Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KONSTRUKSI BENDUNGAN I

Nama : Diana Junita Banoet


Nim : 2123716600
Prodi : TPIPP
Kelas : V/B

Jurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Kupang

2022/2023
Soal : Cari Jenis-jenis Bendungan Berdasarkan Tipe

Bendungan adalah suatu bangunan air yang dibangun khusus untuk membendung
(menahan) aliran air yang berfungsi untuk memindahkan aliran air atau menampung
sementara dalam jumlah tertentu kapasitas/volume air dengan menggunakan struktur
timbunan tanah homogen (Earthfill Dam), timbunan batu dengan lapisan kedap air
(Rockfill Dam), konstruksi beton (Concrete Dam) atau berbagai tipe konstruksi
lainnya.
Terdapat banyak sekali tipe bendungan yang sukar dibandingkan antara yang
satu dengan yang lainnya.Jadi satu bendungan dapat dipandang dari beberapa segi
yang masing-masing menghasilkan tipe yang berbeda-beda pula. Maka pembagian
tipe bendungan dapat dipandang dari 7 keadaan yaitu: berdasar ukurannya, tujuan
pembangunannya, penggunaanya, jalannya air, konstruksinya, fungsinya dan menurut
ICOLD.

A. Pembagian Tipe Bendungan Berdasarkan Ukurannya


Ada 2 tipe, yaitu bendungan besar dan bendungan kecil
1. Bendungan besar (Large dams)
Menurut ICOLD definisi bendungan besar adalah bendungan yang tingginya
lebih dari 500 m, diukur dari bagian terbawah pondasi sampai ke puncak
bendungan. Bendungan yang tingginya antara 10 m dan 15 m dapat pula disebut
bendungan besar asal memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:
a. Panjang puncak bendungan tidak kuranag dari 500 m.
b. Kapasitas waduk yang akan terbentuktidak kurang dari 1 juta m ³.
c. Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000 m ³/detik.
d. Bendungan menghadapi kesulitan-kesulitan khusus pada pondasinya
e. Bendungan di desain tidak seperti biasanya
2. Bendungan kecil (Small dams, weir, bending)
Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan besar disebut
bendungan kecil.

B. Pembagian Tipe Bendungan berdasarkan penggunaannya


Berdasarkan penggunaannya, terdapat tiga jenis bendungan, yaitu:
1. Bendungan membentuk waduk (Storage Dams). Bangunan yang dibangun
untuk membentuk waduk guna menyimpan air pada waktu kelebihan agar dapat
dipakai pada waktu diperlukan.
2. Bendungan penangkap atau pembelok air (Diversion Dams). Bendungan
yang dibangun agar permukaan air lebih tinggi, sehingga dapat mengalir masuk
kedalam saluran air atau terowongan air.
3. Bendungan untuk memperlambat air (Distension Dams). Bendungan yang
dibangun untuk memperlambat air sehingga dapat mencegah terjadinya banjir.

C. Pembagian Tipe Bendungan Berdasarkan Tujuan Pembangunannya


Ada 2 tipe yaitu bendungan dengan tujuan tunggal dan bendungan serbaguna.
1. Bendungan dengan tujuan tunggal (Single purpose dams)
Single purpose dams adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu
tujuan saja.
2. Bendungan serbaguna (Multipurpose dams)
Multipurpose dams adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi
beberapa tujuan misalnya: PLTA dan irigasi pengendalian banjir dan lain-lain.

D. Pembagian Tipe Bendungan Berdasarkan Jalannya Air


Ada 2 tipe yaitu bendungan untuk di lewati air dan bendungan untuk menahan air
1. Bendungan untuk di lewati air (overflow dams)
Overflow Dams adalah bendungan yang dibangun untuk dilewati air misalnya
pada bangunan pelimpah (spillway).
2. Bendungan untuk menahan air (non overflow dams)
Non Overflow Dams adalah bendungan yang sama sekali tidak boleh dilewati
air

