Anda di halaman 1dari 8

Evaluasi timbunan bendungan diatas lumpur tailing dalam rangka peninggian

bendungan limbah tambang Way Linggo , Propinsi Lampung.

Lilies Widojoko, Sugiharto, Revi Firmansyah, Ronald Nurisko.

Abstrak

Dalam rangka penambahan kapasitas waduk, maka bendungan Limbah Tambang Way
Linggo dinaikkan setinggi 3 m dengan menggunakan metode “peninggian
konstruksi garis pusat (centerline)”. Akibatnya, pada bagian hulu, timbunan
peninggian bertumpu pada endapan material l u m p u r tailing. Peninggian dilakukan dengan
perbaikan pondasi. Untuk mengevaluasi hasilnya dilakukan pemasangan pisometer dan
pengujian kuat geser tanah timbunan hasil pemadatan. Analisa kestabilan lereng dan
pemantauan pergerakan muka tanah di timbunan baru dilakukan, dan mendapatkan bahwa
timbunan tersebut dalam keadaan aman.

1.Pendahuluan

Bendungan Limbah Tambang Way Linggo dibangun oleh PT. Natarang Mining di
Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus (dahulu masih wilayah Kabupaten
Lampung Selatan). Berdasarkan administrasi pemangku hutan, areal termasuk dalam
hutan Register 39. Secara geografis lokasi berada di posisi 104°24'28,5" -104°25'17,5"
BT dan 5°17'01,5" - 5°17'38" LS.

Gambar 1 Tampak atas area pertambangan

1

Gambar 2 Potongan bendungan Modified Homogeneous Compacted Fill Dam dengan
filter tegak (Golder, Maret 2014)

Bendungan eksisting selesai konstruksi pada tahun 2010 dengan tipe bendungan
berupa Modified Homogeneous Compacted Fill Dam dengan filter tegak. Tinggi
bendungan 26,2 m. Lihat Gambar 1 dan Gambar 2.
Dengan ditemukannya cadangan biji tambang di Talang Santo dan semakin penuhnya
bendungan lama yang dibangun pada tahun 2010, kapasitas waduk perlu ditambah.
Kapasitas semula 370.000 m3 pada level puncak bendungan EL 1170.5 akan dinaikkan
menjadi 575.000 m3 pada level puncak bendungan EL 1173.5 untuk Tahap 1dan kelak akan
dinaikkan menjadi 770.000 m3 pada level puncak bendungan EL 1177.00 untuk Tahap 2.
Kenaikan tahap 1 dimulai pada September 2017 - Desember 2017 kemudian diselesaikan
pada Agustus 2018 karena alasan cuaca.
Peninggian konstruksi kearah hilir tidak dimungkinkan karena sempitnya lahan disebelah hilir.
Karena itu maka metode kenaikan yang dilakukan adalah peninggian konstruksi garis
pusat (centerline) dengan tinggi 3 m yang diukur dari tinggi bendungan eksisting, dan
puncak bendungan pada EL 1173.50. Lihat Gambar 3. Drainase eksisting dinaikkan sampai
EL 1170.5. Sedangkan pada bagian hilir dinaikkan sampai EL 1157.00. (PIEL,2016)

Gambar 3. Kenaikan bendungan tahap 1 dan tahap 2

2

2.Latar belakang masalah

Dengan digunakannya metode kenaikan peninggian konstruksi garis pusat (centerline),


maka pada bagian hulu, timbunan peninggian bertumpu pada endapan material tailing.
Tailing adalah material lumpur yang merupakan hasil sisa penggilinggan biji tambang (ore).
Dengan demikian maka permasalahan yang dihadapi adalah untuk mendapatkan pijakan yang
stabil bagi tambahan timbunan dan pemantauannya. Sedangkan untuk timbunan hilir tidak
banyak masalah yang timbul. Secara keseluruhan, curah hujan tinggi pada bulan Desember
2017 sampai Juli 2018 menyebabkan pekerjaan harus dihentikan.

3.Pembahasan

Untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka dilakukan sebagai berikut. Lihat Gambar 4.

3.1. Perbaikan pondasi (Eddy Pratomo, 2017)

a. Penggalian tailing pada bagian hulu bendungan sampai mendapatkan pijakan yang stabil.
Dilakukan penggalian tailing basah dari EL 1168.00 sampai EL 1165.00. Untuk mengetahui
daya dukung tailing sebagai pijakan timbunan di bagian hulu dilakukan uji Hand
Penetrometer. Diperoleh daya dukung ~ 15 - 20 kg/cm2 sampai pada kedalaman 1.5 m.

b. Pemasangan matras dari anyaman bambu diatas tailing dan dilanjutkan dengan
pemasangan batu (boulders).

c.Penimbunan tanah diatas batu boulders

Gambar 4 (a) Galian tailing pada kaki tanggul hulu, (b) Pemasangan anyaman bambu pada
kaki tanggul hulu.

3

Gambar 4 (c) Pemasangan matrik anyaman bambu pada kaki tanggul hulu menggunakan
excavator (d) Pemasangan batu (boulders) diatas matrik

Gambar 4 (e) (f) Penimbunan dan pemadatan tanah pada kaki tanggul hulu

3.2 Pemasangan pisometer. (Eddy Pratomo, 2017)


Tujuan pemasangan pisometer ini adalah untuk memantau tekanan pori di bagian timbunan
tanggul baru di bagian hulu. Lihat Gambar 5. Jenis pisometer yang dipasang adalah vibrating
wire piezometer (VWP) SP-01 sampai SP-03 pada Oktober 2017.

Gambar 5 . Lokasi pemasangan pisometer VWP di timbunan tanggul baru di bagian hulu.

