Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

TEKNIK PERBAIKAN TANAH


METODE PERBAIKAN DENGAN DEEP MIXING

RIZKI MELATI RINJANI PUTRI


03011381621129

DOSEN
YULINDASARI, S.T., M.Eng

JURUSAN SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
1. Pengertian Tanah
Perbaikan Tanah adalah kumpulan upaya-upaya yang dapat dilakukan
terhadap tanah yang memiliki karakteristik teknis (engineering properties) yang
bermutu rendah menjadi material yang layak digunakan sebagai material
konstruksi (mempunyai karakteristik teknis yang lebih baik).
Tanah lunak adalah tanah yang terdiri dari butiran-butiran yang sangat kecil
seperti lempung atau lanau. Sifat dari tanah lunak adalah kekuatan gesernya kecil,
kemampatan yang besar, dan memiliki koefisien permeabilitas yang kecil.

1.1. Tujuan Perbaikan Tanah


1. Meningkatkan kekuatan (strength) dan mereduksi erodibilitas
(kemudahan untuk terrerosi).
2. Mereduksi distorsi akibat tegangan yang bekerja.
3. Mereduksi kompresibilitas.
4. Mengontrol shringking dan swelling (kembang-susut).
5. Mengontrol permeabilitas dan mereduksi tekanan air pori.
6. Mencegah perubahan fisik dan kimia berkenaan dengan kondisi
lingkungan.
7. Mereduksi kerentanan terhadap likuifaksi.
8. Mereduksi terlalu variatifnya keadaan tanah pondasi.

1.2. Metode Perbaikan Tanah


1. Mechanical Modification (Perbaikan Tanah secara Mekanis)
Perbaikan tanah secara mekanik adalah perbaikan tanah dengan usaha
pemaksan terhadap perubahan masa tanah. Perbaikan yang dilakukan dapat
dengan cara compaction, dynamic compaction, impact at ground surface,
shallow, deep, dan lain sebagainnya.

2. Hydraulic Modification (Perbaikan Tanah secara Hidrolik)


Perbaikan tanah secara hidrolik adalah perbaikan tanah dengan cara
mengeluarkan air dari pori-pori tanah. Dapat dilakukan perbaikan dengan

TEKNIK PERBAIKAN TANAH 2


cara tanpa atau dengan vertical drain, vacuum consolidation, dan cara
dewatering.

3. Physicalan Chemical Modification (Perbaikan Tanah secara Kimiawi)


Perbaikan tanah dengan cara kimiawi adalah dengan cara mencampurkan
tanah asli dengan bahan stabilitor seperti dengan mencampurkan semen,
kapur, tanah berbutir kasar dan dengan cara mengganti tanah menjadi tanah
yang baik.

4. Modification by Inclusions and confinement (Perbaikan Tanah dengan


Menyisipkan Perkuatan dalam Lapisan Tanah).
Perbaikan dengan cara menyisipkan perkuatan dalam lapisan tanah
adalah dengan memasang perkuatan pada tanah, sehingga gesekan antar
tanah dan perkuatan akan menimbulkan ikatan dan berfungsi sebagai
menahan tarikan yang terjadi di dalam tanah. Dapat dilakukan perbaikan
tanah dengan cara stone columns, sand pile, cerucuk, grouting, dan lain
sebagainnya.

1.3. Usaha - usaha yang dilakukan dalam perbaikan tanah

1. Beton Pra cetak

Gambar 1. Beton Pra Cetak

TEKNIK PERBAIKAN TANAH 3


Beton pra cetak merupakan bahan beton yang telah dibuat di pabrik
dengan bentuk sesuai cetakan, kemudian beton yang dicetak tersebut
diangkut dan dipasang ke tempat lokasi konstruksi bangunan. Sistem beton
pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di era
ini, selain itu juga praktis dan bermanfaatnya juga berdampak pada
lingkungan serta mampu menghemat biaya konstruksi bangunan.

2. Serat Buatan atau Geotekstil

Gambar 2. Geotekstil

Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang


digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan
teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara modern dalam usaha
untuk perkuatan tanah lunak. Beberapa fungsi dari geotekstil yaitu :

TEKNIK PERBAIKAN TANAH 4


a). Untuk memperkuat tanah lunak.
b).Untuk konstruksi teknik sipil yang mempunyai umur rencana cukup lama
dan mendukung beban yang besar seperti jalan rel dan dinding penahan
tanah.
c).Sebagai lapangan pemisah, penyaring drainase dan sebagai lapisan
pelindung.

