Anda di halaman 1dari 6

METODE PERBAIKAN TANAH

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, urbanisasi, dan pembangunan, banyak


kegiatan konstruksi yang semakin fokus terhadap perilaku tanah. Apalagi dengan kondisi tanah
yang beragam dan tidak selalu sama pada masing-masing areal konstruksi sehingga
mengharuskan ketelitian dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi itu sendiri. Untuk
mengatasi kondisi tanah yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka ada beberapa teknik
yang digunakan dalam rangka meningkatkan mutu tanah tertentu, diantaranya yaitu teknik
preloading dan vertical drain.

Teknik Preloading dan Penggunaan Vertical Drains


Preloading dan vertical drain pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kekuatan
geser pada tanah, mengurangi kompresibilitas/kemampumampatan tanah, dan mencegah
penurunan (settlement) yang besar serta kemungkinan kerusakan pada struktur bangunan.
Preloading dan vertical drain umumnya digunakan pada tanah dengan daya dukung yang rendah
seperti pada tanah lempung lembek dan tanah organik. Jenis tanah tersebut biasanya memiliki
ciri seperti berikut : kadar air yang ekstrim, kompresibilitas yang besar, dan koefisien
permeabilitas yang kecil. Pada prinsipnya teknik preloading menggunakan vertical drains
merupakan metode perkuatan tanah dengan cara mengurangi kadar air dalam tanah (dewatering).
Biasanya waktu konsolidasi yang dibutuhkan untuk jenis tanah seperti ini memakan waktu yang
lama meski dengan menggunakan beban tambahan yang besar, sehingga teknik preloading
mungkin kurang cocok untuk jadwal kontruksi yang mepet. Ilustrasinya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

(preloading of subsoil)
Jika beban sementara melebihi beban akhir konstruksi maka kelebihan beban tersebut mengacu
kepada beban tambahan (surcharge), dimana dengan menggunakan beban tambahan sementara
(surcharge) yang melebihi beban kerja, tanah akan berada pada kondisi overconsolidated dan
secondary compression untuk tanah overconsolidated akan jauh lebih kecil daripada tanah
dengan normally consolidated. Hal ini akan menguntungkan perencanaan tanah selanjutnya (Chu
et all., 2004).

Dari grafik di atas, dapat dilihat settlement yang terjadi akibat adanya beban tambahan
(surcharge) lebih besar daripada beban rencana (design load) pada selang waktu yang sama.
Selain dengan menggunakan teknik preloading dan menggunakan beban tambahan sementara
(surcharge), peningkatan mutu tanah dapat juga dilakukan dengan menggunakan vertical drains,
selain itu waktu konsolidasi pun juga semakin singkat sebab aliran drainase yang terjadi bukan
hanya ke arah vertikal tapi juga ke arah horizontal. Drain-drain vertikal tersebut dapat diisi
dengan dengan pasir atau bahan lain yang memiliki permeabilitas besar. Untuk saat ini
pengembangannya pun sudah beragam, ada juga yang menggunakan prefabricated vertical drain,
berupa bahan geotekstil atau bahan sintetis sejenisnya.
Perkembangan vertical drains sendiri sudah dimulai sejak tahun 1925, dimana D.J.Moran
seorang insinyur berkebangsaan Amerika memperkenalkan pemakaian drainase dari kolomkolom pasir untuk stabilitas tanah pada kedalaman yang besar. Kemudian untuk pertama kalinya
instalasi drainase ini digunakan di California dan seiring dengan berjalannya waktu, tipe drainase
ini dikenal dengan istilah drainase vertikal (vertical drain). Pada tahun 1936, diperkenalkan
sistem drainase menggunakan bahan sintetis oleh Kjellman di Swedia. Setelah di tes di beberapa
tempat pada tahun 1937 dengan bahan cardboard, lantas mendapat sambutan yang hangat oleh
para ilmuwan. Sejak saat itu, pengembangan vertical drain dilanjutkan dengan berbagai macam
bahan.
Dengan digunakannya prefabricated vertical drains, waktu yang dibutuhkan untuk konsolidasi
melalui teknik preloading pun menjadi semakin singkat dan penurunan/settlement yang terjadi
juga dapat direduksi. Bahkan proses installasi nya pun saat ini sudah semakin berkembang
dimana prefabricated vertical drain dapat mencapai kedalaman 60 m dengan laju 1 m/dt.
Prinsip Vertical Drains
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa tanah lempung lunak memiliki
permeabilitas yang rendah, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan
konsolidasi. Untuk mempersingkat waktu konsolidasi tersebut, drainase vertikal (vertical drains)
dikombinasikan dengan teknik preloading. Vertical drain tersebut sebenarnya merupakan jalur
drainase buatan yang dimasukkan kedalam lapisan lempung. Dengan kombinasi preloading, air

