah irigasi.

Waduk Sermo ini terdiri dari bendungan utama yang merupakan tipe urugan batu
berzona dengan inti kedap air. Puncak bendungan memiliki elevasi +141,60 meter
dengan panjang 190.00 meter, lebar 8,00 meter, tinggi max 58,60 Meter dan
volume urugan 568,000 meter. Coffer dam dengan tipe urugan batu dan selimut
kedap air yang memiliki elevasi mercu >105,00 meter. Bangunan pelimpah dengan
tipe "ogee" tanpa pintu yang memiliki lebar pelimpah 26 meter, elevasi mercu
136,60 meter, peredam energi bak lontar dan lantai peredam energi. Bangunan
terowongan dengan bentuk tapal kuda dengan diameter 4,2 meter yang memiliki
kapasitas 179,50 meter kubik per detik, elevasi inlet 89,00 meter dan elevasi outlet
84,00 meter. Selama ini Waduk Sermo dimanfaatkan sebagai sumber air bersih oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan untuk air irigasi yang mengairi sawah di
daerah Wates dan sekitarnya. Terkadang lokasi Waduk digunakan untuk lomba
dayung seperti yang terjadi belakangan ini dan untuk pelatihan bagi Akademi
Angkatan Udara (AAU), juga sering dijadikan objek diskusi akademika tentang
evaluasi geologi teknik dan kerentanan gerakan tanah di sekitar waduk tersebut
(terutama pada sandaran dinding bendungan sebelah barat/kanan).

Pada Sub DAS Ngrancah terdapat sebuah waduk yang dibangun pada tahun 1993an
yang diberi nama Waduk Sermo. Menurut wawancara yang dilakukan kepada 100
responden di Desa Hargawilis dan Hargatirta, waduk Sermo dibangun salah satunya
untuk mengatasi kelangkaan air ketika kemarau panjang yang terjadi di beberapa
desa di Kulonprogo, terutama desa desa yang berada pada daerah perbukitan.
Selain itu Waduk Sermo juga berfungsi untuk kebutuhan irigasi di beberapa
kecamatan di Kulon Progo.

Ketersediaan air waduk dihitung dengan Imbangan air waduk. Imbangan air adalah
besarnya volume air yang masuk ke waduk berbanding lurus dengan besarnya
volume air yang keluar dari waduk. Masukan (Inflow) merupakan besarnya aliran air
yang masuk ke waduk. Masukan (inflow) yang dimaksud pada imbangan air di atas
adalah aliran sungai yang masuk ke waduk. Besarnya aliran air sungai (debit) yang
masuk ke waduk sermo diketahui dengan menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari Pusat Pelayanan Waduk Sermo. Terdapat 7 anak sungai yang mengisi
waduk, yang mana empat sungai diantaranya bertemu menjadi satu dan menjadi
pengisi terbesar dari waduk Sermo. Sungai utama yang mengisi waduk tersebut
adalah Sungai Ngrancah. Debit air Sungai Ngrancah yang masuk ke dalam waduk
setiap harinya tidak sama, tergantung pada sistem pengendalian pintu airnya.
Menurut data yang direkam setiap harinya selama dua tahun (2009 dan 2010), rata
rata debit Sungai Ngrancah yang masuk ke Waduk Sermo sebesar 15.314.900
m3/tahun.

Hujan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya Input yang
masuk ke waduk sermo. Data curah hujan di daerah sekitar bendungan waduk
sermo diperoleh dari Pusat Pelayanan Waduk Sermo. Tebalnya hujan yang mengisi
Waduk Sermo sebesar 1.517.949 m3/tahun. Selain itu waduk Sermo juga mendapat
masukan air dari air tanah, cadangan air atau storage dan beberapa sungai kecil di
sekitarnya yang besarnya mencapai 8.796.254 m3/tahun. Jumlah ini dapat diketahui
melalui perhitungan neraca waduk, yang mana diketahui outflow waduk melalui
Sungai Secang sebesar 25.629.541.150 m3/tahun. Selain itu outflow juga berasal
dari evaporasi.

