Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH GEOLOGI TEKNIK

BENDUNGAN

NAMA

: DESI WARYANI

NIM

: 121101168

KELAS

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2014/2015

Bendungan
A. Pengertian
Bendungan (dam) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju
air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga
digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Bendungan atau waduk tidak saja sebagai tampungan air pada saat musim hujan
tetapidapat dimanfaatkan untuk tujuan lainnya. Tetapi dalam tahap
perencanaannya perlu dilakukanstudi-studi yang seksama supaya didapat tujuan
yang optimal. Tujuan pembuatan bendungan iniyaitu sebagai sarana untuk
mengendalikan banjir, melestarikan tanah dan sumber-sumber air
sertapengendalian erosiTahapan dalam perencanaan dalam pembuatan bendungan
meliputi : studi kelayakanpendahuluan (Pre Feasibility Study ), studi kelayakan
(Feasibility Study), perencanaan teknis (Detailed Design) dan pelaksanaan
pembangunan (Contruction).
Rencana pelaksanaan konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga urutanurutan pelaksanaannya yang efektif dan efisien dan tidak tumpang tindih. Jadwal
kerja yang telah dibuat dapat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan konstruksi di
lapangan. Walaupun demikian kondisi alam terkadang akan merubah jadwal
dansistem kerja. Sehingga diperlukan pengawasan dan tata kerja yang disiplin.
Langkah-langkah perencanaan dan perancangan sebuah bendungan diperlukan
suatupemahaman tentang berbagai data yang saling terkait. Untuk itu diperlukan
pengkajian secaradetail sehingga setiap data yang digunakan akan sangat efektif
dan efisien untuk digunakansebagai masukan analisis lebih lanjut.

Gambar Topologi Bendungan

B. Bagian-bagian bendungan
Bendungan terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
1. Badan bendungan (body of dams)
Tubuh bendungan yang berfungsi sebagai penghalang air. Bendungan
umumnya memiliki tujuan untuk menahan air, sedangkan struktur lain
seperti pintu air atau tanggul digunakan untuk mengelola atau mencegah
aliran air ke dalam daerah tanah yang spesifik. Kekuatan air memberikan
listrik yang disimpan dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk
menyediakan listrik bagi jutaan konsumen.
2. Pondasi (foundation)
Bagian dari bendungan yang berfungsi untuk menjaga kokohnya
bendungan.
3. Pintu air (gates)
Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran
baik yang terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting dari pintu air
adalah:
a. Daun pintu (gate leaf)
Bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan
untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air.
b. Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)

Alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang
digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan
yang direncanakan.
c. Angker (anchorage)
Baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk
menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan
muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.
d. Hoist
Alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup
dengan mudah.
e. Bangunan pelimpah (spill way)
Bangunan beserta intalasinya untuk mengalirkan air banjir yang masuk
ke dalam waduk agar tidak membahayakan keamanan bendungan.
Bagian-bagian penting dari bangunan pelimpah :
1) Saluran pengarah dan pengatur aliran (controle structures)
Digunakan untuk mengarahkan dan mengatur aliran air agar
kecepatan alirannya kecil tetapi debit airnya besar.
2) Saluran pengangkut debit air (saluran peluncur, chute,
discharge carrier, flood way). Semakain tinggi
bendungan,makin besar perbedaan antara permukaan air
tertinggi di dalam waduk dengan permukaan air sungai di
sebelah hilir bendungan. Apabila kemiringan saluran
pengangkut debit air dibuat kecil, maka ukurannya akan sangat
panjang dan berakibat bangunan menjadi mahal. Oleh karena
itu, kemiringannya terpaksa dibuat besar, dengan sendirinya
disesuaikan dengan keadaan topografi setempat.
3) Bangunan peredam energy (energy dissipator)
Digunakan untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya
mengurangi energi air agar tidak merusak tebing, jembatan,