E. Pembagian Tipe Bendungan Berdasarkan fungsinya


Ada 8 tipe, yaitu bendungan pendahuluan, bendungan pengelak, bendungan utama,
bendungan sisi, bendungan di tempat rendah,, tanggul, bendungan limbah industry
dan bendungan pertambangan.
1. Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)
Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike) adalah
bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air rendah
agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering yang memungkinkan
pembangunannya secara teknis.
2. Bendungan pengelak (cofferdam)
Bendungan pengelak (cofferdam) adalah bendungan yang dibangun sesudah
selesainya bendungan pengelak pendahuluan sehingga lokasi rencana bendungan
utama menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.
3. Bendungan utama (main dam)
Bendungan utama (main dam) adalah bendungan yang dibangun untuk
memenuhi satu atau lebih tujuan tertentu.
4. Bendungan sisi (high level dam)
Bendungan sisi (high level dam) adalah bendungan yang terletak di sebelah
sisi kiri dan atau sisi kanan bendungan utama yang tinggi puncaknya juga sama,
ini dipakai untuk membuat proyek seoptimal-optimalnya, artinya dengan
menambah tinggi pada bendungan utama diperolah hasil yang sebesar-besarnya.
5. Bendungan di tempat rendah (saddle dam)
Bendungan di tempat rendah (saddle dam) adalah bendungan yang terletak
di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang dibangun untuk mencegah
keluarnya air dari waduk sehingga air waduk tidak mengalir ke daerah
sekitarnya.
6. Tanggul (dyke, levee)
Tanggul (dyke, levee) adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan
atau sisi kanan bendungan utama dan di tempat yang jauh dari bendungan utama
yang tinggi maksimalnya hanya 5 m dengan panjang puncaknya maksimal 5 kali
tingginya.
7. Bendungan limbah industry (industrial waste dam)
Bendungan limbah industry (industrial waste dam) adalah bendungan
yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan limbah yang bersal
dari industry.
8. Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)
Bendungan limbah industry (industrial waste dam) adalah bendungan
yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan hasil galian
pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari hasil galian pertambangan
juga.

F. Pembagian tipe didasarkan pada material konstruksinya.


1. Bendungan beton (Concrete Dams)
Beberapa tipe bendungan beton diantaranya adalah :
a. Bendungan tipe Gravity (Gravity Dams)
Pada dasarnya bendungan ini mampu menahan beban dari
waduk/Reservoir melalui daya tahan gesekan akibat dari berat bendungan
pada pondasi. Pada bentang melebar bendungan dapat diasumsikan bias-bias
kantilever dengan mengusahakan sekecil mungkin gaya tarik akibat momen
untuk menahan gaya guling (Overturning).

b. Bendungan tipe Lengkung (Curved gravity Dams)

Apabila panjang as bendungan sempit, maka sebagian dari gaya yang


bekerja pada bendungan ialihkan ke tebing (abutment). Untuk menghindari
terjadinya gaya tarik pada tubuh Bendungan beton, maka bentuk bendungan
disesuaikan dengan penyebaran arah gaya yang terjadi, dan yang paling
mendekati kea rah tegak lurus ke abutment adalah membuat bentuk lengkung
(Curved) atau busur (Arch).
c. Bendungan tipe Busur (Arch Dams)

Apabila bendung tipe lengkung (Curved Dams) terjadi dengan


pengalihan beban ke abutment lebih besar, akibat bentuk topografi yang lebih
curam dan lebih sempit, maka untuk memperoleh bentuk Bendungan yang
lebih sesuai dengan penyebaran gaya yang terjadi dengan arah tekan ke
dinding abutment, maka bentuk struktur menjadi lengkung busur atau
Bendungan tipe Busur (Arch Dams).

d. Bendungan dengan Penyangga (Buttress Dams)

Tipe bendungan ini merupakan alternative penyelesaian untuk


bendungan tipe gravity bentang yang cukup panjang dengan lebih
mengintensifkan tenaga pelaksana dan memperkecil volume beton yang
diperlukan. Bentuk Bendungan dapat merupakan kombinasi antara Gravity,
Curved atau Arch Dams diantara kolom penyangganya.
2. Bendungan timbunan (Embankment Dams)
Tipe Bendungan Timbunan/Urugan (Embankment Dams) pada umumnya
didasarkan pada material yang digunakan untuk pembangunan bendungan
tersebut, dapat dari tanah atau batuan (Earth fill atau Rock fill). Pengelompokkan
selanjutnya diklasifikasikan oleh penempatan lapisan inti kedap air, ada yang
ditempatkan didalam tubuh bendungan (ditengah/miring, homogen), ada juga
yang ditempatkan di permukaan sisi hulu tubuh bendungan.

Anda mungkin juga menyukai