Bencana tanah longsor merupakan gerakan massa batuan atau tanah pada suatu
lereng karena pengaruh gaya gravitasi. Tanah longsor yang terjadi di Indonesia terjadi pada
topografi terjal dengan sudut lereng sekitar 15° - 45° dan pada batuan volkanik lapuk
dengan curah hujan tinggi. Faktor penyebab terjadinya tanah longsor secara alamiah yakni
morfologi permukaan bumi, penggunaan lahan, litologi, struktur geologi, curah hujan, dan
kegempaan. Selain faktor alamiah, juga disebabkan oleh faktor aktivitas manusia yang
mempengaruhi suatu bentang alam, seperti kegiatan pertanian, pembebanan lereng,
pemotongan lereng, dan penambangan.
Bencana tanah longsor sering terjadi di Indonesia dan banyak merenggut korban
nyawa maupun harta. Kondisi topografi Indonesia yang banyak terdapat kontur pegunungan,
merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadinya tanah longsor. Menurut Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (2006), ada sekitar 918 daerah rawan longsor
yang tersebar di Indonesia.
Gerakan tanah terjadi di Kampung Maseng, Desa Warungmenteng, Kecamatan Cijeruk,
Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Gerakan tanah terjadi di 1 (satu) titik yaitu:
Gerakan tanah mulai terjadi pada 5 Februari 2018 sekitar jam 12.00. Gerakan tanah terjadi
setelah turun hujan dengan intensitas tinggi pada hari Minggu, tanggal 4 Februari 2018.
Gerakan tanah berupa longsoran bahan rombakan. Longsoran terjadi pada tebing setinggi 10-15
meter yang di atasnya berupa permukiman. Lebar mahkota longsoran pada tebing berkisar
10-20 meter, dengan panjang sekitar 100 m arah gerakan ke Utara N110° E.
● Kemiringan lereng yang curam hingga sangat curam, terutama pada tebing selatan yang
menyangga rel kereta mengakibatkan tanah mudah bergerak.
● Tanah urugan yang tebal dan belum terkonsolidasi dan jenuh air.
● Sistem drainase permukaan yang buruk sehingga seluruh air baik air hujan maupun air
limbah rumah tangga terakumulasi dan terkonsentrasi ke lokasi bencana sehingga
mempercepat berkembangnya longsor.
● Curah hujan yang tinggi dan berdurasi lama yang turun sebelum dan saat terjadinya
gerakan tanah memicu terjadinya gerakan tanah.
Adanya aliran air permukaan (curah hujan tinggi) pada hari minggu tanggal 4 Februari 2018 (152
mm/hari, BMKG), mengakibatkan air terakumulasi dan masuk ke dalam tanah urugan melalui
ruang antar butir dan retakan-rekahan, menyebabkan tanah menjadi jenuh air sehingga bobot
masanya bertambah serta daya ikatnya berkurang. Kemiringan lereng yang agak curam-sangat
curam, membuat tanah menjadi tidak stabil dan dinding penahan menjadi tidak kuat menahan
beban massa tanah jenuh air dan longsor melanda rumah di bawahnya.
http://bogorkab.go.id/index.php/page/detail/5/letak-geografis#.XI8kpP7iLIU
http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gerakan-tanah/kejadian-gerakan-tanah/2018-laporan-si
ngkat-pemeriksaan-gerakan-tanah-di-kecamatan-cijeruk-kab-bogor-provinsi-jawa-barat
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3853163/ini-kata-badan-geologi-soal-penyebab-lo
ngsor-di-bogor
https://petatematikindo.files.wordpress.com/2013/06/topografi-bogor-a1-1.jpg
http://cdn2.tstatic.net/jabar/foto/bank/images/analisis_20171122_150254.jpg