jalan, bangunan dan instalasi lain di sebelah hilir bangunan


pelimpah.
4) Kanal (canal)
Digunakan untuk menampung limpahan air ketika curah hujan
tinggi.
5) Reservoir
Digunakan untuk menampung/menerima limpahan air dari
bendungan.
6) Stilling basin
Memiliki fungsi yang sama dengan energy dissipater.
7) Katup (kelep, valves)
Fungsinya sama dengan pintu air biasa, hanya dapat menahan
tekanan yang lebih tinggi (pipa air, pipa pesat dan terowongan
tekan). Merupakan alat untuk membuka, mengatur dan
menutup aliran air dengan cara memutar, menggerakkan kea
rah melintang atau memenjang di dalam saluran airnya.
8) Drainage gallery
Digunakan sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.
C. Tipe Bendungan
Bendungan juga dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu :
1. Berdasarkan ukuran
a. Bendungan besar (large dams)
Menurut ICOLD definisi dari bendungan adalah:
1) Bendungan yang tingginya lebih dari 15m, diukur dari bagian
terbawah pondasi sampai ke puncak bendungan.
2) Bendungan yang tingginya antara 10m dan 15m dapat pula disebut
dengan bendungan besar asal memenuhi salah satu atau lebih
kriteria sebagai berikut :
a) Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500m
b) Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m
c) Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari
2000

d) Bendungan menghadapi kesulitan-kesulitan khusus pada


pondasinya (had specially ifficult foundation problems)
e) Bendungan di desain tidak seperti biasanya (unusual design). \
b. Bendungan kecil (small dams, weir, bendung)
Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan
besar di sebut bendungan kecil.
2. Berdasarkan tujuan pembangunannya
a. Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams)
Bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja.
b. Bendungan serbaguna (multipurpose dams)
Bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan.
3. Berdasarkan penggunaannya
a. Bendungan untuk membuat waduk (storage dams)
Bendungan yang dibangun untuk membentuk waduk guna menyimpan
air pada waktu kelebihan agar dapat dipakai pada waktu diperlukan.
b. Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dams)
Bendungan yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi
sehingga dapat mengalir masuk kedalam saluran air atau terowongan
air.
c. Bendungan untuk memperlamabat jalannya air (detension dams)
bendungan yang dibangun untuk memperlamabat aliran air sehingga
dapat mencegah terjadinya banjir besar. Masih dapat dibagi lagi
menjadi 2, yaitu:
1) Untuk menyimpan air sementara dan dialirkan ke dalam saluran
air bagian hilir.
2) Untuk menyimpan air selama mungkin agar dapat meresap di
daerah sekitarnya.
4. Berdasarkan konstruksinya
a. Bendungan urugan (fill dams, embankment dams)
Menurut ICOLD definisinya adalah bendungan yang dibangun dari
hasil penggalian bahan (material) tanpa tambahan bahan lain yang
bersifat campuran secara kimia, jadi betul-betul bahan pembentuk
bendungan asli. Bendungan ini masih dapat dibagi menjadi:

1) Bendungan urugan serbasama (homogeneous dams)


Bendungan urugan yang lapisannya sama.
2) Bendungan urugan berlapis-lapis (zone dams, rockfill dams)
Bendungan urugan yang terdiri atas beberapa lapisan , yaitu
lapisan kedap air (water tight layer), lapisan batu (rock zones,
shell), lapisan batu teratur (rip-rap) dan lapisan pengering
(filter zones).
3) Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka
(impermeable face rockfill dams, dekced rockfill dams)
Bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap
airnya diletakkan di sebelah hulu bendungan. Lapisan kedap air
yang biasa digunakan adalah aspal dan beton bertulang.
4) Bendungan beton (concrete dams)
Bendungan yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan
tulangan maupun tidak. Ini masih dapat dibagi lagi menjadi:
a) Bendungan beton berdasar berat sendiri (concrete
gravity dams), adalah bendungan beton yang didesain
untuk menahan beban dan gaya yang bekerja padanya
hanya dengan berat sendiri saja.
b) Bendungan beton dengan penyangga (concerete butress
dams) adalah bendungan beton yang mempunyai
penyangga untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekerja
padanya. Banyak dipakai apabila sungainya sangat lebar
sedangkan keadaan geologiya baik.
c) Bendungan beton berbentuk lengkung (beton berbentuk
busur atau concerete arch dams) adalah bendungan
beton yang di desain untuk menyalurkan gaya-gaya

yang bekerja padaya lewat abutmen kiri dan abutmen


kanan bendungan.
d) Bendungan beton kombinasi (combination concerete
dams, mixed type concerete dams) adalah kombinasi
anatara lebih dari satu tipe bendungan.
e) Bendungan lainnya, pada umumnya hanya untuk
bendungan kecil misalnya : bendungan kayu (timber
dams), bendungan besi (steel dams), bendungan
pasangan bata (brick dams), bendungan pasangan batu
(masonry dams).
5. Berdasarkan fungsinya
a. Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)
Bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit
air rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering
yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.
b. Bendungan pengelak (cofferdam)
Bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak
pendahuluan sehingga lokasi rencana bendungan utama menjadi kering
yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.
c. Bendungan utama (main dam)
Bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih tujuan
tertentu.
d. Bendungan sisi (high level dam)
Bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan sisi kanan bendungan
utama yang tinggi puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk membuat
proyek seoptimal-optimalnya, artinya dengan menambah tinggi pada
bendungan utama diperoleh hasil yang sebesar-besarnya biarpun harus
menaikkan sebelah sisi kiri dan atau sisi kanan.
e. Bendungan di tempat rendah (saddle dam)

