Anda di halaman 1dari 41

Konstruksi Jalan Pada

Tanah Ekspansif

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN


DAN JEMBATAN
BALAI GEOTEKNIK JALAN
Istilah dan Definisi

Istilah tanah ekspansif digunakan untuk


tanah atau batuan kelempungan yang
memiliki potensi kembang-susut akibat
perubahan kadar air,

Tanah lempung definisikan sebagai tanah


yang memiliki ukuran butir sama atau lebih
kecil dari 2 micron
• Batuan pembentuk tanah ekspansif dapat berasal
dari batuan beku, sedimen atau metamorf.

• Biasanya daerah tanah ekspansif adalah daerah


yang sering mengalami periode kering yang
panjang diikuti dengan periode basah yang pendek.

• Pada kondisi ini, air hanya tersedia untuk proses


pelapukan sehingga kation yang terakumulasi tidak
akan hilang terbawa pergerakan air keluar sistem.
 Tanah ekspansif memiliki karakteristik yang
berbeda dengan jenis tanah pada umumnya,

▼ Mineral lempung
Mineral lempung yang menyebabkan
perubahan volume umumnya mengandung
montmorillonite atau vermiculite, sedangkan
illite dan kaolinite dapat bersifat ekspansif bila
ukuran partikelnya sangat halus.
▼ Plastisitas
Tanah dengan indeks plastisitas dan batas cair
yang tinggi mempunyai potensi untuk
mengembang yang lebih besar.

▼ Struktur tanah
Tanah lempung yang berflokulasi cenderung
bersifat lebih ekspansif dibandingkan dengan
yang terdispersi.
▼ Berat isi kering
Tanah yang mempunyai berat isi kering tinggi,
memiliki jarak antar partikel yang kecil sehingga
gaya tolak yang terjadi besar dan potensi
pengembangan akan tinggi.
▼ Kimia tanah
Meningkatnya konsentrasi kation dan bertambah
nya tinggi valensi kation dapat menghambat
pengembangan tanah. Sebagai contoh, kation
Mg++ akan memberikan pengembangan yang
lebih kecil dibandingkan dengan Na+.
a. Kaolinite
Merupakan anggota kelompok kaolinite serpentin, yaitu
hydrous alumino silikat Al2 Si2 O5 (OH) 4
 umumnya tidak ekspansif
b. Illite
Merupakan anggota kelompok mika,
Ky Al2 (Fe2 Mg2 Mg3) (Si4-y Aly) O10 (OH2)
Nilai y bervariasi antara 1,0-1,5
 tingkat ekspansif rendah
c. Montmorillonite
Termasuk anggota kelompok smectite
Al2 Mg (Si4 O10)(OH2) x H2O. Ukuran butir lebih halus
dari Kaolinite atau Illite
 tingkat ekspansif tinggi
d. Bentonite
Termasuk anggota montmorillonite, terbentuk
dari proses perubahan mineral pembentuk abu
vulkanik. Daya serap air tinggi (sodium bentonite
menyerap 600-700% air, kalsium bentonite 200-
300%)
Specific
LL PL SI A
Mineral Group Surface
(%) (%) (%) (PI/%clay)
(m2/g)

Kaolinite 10 – 20 30 – 100 25 – 40 25 – 29 0.38

Illite 65 – 100 60 – 120 35 – 60 15 – 17 0.90

Montmorillonites 700 - 840 100 - 900 50 - 100 8.5 - 15 7.20


Skempton (1953)

Luas permukaan
Sp.S. =
Massa Tanah

Semakin kecil benda Semakin besar Sp.S.


Susceptibility to Common Parent Rock
volume change Clay minerals Occurrence
(swell/shrink) Tropical Temperate
Montmorilonite C Shale, Basalt,
Sandstone Limestone
High to very high Saponite R
Nontronite R
…..

