Anda di halaman 1dari 63

MATERI KULIAH

METODA KONSTRUKSI

ARY SETYAWAN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNS

2022
2. ALAT BERAT 2
3. ALAT BERAT TRAKTOR
4. EXCAVATOR
5. TRUCK AND COMPACTOR
PTM as-1

PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

Pekerjaan Sipil Tenaga Kerja


Alat Mekanis (Mesin)

Yang dimaksud alat mekanis adalah semua peralatan yg dijalankan dengan tenaga
mesin, untuk pelaksanaan pekerjaan lapangan, yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Batu
Pekerjaan Beton
Pekerjaan penunjang pekerjaan pokok
Pekerjaan tanah merupakan kegiatan penting terutama dalam pembangunan jalan raya,
lapangan terbang, dan irigasi.

PEKERJAAN TANAH MELIPUTI


a. Pekerjaan pemotongan tanah (Cutting ).
Yaitu pekerjaan untuk mengurangi ketinggian tanah sampai ketinggian yang direncana-
kan.
b. Pekerjaan pemuatan (Loading)
Yaitu usaha memuat hasil pemotongan ke dalam alat pengangkut
c. Pekerjaan pengangkutan (Hauling)
Yaitu usaha memindahkan tanah ke tempat lain
d. Penebaran tanah (Spreading)
Yaitu usaha penebaran tanah untuk mendapatkan permukaan yang rata
e. Pembersihan permukaan (Stripping)
Yaitu pemotongan bagian atas permukaan tanah agar bersih dari rumput maupun ta-
nah yang kurang baik.
f. Pemadatan tanah (Compacting)
Yaitu usaha untuk memadatkan tanah agar didapatkan daya dukung tanah yang disya-
ratkan.
g. Pembasahan (Watering)
Yaitu usaha membasahi tanah sebelum dipadatkan agar pada pelaksanaan pemadatan
diperoleh kepadatan yang maksimum dalam waktu yang singkat.
h. Galian tanah (Excavating)
Yaitu usaha membuat lubang atau saluran yang lebih rendah dari permulcaan tanah di
mana alat tersebut berdiri.

Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut perlu didukung disiplin ilmu yang lain:
Geologi, Geodesi, Geoteknik, dll
Perlu fasilitas pendukung untuk mobilisasi
PTM as-2

SIFAT-SIFAT TANAH

Beberapa sifat-sifat tanah sehubungan dengan pekerjaan pemindahan, penggusuran


dan pemampatan perlu diketahui. karena tanah yang dikerjakan akan mengalami
perubahan dalam volume dan kepampatannya Oleh karena itu dalam menyatakan
jumlah volumenya perlu dinyatakan keadaan tanah yang dimaksud.

Keadaan tanah yang mempengaruhi volume tanah yang kita jumpai dalam pekerjaan-
pekerjaan tanah antara lain :
Bank Loose Compact

a. Keadaan asli/alam (bank)


Keadaan tanah yang dijumpai sebelum tanah tersebut terusik, atau dalam keadaan
bank atau alam, ukurannya dinyatakan dalam bank measure (BM) Keadaan yang
demikian ini meliputi juga keadaan sejumlah tanah yang akan dikerjakan.
b. Keadaan lepas (loose)
Yaitu keadaan tanah setelah mengalami gangguan, baik yang berupa kegiatan
pemotongan, penggalian dan lain-lainnya. Ukuran tanah dalam keadaan lepas ini
biasanya dinyatakan dalam % BM (BM + swell), jadi volume tanah loose akan lebih
besar dibanding volume tanah alam pada berat tanah yang sama.
c. Keadaan padat (compact)
keadaan tanah setelah diberikan usaha-usaha pemampatan dengan bermacam cara
baik dengan alat maupun dengan tenaga manusia. Besamya ukuran tanah dalam
keadaan pampat (compacted) ini, jika dibandingkan dengan BM. sangat tergantung
dari usaha pemampatan yang diberikan, jadi mungkin dapat lebih besar atau
mungkin dapat lebih kecil

Deskripsi Tanah Berdasarkan Ukuran Butir Beserta Berat Volume Dalam


Keadaan Asli (Bank)
Diameter Butir Berat Volume Asli
Nama Umum
(mm) (t/m3)
Kerikil (gravel) 2.0-50.00
pecah 1.70-1.80
bulat 1.80-1.90
Pasir (sand) 0.05-2.0
kering 1.40-1.50
sedang 1.6-1.75
basah 1.80-1.90
Lempung dan lanau (clay dan silt) 0.001-0.05
kering 1.60-1.80
basah 1.90-2.1
Batu pecah 50 lebih 1.55-1.65
Tanah campuran
kering 1.50-1.60
basah 1.60-1.70
PTM as-3

Perbandingan Volume Dalam Berbagai Keadaan Untuk Bermacam-Macam


Tanah

Lepas Padat
Nama Umum L C
Asli Asli
kerikil (gravel) 1.05-1.25 0.80-1.00
pasir (sand) 1.10-1.30 0.80-1.00
lempung dan lanau 1.15-1.35 0.80-1.00
batu pecah 1.65-1.75 1.25-1.35
tanah 1.20-1.30 0.85-0.95

Bertambahnya volume tanah dari bank menjadi loose disebut dengan swell yang
dinyatakan dalam %, dan dihitung dengan:
B 
Sw    1  100%
L 
Keterangan: Sw : % swell
B : berat tanah dalam keadaan bank (alam)
L : berat tanah dalam keadaan loose (lepas)

Berkurangnya volume tanah dan keadaan bank menjadi pampat disebut dengan
shrinkage atau susut, yang dinyatakan dalam %, dan dihitung dengan rumus:
 B
Sh  1    100%
 C
Keterangan: Sh : % shrinkage atau susut
B : berat tanah dalam keadaan bank (alam)
C : berat tanah dalam keadaan compacted (pampat)

Contoh:
Suatu tanah yang akan digunakan untuk penimbunan mempunyai nilai-nilai:
Berat tanah alam: 88 lbs/cu.ft
Berat tanah lepas: 74 lbs/cu.ft
Berat tanah dimampatkan: 110 lbs/cu.ft
Maka:
88
Sw    1  100%  18.9%
 74 
88
Sh  1  
  100%  20%
 110 