Bendungan yang terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan


utama yang dibangun untuk mencegah keluarnya air dari waduk
sehingga air waduk tidak mengalir ke daerah sekitarnya.
f. Tanggul ( dyke, levee)
Bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan atau kanan bendungan
utama dan di tempat yang jauh dari bendungan utama yang tinngi
maksimalnya hanya 5 m dengan panjang puncaknya maksimal 5 kali
tingginya.
g. Bendungan limbah industri (industrial waste dam)
Bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan
limbah yang berasal dari industri.
h. Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)
Bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan
hasil galian pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari
hasil galian pertambangan juga.
6. Berdasarkan jalannya air
a. Bendungan untuk dilewati air (overflow dams)
Bendungan yang dibangun untuk untuk dilewati air misalnya pada
bangunan pelimpah (spillway).
b. Bendungan untuk menahan air (non overflow dams)
Bendungan yang sama sekali tidak boleh di lewati air. Kedua tipe ini
biasanya dibangun berbatasan dan dibuat dari beton, pasangan batu
atau pasangan bata.
Kondisi aliran sungai pada saat musim hujan mempunyai debit yang
sangat besar. Besaran debit yang lewat tersebut tidak ada manfaatnya bahkan sering sekali
menjadi masalah baik di sepanjang alur sungai itu sendiri maupun daerah-daerah
disekitarnya.Sedangkan di saat-saat musim kemarau alur sungai mempunyai debit
yang sangat minim.Daerah-daerah disekitarnya kering, pertanian dan perkebunan

kekurangan air.Kesenjangan kondisi akibat perubahan musim tersebut perlu dilakukan


pengkajian, supaya besaran debit yang terjadi bisa dimanfaatkan dan tidak
menjadimasalah lagi.
Sehingga ketersediaan air pada saat musim hujan tidak berkelebihan
danpada saat musim kemarau tidak terlalu kekurangan. Salah satu pendekatan
dalam pemecahan masalah ini perlu dibuat sebuah bangunan penampung air di alur
sungaitersebut, yaitu bendungan atau waduk. Bendungan atau waduk tidak saja
sebagaitampungan air pada saat musim hujan tetapi dapat dimanfaatkan untuk
tujuan lainnya.Tetapi dalam tahap perencanaannya perlu dilakukan studi-studi
yang seksama supaya didapat tujuan yang optimal. Perencanaan bendungan
memerlukan berbagai jenis data, baik data primer maupun data sekunder. Data sekunder
diperoleh dari instansi-instansi terkait misalnyapeta topografi dapat diperoleh dari
Jawatan Topografi Dinas Geodesi TNI-AD.
Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran, penyelidikan di lapangan dan
analisa dilaboratorium. Kelayakan pembangunan bendungan selalu ditinjau dari
berbagai aspek, baik kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan sosial
bahkan secara politik. Sebelum seluruh kegiatan survey dimulai, aspek-aspek
terpenting yang mendorong timbulnya gagasan pembangunan sebuah bendungan
terlebih dahulu diketahui yang biasanya adalah:
a. Pentingnya existensi bendungan tersebut ditinjau dari segi-segi ekonomis
maupunsosial
b. Tujuan-tujuan pokok pembangunan dari bendungan
c. Fungsi pokok yang akan dibebankan pada calon bendungan
d. Perkiraan kemampuan teknis dari calon bendungan
D. Tujuan dan Manfaat Pembangunan Bendungan

