Anda di halaman 1dari 6

Metode Pekerjaan

3.2.1. Pemboran Inti

Pemboran inti dilakukan dengan menggunakan 1 (satu) unit mesin bor putar
(Rotary Drilling / YBM-3) dengan sistem hidrolik, lengkap dengan pompa air untuk
pencucian tanah dan sirkulasi air, core barrel, stang bor. Pengambilan contoh tanah
tidak terganggu mempergunakan Thin Wall Tube sampler, sedangkan untuk
pelaksanaan SPT dengan menggunakan alat split soil sampler dan peralatan bantu
lainnya.

Pemboran inti pada lokasi penyelidikan dilakukan bervariasi yaitu 40 m - 60 m


dengan mempertimbangkan berbagai aspek geoteknik. Prosedur pekerjaan
pemboran inti yakni dengan terlebih dahulu memasang Casing berdiameter 114 mm
ke dalam lubang bor untuk mencegah keruntuhan tanah. Proteksi lubang dengan
cara ini akan mengizinkan SPT dan pengambilan contoh tanah yang tidak terganggu
menggunakan "thin wall tube sampler" dapat dilakukan dengan baik.

Contoh-contoh inti tanah diambil dengan mempergunakan core barrel


diameter 73 mm dengan metode pengeboran kering (dry boring). Contoh inti tanah
pada setiap panjang 1 meter dari lubang bor itu disimpan dalam core box penyimpan
contoh inti tanah yang disusun berdasarkan kepada urutan kedalaman pemboran.
Informasi tertulis tentang contoh inti, seperti tanggal pelaksanaan pemboran, nomor
lubang bor dan total kedalaman pemboran juga ditulis dalam core box.

Posisi contoh inti tanah dan posisi pengambilan contoh tanah tak terganggu
yang gagal terambil, dicatat dalam drilling log. Faktor–faktor penting lain dicatat
dalam drilling log seperti nama proyek, lokasi, nomor lubang, kedalaman sampel,
deskripsi detail tentang tanah, hasil pengujian in-situ dan data pengeboran lainnya
yang diperlukan selain daripada yang disebutkan.

3.2.2. Uji Penetrasi Standar / Standard Penetration Test (SPT)

Uji Penetrasi Standar (SPT) dilaksanakan didalam lubang bor dengan interval
kedalaman 1,5 m berdasarkan prosedur standar (ASTM No. D-1586).
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan kepadatan relatif tanah granular
(non kohesif) dan konsistensi tanah berbutir halus (kohesif).
Bab 2 :Tes dilakukan
Pelaksanaan dengan
Pekerjaan
Pekerjaan
menggunakan alat palu (hammer) SPT yang memiliki berat standar 63.5 kg dan
"Split Spoon Sampler" yang mempunyai diameter luar 2 inci dipasang diujung
bawah dari rangkaian stang bor. Dasar lubang bor harus dalam kondisi bersih dari
"drill cutting" sebelum pelaksanaan SPT.

Palu dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 76 cm di atas blok yang


terpasang pada stang bor dan palu akan jatuh bebas meluncur mengikuti stang bor,
gaya yang bekerja pada saat palu tertahan oleh blok, selanjutnya diteruskan oleh
rangkaian stang bor hingga mencapai split spoon sampler, dan alat ini menembus
ke lapisan tanah di dasar lubang bor.

Nilai kepadatan dan konsistensi (sebagai nilai N-SPT) dapat diperoleh dari
jumlah pukulan palu SPT yang dihitung selama pelaksanaan tes untuk kedalaman
penembusan split spoon sampler sepanjang total 45 cm. Penembusan 15 cm
pertama tidak digunakan karena posisi ini dianggap sebagai kondisi setting. Jumlah
pukulan pada panjang 15 cm kedua dan panjang 15 cm ketiga dihitung sebagai nilai
N-SPT. Grafik nilai N sebagai hasil dari pengujian dengan cara SPT digambar pada
drilling log dimana menunjukkan tingkat kekakuan dan kekerasan lapisan tanah.
Contoh tanah di dalam split spoon sampler dimasukkan ke dalam plastik transparan
sebelum didiskripsi oleh Engineer.