Disamping swell dan shrinkage, untuk menyatakan konversi keadaan tanah dapat juga
digunakan load factor dan shrinkage factor

vol.tanah keadaan bank


Load Factor 
vol.tanah keadaan loose

vol.tanah keadaan compacted


Shrinkage Factor 
vol.tanah keadaan bank
PTM as-4

Daftar Load Factor dan Prosentase Swell dari berbagai macam bahan

Material % Swell Load Factor (%)


Bauksit 33 75
Kaliche 82 55
Cinders 52 66
Karnotit, Bijih Uranium 35 74
Lempung: tanah liat asli 22 82
kering untuk digali 23 81
basah untuk digali 25 80
Lempung & Kerikil: kering 41 71
Basah 11 80
Batu bara: antrasit muda 35 74
antrasit tercuci 35 74
Bitumen muda 35 74
Bitumen tercuci 35 74
Batuan lapukan
75% batu 25% tanah biasa 43 70
50% batu 50% tanah biasa 33 75
25% batu 75% tanah biasa 25 80
Tanah: Kering padat 25 80
Basah 27 79
Lanau (Loam) 23 81
Batu granit – Pecah 64 61
Kerikil: siap pakai 12 89
Kering 12 89
Kering ¼” – 2” (6-51 mm) 12 89
Basah ¼” -2” (6-51 mm) 12 89
Pasir & Tanah liat: lepas 27 79
padat - -
Gips dengan pecahan agak besar 75 57
dengan pecahan lebih kecil 75 57
Hematit, bijih besi 18 85
Batu kapur – pecah 69 59
Magnetit, bijih besi 18 85
Pyrit, bijih besi 18 85
Pasir batu 67 60
Pasir: kering lepas 12 89
sedikit basah 12 89
Basah 12 89
Pasir & Kerikil: kering 12 89
Basah 10 91
Slag-pecah 67 60
Batu – pecah 67 60
Takonit 75-72 57-58
Tanah permukaan (Top Soil) 43 70
Traprock – pecah 49 67
PTM as-5

Contoh:
Berapa kali harus diangkut oleh scraper dengan kapasitas 18 cu-yd, jika dibutuhkan
tanah lempung berkerikil kering, sebanyak 8000 cu-yd (compacted) dengan shrinkage factor
0.80 ?

Jawab:
8000
Diperlukan tanah =  10.000 cu  yd (bank)
0.80
Kemampuan scraper mengangkut tanah = 18 * 0.71 = 12.78 cu-yd (bank)
10000
Jika digunakan 1 scraper maka diperlukan =  782.5 kali
12.78

Faktor perubahan volume tanah untuk berbagai macam tanah

Perubahan Volume Tanah


Tanah Asli Kondisi Tanah
Asli Lepas Padat
Pasir A. Keadaan asli 1.00 1.11 0.95
B. Keadaan lepas 0.90 1.00 0.80
C. Keadaan padat 1.05 1.17 1.00
Lempung kepasiran A. Keadaan asli 1.00 1.25 0.90
B. Keadaan lepas 0.80 1.00 0.72
C. Keadaan padat 1.11 1.59 1.00
Lempung A. Keadaan asli 1.00 1.25 0.90
B. Keadaan lepas 0.70 1.00 0.63
C. Keadaan padat 1.11 1.59 1.00
Tanah berkerikil A. Keadaan asli 1.00 1.18 1.08
B. Keadaan lepas 0.85 1.00 0.91
C. Keadaan padat 0.93 1.09 1.00
Kerikil A. Keadaan asli 1.00 1.13 1.03
B. Keadaan lepas 0.88 1.00 0.91
C. Keadaan padat 0.97 1.10 1.00
Kerikil padat A. Keadaan asli 1.00 1.42 1.29
B. Keadaan lepas 0.70 1.00 0.91
C. Keadaan padat 0.77 1.10 1.00
Batu kapur- pecah A. Keadaan asli 1.00 1.65 1.22
batuan lunak B. Keadaan lepas 0.61 1.00 0.74
C. Keadaan padat 0.82 1.35 1.00
Granit basalt dan A. Keadaan asli 1.00 1.70 1.31
batuan keras B. Keadaan lepas 0.59 1.00 0.77
C. Keadaan padat 0.76 1.30 1.00
Batu pecah A. Keadaan asli 1.00 1.75 1.40
B. Keadaan lepas 0.57 1.00 0.80
C. Keadaan padat 0.71 1.24 1.00

Angka-angka dalam tabel tersebut hanya sekedar untuk gambaran saja, karena angka
pasti masih banyak dipengaruhi oleh fakor-faktor lain misalnya kadar air, gradasi, dll.
PTM as-6

DASAR BEKERJANYA PERALATAN

Faktor yang Mempengaruhi Gerakan Peralatan


Ketinggian Tempat Kerja
Yang dimaksud dengan ketinggian di sini adalah lokasi/tempat bekerjanya alat
terhadap permukaan air laut. Seperti kita ketahui bahwa mesin dari alat yang digunakan
kebanyakan dari jenis internal combustion engines, yang bekerjanya atas dasar pembakaran
campuran zat asam (oksigen) dari udara dengan bahan bakar. Untuk mendapatkan
tenaga maksimal dalam pembakaran harus dipenuhi syarat-syarat perbandingan yang
tepat antara bahan bakar dan oksigen. Apabila kerapatan udara berkurang, misalnya
karena berada pada tempat yang lebih tinggi, maka jumlah oksigen per satuan volume
dalam udara juga berkurang, sehingga mesin tidak dapat mencapai pembakaran yang
sempurna.

Untuk mendapatkan pembakaran yang sempuma, tentu saja bahan bakar dikurangi,
agar perbandingan oksigen dan bahan bakar memenuhi persyaratan, tetapi hal ini akan
menyebabkan tenaga mesin berkurang. Dan pengertian ini, maka berkurangnya tenaga
mesin sebanding dengan kerapatan udara, sehingga untuk pertimbangan praktis,
dianggap bahwa berkurangnya tenaga mesin berbanding lurus dengan bertambahnya
ketinggian tempat kerja.

Praktisnya dapat ditulis menjadi. berkurangnya tenaga mesin adalah sebesar 3% dari
HP (Horse Power) seluruhnya untuk tiap penambahan 1000 feet di atas 3000 feet yang
pertama, dari atas permukaan air laut. untuk/our cycle engines. Untuk two cycle engines
berkurang sebesar 1% tiap penambahan ketinggian 1000 feet.

