MERCUBUANA
KELOMPOK 3
JURUSAN
TEKNIK SIPIL
TANAH
LIKUIFAKSI
Christianto Yuppie 41116320033
Indra Subagja 41117320032
Tumin 41117320027
Herman 41117320096
M Nawawi 41117320070
APRIL • 06 • 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah - Nya sehingga kami selaku mahasiswa - mahasiswi
Teknik Sipil Universitas Mercubuana Bekasi dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Likuifaksi ini. Segala hambatan dan rintangan yang kami alami dalam proses penyusunan
makalah ini telah menjadi sebuah pelajaran bagi kami untuk meningkatkan kinerja dan
kesolidaritasan kelompok kerja sehingga makalah ini diharapkan dapat menjadi makalah
yang baik.
Keberhasilan penyusunan makalah ini merupakan kinerja keras kelompok kami
yang tentunya tidak lepas dari pengarahan beberapa pihak. Tidak lupa kami
menyampaikan terima kasih kepada Bapak dosen Madjumsyah ,ST,MT
Kami harapkan makalah ini dapat membantu para pembaca untuk mengerti
tentang Daerah Likuifaksi.Selain itu kami harap makalah ini dapat menjadi jendela kecil
bagi kalangan pembaca lebih luas untuk mengetahui tentang Likuifaksi.Tetapi kami juga
menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu kami
selalu menerima kritik dan saran bertujuan agar makalah ini lebih baik lagi.
Penulis
CIVIL ENGINEERING 1
Daftar Isi
BAB I ................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 3
1.2. Masalah .................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
2.1. Definisi Likuifaksi ................................................................................................... 5
2.2. Dampak Likuifaksi................................................................................................... 5
2.3. Penyebab Likuifaksi............................................................................................... 10
2.3.1. Konsep Tanah ................................................................................................. 10
2.3.2. Penyebab Likuifaksi........................................................................................ 12
2.4. Jenis Tanah............................................................................................................. 13
2.5. Potensi Likuifaksi .................................................................................................. 14
2.6. Pengujian Tanah..................................................................................................... 15
2.6.1. Bor Dalam ....................................................................................................... 15
2.6.2. Cone Penetration Test (Sondir) ...................................................................... 16
BAB III ............................................................................................................................ 17
PENUTUP......................................................................................................................... 17
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 17
3.2. Saran ...................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 18
CIVIL ENGINEERING 2
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara cincin api di dunia karena dikelilingi oleh deretan gunung
api aktif dari barat hingga timur. Oleh sebab itu berbagai fenomena seperti gempa bumi
dan erupsi gunung api sering terjadi di Indonesia.
Kemunculnya deretan gunung api tersebut diakibatkan oleh faktor geologis, yaitu letak
indonesia yang berada pada zona pertemuan 3 lempeng aktif dunia yaitu Eurasia di utara,
Indo-Australia di selatan dan Pasifik di timur. Interaksi ketiga lempeng itulah yang
membentuk busur kepulauan vulkanik Indonesia.
Ada 2 jalur pegunungan muda yang melewati Indonesia yaitu sirkum mediterania dan
sirkum pasifik. Sirkum mediterania berawal dari Peg. Atlas di Afrika Utara-Peg. Alpen-
CIVIL ENGINEERING 3
Peg. Himalaya-Sumatera-Jawa-Bali-Nusa Tenggara-Banda. Sedangkan sirkum pasifik
dimulai dari Peg. Andes di Amerika selatan-Peg. Rocky-Kep. Aleut-Jepan-Filipina-
Sulawesi-Maluku-Selandia Baru.
Tidak heran jika Indonesia sering mengalami bencana alam berupa gempa bumi baik
tektonik maupun vulkanik.
Saat gempa bumi terjadi pada daerah-daerah atau zona-zona dengan tanah yang
mengandung air biasanya muncul suatu fenomena, yaitu Likuifaksi. Umumnya sering
terjadi di dekat pantai atau di daerah gempa, ada lapisan yang mengandung air misalnya
tanah pasir.
1.2. Masalah
Apakah Likuifaksi?
CIVIL ENGINEERING 4
BAB II
PEMBAHASAN
Likuifaksi (liquefaction) adalah suatu proses atau kejadian berubahnya sifat tanah dari
keadaan padat menjadi keadaan cair, yang disebabkan oleh beban siklik pada waktu
terjadi gempa sehingga tekanan air pori meningkat mendekati atau melampaui tegangan
vertical. Likuifaksi terjadi ketika tanah non-kohesif (lanau sampai pasir) jenuh air yang
kehilangan kuat gesernya pada saat mengalami guncangan terutama disebabkan oleh
gempa. Selama diguncang gempa tanah lebih berlaku sebagai cairan daripada padatan,
sehingga terjadilah likuifaksi yang membahayakan bangunan di atasnya.