Evaporasi adalah proses perubahan molekul air dari air permukaan waduk menjadi
molekul uap air yang terangkat ke atmosfer. Data evaporasi diperoleh dari survey
data sekunder yang berasal dari Pusat Pelayanan Waduk Sermo. Data Evaporasi
tersebut digunakan untuk menghitung besarnya volume air yang menguap ke
atmosfer dengan mengalikannnya dengan luas waduk sermo. Total Evaporasi pada
Waduk Sermo sebesar 87.953 mm3/tahun. Sehingga setelah melalui perhitungan
imbangan air waduk, totol ketersediaan air yang dihitung dari jumlah input waduk
yang berasal dari presipitasi, debit Inflow sungai, debit airtanah dan juga cadangan
storage sebesar 25.629.103,5 m3/tahun.

Sebuah Perusahaan Pengolahan Air Bersih telah dibangun pula di tepi waduk.
Fungsinya adalah untuk mengolah air waduk menjadi air bersih yang layak untuk
digunakan untuk kebutuhan domestik warga. Air bersih tersebut di alirkan melalui
pipa pipa PDAM ke beberapa kecamatan di Kulon Progo. Setiap harinya perusahaan
mengambil air dari waduk Sermo sebanyak 1.836 m3.

B. Bendungan Karangkates

Waduk Ir. Sutami, disebut juga Bendungan Sutami, Waduk Karangkates, atau
Bendungan Karangkates, merupakan bendungan yang menciptakan suatu waduk
karena tertahannya aliran Sungai Brantas. Waduk ini terletak di Kecamatan
Sumberpucung, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Bendungan ini
dikelola oleh Perum Jasa Tirta I. Air waduk ini berasal dari mata air di Gunung Arjuno
dan ditambah air hujan.

Waduk Ir. Sutami mempunyai fungsi sebagai:


Pengendali banjir dengan kala ulang 50 tahun setara 1.650 m3/detik,

Pembangkit listrik dengan daya 3 x 35.000 kWh (488 juta kWh/tahun),

Penyediaan air irigasi 24 m/dt pada musim kemarau (seluas 34.000 ha) melalui
pengaliran ke hilir,

Pariwisata dan perikanan darat.

Pariwisata di waduk Ir Sutami saat ini dikelola oleh PJB (PT Pembangkitan Jawa-Bali)
setelah sebelumnya dikelola oleh Perum Jasa Tirta I.

Daerah pengumpulan air 2050 km2, luas permukaan 15 km2, kedalaman maks. 31
meter, volume air 343.000.000 m3, ketinggian permukaan 297 meter

C. Bendungan Jatiluhur

Location of Jatiluhur Dam in Indonesia

Official name Ir. H. Djuanda Dam

Country Indonesia

Location Purwakarta

Coordinates 63125S 1072318E

StatusOperational

Construction began 1957

Opening date 1965

Dam and spillways

Type of dam Embankment, earth-fill

Impounds Citarum River

Height 105 m (344 ft)

Length 1,200 m (3,937 ft)

Elevation at crest 114.5 m (376 ft)

Width (crest)10 m (33 ft)


Width (base) 600 m (1,969 ft)

Dam volume 9,100,000 m3 (11,902,351 cu yd)

Spillway type Morning glory

Spillway capacity 3,000 m3/s (105,944 cu ft/s)

Reservoir

Total capacity 3,000,000,000 m3 (2,432,140 acreft)

Catchment area 4,500 km2 (1,737 sq mi)

Surface area 83 km2 (32 sq mi)

Normal elevation 107 m (351 ft)

Power station

Operator(s) Perum Jasa Tirta II

Commission date 1967

Hydraulic head 80.2 m (263 ft) (max)

Turbines 6 x 32.3 MW Francis-type

Installed capacity 186.5 MW

Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi


Jawa Barat (9 km dari pusat Kota Purwakarta).Bendungan Jatiluhur adalah
bendungan terbesar di Indonesia. Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah
Waduk Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan
ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Perancis, dengan potensi
air yang tersedia sebesar 12,9 miliar m3 / tahun dan merupakan waduk serbaguna
pertama di Indonesia.