Sesuai dengan tujuan pembuatan bendungan ini yaitu sebagai sarana


untukmengendalikan banjir, melestarikan tanah dan sumber-sumber air serta
pengendalian erosi, maka manfaat yang bisa diharapkan adalah:
1. Tempat penampung air untuk persediaan dimusim kemarau, dan pada
waktu musimhujan dapat mengurangi debit banjir di hilir bendungan.
2. Tempat pengendapan lumpur dan pasir (sedimen) yang terbawa air sebagai
hasilerosi di daerah pengaliran sungai di hulu bendungan.
3. Sebagian air di waduk ini akan meresap ke dalam tanah di sekitarnya
sehinggamemperbesar cadangan air tanah dan memperbesar ketersediaan
air pada musim kemarau.
4. Air waduk bisa dimanfaatkan untuk perikanan dan tempat rekreasi.
E. Perencanaan Bendungan
1. Studi Kelayakan Pendahuluan
Pencarian informasi data perencanaan diperlukan kegiatan penyelidikan
padadata-data yang akan dijadikan bahan analisis selanjutnya. Pada dasarnya kegiatan
studi kelayakan pendahuluan terdiri dari : pengumpulan data, dan pengujian data yang
sudahterkumpul, selanjutnya diadakan perencanaan pemetaan topografi
yang lebih lengkap danpenelitian geologi di beberapa tempat. Kemudian
diadakan perhitungan-perhitungan teknisdan ekonomis yang masih bersifat
sederhana, penentuan lokasi proyek dan desain yang sederhana pula. Pengumpulan
data-dataData-data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Peta-peta topografi
b. Peta-peta geologi
c. Foto udara
d. Data klimatologi
e. Data hidrologi
f. Data jaringan irigasi (pengairan)
g. Lain-lain (Land use, kehutanan, perkebunan, data tenaga listrik,
bangunan-bangunan lama).

Pengujian, pengujian yang dimaksudkan adalah melakukan kalibrasi data-data yang


sudah terkumpul. Pada hakekatnya data-data yang terkumpul tidaklah
semuanya dapat dipercaya dan langsung digunakan, sehingga perlu dilakukan
pengujian tingkatkeandalannya. Pengujian dilakukan dengan membandingkan,
pemeriksaaan danmencari kesamaan dari data-data yang terkumpul dengan kondisi
yang sebenarnya, sehingga pada tahap ini perlu dilakukan peninjauan ke
beberapa lokasi di lapangan.
2. Studi Kelayakan
Di dalam tahap studi kelayakan ini diteliti kembali semua perhitungan dan
desain yang telah dibuat terdahulu. Lalu melakukan pemetaan topografi
dengan skala yang lebih kecil, memasang alat-alat pengukur parameter
hidrologi dan klimatologi, serta penyelidikan geologi.Dari data yang
diperoleh dapat dibuat perhitungan teknis beberapa bangunanterutama
yang diperlukan dan dalam perhitungan ekonomis proyek. Pada tahap ini
sudah dapat ditentukan lokasi proyeknya, hanya saja untuk tipe dan letak
as bendungan masih terdapat beberapa alternatif.
a. Penelitian Topografi, kegiatan penelitian topografi dilaksanakan
dalam areal rencana genangan waduk, axis bendungan, tanggul dan lokasi
fasilitas bangunan serta rencana saluran pensuplai air ke areal daerah irigasi.
Lingkup kegiatan penelitian topografi akan dilakukan meliputi:
1) Pemasangan Bench Mark (BM) baru
2) Pengukuran poligon dan waterpass pada areal rencana waduk dan daerah
genangannya
3) Pengukuran situasi detail areal rencana waduk dan daerah
genangannya

4) Pengukuran profil memanjang dan melintang sungai di sekitar


axis Dam hingga batas daerah genangan
5) Pengolahan dan analisa data hasil pengukuran di lapangan
6) Penggambaran hasil pengukuran situasi detail, dalam daerah
genangan, yang disajikan dalam bentuk peta situasi bendungan
dan daerah genangan dengan beda kontur 1 m.
b. Penelitian meteorologi dan klimatologi, data yang diperoleh adalah
temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, tekanan udara, radiasi matahari
dan penguapan di suatu daerah selama periode tertentu.
c. Penelitian hidrologi, tujuan penelitian adalah untuk mencari
parameter hidrologi yaitu besaran hujan dandebit air sebagai data
masukan dalam perhitungan saluran pengelak, bendungan utama,
bangunan pelimpah, sedimentasi dan volume waduk.
d. Penelitian Geoteknik, penelitian Geoteknik dan Mekanika Tanah
adalah untuk meneliti, mempelajari,menyelidiki keseimbangan dan
perubahan dari tanah, jenis dan sifat tanah, pelapukan,zone gempa
baik di lapangan maupun di laboratorium. Data-data yang didapat
darihasil penelitian geoteknik dan mekanika tanah tersebut akan dapat menentukan
axisbendungan, tipe dan bahan bendungan serta parameter-parameter
lain yang akandigunakan dalam perhitungan pondasi dan stabiltas.
e. Penelitian Sosial Ekonomi, kegiatan penelitian sosial ekonomi
meliputi pengumpulan data sekunder sosial ekonomi, untuk memberi
gambaran kondisi yang ada dalam wilayah studi. Pengumpulan data
dilakukan dengan pola pendekatan langsung pada instansi yang terkait sesuai
kebutuhan data yang diperlukan. Sehingga akan didapatkan data pada