Likuifaksi merupakan gejala peluluhan pasir lepas yang bercampur dengan air akibat
goncangan gempa dimana gaya pemicu melebihi gaya yang dimiliki litologi setempat
dalam menahan guncangan. Hal ini bisa menyebabkan beberapa kejadian seperti
penurunan cepat (quick settlement), pondasi bangunan menjadi miring (tilting) atau
penurunan sebagian (differential settlement), dan mengeringnya air sumur yang
tergantikan oleh material non kohesif.
Salah satu jenis gempa bumi yang sering memicu terjadinya likuifaksi ialah
gempa bumi tektonik. Gempa bumi tektonik akibat patahan lempeng bumi, merambatkan
gelombang gempa bumi ke permukaan bumi, mengakibatkan terjadinya gaya geser
searah bolak balik atau dua arah (siklik dinamik), sehingga setiap lapisan tanah akan
terjadi perubahan parameter tanah di saat terjadinya gempa bumi tersebut, Kerusakan
dapat diakibatkan oleh percepatan dan kecepatan gempa bumi pada permukaan tanah atau
bumi juga dapat terjadi akibat terjadinya peristiwa likuifaksi.
Karena fenomena likuifaksi ini berhubungan dengan kegagalan tanah, maka dampak
yang dapat ditimbulkan dari likuifkasi adalah hancur, atau rusaknya bangunan yang ada
diatas tanah yang mengalami likuifaksi. Lebih luas, likuifaksi dapat “menenggelamkan”
dan “mengubur” satu kawasan seperti yang terjadi di Petobo, Sulawesi Tengah.
CIVIL ENGINEERING 5
CIVIL ENGINEERING 6
Berikut contoh dampak likuifaksi yang terjadi di dunia:
CIVIL ENGINEERING 7
Niigata, Japan 1964
• Lateral spreading
CIVIL ENGINEERING 8
• Sand boils
• Flow failures
CIVIL ENGINEERING 9
• Settlement
Perlu kita ketahui bersama, bahwa komponen tanah yang kita jadikan tempat berpijak dan
mendirikan bangunan, terdiri dari 3 unsur, yaitu partikel tanah, air, dan udara. Setiap jenis
tanah memiliki komposisi partikel tanah, air, dan udara yang berbeda. Pernah mendengar
istilah tanah padat atau tanah lepas? Istilah tanah padat itu adalah kata lain dari komposisi
partikel tanah yang jauh lebih besar dari air dan udara nya. Istilah tanah lepas adalah kata
lain dari komposisi partikel tanah tidak jauh berbeda dengan air dan udara. Itulah pada
umumnya mengapa istilah tanah dipadatkan dilakukan dengan cara menggilas atau
menekan tanah, supaya air dan udara keluar dari tanah, sehingga yang tersisa hanyalah
murni partikel tanah saja.
CIVIL ENGINEERING 10
Principles of Geotechnical Engineering 7th Edition, Braja M. Das
Sederhananya, tanah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu tanah berbutir halus (lempung/liat/clay)
dan tanah berbutir kasar (pasir/sand). Tanah lempung adalah mineral mikroskopik yang
memiliki ikatan kimia berupa kohesi diantara partikel-partikelnya, sedangkan tanah pasir
merupakan butiran-butiran hasil kikisan batuan beku atau sedimen. Berbeda dengan tanah
lempung, tanah pasir umumnya tidak memiliki kandungan mineral yang memiliki kohesi,
sehingga berbentuk butiran-butiran yang relatif besar.
Dalam hubungannya dengan kekuatan tanah, jenis tanah lempung mengandalkan kohesi
sebagai parameter kekuatan nya, sedangkan tanah pasir mengandalkan bidang kontak
antara butiran-butiran pasir, atau ilmiahnya dikenal dengan sudut geser tanah.
CIVIL ENGINEERING 11
Semakin kecil jarak butiran-butiran tanah pada tanah lempung, maka akan semakin besar
kohesi, karena jarak antar partikel berbanding terbalik dengan kohesi. Begitu pula dengan
tanah pasir, semakin kecil jarak butiran-butiran tanah, maka akan memperbesar bidang
kontak antara partikel-partikel tanah. Cara kita memperkecil jarak butiran tanah adalah
dengan memadatkan tanah, dengan cara dikompres/ditekan, atau dengan cara diberi
getaran (khusus tanah pasir).