3.2.3. Contoh Tanah Tidak Terganggu (Undisturbed Soil Sample)

Contoh tanah tidak terganggu pada tanah lempungan yang relatif lunak
( tanah lempung yang mempunyai nilai N-SPT antara < 2 - 8) dengan hati-hati
diambil dari lubang bor di kedalaman di mana kondisi tanah memungkinkan untuk
diambil dengan menggunakan Tabung Shelby / Thin Wall Tube Sampler (memiliki
diameter luar 70 mm).

Shelby tube sampler dipasang diujung bawah dari rangkaian stang bor, lalu
dengan hati-hati diturunkan ke bawah hingga mencapai dasar lubang bor. Sistem
rangkaian alat tersebut perlahan-lahan ditekan ke bawah dengan gaya hidrolik
hingga menembus lapisan tanah dimana contoh tanah berada didalam tabung
shelby. Pengalaman menunjukkan bahwa contoh tanah tidak terganggu
(undisturbed sample) tidak bisa diperoleh bila tanah mempunyai nilai NPekerjaan
Bab 2 : Pelaksanaan - SPT lebih
Pekerjaan
besar dari sekitar 15. Penerapan tekanan secara berlebihan untuk memperoleh
contoh tanah akan mengakibatkan contoh tanah tidak lagi sesuai dengan keadaan
aslinya / rusak dan dilakukan dengan proses yang perlahan yang membutuhkan
waktu sekitar 1 jam untuk setiap kali proses pengambilan contoh tanah sepanjang 1
(satu) m (bergantung kedalaman). Oleh sebab itu, nilai N-SPT yang lebih besar dari
15 dilakukan pengambilan sampel tanah menggunakan mazier sampler. Mazier
sampler menggunakan tabung paralon khusus yang dimasukkan ke dalam core
barrel sebagai pelapis, yang kemudian perlahan diturunkan ke dalam lubang bor
hingga mencapai dasar dan dilakukan pengambilan sampel tidak terganggu
(undisturbed soil sample).

Tabung yan telah berisi sampel tanah tidak terganggu ditutupi dengan segel
parafin pada kedua sisi tabung, untuk menjaga agar contoh tanah tetap dalam
kondisi alamnya dan untuk mencegah hilangnya kandungan air alami yang terdapat
dalam tanah, kemudian contoh tanah tak terganggu dengan hati-hati dikirim ke
laboratorium untuk pengujian mekanik tanah.

Contoh tanah tak terganggu di proyek ini diperoleh pada lapisan tanah yang
umumnya berkomposisi lempung ataupun lanau. Pada lapisan pasir dan kerikil
tidak dapat diperoleh contoh tanah yang tidak terganggu.

Setiap tabung contoh tanah telah ditandai dengan label yang menunjukkan
nama proyek, lokasi, nomor lubang bor, kedalaman pengeboran dan informasi
lainnya yang diperlukan.

3.2.4 Pengukuran Muka Air Tanah

Muka Air tanah dalam lubang bor diukur dua kali sehari sebelum dan sesudah
operasi pengeboran. Tabel air tanah dicatat setiap hari di catatan harian
pelaksanaan pemboran dan muka air rata-rata yang ditulis pada drilling log dan
diukur dari permukaan tanah pada setiap titik bor merupakan air tanah yang diukur
dalam lubang bor yang diproteksi oleh casing. Cuaca selama proses pemboran
berlangsung bervariasi antara hujan dan cerah, namun secara umum kondisi cerah
pada peralihan transisi musim kemarau ke musim penghujan.