kondisi sebelum adanya pembangunan, sebagai bahan pengembangan


pada saat pelaksanaan dan pasca proyek.
3. Perencanaan Teknis
a. Analisis Hidrologi, perencanaan bangunan-bangunan air sama halnya
dengan bendungan, hasil analisis hidrologi merupakan informasi
yang sangat penting untuk pekerjaan perhitungan pendimensian dan
karakteristik bangunannya. Tanpa diketahui secara jelas sifat dan
besaran hidrologinya, maka tidak akan dapat menentukan sifat dan besaran
hidrauliknya.
Perancangan hidraulik bangunan diperlukan patokan rancangan yang
benar, sehinggaakan mendapatkan bangunan yang berfungsi secara
optimal baik secara struktural maupun fungsionalnya. Patokan rancangan
didapatkan setelah dilakukan pemahaman konsep-konsep dasar hidrologi dan
menganalisisnya dengan pemahaman kondisilapangan atau daerah lokasi
rencana proyek.Analisis hidrologi yang dihasilkan dan sebagai informasi (data)
perencanaan hidraulikdari bangunan yang akan dibuat adalah:
1) Evapotranspirasi
2) Infiltrasi
3) Curah hujan
4) Ketersediaan air
5) Kebutuhan air
6) Debit banjir
7) Patokan rancangan
8) Volume genangani
b. Analisis Hidroulik, analisis disini dimaksudkan sebagai kegiatan
untuk mendapatkan dimensi bangunan secara hidrolis dengan
mendapatkan parameter-parameter bangunan baik ukuranmaupun
parameter hidraulik lainnya. Adapun bangunan-bangunan yang perlu
direncanakan dalam rangka perencanaan bendungan yaitu:
1) Saluran pengelak

2) Cofferdam
3) Mein Bandungan
4) Dimensi, dimensi bendungan merupakan ukuran ketinggian, lebar
mercu, panjang, kemiringan bagian hulu dan hilir, tinggi jagaan, volume,
dari bendungan serta parameter-parameter hidroulis lainnya.
5) Pondasi, pondasi sebagai penahan gaya berat dari tubuh bendungan dan
gaya-gayahidrostatik harus memenuhi persyaratan. Persyaratan
tersebut adalah mempunyai daya dukung, penghambat aliran filtrasi
dan tahan terhadap terjadinya sufosi (piping).
c. Perhitungan Stabilitas, untuk mendapatkan tingkat stabilitas dari
bendungan perlu dilakukan analisis gaya-gaya yang akan bekerja
pada bendungan. Gaya-gaya yang bekerja pada bendunganadalah
akibat berat sendiri tubuh bendungan, beban hidrostatis, tekanan air
pori, dan beban seismis. Analisis stabilitas bendungan biasanya dilakukan
terhadap lereng bendungan (tipe urugan) dan akibat filtrasi.
d. Bangunan pelengkap, operasional bendungan perlu ditunjang oleh bangunan
pelengkap agar fungsi dari bendungan dapat dicapai dengan baik. Tanpa adanya
bangunan pelengkap memungkinkan akan membahayakan konstruksi atau
bendungan tidak dapat berfungsi dengan baik. Adapaun bangunan
pelengkap yang diperlukan adalah:
1) Bangunan pelimpah, tujuannya adalah untuk mengalirkan air
banjir agar tidak membahayakan keamanan bendungan. Dimensi
dari bangunan pelimpah perlu diperhitungkan secara matang
sehingga diharapkan dapat mengantisipasi debit banjir yang besar.Jenis dan
model bangunan pelimpah biasanya disesuaikan dengan kondisi
geologi dan tipe bandungan.

