Anda di halaman 1dari 9

Jl . A. Yani No.

12 Taliwang Sumbawa
Barat

BAB II
METODOLOGI PEKERJAAN

2.1 JENIS PEKERJAAN


Jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan dalam penyelidikan geologi ini meliputi telaah
kepustakaan, penyelidikan lapangan, pengujian laboratorium, pembuatan peta di studio
serta penyusunan laporan.
2.1.1 Pemetaan Geologi Permukaan
Penyelidikan geologi permukaan dilakukan pada lokasi rencana as bendung secara
keseluruhan. Penyelidikan dan pemetaan geologi menggunakan peta dasar hasil
pengukuran situasi dengan skala 1 : 2000, serta peta dasar 1 : 25.000 digunakan untuk
menentukan lokasi test pit bahan timbunan dan material konstruksi lainnya.
2.1.2 Penyelidikan Geologi Bawah Permukaan
Penyelidikan geologi bawah permukaan menggunakan metode pengeboran inti dengan
total kedalaman 40.0 m yang terdistribusi dalam 4 titik, masing-masing titik 10.0 m.
Pemboran ini meliputi : corring, uji permeabilitas (Constant Head atau Falling Head)
metode ini digunakaN karena dinding lobang bor mudah runtuh, atau packer test jika
dinding lobang bor merupakan batuan yang kompak.
2.1.3 Mekanikan Tanah
Pengujian mekanika tanah dilakukan pada laboratorium mekanika tanah Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara I, berupa contoh tanah bahan timbunan dan contoh pasir batu,
yang diperoleh dari uji test pit.

2.2 METODE PEKERJAAN


2.2.1 Pemetaan Geologi
A. Umum
Pemetaan geologi dituangkan ke dalam peta dengan skala 1 : 2000 untuk daerah as
Bendung dan skala 1 : 50.000 untuk menentukan posisi lokasi test pitting. Penilaian
geologi (Geological Assessment) akan dilaksanakan pada tiap-tiap lokasi penelitian
yang ada untuk melengkapi atau menambah informasi baru/tambahan terutama
aspek-aspek kondisi batuan pada usulan sandaran embung.
B. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan pemetaan geologi adalah sebagai
berikut: kompas geologi, palu geologi, kaca pembesar, pita ukur, altimeter, Hcl 0,1 N
dan peta topografi dasar skala 1 : 1.000.
C. Prosedur
Metode pelaksanaan dilakukan dengan sistem lintasan traverse, lintasan akan
direncanakan dengan menyusuri sungai, memotong lereng perbukitan dan mengikuti
jalan setapak yang sudah ada. Pengamatan akan dilakukan pada singkapan batuan
yang terdapat di dalam lintasan dengan melakukan diskripsi petrologis dan
pengukuran unsur geologi lainnya.
Adapun pengamatan geologi permukaan meliputi :

Laporan Geologi dan Mekanika Tanah II - 1


DED Embung Telonang

dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat

Morfologi : bentuk lembah, gradien sungai, abutment, river bed


Stratigrafi lokal
Struktur geologi : kekar, sesar, lipatan
Stadia erosi dan pelapukan
Daya dukung & permeabilitas
Sedimentasi
Pengukuran jurus dan kemiringan (strike/dip) batuan dilakukan pada singkapan
batuan yang mempunyai kemiringan jelas
Deskripsi singkapan batuan pada setiap lokasi pengamatan
Hasil akhir dari pekerjaan ini berupa skema terpilih, akan disajikan dalam bentuk
peta geologi, dari profil geologi skala 1 : 1,000, yang akan dilengkapi dengan profil
geologi.