4

Pemantauan vibrating wire piezometer (VWP) SP-01 sampai SP-03 dari bulan Oktober 2018
sampai 5 September 2018 didapatkan hasil seperti pada Tabel 1.

Tabel 1.Pemantauan vibrating wire piezometer (VWP) SP-01 sampai SP-03 dari bulan
Oktober 2018 sampai 5 September 2018
Tekanan Pori SP-01 SP-02 SP-03
Maksimun 1168.000 1167.995 1167.996
Minimum 1167.273 1166.157 1166.494

3.3. Pengujian kuat geser tanah terpasang

Pengujian kuat geser tanah terpasang dilakukan dengan pengujian triaxial di laboratorium.
Sampel tak terganggu ditempat itu diambil sebanyak 4 titik. (Konas, 2017)

Tabel 2.Hasil uji sampel tak terganggu

Tabel 3.Spesifikasi material dan hasil kerja


No Parameter Nilai
1 Batas cair (WL) ≥ 50%
2 Indek plastisitas (IP) ≥ 15%
3 Persen halus (<0.075 mm) ≥ 25%
4 Ukuran butir maksimum 4.75 mm

Gambar 6. Jenis Tanah Timbunan

5

Hasil uji dapat dilihat di Tabel 2. Jenis tanah timbunan sesuai spesifikasi yaitu MH. Lihat
Gambar 6. Bila dibandingkan dengan spesifikasi pada Tabel 3, maka syarat yang tercantum
di spesifikasi terpenuhi. Uji triaxial yang dilakukan digunakan untuk perhitungan stabilitas
lereng.

3.4. Analisa kestabilan lereng.

Analisis kestabilan lereng bendungan bagian hulu menggunakan kondisi muka air seperti
terlihat pada Gambar 7. Digunakan parameter tanah timbunan dalam kondisi tegangan efektif,
diperoleh nilai faktor keamanan tubuh bendungan adalah 2.989. Kriteria berdasarkan Ancold
2012 adalah 1.5, Dengan demikian maka timbunan pada keadaan aman.

Gambar 7. Analisis kestabilan lereng bendungan bagian hulu

3.5. Pemantauan pergerakan muka tanah di timbunan baru bagian hulu

Pemantauan pergerakan muka tanah di timbunan baru dilakukan dengan pemasangan 3 patok
ukur, yaitu CDLS1, CDLS2 dan CDLS3. Lihat Gambar 8. Pergerakan CDLS1 yang terjadi
maksimum sebesar 0.3 mm pada arah barat –timur, pergerakan CDLS2 yang terjadi
maksimum sebesar 0.7 mm pada arah utara-selatan dan pergerakan CDLS3 yang terjadi
maksimum sebesar 0.3 mm pada arah barat -timur . Pergerakan ini relative kecil sehingga
dapat disimpulkan timbunan pada keadaan aman. Lihat Gambar 9.

6

Gambar 8. Posisi titik patok ukur

Dam Embankment Movement - CDLS 1


0.350

0.300

0.250

0.200

0.150

0.100

0.050

0.000

-0.050

-0.100

-0.150
10/27/2018 11/16/2018 12/6/2018 12/26/2018 1/15/2019 2/4/2019 2/24/2019 3/16/2019
Move Easting Base Line Easting

(a)

Dam Embankment Movement - CDLS 2 Dam Embankment Movement - CDLS 3


0.800
0.400

0.700
0.300

0.600 0.200

0.500 0.100

0.400 0.000

0.300 -0.100

0.200 -0.200

0.100 -0.300

0.000 -0.400
10/27/2018 11/16/2018 12/6/2018 12/26/2018 1/15/2019 2/4/2019 2/24/2019 3/16/2019
10/27/2018 11/16/2018 12/6/2018 12/26/2018 1/15/2019 2/4/2019 2/24/2019 3/16/2019
Move Northing Base Line Northing
Move Easting Base Line Easting

(b) (c)

Gambar 9. (a) Pergerakan patok ukur CDLS1,(b) Pergerakan patok ukur CDLS2
(c) Pergerakan patok ukur CDLS3 (bawah)

7

4. Kesimpulan/Saran

Peninggian timbunan bendungan diatas lumpur tailing dapat dilakukan dengan cara perbaikan
pondasi. Pemantauan dilakukan pemasangan pisometer dan pengujian kuat geser tanah
timbunan hasil pemadatan. Analisa kestabilan lereng dan pemantauan pergerakan muka tanah
di timbunan baru dilakukan, dan mendapatkan bahwa timbunan tersebut dalam keadaan aman.
Saran, pemantauan jangka panjang bulanan semestinya dilakukan untuk mencegah
kelongsoran atau penurunan (settlement) berlebih.

Referensi

Australian National Committee on Large Dams (ANCOLD).2012. Guidelines on Tailings


Dams-Planning, Design Construction, Operation and Closure. May 2012

Eddy Pratomo, 2017. Laporan Pekerjaan Pengawasan Pemadatan Tanah Proyek Peningkatan
Tailing Dam –Lampung Bulan September 2017

Eddy Pratomo, 2017. Laporan Pekerjaan Pemasangan Pisometer, Oktober 2017

Golder , 2014, Design Drawing Way Linggo Gold Plant Tanggamus-Lampung , March 2014

Konas Tunggal Soil Laboratory, 2017. Laporan hasil uji tanah Peninggian Tanggul Tailing
Dam Stage 1, PT Natarang Mining, Way Linggo, Desember 2017

Pacific Internasional Engineer Ltd (PIEL).2016. Tailing Storage Facility Expansion Design-
Detailed Design Summary Report -Final-Revision 2.June 10, 2016.

Anda mungkin juga menyukai