Jenis geotekstil dibagi menjadi 2 yaitu Woven Geotextile (Anyaman) dan


Non-Woven Geotextile (Nir-Anyam). Pengunaan Woven Geotextile akan
memberikan hasil yang lebih baik sebab arah gaya dapat disesuaikan dengan
arah serat, sehingga deformasi dapat dikontrol dengan baik. Sedangkan pada
Non-Woven Geotextile arah serat dalam struktur geotekstil tidak terarah,
sehingga apabila dibebani maka akan terjadi deformasi yang sangat besar
dan sulit dikontrol.

3. Menggunakan Alat Berat

Gambar 3. Eksavator

Alat berat atau heavy equipment adalah alat bantu yang digunakan oleh
manusia untuk mengerjaan pekerjaan berat yang tidak mudah dikerjakan
dengan tenaga manusia / embantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan
berat. Berdasarkan tipenya alat berat dapat dibedakan menjadi beberapa
bagian yaitu:

TEKNIK PERBAIKAN TANAH 5


a) loading equipment adalah alat yang digunakan untuk menggali,
mengangkat material dari sumbernya ke unit pembawa material, yang
jenisnya antara lain adalah hydraulic shover, hydraulic excavator, wheel
type loader dan track type loader.
b) Heavy support equipment adalah alat berat ang digunakan sebagai
sarana pendukung disekitar loading area, dumping area maupun are
perjalanan. Jenisnya yaitu track type tracktor/ dozer, motor grader,
wheel type tractor/wheel dozer dan asphalt compactor.
c) Lifing equipment adlah alat berat yang digunakan sebagai alat
pengangkat berbagai jenis beban .
d) Hauling equipment adalah alat berat yang digunakan sebagai alat
pemindah material dari loading area.
e) Drilling machine adalah alat berat yang digunakan sebagai pengebor
untuk membuat lubang yang digunakan sebagai tempat meletakkan
bahan peledak.

4. Penyedot atau Dewatering

Gambar 4. Penyedotan atau Dewatering

TEKNIK PERBAIKAN TANAH 6


Dewatering adalah proses penurunan muka air tanah selama konstruksi
berlangsung. Elain itu digunakan pula untuk pencegahan kelongsoran akibat
adanya aliran tanah pada galian atau sebagai proses pemisahan antara cairan
dengan padatan.

5. Penggunaan Bahan Kimia

Gambar 5. Pemasukkan Bahan Kimia

Prinsip dasar dalam perbaikan menggunakan metode kimiawi ini adalah


dengan mengubah komposisi fisik dan kimiawi tanah dengan menambahkan
admixture sehingga terjadi peningkatan kepadatan dan kohesi serta modulus
kekakuan tanah terhadap pembebanan.

TEKNIK PERBAIKAN TANAH 7


Jenis perbaikan yang dapat dilakukan dengan metode ini adalah dengan
penambahan admixture (di permukaan dan pada kedalaman tertentu),
penggunaan grouting, dan metode thermal (heating dan freezing).
Penggunaan admixture dilakukan pada tanah permukaan (misal timbunan
jalan raya, lantai gudang, perkuatan lereng, dll), dan dapat dilakukan juga
dengan deep mixing yaitu dengan membuat kolom-kolom dalam tanah yang
diisi dengan admixture.

Bahan yang digunakan sebagai bahan admixture adalah sebagai berikut:


1. Semen dan kapur, mereka menghasilkan campuran yang baik karena
reaksi yang terjadi adalah hidrasi dan penggumpalan untuk jangka
pendek serta sementasi dan karbonasi pada jangka panjang. Namaun
memiliki stabilitas dengan bantuan kapur yang terbukti memberikan
durabilitas yang lebih rendah dari pada pemakaian semen.
2. Fly ash dan abu sekam padi,campuran ini berfungsi sebagai pengisi pori-
pori tanah karena ukuran partikelnya yang kecil dan ringan. Dengan
dilakukannya pengisian pori-pori ini mengakibatkan peningkatan
kerapatan dan kekuatan geser tanah.
3. Terak baja, bitumen, tar, dll.

1.4. Deep Soil Mixing (DSM)


Deep soil mixing (DSM) merupakan metode perbaikan tanah yang pertama
kali dikembangkan di Jepang dan Scandinavia. Pada perkembangannya, teknologi
ini digunakan sebagai metode perkuatan tanah lunak dan permeable. Secara umum
metode DSM dilakukan dengan mencampurkan tanah dan semen atau binder
(pengikat) lain, menghasilkan material baru yang biasa disebut sebagai soil mix
atau soil cement. Campuran yang dihasilkan pada umumnya memiliki daya
dukung yang lebih tinggi, serta sifat permeabilitas dan komprebilitas lebih rendah
jika dibandingkan dengan tanah aslinya.
Secara umum ada dua jenis metode dalam teknologi DSM berdasarkan jenis
campurannya, yaitu wet DSM yang merupakan perbaikan tanah yang

TEKNIK PERBAIKAN TANAH 8


mencampurkan tanah asli dengan binder berupa bubur slurry (bubur), sedangkan
apabila binder yang digunakan dalam keadaan kering disebut dengan dry DSM.
Wet DSM cocok digunakan pada perbaikan tanah lempung lunak, lanau, dan pasir
halus yang memiliki kadar air rendah. Selain itu metode ini juga dapat digunakan
pada tanah gambut atau lumpur, namun perlu adannya penyesuaian material
binder yang diguakan serta penyesuaian prosedur.