pori diperas keluar selama konsolidasi dan mengalir lebih cepat pada arah horizontal daripada
arah vertikal. Selanjutnya, air pori tersebut mengalir sepanjang jalur drainase vertikal yang telah
diinstalasi. Oleh karena itu, vertical drain berfungsi untuk memperpendek jalur drainase dan
sekaligus mempercepat proses konsolidasi.

(preloading dengan vertical drains)


Metode tradisional yang digunakan dalam pemasangan vertical drains ini yaitu dengan membut
lobang bor pada lapisan lempung dan mengisi kembali dengan pasir yang bergradasi sesuai titik.
Ukuran diameternya sekitar 200 - 600 mm dengan panjang saluran sedalam lebih dari 5 meter.
Karena tujuannya untuk memperpendek panjang lintasan pengaliran, maka jarak antar drainase
merupakan hal yang terpenting.
Berikut adalah berbagai tipe vertical drains dengan masing-masing metode instalasinya :

Sand drain, metode penginstalan dengan cara penumbukan (driven or vibratory


displacement type).Pembuatan drainase pasir dengan metode ini digunakan secara luas
karena biayanya relatif murah, hanya saja metode seperti ini dapat merusak struktur tanah

atau bahkan mengurangi kuat geser tanah.


Sand drain, metode penginstalan dengan cara hollow stem continious-flight auger (low
displacement) drainase pasir dengan metode ini memakai auger melayang menerus dengan
diameter 30 - 50 cm berjarak 2-5 m. Gangguan yang dihadapi biasanya lebih ke arah
rancangan drainase itu sendiri, bagaimana caranya agar drainase yang dibuat memiliki

kapasitas penyaluran air yang baik. Untuk itu, gradasi pasir harus sesuai dengan keperluan.
Sand drain, metode penginstalan dengan cara jetted (non-displacement)
Metode dengan semprotan air (jetted) akan memakan waktu yang cukup lama khususnya
untuk menembus lapisan berbutir kasar. Kedalam untuk drainase tipe ini umumnya kecil

dari 30 m.
Prefabricated sand drain, metode penginstalan dengan cara tumbukan, getaran, auger
melayang,

pengeboran

Yang membedakan penggunaan drainase pasir prefabricated yaitu penggunaan bahan kain
berisi material filter, lalu dimasukkan kedalam lubang drainase yang dibuat sebelumnya

apakah itu dengan pengeboran atau cara lainnya.


Prefabricated band shaped drains, metode penginstalan dengan driven atau vibratory closedend

mandrel

Istilah lain yang biasanya digunakan untuk tipe ini yaitu prefabricated vertical drain (PVD),
umumnya berbentuk pita (band-shaped) dengan sebuah inti plastik beralur yang dibungkus
dengan selubung filterterbuat dari kertas atau atau susunan platik tak beranyam (non woven
plastic fabric). Ukuran yang biasa digunakan yaitu lebar 10 cm dan tebal 0.4 cm. Biasanya
gangguan yang disebabkan oleh penggunaan sistem drainase dengan PVD ini lebih kecil
dibanding dengan sistem drainase pasir konvensional.

Alat yang biasanya digunakan untuk membuat lubang drainase dengan PVD ini bernama
'stitcher', seperti yang dapat dilihat dibawah ini.

Adapun beberapa langkah pengerjaan yang dilakukan untuk perbaikan tanah menggunakan
vertical drains, sebagai berikut:

Uji laboratorium terhadap sampel tanah yang diambil dari titik pengamatan di lapangan

menggunakan alat sondir


Perencanaan vertical drains dengan menggunakan data yang diperoleh dari uji
laboratorium, seperti Indeks pemampatan (Cc) dan Koefisien konsolidasi (Ch). Lalu

ditentukan diameter drainase, jarak, dan kedalamannya.


Analisa stabilitas tanah dan settlement/penurunan

Anda mungkin juga menyukai