Contoh:
Sebuah traktor 100 HP (four cycle engines) bekerja pada ketinggian 10.000 feet dari
permukaan air laut.

Tenaga mesin (di atas muka air laut) = 100 HP


3% * 10.000- 3000)* 100
Pengurangan = = 21 HP
1000
tenaga efektif = 100 - 21 = 79 HP

Sehingga untuk keperluan kerja traktor tersebut, hanya dihitung kemampuannya


sebesar 79 HP atau bekerja efektif 79 % saja.

Pada akhir-akhir ini penggunaan alat super charger dapat mengurangi kehilangan tenaga
akibat ketinggian tempat ini. Super charger bertujuan untuk menginjeksikan udara ke
dalam silinder, sehingga sistem super charger ini dapat mempertinggi tenaga mesin
hingga mencapai 125%.

Temperatur
Apabila suhu udara naik, udara mengembang, hal ini akan mengurangi
kandungan oksigen per satuan volume udara, sehingga akan mengurangi tenaga mesin.
Pengaruh berkurangnya tenaga pada mesin akibat temperatur ini adalah, tenaga mesin
berkurang sebesar 1% untuk tiap suhu udara naik 10° F di atas temperatur standar
85°F, atau tenaga mesin akan bertambah 1% bila suhu udara turun tiap 10° F di bawah
temperatur standar 85° F.
PTM as-7

Koefisien Traksi
Tenaga mesin alat hanya dapat dijadikan tenaga traksi yang maksimal apabila
ada gesekan yang cukup antara pennukaan ban/roda dengan pennukaan tanah tempat
alat tersebut bekerja. Apabila gesekan antara tanah dengan roda/ban kurang, maka
tenaga berlebih yang dilimpahkan kepada roda hanya akan menyebabkan selip.
Koefisien traksi adalah besamya tenaga tank yang menyebabkan selip dibagi
dengan berat kendaraan keseluruhan (untuk crawler/roda rantai) atau besamya tenaga
tank yang menyebabkan selip dibagi dengan berat kendaraan yang terlimpah pada roda
geraknya.

Contoh:
Sebuah alat dengan roda rantai (crawler), berat total alat 3000 kg. Dari hasil
pengamatan. alat tersebut bekerja pada medan tertentu, roda mengalanu selip pada saat
diberikan tenaga traksi sebesar 2.400 kg.

2400
Jadi koefisien traksi =  0.8
3000

Contoh:
Sebuah loader berat total 10.000 kg, 60% berat kendaraan dilimpahkan pada roda gerak.
Dari hasil pengamatan roda gerak selip pada pada tenaga tank sebesar 4.000 kg. Berat
alat yang dilimpahkan apda roda gerak = 0.60 * 10.000 kg = 6.000 kg

4000
Koefisien traksi =  0.667
6000
Besarnya koefisien traksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya untuk
kendaraan dengan roda karet, kembangan ban, bentuk dan ukuran ban, keadaan
permukaan tanah dan sebagainya sangat mempengaruhi besamya nilai koefisien traksi.
Variasi-variasi ini tidak dapat diberikan secara pasti, tetapi dari percobaan-percobaan
dapat dilberikan ancer-ancer seperti tabel berikut.

Jenis Permukaan Ban Karet Crawler


Beton kering dan kasar 0.80-1.00 0.45
Tanah liat kering 0.50-0.70 0.90
Tanah liat basah 0.40-0.50 0.70
Pasir kering 0.15-0.20 0.30
Pasir basah 0.20-0.40 0.50
Kerikil lepas 0.10-0.30 0.40
Es/salju 0.05-0.10 0.15

Contoh:
Sebuah traktor roda karet dengan dua roda gerak, berat total 18.000lbs bekerja pada
tanah berpasir basah dengan koefisien traksi 0.3
Maka tenaga traksi yang dapat dimanfaatkan = 0.3 * 18.000 = 5.400lbs

Tahanan Gelinding (Rolling Resistance = RR)


Yaitu tenaga tarik yang diperlukan untuk menggerakkan tiap ton berat
kendaraan termasuk muatannya di atas permukaan yang datar.
Untuk kendaraan beroda ban dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a. Ukuran ban
PTM as-8

b. Tekanan angin
c. Bentuk kembang dari permukaan ban
Untuk kendaraan beroda rantai biasanya tergantung dari sifat permukaan tanah

G
P
RR 
G
dimana:
RR : Rolling resitance
P : Gaya tarik (tegangan tali)
G : Berat kendaraan

Landai Permukaan
Jika sebuah kendaraan melalui jalan yang menanjak, tenaga traksi yang diperlukan
oleh kendaraan akan naik pula, kira-kira akan sebanding dengan tanjakan jalan yang
dilalui. Deniildan juga bila jalan tunm. tenaga yang diperiukan berkurang denfian nilai
yang sama seperti jalan menanjak.
Landai jalan dinyatakan dalam persen (%), ialah perbandingan antara perubahan
ketinggian per satuan panjang jalan. Penambahan dan pengurangan tenaga traksi
akabat adanya tanjakan atau turunan dapat dikatakan berbanding lurus dengan % naik
turunnya landai jalan tersebut. Meskipun keadaan sebenarnya tidak tepat demikian,
namun secara praktis pernyataan tersebut dapat digunakan secara praktis, karena
hasilnya tidak begitu jauh dengan kenyataan. Misalnya sebuah kendaraan dengan berat
1.000 kg melewati jalan naik dengan landai 5%, maka tambahan tenaga traksi yang
diperiukan = 5% * 1.000 = 50 kg.
Secara mudah pengaruh landai (grade) ini adalah sebesar 10 kg atau 20 lbs per ton
berat kendaraan setiap % grade. Dalam hitungan-hitungan kebutuhan tenaga traksi kita
bedakan antara tanjakan dan turunan sebagai berikut:
a. Grade Resistance adalah tanjakan yang mengakibatkan bertambahnya tenaga traksi
yang diperiukan.
b. Grade Assistance adalah turunan yang mengakibatkan berkurangnya tenaga traksi
yang diperlukan.