2.2.2 Pemboran Inti


A. Umum
Pekerjaan pemboran inti (core drilling) meliputi pengambilan contoh (core sampling),
pengujian daya dukung standard (Standard Penetration Test), dan pengamatan
muka air tanah. Metode pengambilan sampel tersebut dilakukan dengan
menggunakan mesin bor putar hidrolik didukung dengan mesin pompa untuk
sirkulasi air pemboran.
B. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan pemboran adalah sebagai berikut:
a. Mesin bor jenid hydraulic rotary drilling machine yang mempunyai kapasitas
100 m
b. Core barrel baik tunggal (single) maupun double dengan mata bor baja maupun
intan.
c. Pompa air untuk pemboran yang mempunyai kapasitas tidak kurang dari 100
l/menit.
C. Prosedur
Pengambilan contoh inti bor dengan mempergunakan Single Core Barrel untuk tanah
dan batuan lapuk dan Double Core Barrel untuk batuan yang keras. Mata Bor yang
digunakan tipe supermetal dan diamond bit dengan diameter core 48 mm. Hasil
Pemboran diambil secara bertahap berupa contoh inti (core) yang disimpan dalam
kontak contoh (Core Box) untuk 5 meter pemercontohan coring. Contoh inti disajikan
dalam slot per meter lima susun untuk satu core box.
Pengamatan muka air tanah atau piezometrik dilakukan setiap hari pada lubang air
sebelum pemboran dimulai. Selama pekerjaan lapangan berjalan, pengamatan
lubang-lubang yang telah selesai, diukur pula kedalaman air tanah atau ketinggian
piezometriknya
Pengeboran inti harus dilaksanakan dengan menggunakan mesin bor putar hidrolik
sesuai dengan ASTM D420, D-1452 dan D-2113, pada posisi dan sampai dengan
kedalaman yang ditentukan oleh dan / atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
Pengeboran lubang bor harus dilaksanakan dengan mesin bor putar untuk
pengambilan contoh dan inti. Pemasangan pipa pelindung digunakan untuk
mencegah lubang bor dari keruntuhan.

Laporan Geologi dan Mekanika Tanah II - 2


DED Embung Telonang

dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat

Pada pengeboran formasi batuan harus digunakan reanting shell untuk mencegah
mengecilnya diameter lubang bor, untuk lapisan endapan, Pipa pelindung baja harus
digunakan untuk melindungi dinding lubang bor agar tidak runtuh.
Setelah selesainya setiap lubang bor, lubang bor harus diberi tanda dan tanda
tersebut harus tercantum dalam gambar yang berkaitan. Lokasi yang tepat dan
elevasi lubang bor yang telah selesai harus diukur oleh Kontraktor. Lokasi dari patok
acuan, koordinat dan elevasinya akan diberikan oleh Direksi Pekerjaan.
Peralatan untuk Pekerjaan diatas harus sesuai dengan ketentuan berikut dan harus
digunakan dengan persetuiuan Direksi Pekerjaan.

2.2.3 Standart Penetration Test (SPT)


A. Umum
Standard Penetration Test (SPT) dilaksanakan untuk mengetahui resistansi dari pada
tanah terhadap penetrasi, dan dilaksanakan sesuai dengan E-21 USBR atau ASTM D-
420 dan 1586 84 dengan interval 2 meter kedalaman atau menurut instruksi dari
Direksi, yang mana dilaksakan pada tanah yang unconsolidated atau pada lapukan
dari batuan berupa tanah residual.
B. Landasan Teori
Standart penetration test dilakukan pada soil atau batuan lunak dengan inteval test
kedalaman 2 m, menggunakan hammer assembly berat 63,5 kg, tinggi jatuh 75 cm
dan split spoon tube panjang 45 cm.
Korelasi antara (N) SPT terkoreksi (Nt =15 + (N 15) dengan nilai N > 15) dan
nilai bearing capacity (unconfined Compresive Strength) diformulakan sebagai
berikut, bearing capacity (q) N dan 1/10 N. Untuk nilai q ~ N digunakan untuk
tanah lunak atau lumpuran, q ~ 1/10 N untuk tanah sangat padat. Disamping itu
disesuaikan dengan kondisi geologi dimana pengamatan dilaksanakan.
C. Peralatan
Peralatan yang digunakan sebagai berikut:
a. Peralatan untuk menggali (cangkul, sekop, ganco, linggis, dll)
b. Sendok spesi, spatula
c. Tabung contoh dengan penutup
d. Plastik atau karung
e. Rol meter
D. Prosedur
Split barrel sample (Raymond sampler) dihubungkan dengasn drilling rod,
dimasukkan kedalam lubang bor sampai pada dasar lubang, kemudian tumbuk
dengan beban 63,5 kg dengan ketinggian jatuh 75 cm pada 15 cm pertama.
Kemudian ditumbuk lagi untuk memasukkan 30 cm, dan jumlah tumbukan yang
terjadi dicatat setiap 15 cm pertama dan 15 cm kedua dan ini merupakan harga N
SPT. Apabila jumlah tumbukan lebih dari 50 dan penetrasi split barrel sample tidak
mencapai atau kurqang dari 30 cm makapelaksanaan SPT dihentikan dan jumlah
tumbukannya dicatat. Contoh dari hasil SPT dimasukkan dalam kantong plastic dan
ditaruh dalam kontak tanah dan dieri keterangan jumlah tumbukan.