Di dalam Waduk Jatiluhur, terpasang 6 unit turbin dengan daya terpasang 187 MW
dengan produksi tenaga listrik rata-rata 1.000 juta kwh setiap tahun, dikelola oleh
Perum Jasa Tirta II.
Selain dari itu Waduk Jatiluhur memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000
ha sawah (dua kali tanam setahun), air baku air minum, budi daya perikanan dan
pengendali banjir yang dikelola oleh Perum Jasa Trita II.

D. Bendungan Nglangon

Informasi Infrastruktur

Propinsi: Jawa Tengah

Sektor: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Tahun Mulai: 1911

Tahun Selesai: 1914

Tipe: Urugan tanah homogin

Tinggi Diatas Dasar Sungai: 14,80 m

Tinggi Diatas Galian: 21,00 m

Panjang Puncak: 440 m

Lebar Puncak: 4,50 m

Volume Tubuh Bendungan: 74000 m

Konsultan: Pemerintah Hindia Belanda

Kontraktor: Pemerintah Hindia Belanda

Manfaat: Irigasi 750 ha

Lokasi: Nglangon/Kradenan, Purwodadi-Jawa Tengah.


E. Bendungan Cirata

Country Indonesia

Location Purwakarta

Coordinates 64202S 1072201E

StatusOperational

Construction began 1984

Opening date 1988

Dam and spillways

Type of dam Embankment, concrete-face rock-fill

Impounds Citarum River

Height 125 m (410 ft)

Length 453 m (1,486 ft)

Dam volume 3,900,000 m3 (5,101,007 cu yd)

Reservoir

Total capacity 2,165,000,000 m3 (1,755,194 acreft)

Active capacity 796,000,000 m3 (645,328 acreft)

Catchment area 4,119 km2 (1,590 sq mi)

Surface area 62 km2 (24 sq mi)


Power station

Name Cirata Power Station

Coordinates 64052.19S 1072048.48E

Operator(s) PT Pembangkitan Jawa Bali

Commission date 19881998

Turbines 8 x 126 MW Francis-type

Installed capacity 1,008 MW

Annual generation 1,426 GWh

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia
Tenggara. PLTA ini memiliki konstruksi power house di bawah tanah dengan
kapasitas 8x126 Megawatt (MW) sehingga total kapasitas terpasang 1.008
Megawatt (MW) dengan produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watthour (GWh)
pertahun.

Kapasita 1008 MW tersebut terdiri dari Cirata I yang memiliki empat unit masing-
masing operasi dengan daya terpasang 126 MW yang mulai dioperasikan tahun
1988 dengan daya terpasang 504 MW, selain itu Cirata II juga dengan empat unit
masing-masing 126 MW, yang mulai dioperasikan sejak tahun 1997 dengan daya
terpasang 504 MW. Cirata I dan II mampu memproduksi energi listrik rata-rata 1.428
GWh pertahun yang kemudian dislaurkan melalui jaringan transmisi tegangan
ekstra tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (Jamali).
Guna menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 Gwh, dioperasikan delapan buah
turbin dengan kapasitas masing-masing 129.000 KW dengan putaran 187,5 RPM.
Adapun tinggi air jatuh efektif untuk memutar turbin 112,5 meter dengan debit air
maksimum 135 m3 perdetik.

PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan power house empat lantai di
bawah tanah yang menpengoperasiannya dikendalikan dari ruang control
switchyard berjarak sekitar 2 kilometer (km) dari mesin-mesin pembangkit yang
terletak di power house.