Jadi Total Resistance = TR, adatah :


TR=RR+GR, atau TR=RR-GA
Keterangan:
TR = Total Resistance
RR = Rolling Resistance
PTM as-9

GR = Grade Resistance (akibat tanjakan)


GA = Grade Assistance (akibat turunan)

Tenaga Roda (Rimpull)


Tenaga roda adalah tenaga gerak yang dapat disediakan mesin kepada roda-roda
gerak suatu kendaraan yang dinyatakan dalam kilogram atau lbs. Jika secara rinci tidak
disediakan oleh pabrik pembuat alat/kendaraan, tenaga roda ini dapat dihitung dengan
rumus:

375 * HP * Efisiensi
Rimpull  (lbs)
kecepatan (mph)

Contoh:
Sebuah traktor roda karet 160 HP. berjalan pada gigi ke 1 dengan kecepatan 3.6 mph,
maka rimpull yang tersedia pada roda-roda maksimal:

375 * 160 * 0.80


Rimpull   13.500 lbs
3.6

Tenaga ini hanya dapat dimanfaatkan apabila cukup gesekan antara tanah dengan roda.
Misalnya traktor tersebut pada gigi ke 4 dengan kecepatan 22,4 mph harus menarik
muatan (total + berat traktor) sebesar 16 ton dan harus melalui tanjakan 5% dan RR =
50 lbs/ton, maka :

3.6
Rimpull   13.500  2.160 lbs
22.4
Akibat RR: 50 * 16 = 800 lbs
Akibat GR: 5*20*16 = 1.600 lbs
Sehingga TR = RR + GR = 2.400 lbs

Disini Rimpull yang tersedia 2.160 lbs < 2.400 lbs (berat traktor + muatan yang harus
ditarik), sehingga harus pindah gigi yang lebih rendah agar traktor dapat menarik.

Tanaga Tarik (Drawbar Pull = DBP)


Tenaga tersedia pada traktor/kendaraan yang dapat dihitung untuk menarik
muatan disebut tenaga tank traktor (drawbar pull = DBP), ialah tenaga yang terdapat
pada gantol (hook) di belakang traktor tersebut, yang dinyatakan dalam kilogram atau
lbs.
Dari tenaga mesin secara keseluruhan setelah dikurangi untuk mengatasi
gesekan-gesekan mekanisme traktor, untuk tenaga menggerakkan kendaraannya sendiri
dan lain-lain pengaruh yang mengurangi daya guna mesin. maka sisanya dihitung
sebagai DBP.
DBP ini besamya tergantung juga dari kecepatan gerak kendaraan (gear selection),
untuk masing-masing gigi dinyatakan masing-masing DBP nya untuk kecepatan
maksimal pada gigi tersebut, pada putaran mesin tertentu (rated RPM). Sebagai contoh
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Biasanya dalam daftar spesifikasi yang diberikan oleh masing-masing pabrik
telah diperhitungkan besamya rolling resistance sebesar 110 lbs/ton berat traktor. Jika
dalam kenyataannya nilai RR tersebut lebih kecil atau lebih besar, maka dapat
dilakukan penyesuaian nilai DBP nya.
PTM as-10

Gigi ke Kecepatan DBP (lbs)


1 1.56 9.909
2 2.20 6.872
3 3.04 4.752
4 3.88 3.626
5 5.30 2.419

Contoh:
Sebuah traktor berat 15 ton mempunyai DBP = 5.684 lbs, diperhitungkan pada nilai
RRF = 110 lbs/ton. Jika traktor bekerja pada jalan dengan RRF =180 lbs/ton, maka :
DBP pada RRF 110 lbs/ton = 5.684 lbs
reduksi DBP = (180-110) * 15 = 1.050 lbs
Jadi DBP efektif tinggal = 4.634 lbs

Kemampuan Mendaki Tanjakan (Gradability)


Kemampuan mendaki tanjakan ini adalah landai maksimal yang dapat ditempuh
oleh sebuah traktor atau kendaraan yang dinyatakan dalam % landai. Kemampuan ini
berbeda pada masing-masing keadaan traktor/kendaraan yang kosong atau yang isi
muatan atau dalam keadaan menarik muatan atau kecepatan pada gigi yang dipilih dsb.

Gerakan maju traktor sebagai alat penarik (prime mover) dibatasi oleh :
a. daya tarik (DBP atau rimpull) yang disediakan oleh mesin,
b. rolling resistance pada permukaan jalan,
c. berat total dengan muatan. dan
d. landai permukaan jalan yang dilalui.

Untuk crawler traktor kemampuan mendaki dihitung berdasarkan sisa DBP yang masih.
setelah dari DBP seluruhnya dikurangi dengan DBP yang dibutuhkan untuk
menanggulangi rolling resistance.

Contoh:
Sebuah traktor menarik scraper dengan ketentuan sebagai berikut. Traktor 180 HP,
berat 20 ton scraper dengan muatan penuh berat 36 ton. DBP traktor pada gigi ke 3
sebesar 9.200 kg, rolling resistance (RR) traktor 80 kg/ton, RR traktor yang
diperhitungkan oleh pabrik 50 kg/ton, RR scraper 100 kg/ton, efisiensi 85%.

Hitungan:
RR tambahan untuk traktor (80 - 50) = 30 kg/ton
RR traktor = 20 * 30 = 600 kg
RR scraper = 36 * 100 = 3.600 kg
Total RR = 4.200 kg
Maksimal DBP yang dihitung = 85% * 9.200 = 7 820 kg
Untuk mengatasi RR = 4.200 kg
DBP yang tersedia = 3.620 kg
Berat traktor + scraper = 20 + 36 = 56 ton
Diperlukan DBP tambahan 10 kg/ton untuk tiap landai 10%, jadi untuk traktor +
scraper = 10 * 56 = 560 kg untuk tiap 1% landai naik.

3.620
Jadi kemampuan mendaki traktor menarik scraper = * 1%  6.46%
560
PTM as-11

Contoh:
Traktor roda karet 120 HP berat total 12 ton. distribusi beban pada roda gerak 60%,
koefisien traksi 0.5. Traktor menarik scraper dengan muatan penuh 25 ton. DBP traktor
pada gigi ke 2 sebesar 4 500 kg. RR traktor 60 kg/ton, RR yang diperhitungkan pabrik
50 kg/ton, RR scraper 70 kg/ton. Efisiensi mesin 85 %.