Laporan Geologi dan Mekanika Tanah II - 3


DED Embung Telonang

dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat

2.2.4 Pengujian Permeabilitas


A. Umum
Pengujian permeabilitas dilaksanakan pada lubang bor dimana pada batuan akan
dilaksanakan dengan memakai tekanan (water pressure test), sedangkan pada tanah
atau material lepas akan dilaksanakan dengan percolation test berupa falling head
test atau open-end constand head test.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya daya rembesan
tanah/permeabilitas. Daya rembesan tanah adalah kemampuan tanah untuk
dirembes oleh air. Tanah terdiri dari butir-butir padat dan pori-pori ( rongga ) yang
saling berhubungan satu sama lainnya. Melalui pori-pori tersebut air didlam tanah
dapat mengalir dengan mudah dari tempat yang mempunyai energy lebih tinggi
ketempat yang mempunyai energy lebih rendah.
Tes rembesan dilaboratorium dapat dilakukan pada contoh tanah asli yang diambil
dari lapangan dengan cara : Constant Head Test dan Faling Head Test
Constant Head Test biasanya dipakai untuk menentukan harga k dari tanah berbutir
kasar, sedangkan Falling Head Test dipakai untuk tanah berbutir halus.

B. Landasan Teori
Aliran air didalam tanah ini sangt penting untuk diketahui guna untuk mengestimasi
besarnya rembesan air didalam tanah, bayaknya air yang dapat dipompa dari dalam
tanah untuk bangunan-bangunan dibawah tanah, analisa stabilitas dari bendungan
tanah, dan bangunan-bangunan tembok penahan tanah yang terkena gaya
rembesan.
Darcy memperkenalkan suatu cara untuk menghitung kecepatan aliran air didalam
tanah yang jenuh air dengan mengunakan rumus sebagai berikut:
V=kxi
Dimana :
V : kecepatan aliran air dalam tanah
k : koefesien rembesan

I : hydraulic gradient : I =

h : besarnyan kehilangan energy antara dua titik


L : jarak antara dua titik yang kehilangan energy
Pengujian kelulusan air (Permeability Test) di dalam lubang bor dilakukan setelah
pemboran mencapai 5 meteran. Untuk pelaksanaan Permeability Test tanpa tekanan
dilakukan dengan metoda Open End Test, Constant Head Test, Falling Head
Test maupun kombinasi keduanya, tergantung kondisi tanah yang dijumpai.
Dasar perhitungan harga permeabilitas ( K ) menganut rumus dasar Darcy,
sedangkan Lugeon Unit ( Lu ) dengan rumus standard lugeon. Adapun rumus dasar
yang dipakai sbb :
Q L
a. k ln ; jika L > 10 R
2. .L .H R
Q L
b. k sinhn -1 ; jika 10 R > L > R
2. .L .H R

