Dasar Teori :
Sifat-sifat suatu macam tanah tertentu banyak tergantung kepada ukuran butirnya. Oleh karena itu,
pengukuran besarnya butiran tanah merupakan suatu percobaan yang sangat penting dilakukan dalam bidang
Mekanika Tanah. Besarnya butiran menjadi dasar untuk pemberian atau klasifikasi nama kepada macam-
macam tanah tertentu.
Sesuai dengan jenis ukuran butir tanah,cara menganalisa ukuran butir tanah dapat dilakukan dengan 3
(tiga) cara, yaitu :
1. Analisa Saringan
Analisa saringan dilakukan dengan cara mengayak dengan menggetarkan contoh tanah melalui satu set
ayakan, dimana lubang lubang atau diameter dari ayakan tersebut berurutan dan makin kecil. Analisa
saringan ini dilakukan pada tanah yang tertahan pada ayakan no.200.
2. Analisa hydrometer
Analisa Hydrometer merupakan salah satu cara untuk mendapatkan distribusi ukuran-ukuran partikel
tanah, untuk partikel yang berdiameter lebih kecil dari 0,075 mm. Sedangkan Analisa Saringan untuk
mendapatkan distribusi ukuran-ukuran partikel tanah yang berdiameter lebih besar dari 0,075 mm.
Analisa hidrometer didasarkan pada prinsip sendimentasi (pengendapan) butir-butir tanah dalam air.
Bila suatu contoh dilarutkan dalam air, partikel-partikel tanah akan mengendap dengan kecepatan yang
berbeda-beda tergantung pada bentuk, ukuran dan berat tanah sendiri.
3. Analisa Gabungan
Analisa gabungan adalah analisa gabungan antrara analisa saringan dan analisa hydrometer.
30
Dimana: M
Gs 1
Zr = Kedalaman efektif untuk setiap kedalaman
t = Waktu pengendapan
2. Analisa Saringan
Berat tertahan
= Berat saringan sesudah percobaan Berat saringan
Persen berat tertahan
= (Berat tertahan/Berat contoh tanah) x 100%
3. Analisa Gabungan
Koreksi persentase lebih halus ( N ) :
W'
N' N
W
Dimana: N = Persentase lebih halus (analisa hydrometer)
W = Berat butir tanah yang lolos saringan No.200
W = Berat butir tanah total
Peralatan :
A. Analisa Saringan B. Analisa Hidrometer
1. Seperangkat saringan 1. Hidrometer
2. Timbangan ( ketelitian 0.01 gr ) 2. Jar (gelas ukur) 1000 cc
3. Oven 3. Timbangan (ketelitian 0.01 gr)
4. Container / cawan 4. Oven
5. Sikat / Kuas 5. Dessikator
6. Dessikator 6. Cawan / container
7. Mixer 7. Mixer
8. Mortar & pengaduk karet dll 8. Stop wacth
9. Thermometer
C. Bahan
1. Air suling
2. Dispersion agent
Langkah Kerja :
A. Analisa Saringan
1. Contoh tanah 500 gr diberi air suling secukupnya diaduk / dikocok hingga butir-butirnya terlepas.
Bila perlu diberi dispension agent, kemudian dioven sampai kering.
2. Masing - masing saringan dibersihkan dan ditimbang, kemudian disusun menurut urutan ukurannya.
Ukuran yang besar di atas dan paling bawah dipasang pan.
3. Contoh tanah didinginkan dan ditimbang. Bila contoh tanah berbongkah - bongkah diremas dengan
jari atau dengan pengaduk karet .
4. Tuangkan contoh tanah ke atas saringan dan goyangkan saringan tsb. Bila ada gunakan alat
penggetar.
5. Timbang masing-masing saringan untuk mengetahui berat tanah yang tertahan pada masing - masing
saringan, yaitu berat saringan sesudah percobaan dikurangi berat saringan sebelum percobaan.
B. Analisa Hidrometer
B.1. Kalibrasi Hidrometer :
1. Ukur Volume hidrometer (Vh) sbb:
a. Gelas ukur diisi air sampai skala volume tertentu (V).
b. Celupkan hidrometer ke dalam gelas ukur, sehingga volume air naik menjadi Va.
maka : Vh = V - Va
2. Tentukan luas penampang gelas ukur.
9. Pindahkan hidrometer ke gelas ukur I, kemudian ulangi langkah 7 dan 8 sampai diperoleh dua
pembacaan yang sama atau hampir sama. Setelah itu pindahkan hidrometer ke dalam gelas ukur I
10. Kocok kembali suspensi dengan cara seperti diatas, dan lakukan pembacaan berikutnya yaitu pada
interval waktu 5' ; 10' ; 20' ; 40' ; 60' ; 180' dan 1440' (24 jam). Untuk pembacaan-pembacaan ini,
hidrometer dimasukkan ke dalam suspensi (gelas ukur II), hanya pada waktu pembacaan. Untuk
memberi kesempatan hidrometer diam, masukkan setengah menit sebelum pembacaan dilakukan dan
setiap kali pembacaan ukur temperaturnya.
Catatan : Selama periode pembacaan ini, suspensi tidak boleh tergetar / terganggu dsb. dan untuk
mencegah penguapan sebaiknya gelas ukur ditutup.
11. Setelah pembacaan terakhir, pindahkan suspensi ke dalam pan yang sesuai dan telah diketahui beratnya.
Jaga jangan sampai ada contoh tanah atau suspensi yang terbuang. Gelas ukur harus bersih dan semua
air pencuci harus dimasukkan ke dalam pan (tidak boleh terbuang).
12. Suspensi di oven sampai betul-betul kering (mungkin lebih dari 24 jam), kemudian didinginkan dan
ditimbang hingga diketahui berat tanah kering (Ws).
C. Analisa Gabungan
Perhitungan :
1. Analisa saringan : Berat tertahan = berat saringan sesudah percobaan - berat saringan.
berat tertahan
Persentase berat tertahan x 100 %
berat contoh tan ah
2. Analisa Hidrometer :
Gs V
- Persentase lebih halus (N) : N c ( r ra ) 100%
Gs 1 Ws
N = persentase lebih halus
Gs = berat jenis tanah
V = volume suspensi (1000 cc)
Ws = berat tanah kering
c = berat isi air pada temperatur percobaan (tabel)
r = pembacaan hidrometer pada suspensi
ra = pembacaan hidrometer pada air suling
18 Zr
- Diameter efektif (D) : D .
s w t
Dimana :
Job Sheet Uji Tanah, Teknik Sipil Polban Agustus 2007
Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Job X
Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax. : 022 201 45 83
D = Diameter butir
= Viskositas air pada temperatur percobaan
s = berat isi butir tanah
pw = berat isi air pada temperatur percobaan
Zr = kedalaman efektif hidrometer (dari grafik kalibrasi)
t = waktu pengendapan
3. Analisa Gabungan :
Ws
Koreksi persentase lebih halus (N') : N' N .
W
Dimana :
N' = Persentase lebih halus (gabungan)
N = Persentase lebih halus (Analisa Hidrometer)
Ws = Berat butir tanah yang lolos saringan No.200
W = Berat butir tanah total