Hitungan:
Tambahan RR traktor = (60 - 50) * 12 = 120 kg
RR scraper = 70 * 25 = 1.750 kg
RR total = 1.870 kg

Kontrol traksi pada roda gerak:

25 ton 60% 40%


(7.2 ton) (4.8 ton)

Beban pada roda gerak = 60% * 12.000 = 7.200 kg


Tenaga traksi sebelum teriadi slip = 0.5 * 7.200 = 3.600 kg
Maksimal DBP traktor dihitung = 85% * 4 500 = 3 825 kg > 3.600 kg , jadi traktor
sudah slip

Tenaga yang dapat dimanfaatkan = 3 600 kg


Untuk menanggulangi RR = 1.870 kg
DBP tersisa = 1.730 kg

Berat traktor + scraper = 12 + 25 = 37 ton


Tiap % landai perlu tenaga = 10 * 37 = 370 kg

1.730
Jadi kemampuan mendaki traktor = * 1%  4.67%
370
PTM wd-1

TRAKTOR

Alat untuk mengubah energi mesin menjadi energi mekanik. Traktor merupakan
prime mover (penggerak utama) dari sebagian alat-alat besar.

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih traktor:


1. Ukuran yang diperlukan untuk pekerjaan tertentu, sehingga alat tersebut
betul-betul efektif
2. Macam pekerjaan yang akan dikerjakan: menarik scrapper, mengerjakan ripping
dan lain-lain
3. Kondisi tempat bekerja
4. Traksi yang tersedia pada traktor
5. Haul distance
6. Pengangkutan ke tempat kerja
7. Pekerjaan lanjutan setelah pekerjaan pertama selesai, dll

TRAKTOR DIBEDAKAN MENJADI


A. Crawler Tractor (Traktor Roda Kelabang)
Penting dan banyak digunakan dalam dunia konstruksi. Penggunaannya antara
lain:
Sebagai tenaga penggerak untuk mendorong dan menarik beban
Sebagai tenaga penggerak untuk winch dan alat angkut
Sebagai tenaga penggerak blade (bulldozer)
Sebagai tenaga penggerak front-end bucket loader

Tipe Traktor Roda Rantai


a. Standard: rantai biasa
b. Swampy: Mempunyai tekanan pada tanah rendah sekali (Low Ground
Pressure), cocok digunakan di rawa, tanah lempung, dsb.

B. Wheel Tractor (Traktor Roda Karet)


Penggunakan Wheel Tractor dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan yang
lebih besar, konsekuensinya tenaga tariknya menjadi lebih kecil

Tipe-tipe Wheel Tractor


Traktor Dua Roda
Kemungkinan gear yang lebih besar
Traksi lebih besar, karena seluruh berat yang ada dilimpahkan kepada dua
roda
Rolling Resistance (tahanan gelinding) lebih becil, karena jumlah roda lebih
sedikit
Pemeliharaan ban lebih sedikit
PTM wd-2

Traktor Empat Roda


Lebih confortable untuk dikemudikan
Pada jalan lebih buruk lebih stabil
Kemungkinan menggunakan kecepatan yang lebih besar

Perbedaan Crawler Tractor Dan Wheel Tractor


Crawler Tractor
Tenaga tarik yang besar
Kecepatan relatif becil
Ground contact lebih besar
Dapat bekerja pada kondisi tanah yang buruk, karena daya apungnya lebih
besar
Kemungkinan slip kecil

Wheel Tractor
Tenaga tarik yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan crawler tractor
Kecepatannya besar
Ground contact lebih becil
Sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah di lapangan
Ada kemungkinan slip
PTM wd-3

BULLDOZER

Pada dasarnya merupakan alat yang menggunakan traktor sebagai penggerak


utama. Disebut Bulldozer karena traktor dilengkapi dengan dozer attachment,
dalam hal ini attachmentnya adalah blade.

Bulldozer adalah merupakan salah satu jenis dozer untuk mendorong lurus ke
depan, selain ada juga jenis dozer yang dapat mendorong ke samping (biasanya
sudut serongnya 25°)

Fungsi dari Bulldozer antara lain:


1. Membersihkan medan dari kayu-kayu, tonggak-tonggak pohon dan batu-
batuan
2. Membuka jalan kerja di pegunungan maupun di daerah bebatuan
3. Memindahkan tanah yang jauhnya hingga 300 feet atau ± 90 m
4. Menarik scrapper
5. Menghampar tanah isian/urugan
6. Menimbun kembali trencher
7. Pembersihan sites/medan
8. Pemeliharaan jalan kerja
9. Menyiapkan material-material dari soil borrow pit dan quarry pit

JENIS-JENIS DOZER
Berdasarkan alat geraknya dibedakan:
Crawler Tractor Dozer (dengan roda rantai/belabang)
Wheel Tractor Dozer (dengan roda baret)

Berdasarkan penggerak bladenya dibedakan


Cable controlled (kendali kabel) pada saat ini sudah tidak diproduksi lagi
Hydraulic controlled (kendali hidrolis)

MACAM-MACAM BLADE
1. Straight Blade (S-Blade)
Untuk mendorong lurus ke depan kedudukan pisau tetap
2. Angle Blade (A-Blade)
Pisau yang digunakan untuk posisi lurus dan menyudut
3. Universal Blade (U-Blade)
Digunakan untuk efektifitas produksi, memungkinkan bulldozer dapat
mendorong/membawa muatan lebih banyak, karena kehilangan muatan
relatif lebih kecil
4. Rake Blade
Pisau dozer mempunyai gigi-gigi, dapat digunakan untuk mendorong semak-
semak. Ada dua macam: Angle Rake Blade dan Straight Rake Blade
PTM wd-4

PERBANDINGAN DOZER DENGAN CABLE CONTROLLED


DENGAN HYDRAULIC CONTROLLED

Cable Controlled (Kendali Kabel)


Kesederhanaan dalam pemasangan
Kesederhanaan dalam perbaikan dan pemeliharaan alat
Bahaya akan rusaknya mesin akan berkurang, karena blade dapat mengangkat
dengan sendirinya jika menemui suatu rintangan
Keburangannya adalah badang-hadang memerluhan peberjaan pembantu
misalnya blasting dalam suatu peKerjaan penggusuran.