Gambar 6. Deep Soil Mixing

1.5. Metode pencampuran dalam metode deep mixing


1. Wet deep soil mixing
Dalam metode pencampuran wet DSM dilakukan dengan
memasukkan alat pencampur ke dalam tanah. Alat pencampur ini terdiri
dari batang bor, balok melintang dan kepala bor. Pengeboran tidak
menyebabkan getaran, karna dibantu dengan aliran lumpur dari semen
yang berasal dari nozel yang diletakkan pada ujung auger tanah.

Gambar 7. Wet Deep Soil Mixing

TEKNIK PERBAIKAN TANAH 9


Gambar 8. Peralatan Weet Soil Mixing

Gambar 9. Proses dalam Wet Deep Soil Mixing

Setelah ditemukan kedalaman yang diinginkan pencampuran dapat


dilakukan dengan memasukkan bahan isian sesuai kebutuhan agar tanah
stabil. Kerapatan dapat lebih ditingkatkan dengan menambahkan
komponen dalam campuran seperti menambahkan bentoit, kapasitas
lentur dapat ditingkatkan dengan bantuan tulangan baja yang dimasukkan
kedalam kolom. Wet DSM juga dimungkinkan dibuat dalam tabung,
metode ini disebut dengan Tubular Soil mixing (TSM), yang biasanya
digunakan sebagai kolom berkualitas tinggi dengan control penggalian .

2. Dry deep soil mixing


Berlawanan dengan metode wet deep soil mixing, pada metode ini
pencampurang pada tanah kering hanya mungkin dilakukan pada tanah yang
memiliki kadar air yang cukup sehingga dapat memungkinkan bahan kimia

TEKNIK PERBAIKAN TANAH 10


bereaksi menstabilkan pengikat yang disuntikkan berbentuk tanah kering
dan air tanah. Keuntungan dasar dari pencampuran kering adalah efek
stabilitas dapat diperoleh hingga bagian terdalam pada tanah yang sangat
lemah sekalipun, termasuk tanah organik, dengan produktivitas tinggi.
Karna pada pelaksanaanya sangat kecil terjadi kerusakan disekitarnya,
hemat dalam biaya, dan juga dapat dioperasikan pada suhu rendah.
Peralatan yang digunakan dalam dry deep soil mixing terdiri dari
penyimpanan pengikat stationer atau mobil penyimpanan, pabrik bahan, dan
alat bor yang dirancang khusus untuk pemasangan kolom yang dilengkapi
dengan alat pencampur khusus pada batang pengaduk.
Pencampuran dan pengisian pada dry deep soil mixing dilakukan pada
saat batang ditarik, dengan arah pencampuran terbalik ke fase penetrasi.
Pengikatnya diangkut dari shuttle ke alat pengebor melalui selang yang
dihubungkan dengan udara bertekanan. Banyaknya pengikat disesuaikan
dengan rotasi roda. Udara bertekanan dan jumlah pengikat secara otomatis
di kendalikan untuk memasukkan dosisi pengikat yang telah ditentukan
pada tanah. Aturannya lempung, dan lumpur diperkuat oleh kapur dan
semen, sementara tanah organik diperkuat dengan terak tanur.

Gambar 10. Keller dan Penyembur bahan pengikat

TEKNIK PERBAIKAN TANAH 11


Gambar 11. Peralatan Operasional pada Dry Deep Soil Mixing

Gambar 12. Proses Pekerjaan Dry Deep Soil Mixing

TEKNIK PERBAIKAN TANAH 12


Jurnal 1 : Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilitas Tanah Ekspansif
di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Panels Diameter 2 cm
Terhadap Daya Dukung Tanah.

Tanah lempung ekspansif merupakan tanah dengan daya dukung yang


rendah dam memiliki potensi kembang susut yang tinggi, sehingga sering
menimbulkan kerusakan pada bangunan di atasnnya. Oleh karena iu, diperlukan
adanya upaya stabilitasi untuk mengurangi potensi kembang susut tanah serta
meningkatkan pula daya dukung tanah, stabilisasi yang digunakan adalah dengan
metode deep soil mix (DSM). DSM adalah suatu metode stabilitas tanah dengan
cara memasukkan bahan adiktif ke dalam tanah menggunakan mesin bor atau
auger.