3.2.5. Pekerjaan Sondir / Cone Penetration Test (CPT)

Tes sondir merupakan salah satu tes yang berfungsi untuk mengetahui letak
kedalaman tanah keras, yang nantinya dapat diperkirakan seberapa kuat tanah
tersebut dalam menahan beban yang didirikan di atasnya. Sondir dilakukan untuk
mengetahui perlawanan tanah yang meliputi, tahanan konus (cone resistance), unit
friksi, total friksi, dan angka perbandingan antara harga tahanan konus dengan
hambatan lekat lokal (friction ratio).
Data yang didapatkan dari tes ini nantinya berupa besaran gaya perlawanan
dari tanah terhadap konus, serta hambatan pelekat dari tanah yang dimaksud.
Hambatan pelekat adalah perlawanan geser dari tanah tersebut yang bekerja pada
selubung bikonus alat sondir dalam gaya per satuan panjang (Gambar 3.1).
Alat yang digunakan adalah mesin sondir dengan kapasitas 2,5 ton. Pada
pekerjaan ini Sondir dilaksanakan sampai kedalaman dimana tahanan konus
mencapai 250 kg/cm2 atau sudah mencapai 20 meter kedalaman (Gambar 3.2).
Pelaksanaan pekerjaan Sondir sesuai dengan prosedur standard ASTM D3441 –
98.
Alat Cone yang digunakan adalah dari tipe Begemann dengan dimensi
sebagai berikut:

 apex angle = 60o


 cone base area = 10 cm2
 jacket / sleeve area = 150 cm2
Tahanan konus (qc) dan local friction atau harga friction sleeve (fs) diamati
setiap interval kedalaman 20 cm.
(1) (2) (3)

Gambar 3.1 Posisi Bikonus pada Pengoperasian

Gambar 3.2. Skema Alat CPT Kapasitas 2.5 Ton

Kecepatan penetrasi adalah 1.5 cm/detik. Alat mata sondir (Biconus) yang
digunakan adalah tipe Begemann yang dapat mengukur nilai perlawanan konus qc
(kg/cm2) dan nilai lekatan tanah Lf atau fs (kg/cm 2). Dari nilai hambatan lekat
dapat dihitung jumlah hambatan/gesekan lekat total (JHP) atau Total Friction (Tf).
Untuk mengetahui klasifikasi tanah dengan memakai data qc dan fs kita pakai
Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Klasifikasi Tanah terhadap Nilai qc dan fs (Braja M. Das, 2007)
Hasil sondir ( kg/cm2 )
Klasifikasi
qc fs
0–6 0,15 – 0,40 Humus, lempung sangat lunak
0,20 Pasir kelanauan lepas, pasir sangat lepas
6 – 10 Lempung lembek, lempung kelanauan
0,20 – 0,60
lembek
0,10 Krikil lepas
0,10 – 0,40 Pasir lepas
10 – 30
0,40 – 0,80 Lempung atau lempung kelanauan
0,80 – 2,00 Lempung agak kenyal
1,50 Pasir kelanauan, pasir agak padat
30 – 60
1,00 – 3,00 Lempung atau lempung kelanauan kenyal
1,00 Kerikil kepasiran lepas
Pasir padat, pasir kelanuan atau lempung
60 – 150 1,00 – 3,00
padat dan kerikil kelempungan
3,00 Lempung kerikil kenyal
Pasir padat, pasir kekerikilan padat, pasir
150 – 300 1,00 – 2,00 kasar padat, pasir kelanauan sangat
padat.

Untuk mengetahui tingkat kekerasan pada lapisan tanah digunakan tabel


konsistensi yaitu sifat tanah berbutir halus yang dipengaruhi oleh tingkat kekerasan
akibat kandungan air di dalamnya, tanah tersebut diklasifikasikan dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3 : Konsistensi Tanah Menurut qc (Terzaghi and Peck, 1984)


qc (kg/cm2) fr (%) konsistensi
<5 3.5 Very Soft
5 – 10 3.5 Soft
10 – 35 4.0 Firm
35 – 60 4.0 Stiff
60 – 120 6.0 Very Stiff
> 120 6.0 Hard

Anda mungkin juga menyukai