Hydraulic Controlled (Kendali hydraulic)


Dapat menekan blade ke bawah
Penyetelan blade akan lebih mudah ke posisi yang lebih tepat
Pemeliharaan lebih berat dan harus teliti
Kadang-badang kesulitan dalam penyediaan minyak hidraulis untuk jobsite
yang jauh

PERBANDINGAN CRAWLER MOUNTED BULLDOZER DENCAN


WHEEL MOUNTED BULLDOZER
Kelebihan Crawler Mounted Bulldozer
Daya dorong lebih besar, terutama pada medan yang lunak
Dapat beroperasi pada tanah berlumpur
Dapat beroperasi pada tanah berbatu
Dapat beroperasi pada tanah yang kasar
Daya apung lebih besar, karena ground contact lebih besar
Penggunaan lebih flexible dan lebih luas

Kelebihan Wheel Mounted Bulldozer


Kecepatannya lebih besar untuk bergerak dari jobsite satu ke jobsite lain
Tidak memerlukan alat angkut
Output lebih besar, terutama jika dalam pelaksanaan diperlukan kecepatan
yang tinggi
Kelelahan operator lebih kecil
Tidak merusak jalan, jika berjalan di atas jalan raya

PERHITUNGAN PRODUKSI
Untuk menghitung produksi dari Bulldozer, beberapa pabrik memberikan tabel
estimasi untuk model Bulldozer tertentu, tetapi secara perhitungan teoritis dapat
pula ditentukan dengan mengingat faktor-faktor yang ada.

A. DENGAN TABEL
Perkiraan produksi dozing, dengan memakai Universal Blade/Straight Blade untuk
Bulldozer Type D7 sampai D10 Caterpillar.
PTM wd-5

10U

10S
9U
9S

8U

8S
7U
7S

Perhitungan dengan grafik di atas didasarkan pada kondisi-kondisi:


Efisiensi kerja 100% (60 menit per jam)
Fixed Time (waktu tetap untuk pindah gigi) 0.05 detik
Berat volume tanah yang digusur 1790 kg/m3 (BM), atau 1370 kg/m3 (LM)
Swell 30% atau load factor = 0.769
Koefisien traksi :
Track : 0.5 atau lebih
Wheel : 0.4
Blade dengan hydraulic controlled

Cara pembacaan tabel:


Misalnya untuk jarak penggusuran 300 feet, maka:
Produksi Bulldozer type D10 U = 950 LCY/hr
Produksi Bulldozer type D10 S = 750 LCY/hr
Produksi Bulldozer type D9 U = 550 LCY/hr
Produksi Bulldozer type D9 S = 450 LCY/hr
Produksi Bulldozer type D8 U = 390 LCY/hr
Produksi Bulldozer type D8 S = 300 LCY/hr
Produksi Bulldozer type D7 U = 240 LCY/hr
Produksi Bulldozer type D7 S = 200 LCY/hr
PTM wd-6

Beberapa faktor koreksi, pengaruh dari manusia, alat (mesin) dan kondisi
lapangan terhadap produksi:

No. Uraian Crawler Wheel


1. Operator: a. baik sekali 1.0 1.0
b. sedang 0.75 0.75
c. buruk 0.60 0.60
2. Bahan: a. stock pile 1.20 1.20
b. sulit dipotong
dengan tilt silinder 0.80 0.75
tanpa tilt silinder 0.70 -
dengan kabel kendali 0.60 -
c. keras dipotong/digusur (kering/non-
kohesif) 0.80 0.80
d. batu hasil ledakan 0.60-0.80 -
3. Dengan metode slot dozing 1.20 1.20
4. Dengan metode berdampingan (side by side dozing) 1.15-1.25 1.15-1.25
5. Penglihatan pada waktu operasi berdebu, kabut,
gelap dan hujan 0.80 0.70
6. Efiseiensi kerja: a. 50 menit/jam 0.84 0.84
b. 40 menit/jam 0.67 0.67
7. Direct drive trans. (fixed time 0.01 menit) 0.80 -
8. Bulldozer: a. A blade 0.50-0.75 -
b. C blade 0.50-0.75 0.50-0.75
c. D5 (sempit) 0.90 -
d. U blade 1.20 1.20
e. Bowl blade 1.30 1.30

Selain faktor tersebut di atas, ada satu faktor lagi yang harus dihitung yaitu faktor
grade corection (koreksi akibat landai jalan yang ditempuh).

0.4

0.6
Faktor Kemiringan

0.8

1.0

1.2

1.4
-30 -20 -10 0 10 20 30
% Kemiringan
PTM wd-7

Contoh:
Sebuah Bulldozer D8U dengan tilt silinder bekerja pada tanah lempung keras,
jarak gusur rerata 60 m. Landai naik 10%, operasi dengan cara slot dozing.
Berat volume tanah 1600 kg/m3 (loose), operator sedang, efisiensi kerja 50
menit/jam. Berapa produksi rerata per jamnya ?

Hitungan:
Faktor-faktor koreksi:
lempung keras, tilt silinder : 0.80
koreksi landai : 0.84
slot dozing : 1.20
operator sedang : 0.75
efisiensi kerja : 0.84
1370
koreksi berat tanah :  0.856
1600
Dari grafik produksi alat didapat produksi ideal = 410 m3/jam (LM)
Jadi produksi nyata = 410 * 0.80 * 0.84 * 1.20 * 0.75 * 0.84 * 0.856
= 178.29 m3/jam (LM)

B. DENGAN PERHITUNGAN TEORITIS


Apabila dari pabrik tidak ada grafik/tabel yang dapat membantu untuk estimasi
produksi, produksi dapat ditentukan secara teoritis, dengan cara menghitung
kapasitas blade, kemudian produksi rerata dihitung dengan estimasi jumlah
lintasan per jamnya

C B A

L
Pada gambar di atas kedudukan A - Bulldozer mula-mula atau dalam keadaan
berhenti, pisau seditdt masuk ke dalam tanah dengan tujuan untuk
menggali/menggusur. Dalam kedudukan yang demikian ini traktor mulai
dijalankan maju, biasanya harus dalam gigi terendah.

Kedudukan B adalah keadaan menggusur/mengangkut tanah dengan kecepatan


tetap, jika dipandang periu traktor dapat menambah kecepatan dengan pidnah
gigi, dan hal ini akan memeriukan waktu tetap yang disebut dengan fixed time.

Kedudukan C adalah posisi membuang muatan pada akhir jalan angkut, pisau
diangkat naik sehingga tanah dapat lewat di bawah pisau. Apabila tanah di depan
pisau sudah habis tertinggal, traktor dihentikan, kemudian dalam posisi pisau
masih terangkat traktor dijalankan mundur menuju ke kedudukan A.
PTM wd-8

Jarak L adalah jarak angkut dozer, sedang waktu yang dibutuhkan untuk
menjalani jarak L pulang balik disebut waktu pulang balik atau cycle time (roundtrip
time). Waktu yang diperiukan untuk menjalani satu roundtrip dirinci sebagai
berikut.
1. Waktu tetap (fixed time), adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan
tindakan-tindakan yang selalu harus dijalankan, misalnya memasukkan gigi,
menambah kecepatan, dan memindah gigi.
2. Waktu tidak tetap (variable time), ialah waktu untuk bergerak maju mendorong
muatan dan waktu kembali mengambil muatan, waktu ini besamya tergantung
jarak dan kecepatan gerak dan traktor.

