besar
B.2. Tipe Bendungan Berdasarkan Tujuan
Pembangunannya
Bendungan Lainnya
Biasanya hanya untuk bendungan kecil, misalnya
bendungan kayu, bendungan pasangan batu, dll
B.5.1.a. Concrete Arch Dam
Contoh : Bendungan
Monar di Scotlandia
Contoh Concrete Arch Dam
Bendungan Kolnbrein di
Sungai Malta (Austria).
B.5.1.b. Concrete Buttress Dam
Bangunan ini harus dibangun pada sungai yang sempit dan curam,
dengan dasar dan tebing yang kuat.
Contoh Concrete Buttrese Dam
Bendungan Le Mazeud di
Sungai Caouze (Perancis).
B.5.2. Embankment Dam
Pembukaan Saluran
Pengelak dimulai,
dengan meledakkan
bangunan cofferdam
(concrete arch
cofferdam)
Peledakan cofferdam
dilanjutkan
Bendungan Itaipu
dilihat dari atas
Tahapan Pengelakan Sungai
Selama pelaksanaan
konstruksi bendungan utama,
air sungai dialirkan melalui alur
yang telah digali pada kegiatan
tahap 1.
Tahap 3
Dua buah rockfill cofferdam Tahap 3
dibangun lagi pada sisi lain
dari sungai (lihat gambar), dan
daerah yang terlindungi
cofferdam tersebut
selanjutnya dikeringkan, digali
serta dibangun bendungan
utama, sehingga konstruksi
bendungan utama dapat
selesai.
Penyiapan Dasar Fondasi
Pergeseran Horisontal
Bendungan dapat mengalami pergerakan horisontal, baik ke
arah hulu maupun arah hilir. Pergerakan ini dapat diukur pada
mercu bendungan dengan menggunakan peralatan tipe optik.
Pergerakan yang berlebihan dapat memberikan indikasi
bahwa bendungan telah mengalami sliding (pergeseren) atau
menjadi tidak stabil.
Pengukuran pergerakan
internal dari bendungan
urugan tanah dengan
menggunakan magnet
settlement gauge