Salah satu upaya dalam stabilisasi adalah dengan menambahkan bahan


adiktif salah satunnya seperti fly ash kedalam tanah, penambahan biasa hanya
berlaku untuk tanah pada lapisan dangkal sedangkan pada kenyataanya tanah
ekspansif dapat berada pada lapisan lebih dalam untuk mencapai lapisan ini
dibutuhkan metode yang lebih efektif maka digunaknlah metode deep soil mixing
(DSM).

Pada daerah Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur memiliki jenis tanah yang
tergolong dalam tanah lempung anorganik, dari tanah ini dilakukan penelitian
umtuk variasi jarak dan panjang kolom yang dapat digunakan dengan
penambahan bahan stabilitas menggunakan metode DSM. Metode Deep Soil Mix
(DSM) yang digunakan untuk stabilisasi tanah pada lapisan dalam dan merupakan
in-situ dimana pengikat basah atau kering dimasukkan ke dalam tanah dan
dicampurkan dengan tanah lunak dengan alat pencampur berupa bor atau auger.
Bahan pengikat yang digunakan dapat berupa bahan adiktif seperti semen, kapur,
campuran semen-kapur dan bahan adiktif lainnya. Kosche (2004) mengatakan
bahan-bahan ini dapat membantu mengurangi penurunan dan meningkatkan
stabilitas tanah. Tanah pada daerah ini akan dilakukan stabilisasi menggunakan
metode DSM dengan campuran fly ash 15%,

Setelah dilakukan analisis terhadap tanah lempung anorganik berdasarkan


potensi pengembangan tanah tergolong sangat tinggi/kritis (berdasarkan batas-
batas atterberg), berdasarkan pemeriksaan kepadatan tanah menggunakan alat
density ring sesuai dengan berat isi kering yang diharapkan, berdasarkan uji beban
analisa daya dukung dilakukan pada masing-masing variasi jarak dan panjang
kolom, hal ini dilakukan untuk mengetahui variasi yang berpengaruh terhadap
peningkatan daya dukung tanah. Pada daya dukung tanah yang distabilisasi
menggunakan DSM didapatkan nilai daya dukung berbanding lurus dengan
presentase stabilitas tanah dengan kolom DSM, untuk nilai daya dukung tanah asli

TEKNIK PERBAIKAN TANAH 13


mengalami peningkatan seiring penambahan panjang kolom pada jarak kolom
yang sama, sedangkan daya dukung mengalami penurunan terhadap pertambahan
jarak antar kolom pada panjang kolom yang sama, dikarenakan persentase tanah
yang dilakukan stabilisasi menjadi semakin kecil. Berdasarkan penurunan
pengembangan tanah (swelling) DSM dengan campuran fly ash 15% membantu
menurunkan kadar swellin.

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan keuntungan-keuntungan yang


dapat membantu dalam perbaikan tanah ekspansif yang terdapat pada Desa
Ngasem, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro dengan menggunakn
metode deep soil mix dengan campuran fly ash 15% membantu peningkatan daya
dukung tanah terhadap variasi kolom tipe panels diameter 2 cm, dengan semakin
besar panjang kolom maka nilai daya dukung juga semakin besar.

Metode DSM dirasa merupakan metode yang cocok digunakan pada tanah
pada kabupaten Bojonegoro ini, karena dengan menggunakan metode DSM ini
diperhitungkan lebih efisien terhadap bahan dan biaya yang digunakan pada
pembuatan kolom lapisan dalam.

TEKNIK PERBAIKAN TANAH 14


DAFTAR PUSTAKA

Dilaga, Atma. 2011. Deep Soil Mixing (DSM)-Metode


Perbaikan/Stabilisasi Tanah. Atmadilaga27.blogspot.com.
Diakses pada 20 September 2019.

Hakim, Arif Luqman. 2015. Pengaruh Variasi dan Panjang


Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif di Bojonegoro dengan
Metode Deep Soil Mix Tipe Panels Diameter 2 cm Terhadap
Daya Dukung Tanah. Malang: Universitas Brawijaya.

Lesmana, Andri. dan Susila, Endra. 2016. Studi Perilaku dan


Mekanisme Interaksi Penggabungan Prefabricated Vertical
Drain dan Deep Cement Mixing untuk Perbaikan Tanah
Lunak. Bandung: Institusi Teknologi Bandung.

Suroso, Agus. 2015. Metode Perbaikan Tanah Lunak dengan


Deep Soil Mixing (DSM). www.kellerholding.com. Diakses
pada 20 September 2019.

TEKNIK PERBAIKAN TANAH 15

Anda mungkin juga menyukai