Illite C Shale, Shale,


mudstone, mudstone,
sandstone sandstone
Moderate/Reversible
Chloride O Limestone Limestone
Vermiculite R
……
Allophane C/O Recent Recent
Moderate/Irreversible Attapulgate R pyroclastic pyroclastic

Kaolinite C Basalts Granites,


sandstone
Low to very low Halloysite O
Dickite R
……

C = common ; O = ordinary ; R = rare


 Tanah mengandung
MONTMORILLONITE
 Tanah dengan plastisitas tinggi
LL > 40%
PI > 15%
 Adanya zona aktif
 Adanya oksidasi mineral-mineral tertentu
Misal : SULFIT ⇒ SULPHANE
Pengaruh pengembangan Pengaruh penyusutan

Mekanisme Heave
Retakan
Retak memanjang

Terjadi akibat penyusutan


maupun pengembangan
tanah berupa retak
memanjang yang dimulai dari
tepi bahu jalan menuju ke
tengah perkerasan
Bergelombang

 penurunan
 heaving

Penurunan permukaan perkerasan terjadi


akibat berubahnya sifat tanah dasar
menjadi lunak atau pengecilan volume
akibat proses penyusutan

Heaving : Pengangkatan tanah atau cembungan


perkerasan jalan diakibatkan oleh mengembangnya
tanah ekspansif yang berada di bawah perkerasan
Longsoran

Peningkatan kadar air menyebabkan kuat


geser tanah semakin berkurang dan
mencapai kuat geser kritisnya. Berkurangnya
kuat geser tanah akan berakibat
berkurangnya daya dukungnya, sehingga
tanah dasar tidak mampu lagi menahan
beban di atasnya dan terjadi longsoran
Merupakan daerah (kedalaman) tanah dasar dimana kadar air
berfluktuasi

w/PI
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0

2 ZONA
AKTIF

Kedalaman (m)
3

∆ water content = 0
6
⇒ Penyelidikan lapangan
♦ Pemboran (penampang tanah)
♦ Pembuatan sumur & parit uji
♦ Uji penetrasi standar (SPT)
♦ Penyondiran (kekuatan)
♦ Pengambilan contoh tanah
♦ Pemetaan situasi
⇒ Uji laboratorium
♦ Uji Sifat indeks (kdr lempung, LL,PI, dll)
♦ Uji pemampatan (Cc,Cv, e dll)
♦ Uji kekuatan (c,φ)
♦ Uji sifat ekspansif
◘ Uji pengembangan (kekuatan menekan)
◘ Uji perubahan volume (pembesaran)
◘ Uji X-Ray diffraction (jenis mineral)
◘ Uji hisapan tanah (suction)
Identifikasi tanah ekspansif

Langsung
♣ Kembang bebas (free swell)
♣ Indeks Pengembangan (swelling index)
♣ CBR (California Bearing Ratio)
Identifikasi tanah ekspansif

 Tidak langsung
◘ Nilai batas Atterberg
◘ Batas Atterberg dan uji
penetrasi standar (SPT)
◘ Tingkat keaktifan (Activity)

Grafik identifikasi pengembangan


tanah lempung (Van der Merwe, 1964)
Identifikasi tidak langsung

Indeks Plastisitas Potensi


(PI) Pengembangan
0 – 15 Rendah
10 – 35 Sedang
20 – 55 Tinggi
> 55 Sangat Tinggi

Korelasi indeks plastisitas dengan potensi


pengembangan (Chen,1988)
Identifikasi tidak langsung

Sweling
Activity Classification
Potential

< 0.75 Inactive Clay (kaolinite) Low

0.75 – 1.25 Normal Clay (illite) Medium

> 1.25 Active Clay (montmorillonite) High

Skempton (1953)

Activity is Ratio of PI to percent by weight finer than 2 µ

PI
A =
% Clay
Klasifikasi Potensi Kembang (Seed et al., 1962)
Pertimbangan desain
▲ Kembang susut
▲ Stabilitas
▲ Faktor keamanan
▲ Parameter desain
 Kuat geser : kohesi (c) dan sudut geser dalam (φ)
 Indeks kompresibilitas (Cc) dan koefisien konsolidasi
(Cv)
▲ Tekanan mengembang (swelling pressure)
▲ Hisapan tanah
▲ Pengangkatan tanah ke atas (heaving)
Desain konstruksi jalan di atas tanah ekspansif