Laporan Geologi dan Mekanika Tanah II - 4


DED Embung Telonang

dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat

Dimana :
K = Koefisien permeabilitas (cm/det)
Q = Debit masuk rerata (cm3/det)
L = Panjang lubang yang diuji (cm)
R = Radius lubang yang diuji (cm)
H = Ketinggian tekanan air (cm)
Pengamatan muka air tanah atau piezometrik dilakukan setiap hari pada lubang air
sebelum pemboran dimulai. Selama pekerjaan lapangan berjalan, pengamatan
lubang-lubang yang telah selesai diukur pula kedalaman air tanah atau ketinggian
piezometriknya.
C. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan permeabilitas sebagai berikut:
a. Satu set alat Falling Head Permeameter dengan Sampel Chamber,diameter 2.5
tinggi 8
b. Gelas ukur 100 ml
c. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram
d. Pipa gelas
e. Stop watch
f. Porous stone, diameter 2.47 tebal 0.5
g. Jangka sorong
D. Prosedur
Prosedur pelaksanaan pengujian permeabilitas sebagai berikut:
a. Siapkan alat sesuai dengan skema dari Falling Head Permeameter dapat dlihat
pada gambar 17.2. Kondisi alat bersih dan kering
b. Tentukan berat dari tabung plastic tempat contoh tanah,dua buah batu poros,
pir,dua buah alat penutup ( )
c. Masukkan contoh tanah tanah kedalam tabung plastic sedikit demi sedikit dengan
menggunakan sendok, dan padatkan tanah tersebutdengan menggunakan mesin
penggetar atau dengan peralatan lain

Catatan : untuk mendapatkan contoh tanah dengan kepadatan yang berbeda


(angka pori berbeda ), tanah dapat dipadatkan dengan memakaitenag yang
baerbeda.
d. Apabila contoh tanah dan masuk kedalam tabung 2/3 dari panjang tabung,
letakkan batu poros diatas tanah tersebut
e. Pasang pir dan karet penutup diatas batu poros
Catatan : Pir digunakan untuk mencegah terjadinya perubahan volume dari
contoh tanah selama tes berlangsung
f. Pasang alat penutup dan kunci dengan skerup yang tersedia dengan kencang,
pastikan tidak ada celah atau lubang yang menyebabkan air merembes keluar
g. Tentukan berat dari alat + contoh tanah didalamnya ( )
h. Ukur tinggi dari contoh tanah didalam tabung ( L )
i. Rangkai alat didkat pancuran air
j. Alirkan air kedalam pipa /burette gelas yang sudah dipasang pada tiang
tegak.melalui pipa plasik air akan mengalir dari pipa burette kedalam contoh
tanah dan kemudian terus mengalir kecorong.

Laporan Geologi dan Mekanika Tanah II - 5


DED Embung Telonang

dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat

Catatan: harus dijaga bahwa kebocoran air didalam tabung tidak boleh terjadi
gelembung-gelembung udara yang mungkin tertinggal didalam pipa plastik hrus
dihilangkan dengan cara membiarkan air mengalir.
k. Setelah air mengalir dan kondisi tanah basah jenuh, dengan menggunakan
penjepit pipa-tutup aliran air dari contoh tanah kecorong.Ukur perbedaan tinggi
antar permukaan air didalam burette dengan permukaan air didalam corong ( )
Catatan : Untuk pengujian Falling Head Permeability Tes, jangan tambahkan
airm kedalam burette
l. Buka alat penjepit pipa, biarkan air mengalir dalam jangka waktu t. Tutup kembali
aliran air dari contoh tanah kecorong. Ukur beda tinggi antara permukaan air
dalam burette dengan permukaan air didalam corong ( )
m. Tambahkan air kedalam burette untuk mengadakan tes kembali. Ulangi
pelaksanaan tes, setiap tes harga dari & harus selalu diubah-ubah .
n. Catat temperatur ( T ) dari air yang digunakan selama pengujian
o. Perlatan dibersihkan dan disimpan kembali pada tempatnya.

