Slide Tanah Ekspansif S2 PDF
Slide Tanah Ekspansif S2 PDF
(expansive soil)
istilah yang digunakan pada tanah atau batuan yang
mempunyai potensi penyusutan atau pengembangan oleh
pengaruh perubahan kadar air.
c) Kaololinite d) Montmorillonite
Bentuk mineral lempung
Pembentukan lempung dari pengendapan Lempung ketika terjadi penurunan
Derajat pengembangan bergantung pada
tipe mineral dalam lempung
Molekul air
TANAH EKSPANSIF
MENGEMBANG RONGGA
➔ PELAT KEHILANGAN DUKUNGAN
MUSIM KEMARAU
TANAH EKSPANSIF
SUSUT
RONGGA
➔ PELAT KEHILANGAN DUKUNGAN
Akibat Kembang Susut
Perkerasan Rusak
Perkerasan naik dan tanah dasar CBR turun
karena kadar air naik
TANAH EKSPANSIF
Pada saat awal musim hujan, bagian pinggir naik lebih dulu.
Pada musim kemarau kebalikannya.
Longsoran, perkerasan terangkat,
bangunan retak/ambruk
Kerusakan pada bangunan ringan
akibat tanah ekspansif
Kerusakan bangunan gedung
ringan
Kerusakan bangunan akibat
kembang-susut tanah
A = PI/C
C = 9%
PI = indeks plastisitas 0.002
C = persen fraksi ukuran lempung (diameter < 0,002 mm). Dia.(mm)
Calcite 0,2
Quartz 0
Potensi pengembangan 3
mineral lempung
Beban terbagi rata Potensi pengembangan (%)
(kPa) Kaolinite Illite Montmorillonite
9,6 Dapat diabaikan 350 1500
400 Dapat diabaikan 150 350
Potensi pengembangan atau persen pengembangan q
DH
S = DH/H x 100%
H
DH = kenaikan tinggi sampel
H = tinggi awal sampel
Potensi pengembangan tanah ekspansif
diprediksi secara tak angsung dengan
batas Atterberg
Uji hidrometer untuk lempung
UJI PENGEMBANGAN DI
LABORATORIUM
Manometer
pembacaan
penurunan Hasilnya:
1. Potensi
pengembangan (S)
Beban 2. Tekanan
pengembangan (ss)
Air
Batu
tembus
Contoh tanah air
Penentuan potensi pengembangan secara
langsung menggunakan alat uji
pengembangan (alat konsolidasi)
Persen pengembangan (S)
lempung bergantung pada
q = 6,9 kPa
wopt dan gd-mak
S = DH/H
▪ SELESAI KULIAH 5
Klasifikasi derajat ekspansi Seed et al. (1962)
Potensi
Derajat ekspansi
pengembangan, S (%)
Rendah 0 – 1,5
Sedang 1,5 – 5
Tinggi 5,0 – 25
Kuliah – S1 19/3/21
S = (3,6 x 10-5)A2,44 C3,44 = (3,6 x 10-5)x 1,42,44 x 203,44 = 2,38 (Klasifikasi “sedang”)
S2-9/3/21
Gambar X.29 Profil kadar air untuk tanah A (Al-Homoud et al., 1997).
Bervariasi akibat
iklim
Bervariasi akibat
iklim
Kedalaman dibawah permukaan
Seimbang Kedalaman
zona aktif
HASIL PENELITIAN DI JALAN RAYA PURWODADI-
SURAKARTA
LOKASI KADAR AIR PENGEMBANG DERAJAT TEKANAN
AWAL (%) AN (%) EKSPANSIF PENGEMBANGAN
(kPa)
KM. 05 +000 6,45 0,94 RENDAH 52
KM. 11+000 19,85 14,84 TINGGI 300
KM. 13+000 11,49 2,98 SEDANG 68
KM. 14+700 27,90 1,90 TINGGI 240
KM. 16+400 32,25 10,26 TINGGI 150
KM. 17+900 29,49 16,84 TINGGI 200
KM. 19+200 20,81 12,82 TINGGI 156
KM. 22+100 17,67 6,39 TINGGI 110
KM. 23+700 36,30 7,67 TINGGI 165
KM. 24+600 37,27 8,40 TIMGGI 130
KM. 26+800 28,20 6,71 TINGGI 58
KM. 28+900 25,00 18,64 TINGGI 320
KM. 30+400 28,62 16,21 TINGGI 330
KM. 32+000 19,65 9,11 TINGGI 188
KM. 34+900 13,12 8,40 TINGGI 170
(Sumber: Latief, 2005)
PERBAIKAN AKIBAT PENGEMBANGAN
TANAH-DASAR
Prosedur perbaikan umumnya sifatnya hanya untuk kepentingan
sementara.
Untuk kerusakan berat yang disebabkan oleh pengembangan tanah-
dasar (subgrade), penanganan yang dilakukan sering hanya
bersifat pencegahan atau mengurangi masalah di masa datang.
Penghalang kelembaban dari geomembran yang digunakan di jalan bebas hambatan San
Antonio (Steinberg, 1981).
Penghalang vertikal
Penempatan harus sedalam mungkin. Kedalaman
minimum harus paling sedikit setengah dari
kedalaman zona aktif.
Penghalang yang kedalamannya < 0,6 - 1 m, tidak
begitu menjamin bekerjanya struktur ini (Snethen,
1979a).
Material urugan yang digunakan untuk parit harus
lolos air (pasir, kerikil, sirtu).
Untuk penghalang vertikal digunakan geomembran.
PENGHALANG KELEMBABAN
HORISONTAL
Rel KA
Ballast
W (%)
Dw
1 m (pasir)
Dw