TUJUAN:
TEORI DASAR
3. Kadar air
1. Mekanis :
yaitu pemadatan untuk mempertinggi kerapatan tanah dengan
memakai energi mekanis, seperti mesin gils, ledakan, tekanan statis
dan sebagainya.
- tekanan statis
- pembekuan
- pemanasan
- dll
- gamping / kapur
- dll
Mengingat lapisan tanah dasar yang lunak dan kohesif itu rumit
beserta karakteristik mekanisnya yang sulit, kadang kadang
penggalian untuk pondasi bangunan itu sulit dilakasanakan .
Meskipun sudah diadakan tindakan pengamanan. Jadi dalam
menghadapi pelaksanaan diatas tanah yang lunak dan kohesif
diperlukan suatu persiapan yang lengkap
Metoda ini diterapkan bila kekuatan geser tanah tidak begitu besar
dan cenderung akan runtuh jika timbunan dilaksanakan dengan
cepat. untuk menghindari keruntuhan, maka pelakasanaan
penimbunan harus diperlambat.
E. Metoda pembebanan
pada metoda ini, kapur atau stabilisator semen dikocok kocok dan
dicampur dengan tanah kohesif pada kedalaman tanah tersebut
untuk mengkonsolidasikan tanah yang bersangkutan. Metoda ini
belum lama dikembangkan
- kerapatan pasir
4. Lapisan dangkal
- metoda pembekuan
A. Dengan pemadatan
- percobaan dilaboratorium
- percobaan dilapangan
Tujuan :
Pipa pipa diisi dengan cairan bersuhu rendah, sehingga air pori
dalam tanah pondasi disekeliling pipa menjadi beku
Hasil yang diperoleh dari metoda ini sangat baik, sehingga metoda
ini dapat diterapkan sebagai tindakan sementara untuk konstruksi
terowongan dibawah dasar sungai atau kebocoran pada pipa air
minum dan pipa pembuangan kotoran
Semen adalah perekat hidraulis bahan bangunan, artinya akan jadi perekatan
bila bercampur dengan air. Bahan dasar semen pada umumnya ada 3 macam yaitu
klinker/terak (70% hingga 95%, merupakan hasil olahan pembakaran batu kapur,
pasir silika, pasir besi dan lempung), gypsum (sekitar 5%, sebagai zat pelambat
pengerasan) dan material ketiga seperti batu kapur, pozzolan, abu terbang, dan lain-
lain.
Jika unsur ketiga tersebut tidak lebih dari sekitar 3 % umumnya masih
memenuhi kualitas tipe 1 atau OPC (Ordinary Portland Cement). Namun bila
kandungan material ketiga lebih tinggi hingga sekitar 25% maksimum, maka semen
tersebut akan berganti tipe menjadi PCC (Portland Composite Cement).
Jenis Semen menurut Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) antara lain :
Semen Portland Putih
digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), sebagai filler atau pengisi.
Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni.
Semen Portland Pozolan
Produk ini lebih tepat digunakan untuk bangunan umum dan bangunan yang
memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang, seperti: jembatan, jalan raya,
perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat
penuh.
Semen Portland
adalah jenis yang paling umum dari semen dalam penggunaan umum di seluruh dunia
karena merupakan bahan dasar beton, dan plesteran semen.
Semen Portland Campur
suatu bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama dari terak semen
portland dan gips dengan satu atau lebih bahan anorganik yang bersifat tidak bereaksi
(inert).
Semen Mansonry
Semen ini lebih tepat digunakan untuk konstruksi perumahan gedung, jalan dan
irigasi. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton, paving
block, tegel dan bahan bangunan lainnya.
Semen Portland Komposit
digunakan untuk bangunan-bangunan pada umumnya, sama dengan penggunaan
Semen Portland Tipe I dengan kuat tekan yang sama. PCC mempunyai panas hidrasi
yang lebih rendah selama proses pendinginan dibandingkan dengan Semen Portland
Tipe I, sehingga pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan permukaan
beton/plester yang lebih rapat dan lebih halus.
Stabilisasi tanah dengan semen adalah campuran tanah dengan semen dan
air dengan komposisi tertentu sehingga tanah tersebut mempunyai sifat lebih baik dari
tanah semula. Tujuan tata cara ini adalah untuk mendapatkan komposisi dan mutu
stabilisasi tanah dengan semen sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mencegah
kegagalan dalam pelaksanaan di lapangan dalam pekerjaan konstruksi.
Persyaratan bahan sebagai berikut :
1. Tanah
a. Semua jenis tanah cocok distabilisasi dengan semen terutama tanah yang
berbutir yaitu :
tanah laterit atau lateritis
tanah kepasiran
sirtu
b. Perencanaan campuran harus disesuaikan dengan variabilitas material di lokasi
pelaksanaan.
2. Semen
a. semen yang digunakan untuk stabilisasi umumnya adalah semen portland tipe I.
b. harus dilakukan pengujian waktu ikat awal dari semen sesuai dengan peraturan yang
berlaku untuk pengujian