PLTA tersebut merupakan pembangkit yang dioperasikan oleh anak perusahaan PT


Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang
disalurkan melalui saluran transmisi tenaga listrik 500 kilo volt (KV) ke sistem Jawa
Bali yang diatur oleh dispatcher PLN Pusat Pengatur Beban (P3B).Kontribusi utama
Cirata terhadap sistem Jawa Bali yaitu memikul beban puncak dan beroperasi pada
pukul 17.00-22.00, dengan moda operasi LFC (Load Frequency Control), dimana
memiliki fasilitas line charging bila sistem Jawa Bali mengalami Black Out dan Start
up operasi/ sinkron ke jaringan 500 KV yang relatif cepat yaitu kurang lebih lima
menit.

PLTA Cirata terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa Tegal Waru,
Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Sedangkaln luas Waduk
Cirata, dari ujung selatan kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung barat, dan
terbendung di desa Ciroyom, kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung barat,
yang berbatasan langsung dengan maniis kabupaten Purwakarta. Latar belakang
pendirian PLTA ini, dengan letak sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung dan
dianugerahi curah hujan yang tinggi. Pembangunan proyek PLTA Cirata merupakan
salah satu cara pemanfaatan potensi tenaga air di Sungai Citarum yang letaknya di
wilayah kabupaten Bandung, kurang lebih 60 km sebelah barat laut kota Bandung
atau 100 km dari Jakarta melalui jalan Purwakarta
Manfaat Bendungan:
Tidak hanya untuk menampung air dalam volume yang banyak saja, namun
bendungan juga memiliki fungsi atau manfaat yang sangat beragam. Beberapa
manfaat dibangunnya bendungan diantaranya:

1. Menampung Air Dalam Volume Yang Besar

Prinsip awal dibangunnya bendungan yakni untuk membendung aliran sungai


hingga tertampung dalam volume yang besar. Penampungan air dalam volume
yang besar dapat digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas bagi masyarakat
sekitar bendungan. Adanya bendungan membuat air sungai tertahan dan tidak
terus menerus mengalir, sehingga air dapat tertampung dan dimanfaatkan untuk
berbagai hal dan mencukupi kebutuhan air masyarakat sekitar bendungan.

Menampung air sungai pada bendungan juga berfungsi untuk menampung air
sebagai cadangan air sungai. Sehingga jika aliran sungai mengering, tidak perlu
khawatir karena masih terdapat cadangan air pada bendungan.

2. Mencukupi Kebutuhan Air Bersih

Air sungai terkadang memiliki aliran yang keruh, terutama ketika musim hujan.
Aliran sungan yang airnya mengalir akan semakin keruh apabila terus mengalir
karena penyebab air keruh akan sulit untuk mengendap. Air sungai yang keruh sulit
dimanfaatkan untuk keperluan masak dan minum. Dengan adanya bendungan,
alian air sungai yang keruh dapat ditampung terlebih dahulu agar kotoran pada air
sungai dapat mengendap. Dengan air yang lebih tenang pada bendungan, air
sungai yang keruh dapat mengendap karena tidak terjadi aliran air. Sehinga air
yang sudah dibendung terlebih dahulu berwarna lebih bersih dibandingkan air
sungai yang terus mengalir.

3. Pengendalian Banjir

Ketika musim hujan tiba, volume air pada aliran sungai juga meningkat.
Peningkatan debit air sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir apabila sungai
sudah tidak dapat menampung lagi jumlah air yang melalui sungai. Untuk
mengatasi banjir bagi masyarakat di sekitar sungai, bendungan menjadi salah satu
pilihan yang dapat digunakan untuk mengatasi banjir. Dengan adanya bendungan,
debit air berlebih pada sungai dapat ditampung terlebih dahulu sehingga debit
aliran air dapat diatur. Dengan debit air yang normal, maka akan terhindar dari
masalah banjir.

4. Sumber Irigasi

Ketika aliran sungai tidak melewati semua jalur pertanian, bendungan dapat
dijadikan salah satu alternatif untuk tetap menyediakan kebutuhan air untuk
wilayah pertanian. Dengan adanya bendungan, kemudian dapat dibuat semacam
sungai kecil untuk menyalurkan air ke tempat-tempat persawahan yang jauh dari
sungai. Aliran air juga dapat diatur, sehingga air tidak terus mengalir, tetapi dapat
ditampung dan digunakan saja seperlunya.