♣ Zona aktif
 Fungsi kadar air (w) dengan kedalaman (D)
 Fungsi kadar air dibagi indeks plastisitas (w/PI)
dengan kedalaman (D)

♣ Kestabilan timbunan

♣ Pemadatan tanah

♣ Kuat geser tanah (tak jenuh)

♣ Retak tarik (tension crack)


Kedalaman tension crack :

D
yc =
µρH
1+
∫ w ρw E

Gambar Kurva keruntuhan tanah tak jenuh


(Fredlund & Rahardjo, 1993)

Kuat geser tanah tak jenuh

τ ff = c' + (σ f - u a )f tan φ ' + (u a - u w )f tan φ b

Gambar Retak Tarik (tension crack)


(Fredlund & Rahardjo)
Sumber :
ASTM 4546 – Standard Test Methods for
One-Dimensional Swell or Settlement
Potential of Cohesive Soils.

A :
 Free swell
 Percent heave for vertical confining
pressure up to the swell pressure
 Swell pressure

B :
 Percent heave or settlement for
vertical pressure usually equivalent
estimated in situ vertical overburden
 Swell pressure

C :
 Swell pressure
 Preconsolidation pressure
 Percent heave or settlement within the
range of applied vertical pressure
Hasil Analisis Kimia

Komposisi kimia dalam % Berat


Komponen
BT.2 BT.3
SiO2 44.32 50.82
Al2O 28.21 25.83
Fe2O 8.33 6.25
Na2O 0.72 0.50
MgO 0.13 0.40
K2 O 0.15 0.31
⇒ Penggantian material
⇒ Stabilisasi
⇒ Manajemen air : Penghalang migrasi kadar air
• Geosintetik
› Penerapan geomembran (horizontal & vertical barrier serta
membran pembungkus lapisan tanah)
• Beton
• Aspal
⇒ Pembebanan
CL PERKERASAN

7.00 0.30 0.90 0.30 1.00


AGG CLASS B
6.00

0.300.30
0.30 0.30

SELECTED FILL

0.30 0.90 0.300.30


GEOMEMBRAN

1.70
BACK FILL & COMPACTED

1.00
1.00

TIPIKAL POTONGAN MELINTANG GEOMEMBRAN TIPE-2


KM. 132+000-KM.133+000
Membran vertikal
pada konstruksi
jalan

D = ½ ~ 2/3 kedalaman zona aktif

Membran pembungkus lapisan tanah


pada konstruksi jalan
Pemasangan Penghalang Vertikal - Geomembran

min 600 mm PERKERASAN min 600 mm OVERLAY

PERKERASANEKSISTING

TANAHDASAR TANAHDASAR

½-¾ ½-¾
Material
zona Galian +½
zona
aktif - ¾aktif
Zona
ALIRAN ALIRAN Aktif
LATERAL GEOMEMBRAN LATERAL GEOMEMBRAN

Detail dapat Detail dapat


dirujuk pada dirujuk pada
Gambar 4 Gambar 4

(a) PERKERASANBARU (b) LAPISULANG


Pemasangan Penghalang Vertikal – Cement-treated slurry

min 600 mm

Material galian
GEOMEMBRAN 30 cm

Material
Galian +
½-¾
Zona½-¾ TANAH DASAR
Aktifzona
½-¾
aktif
Cement-treated
Zona
slurry
Aktif

GEOMEMBRAN

min 152 mm
LL

PL

PI
PI = LL - PL

Stabilisasi tanah dasar dengan


kapur (limestone)
Batas Atterberg

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
0
92
1 36 56
2
41 92
3 51
4

Kedalaman
7
32
8 46 77
9

10

11

12

13

14

15

16

Tekanan Pengembangan (swelling


pressure) ditahan oleh beban timbunan
SOIL REPLACEMENT

Anda mungkin juga menyukai