Untuk estimasi produksi dapat digunakan rumus :


60
Produksi = * BC * JE * LF m3/jam (BM)
T
Keterangan:
T : cycle time, menit
BC : kapasitas blade (pisau), m3
JE : efisiensi kerja
LF : Load Factor

Contoh:
Estimasikan produksi rerata Bulldozer jika ditentukan tanah lempung berpasir,
berat volume 2.700 Ibs/cu-yd (BM), swell 25%, jarak gusur 100 ft. Traktor 72
HP, ukuran blade panjang 9,5 ft, tinggi 3 ft. kecepatan maju/gusur 1,5 mph,
mundur 3,5 mph, efisiensi kerja 50 menit/jam.

Hitungan:
Kapasitas blade dihitung dengan pendekatan sebagai berikut:
Lereng tanah ditentukan 2:1
2
Kapasitas blade = 0.5*H*2H*L
H 1 = 0.5 * 2 * 32 * 9.5
= 85.5 cu-ft
= 85.5/(32) cu-yd (LM)
2H
Kapasitas blade dalam BM = (3.167/1.25)
= 2.5336 cu-yd (BM)

Round trip time:


100
Dorong/maju = * 60 = 0.758 menit
1.5 * 5.280
100
Kembali = * 60 = 0.324 menit
3.5 * 5.280
Fixed time = 0.30 menit
Total = 1.382 menit
60 50
Produksi = * * 2.5336  91.664 cu  yd/jam
1.3382 60
PTM wd-9

PENGGUNAAN BULLDOZER
Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi, terutama jalan raya. landasan pesawat
terbang dan sebagainya, Bulldozer bersifat serbaguna dan dapat melakukan tugas-
tugas antara lain seperti berikut ini.
1. Pembersihan lapangan pekerjaan dan pepohonan, kayu-kayu dan bonggol-
bonggolnya, puing-puing bekas bangunan dan sebagainya, pekerjaan ini
sering disebut clearing.
2. Pembukaan jalan-jalan kerja darurat menuju ke tempat lokasi pekerjaan
3. Pembukaan atau penggusuran tanah dalam jarak dekat (100 meter).
4. Mendorong scraper pada waktu memuat (push).
5. Meratakan timbunan tanah pada daerah fill, mengisi kembali galian atau pant
spreading dan sebagainya.
6. Memelihara jalan kerja, jalan angkut.
7. Menyiapkan bahan-bahan dari quarry atau tempat pengambilan material.
8. Mengupas tanah bagian atas yang jelek atau stripping.
9. Meratakan permukaan atau menghaluskan permukaan bidang rata (finishing).

MENGGALI TANAH KERAS


Jika dijumpai tanah keras, misalnya tanah liat kering, maka penggalian dapat
dilakukan dengan pisau dozer khusus yang disebut ripper (pembajak). Alat ini
pada dasarnya tidak lain seperti bajak yang gigi-giginya terbuat dari baja
sedemikian rupa sehingga dapat diberikan tekanan cukup besar untuk dapat
masuk ke dalam tanah keras. Ripper ini ada yang merupakan alat tersendiri yang
ditarik (towed) oleh traktor, ada juga yang merupakan alat pelengkap
(attachment) yang dipasang pada traktor sebagai alat penggeraknya.

Macam-macam ripper antar lain sebagai berikut.


1. Ripper yang merupakan alat tersendiri.
2. Ripper yang ditarik traktor :
a. dengan cable controlled (kendali kabel),
b. dengan hydraulic controlled (kendali hidrolis).
3. Ripper yang merupakan attachment yang dipasang pada traktor sebagai tenaga
penggeraknya.
a. Adjustable parallelogram, giginya sejajar dan dapat diatur/dilepas, macamnya:
single shank (gigi tunggal),
multi shank (gigi banyak)
b. Parallelogram gigi sejajar dan kaku,
single shank,
multi shank
c. Hinge, berbentuk piringan dengan ukuran tertentu

Contoh:
Sebuah ripper dengan single shank yang ditarik traktor,
jarak ripping : 0,915 m
dalam ripping : 0,610 m
PTM wd-10

panjang ripping : 91 m
kecepatan ripping : 1,6 km/jam atau 26,6 m/menit
waktu kembali : 0,25 menit
efisiensi kerja : 50 menit/jam

Cycle time:
Waktu membajak : 91/26.6 = 3.42 menit
Waktu kembali = 0.25 menit
Total = 3.67 menit

50
Produksi = 60 * 0.915 * 0.610 * * 0.8 = 6.08 Bm3/jam
3.67 60
PTM wd-11

LOADER

Loader adalah alat pemuat material hasil galian/gusuran alat lain yang tidak
dapat langsung dimuatkan ke alat angkut, misalnya Bulldozer, Grader, dll. Pada
prinsipnya Loader adalah alat pembantu untuk memuatkan dari stockpile ke
kendaraan angkut atau alat-alat lain, di samping dapat juga berfungsi untuk
pekeriaan awal, misalnya clearing ringan, menggusur bongkaran, menggusur
tonggak kayu kecil, menggali fondasi basement, dan lain-lain. Sebagai
pengangkut material dalam jarak pendek juga lebih baik dari pada Bulldozer,
karena pada Bulldozer ada material yang tercecer, sedang pada Loader material
tidak ada yang tercecer.