5. Sebagai Lokasi Budidaya Perikanan

Air yang terdapat pada sungai akan selalu mengalir mengikuti arus sungai. Aliran
air sungai tidak dapat digunakan untuk menyimpan ikan atau makhluk lainnya.
dengan dibentuknya bendungan aliran air dapat menjadi tenang, sehingga dapat
digunakan budidaya dan beternak ikan. Bendungan dapat menyediakan lokasi
untuk memasang jaring-jaring pembatas sebagai tempat untuk budidaya ikan.
Dengan begitu, ikan tidak akan lari dan mudah untuk diawasi dan dibudidayakan.

6. Tempat Konservasi Hewan Dan Tumbuhan

Adanya bendungan dapat menjadikan hewan air untuk hidup dan berkembang biak
dengan nyaman dibandingkan dengan di aliran sungai. Dengan adanya bendungan,
binatang air yang hidup di dalamnya menjadi lebih banyak dan bervariasi. Selain
ikan dan jenis hewan laut lainnya yang hidup di bendungan, bendungan juga
bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanaman di sekitarnya. Tanaman yang
tumbuh di sekitar bendungan dapat hidup lebih subur karena kebutuhan airnya
terpenuhi. Selain tumbuhan di sekitar bendungan, adanya bendungan juga dapat
dijadikan tempat budi daya tanaman air, yang nantinya dapat dikembangbiakkan
dan bermanfaat untuk dijual atau dijadikan kerajinan.

7. Mata Pencaharian Masyarakat Sekitar

Bendungan menciptakan suatu ekosistem baru dan kehidupan baru terlebih untuk
hewan air seperti ikan. Ikan akan lebih mudah berkembang biak dalam air tenan
seperti bendungan, dibandingkan dengan pada sungai yang mengalir. Ikan yang
berkembang biak secara liar di bendungan dapat dimanfaatkan baik untuk
dikonsumsi maupun untuk dijual kembali dan dapat memenuhi kebutuhan
perekonomian masyaraat sekitar.

8. Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air

Listrik merupakan kebutuhan manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Sebagian besar listrik yang dialirkan kepada masyarakat berasal dari
pembangkit listrik tenaga batu bara. Akan tetapi, batu bara sebenarnya dapat habis
karena merupakan bahan tambang yang tidak dapat diperbaharui. Oleh karena itu,
perlu dicarikan solusi agar kebutuhan manusia akan listrik tetap terpenuhi. Salah
satunya dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga air. Dengan bantuan
bendungan, maka pembuatan pembangkit listrik tenaga air akan lebih mudah,
karena dengan adanya bendungan debit air untuk menggerakkan turbin listrik
untuk menghasilkan energi listrik.

9. Dijadikan Objek Wisata

Bendungan dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk berwisata. Bendungan


dibangun menjadi tempat untuk melepaskan lelah dengan beberapa wahana wisata
yang dapat digunakan di atas air, seperti perahu kecil, speedboot dan beberapa
wahana lainnya. Bagian tepi bendungan juga dapat dijadikan tempat berteduh
untuk sekedar melepas lelah dengan melihat pemandangan bendungan.

Bendungan juga dapat dijadikan tempat untuk memancing dan beberapa kegiatan
lainnya. Dengan dimanfaatkannya bendungan sebagai tempat wisata, maka akan
meningkatkan perekonomian masyarakat dengan berjualan di sekitar bendungan.

10. Sebagai Sarana Olah Raga Air

Bendungan dapat dijadikan salah satu tempat untuk latihan olahraga air seperti
renang. Tidak perlu sampai ke pantai untuk melakukan latihan olah raga air yang
memerlukan tempat yang luas seperti sky air dan mendayung.

Anda mungkin juga menyukai