2) Bangunan penyadapan, tujuan bangunan penyadapan adalah


untuk mengeluarkan air dari bendungan dan memasukkannya ke
dalam saluran dan mengatur debit airnya agar dapatdipakai untuk
memenuhi salah satu atau lebih keperluan yang direncanakan
(Soedibyo, 1993). Pendimensian bangunan penya dapan didasarkan pada
kebutuhan air yang direncanakan.
3) Penggambaran, hasil perhitungan dari perencanaan bendungan di atas
ditranformasikan kedalam bentuk gambar dengan skala tertentu.
Penggambaran dilakukan mulai dari topografi genangan, lokasi,
denah, potongan memanjang dan melintang bendungan, dan
detail-detail. Hasil penggambaran tersebut merupakan informasi mengenai
jenis bangunan, ukuran dan bahan yang akan digunakan pada
pembangunannya. Sehingga akan dijadikan dasar untuk perhitungan
anggaran biaya dan bestek dalam pelaksanaan proyek.
e. Analisa Ekonomi, hasil perhitungan anggaran biaya dari informasi
gambar bestek didapatkan besaran tertentu. Hitungan ini juga dapat
dijadikan informasi pembuatan jadwal kerja (times chedule), kebutuhan
bahan dan material (material schedule) dan kebutuhan tenaga kerja (man
power schedule). Analisa ekonomi ini bertujuan untuk memperoleh
perbandingan antara investasi dankeuntungan setelah pembangunan
bendungan selesai dan dioperasikan. Nilai investasi merupakan harga fisik
dari bendungan dan biaya operasional untuk tiap tahunnya. Sedangkan
keuntungan didapatkan dari perkiraan nilai jual air yangdigunakan baik untuk
PLTA, irigasi, kebutuhan domestik maupun penggunaan lainnya.
F. Pelaksanaan Pembangunan

Rencana pelaksanaan konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga urutan-urutan


pelaksanaannya yang efektif dan efisien dan tidak tumpang tindih. Jadwal kerja yang telah dibuat
dapat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan. Walaupun demikian
kondisi alam terkadang akan merubah jadwal dan sistem kerja.
Sehinggadiperlukan pengawasan dan tata kerja yang disiplin. Secara umum
urutan pekerjaan dilakukan mulai dari pembuatan jalan akses (acces road),
pembuatan basecampdan mobilisasi, pembuatan saluran pengelak, pembuatan
cofferdam, penggalian pondasi, penimbunan, penutupan alur sungai dan penutupan
saluran pengelak. Urutan pekerjaan tersebut berbeda untuk setiap tipebendungan.
Program dan skedul pelaksanaan serta jenis dan kapasitas pekerjaan supaya disusun
secara teliti yang didasarkan pada karakteristik masing-masing pekerjaan
darisetiap komponen bendungan. Juga perlu dipertimbangan terhadap kondisi
medanpelaksanaannya.

Kesimpulan
Bendungan (dam) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju
air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi.

Langkah-langkah perencanaan dan perancangan sebuah bendungan diperlukan suatu


pemahaman tentang berbagai data yang saling terkait. Untuk itu diperlukan
pengkajian secara detail sehingga setiap data yang digunakan akan sangat efektif
danefisien untuk digunakan sebagai masukan analisis lebih lanjut.
Bendungan bertujuan untuk penampungan air, mengendalikan banjir, melestarikantanah
dan sumber-sumber air serta pengendalian erosi. Serta dapat memenuhi kebutuhan
air pada saat musim kemarau dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Perencanaan bendungan memerlukan langkah-langkah yang matang dari
mulaipengumpulan data sampai perencanaannya. Langkah paling awal adalah survai
pendahuluan untuk mendapatkan data-data dasar mengenai kondisi lokasi daerah proyek
dalam bentuk data teknis dan non teknis.
Data-data hasil survai diteliti dan dianalisis untuk mendapatkan informasi teknis sebagai
data masukan dalam perencanaan konstruksi bendungan. Perencanaan mempertimbangkan
juga faktor-faktor non teknis.
Hasil perencanaan dalam bentuk dimensi konstruksi dan hidraulik
ditransformasikan kedalam bentuk gambar bestek. Selanjutnya dijadikan dasar
untuk perhitunganestimasi biaya dan analisa ekonominya.
Pelaksanaan pembangunan memerlukan jadwal kerja yang teliti dan mempunyaiurutanurutan yang efektif sehingga setiap komponen pekerjaan tidak saling tumpang
tindih.
DAFTAR PUSTAKA
http://komarudinkjn.blogspot.com/2012/04/bendungan.html, di unduh pada
tanggal 22 Oktober, pukul 21.52 WIB.
https://www.academia.edu/4482129/01_Perencanaan_Bendungan_Waduk, di
unduh pada tanggal 22 Oktober 2014, pukul 19.20 WIB

Anda mungkin juga menyukai