Setelah kita mengenal konsep tanah, kita beralih pada pertanyaan, mengapa bisa terjadi
likuifaksi? Telah disinggung sebelumnya bahwa likuifaksi pada umumnya terjadi pada
tanah pasir lepas yang jenuh air. Setidaknya ada 4 hal yang menjadi syarat terjadi
likuifaksi, yaitu :
1) Tanah pasir dengan kepadatan rendah (tanah pasir lepas)
2) Bentuk butiran tanah/pasir yang seragam
3) Jenuh air (muka air tinggi)
4) Gempa (umumnya dengan skala > 6)
Adalah benar, gempa menjadi pemicu terjadinya likuifaksi. Saat terjadi gempa, bumi
bergetar, dan saat daerah dengan jenis pasir lepas dan jenuh air mengalami getaran, air
yang mengisi pori-pori antar partikel pasir akan berusaha menekan ke segala arah
(tegangan air pori meningkat) dan mendorong partikel-partikel pasir menjadi lebih
renggang sehingga gaya kontak antara partikel-partikel pasir menjadi hilang. Hal inilah
yang akan kita lihat sebagai pencairan tanah / likuifaksi.
CIVIL ENGINEERING 12
https://www.swri.org/technology-today/liquefaction-consortium-earthquake-models
Secara garis besar, tanah terbagi menjadi tiga jenis. "Pasir, lempung lunak, dan lanau
diantara kedua jenis itu," kata Adrin Tohari, peneliti dan ahli longsor dari Pusat
Penelitian Geotenologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung, Sabtu, 13
Oktober 2018.
Bentuk pasir ujar Adrin berupa butiran kasar, seperti pasir material bangunan. Adapun
lempung lunak wujudnya butiran halus. Kalau dipegang seperti tepung. "Biasanya
dipakai untuk pembuatan keramik," kata dia. Sementara lanau campuran kedua jenis itu.
CIVIL ENGINEERING 13
2.5. Potensi Likuifaksi
Umumnya terjadi pada lokasi dengan jenis tanah berpasir atau lanau
Kondisi tanah tidak padat (misalnya nilai N-SPT < 15 atau qc sondir < 50 kg/cm2)
CIVIL ENGINEERING 14
2.6. Pengujian Tanah
Uji tanah dilakukan untuk mengetahui kondisi tanah di bawah permukaan: jenisnya,
kekuatan/kepadatannya, ketebalan lapisan-lapisannya. Pengujian tanah yang umum
dilakukan:
1) Uji lapangan: CPT (sondir), Bor dan SPT, pengambilan contoh tanah untuk diuji di
laboratorium
2) Uji laboratorium:
a. Uji sifat fisik tanah: untuk mengetahui berat jenis, kadar air, ukuran partikel (jenis
tanah)
b. Uji sifat mekanik tanah: untuk mendapatkan parameter-parameter yang akan
digunakan untuk analisis kekuatan daya dukung tanah, desain pondasi, stabilitas
Bor dalam dilakukan untuk mengetahui kondisi profil tanah di bawah permukaan dan
mengambil contoh tanah untuk diuji di laboratorium (undisturbed sample).
Pengujian bor dalam biasanya dilakukan bersamaan dengan SPT (Standard Penetration
Test).
CIVIL ENGINEERING 15
2.6.2. Cone Penetration Test (Sondir)
Uji dilaksanakan dengan memasukkan konus ke dalam tanah hingga ditemukan tahanan
konus (qc) > 150 kg/cm2 (15 MPa).
CIVIL ENGINEERING 16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bencana tidak dapat kita prediksi kapan terjadinya, dan juga tidak dapat kita hindari,
akan tetapi sangat disarankan kita selalu siap siaga dalam menghadapi kemungkinan
bencana.
Potensi likuifaksi dapat diprediksi probabilitasnya, namun tidak dapat diprediksi kapan
dan bagaimana kejadian itu berlangsung. Studi likuifaksi umumnya dilakukan di sebuah
kawasan dengan menilai parameter tanah, berupa kekuatan tanah, jenis tanah, gradasi
tanah, tinggi muka air, kerawanan terhadap gempa, dan lain-lain.
3.2. Saran
What to do?
Identifikasi potensi likuifaksi
1) Hindari pembangunan di zona bahaya likuifaksi
2) Lakukan perbaikan tanah (pemadatan, penggunaan vibroreplacement method,
menurunkan muka air tanah dengan drainase)
3) Rekayasa struktur bangunan dan fondasi yg memadai.
CIVIL ENGINEERING 17
DAFTAR PUSTAKA
Priciples of Geotechnical Engineering 7th Edition, Braja M. Das
https://id.wikipedia.org/wiki/Pencairan_tanah
https://depts.washington.edu/liquefy/html/main.html;;
CIVIL ENGINEERING 18