12 Taliwang Sumbawa
Barat
BAB II
METODOLOGI PEKERJAAN
dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat
dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat
Pada pengeboran formasi batuan harus digunakan reanting shell untuk mencegah
mengecilnya diameter lubang bor, untuk lapisan endapan, Pipa pelindung baja harus
digunakan untuk melindungi dinding lubang bor agar tidak runtuh.
Setelah selesainya setiap lubang bor, lubang bor harus diberi tanda dan tanda
tersebut harus tercantum dalam gambar yang berkaitan. Lokasi yang tepat dan
elevasi lubang bor yang telah selesai harus diukur oleh Kontraktor. Lokasi dari patok
acuan, koordinat dan elevasinya akan diberikan oleh Direksi Pekerjaan.
Peralatan untuk Pekerjaan diatas harus sesuai dengan ketentuan berikut dan harus
digunakan dengan persetuiuan Direksi Pekerjaan.
dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat
B. Landasan Teori
Aliran air didalam tanah ini sangt penting untuk diketahui guna untuk mengestimasi
besarnya rembesan air didalam tanah, bayaknya air yang dapat dipompa dari dalam
tanah untuk bangunan-bangunan dibawah tanah, analisa stabilitas dari bendungan
tanah, dan bangunan-bangunan tembok penahan tanah yang terkena gaya
rembesan.
Darcy memperkenalkan suatu cara untuk menghitung kecepatan aliran air didalam
tanah yang jenuh air dengan mengunakan rumus sebagai berikut:
V=kxi
Dimana :
V : kecepatan aliran air dalam tanah
k : koefesien rembesan
I : hydraulic gradient : I =
dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat
Dimana :
K = Koefisien permeabilitas (cm/det)
Q = Debit masuk rerata (cm3/det)
L = Panjang lubang yang diuji (cm)
R = Radius lubang yang diuji (cm)
H = Ketinggian tekanan air (cm)
Pengamatan muka air tanah atau piezometrik dilakukan setiap hari pada lubang air
sebelum pemboran dimulai. Selama pekerjaan lapangan berjalan, pengamatan
lubang-lubang yang telah selesai diukur pula kedalaman air tanah atau ketinggian
piezometriknya.
C. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan permeabilitas sebagai berikut:
a. Satu set alat Falling Head Permeameter dengan Sampel Chamber,diameter 2.5
tinggi 8
b. Gelas ukur 100 ml
c. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram
d. Pipa gelas
e. Stop watch
f. Porous stone, diameter 2.47 tebal 0.5
g. Jangka sorong
D. Prosedur
Prosedur pelaksanaan pengujian permeabilitas sebagai berikut:
a. Siapkan alat sesuai dengan skema dari Falling Head Permeameter dapat dlihat
pada gambar 17.2. Kondisi alat bersih dan kering
b. Tentukan berat dari tabung plastic tempat contoh tanah,dua buah batu poros,
pir,dua buah alat penutup ( )
c. Masukkan contoh tanah tanah kedalam tabung plastic sedikit demi sedikit dengan
menggunakan sendok, dan padatkan tanah tersebutdengan menggunakan mesin
penggetar atau dengan peralatan lain
dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat
Catatan: harus dijaga bahwa kebocoran air didalam tabung tidak boleh terjadi
gelembung-gelembung udara yang mungkin tertinggal didalam pipa plastik hrus
dihilangkan dengan cara membiarkan air mengalir.
k. Setelah air mengalir dan kondisi tanah basah jenuh, dengan menggunakan
penjepit pipa-tutup aliran air dari contoh tanah kecorong.Ukur perbedaan tinggi
antar permukaan air didalam burette dengan permukaan air didalam corong ( )
Catatan : Untuk pengujian Falling Head Permeability Tes, jangan tambahkan
airm kedalam burette
l. Buka alat penjepit pipa, biarkan air mengalir dalam jangka waktu t. Tutup kembali
aliran air dari contoh tanah kecorong. Ukur beda tinggi antara permukaan air
dalam burette dengan permukaan air didalam corong ( )
m. Tambahkan air kedalam burette untuk mengadakan tes kembali. Ulangi
pelaksanaan tes, setiap tes harga dari & harus selalu diubah-ubah .
n. Catat temperatur ( T ) dari air yang digunakan selama pengujian
o. Perlatan dibersihkan dan disimpan kembali pada tempatnya.
dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat
2.3 KEGEMPAAN
Analisa kegempaan dan seismisitas dilakukan dengan mengumpulkan data gempa dan
zona seismik pada lokasi penyelidikan. Perhitungan koefisien gempa dilakukan dengan
mengacu pada formula yang diberikan oleh Litbang Pengairan.
Formula :
Kh = ad / g
ad = b1 x (ac x Z)b2
Keterangan :
Kh = koefisien gempa horisontal
ad = percepatan gempa rencana (gal)
g = percepatan gravitasi (980 cm/det2; 1 gal = 1cm//det2
ac = percepatan gempa dasar (gal)
Z = zona seismik
b1; b2 = koefisien tipe pondasi
Berdasarkan peta Zona Gempa Indonesia, Pulau Lombok tergolong dalam Zona C.
Perhitungan koefisien gempa dijelaskan sebagai berikut:
Z = 0.7 (Zona C =0.60 0.90)
Ac = 0.196 (periode ulang 50 tahun)
b1 = 1.1 (jenis tanah Alluvial)
Ad = 0.7 x 196 x 1.1 =150.92
K = 150.92/981 = 0.15
Berdasarkan data teknis, koefisien gempa direncanakan adalah Kh = 0,15.
dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat
dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat
dk