2.2.5 Sumur Uji (Test Pit)


A. Umum
Sumuran uji dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui informasi tentang kondisi
geologi dari borrow area, dan untuk klarifikasi kualitas dan kuantitas dari material.
Kedalaman dari sumuran uji adalah 3 m atau sampai ketemu lapisan keras sebelum 3
meter. Dan apabila dalam pelaksanaan penggalian sumuran uji ini terdapat air tanah,
maka penggalian dapat dihentikan pada kedalaman tersebut.
Untuk pengambilan contoh dapat diambil pada dinding dari sumuran uji ini, dan
diletakkan dalam kantong plastic dan diberi identitas sesuai dengan kode sumuran
nuji ini untuk dikirim ke laboratorium.
B. Peralatan
Peralatan yang digunakan sebagai berikut:
a. Peralatan untuk menggali (cangkul, sekop, ganco, linggis, dll)
b. Sendok spesi, spatula
c. Tabung contoh dengan penutup
d. Plastik atau karung
e. Rol meter
C. Prosedur
Prosedur pelaksanaan pengujian sebagai berikut:
a. Tentukan lokasi, bersihkan permukaannya dari rerumputan atau benda-benda
lainnya.
b. Buat lubang dengan ukuran 1.0 x 1.0 m 2 atau sesuai petunjuk instruktur.
c. Diskripsikan dan klasifikasikan tanah setiap terjadi perubahan lapisan.
d. Pengambilan contoh tanah tergantung pada jenis bangunan rencana tetapi
biasanya dilakukan setiap interval 50 cm atau setiap perubahan lapisan.
e. Untuk pengambilan contoh tanah asli tidak terganggu (Undisturbed), sisakan
tanah berbentuk kubus dengan ukuran 20x20x20 cm 3, sedangkan untuk tanah
terganggu (Disturbed), masukkan ke dalam kantong plastik.

Laporan Geologi dan Mekanika Tanah II - 6


DED Embung Telonang

dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat

f. Bungkus tanah asli tidak terganggu (Undisturbed) maupun tanah terganggu


(Disturbed) tersebut dengan aluminium foil atau plastik. Masukkan ke dalam
kotak peti agar terlindung.
g. Beri label identifikasi agar tidak tertukar bila contoh tanah lebih dari satu dan
simpan di tempat yang teduh.

2.2.6 Penyelidikan Mekanika Tanah


Standart test laboratorium mengacu atau sesuai dengan standart teknik test
berdasarkan standart Amerika yaitu sebagai berikut:
Physical Test
- Spesific gravity ASTM D.854
- Kadar air ASTM D.2216
- Analisa gradasi ASTM D.422
- Atterberg limit ASTM D.421, D.423 dan D.424
Mechanical Test
- Standart Proktor ASTM D.698/D.1557
- Permeabilitas ASTM D.2434
- Triaxial ASTM D.2850
- Konsolidasi ASTM D.2435
- Swelling ASTM D.3877

2.3 KEGEMPAAN
Analisa kegempaan dan seismisitas dilakukan dengan mengumpulkan data gempa dan
zona seismik pada lokasi penyelidikan. Perhitungan koefisien gempa dilakukan dengan
mengacu pada formula yang diberikan oleh Litbang Pengairan.
Formula :
Kh = ad / g
ad = b1 x (ac x Z)b2
Keterangan :
Kh = koefisien gempa horisontal
ad = percepatan gempa rencana (gal)
g = percepatan gravitasi (980 cm/det2; 1 gal = 1cm//det2
ac = percepatan gempa dasar (gal)
Z = zona seismik
b1; b2 = koefisien tipe pondasi

Berdasarkan peta Zona Gempa Indonesia, Pulau Lombok tergolong dalam Zona C.
Perhitungan koefisien gempa dijelaskan sebagai berikut:
Z = 0.7 (Zona C =0.60 0.90)
Ac = 0.196 (periode ulang 50 tahun)
b1 = 1.1 (jenis tanah Alluvial)
Ad = 0.7 x 196 x 1.1 =150.92
K = 150.92/981 = 0.15
Berdasarkan data teknis, koefisien gempa direncanakan adalah Kh = 0,15.

Laporan Geologi dan Mekanika Tanah II - 7


DED Embung Telonang

dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat

Laporan Geologi dan Mekanika Tanah II - 8


DED Embung Telonang

dk
Jl . A. Yani No. 12 Taliwang Sumbawa
Barat

Laporan Geologi dan Mekanika Tanah II - 9


DED Embung Telonang

dk

Anda mungkin juga menyukai