Anda di halaman 1dari 7

3.6.

Perencanaan Konstruksidan Perhitungan Stabilitas CofferDam


3.6.1. Perhitungan Rembesan pada Tubuh CofferDam
Tubuh bendungan dan pondasinya harus mampu mempertahankan diri terhadap gayagaya yang mengalir melalui celah-celah antara butiran tanah pembentuk tubuh bendungan
dan pondasinya.
Untuk mengetahui daya tahan tubuh bendungan terhadap gaya yang timbul, maka
perlu diadakan analisa mengenai hal-hal sebagai berikut:
Formasi garis rembesan dalam tubuh bendungan. Kapasitas air filtrasi yang melalui
bendungan. Kemungkinan terjadi piping, yang disebabkan oleh gaya-gaya hidrodinamis
dalam aliran filtrasi
1. Penentuan Garis Rembesan
Formasi garis rembesan didapat dengan metode Casagrande apabila angka
permeabilitas vertical dan horizontal tidak sama (non uniform soil), maka akan terjadi
penyusutan koordinat horizontal sebesar:

Kv
Kh

Dimana:
Kv

: Koefisien permeabilitas vertikal

Kh

: Koefisien permeabilitas horizontal


Pada perencanaan ini, tanah adalah isophis sehingga Kv=Kh, jadi perhitungan

Casagrande tidak perlu mengalami penyusutanarah horizontal. Persamaan parabola garis


aliran Casagrande adalah sebagai berikut:

Y 2 2.h1 . X
Dan
h1 L2 H 2 L
Data data yang diketahui:
H = 14,70 meter

m=3

B = 6,3 meter

n=2

= 0,25
K = 0,000005 m/hari

Setelah menghitung persamaan diatas dari gambar didapatkan L sebesar 46,68 m

h1 L2 H 2 L
h1 44,12 14,70 2 44,1

h1 = 2,385 m

Y 2 2.h1 . X
Dengan persamaan diatas maka garis depresi kemudian ditabelkan sebagai berikut:

Y
-0.904

0.000

5.000

4.622

15.000

7.585

25.000

9.680

35.000

11.397

45.000

12.886

55.000

14.221

58.830

14.700

Tabel 3.23 perhitungan formasi garis rembesan


Maka gambar garis filtrasi pada Cofferdam:
6.30 m

45.60 m

44.10 m

45.00 m
58.83 m

Gambar 3.11 gambar garis depresi pada tubuh Cofferdam

0.90 m
35.00 m

25.00 m

15.00 m

5.00 m

Garis depresi dari persamaan itu bukanlah garis depresi sesungguhnya, sehingga masih
diperlukan penyesuaian dengan cara:
-

Pada titik permulaan garis,garis depresi berpotongan tegak lurus dengan lereng hilir

cofferdam
Titik yang berpotongan dengan lereng hulu digeser hingga sejauh a dari titik nol
koordinat, sedangkan penempatan ujung garis depresi tepat di ujung belakang
cofferdam.

a=

cos

d 2
h

cos
sin

) (

d = jarak anatara titik tertinggi muka air pada hulu cofferdam hingga hilir cofferdam
= 58,83 m
h = tinggi muka air
= 14,470 m

Maka hasil dari hasil tersebut gambar garis depresi sebagai berikut,

6.30 m
L1/3

44.10 m

45.60 m

0.90 m
35.00 m

25.00 m

15.00 m

Gambar 4.11 gambar garis depresi modifikasi pada tubuhCofferdam


2. Kapasitas Aliran Filtrasi
Yaitu kapasitas rembesan yang mengalir kehilir melalui tubuh bendungan, kapasitas
filtrasi yang besar dapat menyebabkan kehilangan air waduk yang besar, menimbulkan
bahaya piping dan gaya sembulan.
Untuk memperkirakan besarnya aliran filtrasi dapat digunakan jaring-jaring trayektori
aliran filtrasi (gambar 3.11), dihitung dengan rumus:
Qf = K i A

dimana:
K

= koefisien permeabilitas tanah

= panjang muka air pada Cofferdam

Data-data yang ada sebagai berikut:


K

= 0,5 m/hari = 5 x 10-6 m/det

= tinggi tekanan air total = 14,70 m

= 44,1 m

i = gradien hidrolis = h1/L


= 2,385/44,1
= 0,0549 m
A = luas penampang segitiga coferdam hulu di bawah muka air = 324,135 (dari planimetri
gambar)
Maka kapasitas aliran filtrasi adalah:
Qf = K i A
= 0,00005.0,054.324,135
Qf = 8,77 x 10-6m3/detik.
3.6.2. Kontrol Keamanan dari Bahaya Rembesan
Agar gaya-gaya hidrodinamis yang timbul pada aliran filtrasi tidak menyebabkan gejala
sufosi dan sembulan, maka kecepatan aliran filtrasi dalam tubuh bendungan tidak boleh
terlalu besar. Parameter yang menentukan kecepatan aliran filtrasi ini adalah kemiringan
energi (gradient hidraulis) aliran filtrasi tersebut, dimana:
v k i k

h
L

Dengan :
V

= keepatan aliran pada bidang keluarnya rembesan

= koefisien permeabilitas

= gradient hidrolis

= tekanan rerata( perbedaan tinggi tekan air di hulu dan di hilir )

= panjang rerata berkas elemen aliran filtrasi.

Gradient hidrolis tersebut tidak boleh lebih besar dari gradient hidroliskritis, yaitu
keadaan dimana keadaan tegangan air poriedemikian besar sehingga menghapus tegangan
efektif tanah, dalam hal ini butir butir tanah akan terseret aliran.

Besarnya gradient hidrolis kritis :


Gs 1 2,67 1

1,28
1 e 1 0,25
ic =

Data data yang tersedia :


k

= 5 x 10-6m / dt

= 29,415 m

= 12,315 m

Syarat kestabilan terhadap piping :


i ic

h/L <1,28
12,315/ 29,415<1,28
0,4186<1,280

11,158
=0,898<2,133
12,430

stabil

terhadap

piping )
Control terhadap piping pada pondasi
Pada prinsipnya control keamanan terhadap piping pondasi ini adalah memeriksa
gradient hidraulik rata-rata dan gradient hidraulik kritis, yang dirumuskan sebagai berikut
(Sutton) :
FX

ic
5
im

dengan :
ic

= gradient hidraulik kritis

im

= gradient hidraulik rata2

ic

'
w

dengan :

= sat w

sat

Gs e
w
1 e

'

Gs 1
.w
1 e

im

H
L

Sehingga persamaan menjadi :

Fs

Gs 1 L
.
1 e H

Gs = 2,67

e = 0,25

H = 12,315 m L = 29,415 m

Fs = ic/im
Gs 1 2,67 1

1,28
1 e 1 0,25
ic = sub / w =
im = H/L = 12,315 / 29,415 = 0,4186, maka Fs = 6,44> 5 (nilai i aman)
v=k.i
= 0,000005.0,419
= 0,0000021 m/dt
vkritis =

Wi g
F.Y

dengan :
= 0,1 mm
W1= (im-1) x (1/6) x x 2
= (0,4186-1) x (1/6) x 3,14 x 0,1 gr
Y=berat isi air
= 1000 gr/cm3
g= gaya gravitasi = 9,81
maka vkritis = 0,0014661
v<vkritis ,maka cofferdam aman terhadap rembesan

Anda mungkin juga menyukai