Macam Loader ditinjau dari alat untuk bergeraknya dibedakan dua macam:
Loader dengan roda rantai (crawler mounted)
Loader dengan roda karet (wheel loader)

Ditinjau dari alat kendali backet dibedakan:


dengan kabel
secara hidrolis

Untuk wheel loader dibedakan dalam dua macam lalah :


rear stear, dengan alat kemudi berada di belakang,
articulated wheel loader, kemudi ada di depan dan roda depan atau bucket dapat
dibelokkan membuat sudut sampai 40° dari sumbu memanjang alat

CARA KERJA LOADER


Loader bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara membawa muatan
untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Gerakan bucket yang penting
ialah menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke depan (memuat
/menggusur), mengangkat bucket, membawa dan membuang muatan. Apabila
material harus dimuatkan ke alat angkut, misalnya truk, ada beberapa cara
pemuatan ialah :
a. V loading, ialah cara pemuatan dengan lintasan seperti bentuk huruf V,
b. L loading, truk di belakang Loader, kemudian lintasan seperti membuat garis
tegak lurus,
c. cross loading, cara pemuatan dengan truk juga ikut aktif,
d. overhead loading, dengan Loader khusus, bucket dapat digerakkan melintasi di
atas kabin opeator.
PTM wd-12

Truk
Truk

V Loading

Truk

 Loading

Truk Truk

Cross Loading

Overhead Loading
PTM wd-13

PRODUKSI LOADER
Produksi Loader dipengaruhi oleh faktor:
Ukuran bucket
Cycle time
Fixed time (waktu tetap)
Variabel time

Waktu tetap yang diperlukan ialah waktu untuk gerakan-gerakan berikut:


Raise Time
Waktu yang diperlukan untuk mengangkat bucket dari bawah ke suatu
ketinggian yang diinginkan
Lower Time
Waktu yang diperlukan untuk menurunkan bucket kosong
Dump Time
Waktu yang diperlukan untuk membongkar muatan

Untuk pemilihan alat yang akan dipergunakan beberapa urutan hitungan/prakira-


an yang perlu diperhatikan:
Hitung produksi yang diperlukan
Hitung prakiraan cycle time
Tentukan besarnya beban angkut per siklus dalam volume (m3) atau dalam
berat (kg)
Pilihlah ukuran bucket
Pilihlah ukuran alat dengan ukuran bucket dan beban angkat yang sesuai
dengan produksi yang harus dihasilkan

Selain itu perlu diperhatikan pengaruh keadaan manajemen (management


conditions), yang menyangkut tindakan pimilik/pemakai alat dalam menggunakan
dan memelihara kondisi alat. Hal-hal yang mempengaruhi kondis ini antara lain
pemberian minyak pelumas, pengecekan bagian-bagian alat sebelum digunakan,
penggatian suku cadang, pemberian bonus pada pekerja/operator, dll.

Tabel di bawah ini memberikan faktor-faktor koreksi pengaruh manajemen dan


medan:

Tabel Koreksi Keadaaan Medan dan Manajemen


Keadaan Manajemen
Keadaan Medan
Sangat Baik Baik Sedang Kurang
Sangat Baik 0.84 0.81 0.76 0.70
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60
Kurang 0.63 0.61 0.57 0.52
PTM wd-14

PRODUKSI WHELL LOADER CATERPILAR


Caterpilar memberikan basic cycle time antara 0.45-0.55 menit yang didasarkan
pada permukaan tanah keras, dan didasarkan pada 4 gerakan dasar, serta sudah
termasuk waktu muat, angkut, dan buang dalam jarak minimal. Beberapa model
Loader Caterpilar dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel Produksi Beberapa Model Loader Caterpilar


Kapasitas Bucket (m3) Static Tipping Load (kg)
Model
Munjung Peres Lurus Membuat Sudut 45
910 1.00 0.67 4.504 4.062
920 1.15 0.91 5.923 5.443
930 1.53 1.15 7.230 6.676
950B 2.40 2.03 10.360 9.550
966D 3.10 2.60 13.774 12.667
980C 4.00 3.45 18.490 16.945
988B 5.40 4.50 22.450 20.290
992C 10.32 8.56 48.133 43.206

Fixed time (memuat, mengangkut, membongkar) masih dipengaruhi oleh


beberapa faktor sesuai dengan jenis pelaksanaan pekerjaan. Besarnya faktor-
faktor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel Faktor Cycle Time


Penambahan/Pengurangan
Kondisi Material
waktu (menit)
1. Bahan
Campuran + 0.02
Diameter sampai 3 mm + 0.02
 3 mm -  20 mm - 0.02
 20 mm -  150 mm 0.00
>  150 mm + 0.03 atau lebih
Asli atau pecah/hancur + 0.04 atau lebih
2. Mengambil dari timbunan
Hasil timbunan dari conveyor atau dozer  3 m 0.00
Hasil timbunan dari conveyor atau dozer  3 m + 0.01
Hasil buangan truk + 0.02
3. Lain-lain
Truk dan Loader milik sendiri - 0.04 atau lebih
Truk dan Loader bukan milik sendiri + 0.04 atau lebih
Operasi tetap - 0.04 atau lebih
Operasi tidak tetap + 0.04 atau lebih
Tempat buang sempit + 0.04 atau lebih
Tempat buang luas + 0.04 atau lebih
PTM wd-15

Untuk mengoreksi jumlah material yang dibawa bucket (ada kalanya bucket dapat
penuh, tetapi ada kalanya kurang penuh, hal ini tergantung dari material yang
dibawa), maka perlu adanya koreksi bucket fill factor (BFF), seperti tabel berikut
ini:

Tabel Bucket Fill Factor Caterpilar


Bahan BFF (%)
1. Material lepas
Butiran basah bercampur 95 – 100
Butiran seragam sampai dengan  3 mm 95 – 100
Butiran  3 mm -  9 mm 90 – 95
Butiran  9 mm -  20 mm 85 – 90
  20 mm 85 - 90
2. Material Pecah
Gradasi baik 80 – 85
Gradasi sedang 75 – 80
Gradasi jelek 60 – 65

Contoh:
Sebuah proyek membutuhkan material 250 t/jam untuk dimuatkan ke truk. Jenis
material kerikil  9 mm, dari stockpile setinggi 6 meter, berat volume 1660
kg/m3. Truk kapasitas 9 m3 yang dimiliki oleh tiga kontaktor, cara memuat tetap,
permukaan tanah keras, keadaan medan baik, dan manajemen baik.

Hitungan:
Cycle time
Basic cycle time = 0.5 menit
material 9 mm = - 0.02 menit
truk sewa = + 0.04 menit
operasi tetap = - 0.02 menit
Stockpile = 0 menit
T = 0.50 menit

60
Jumlah siklus =  120 siklus/jam
0.50
Berat material 1660 kg/m3
250
Produksi yang dibutuhkan rerata =  150 m3/jam
1.66
150
Volume yang dibutuhkan per siklus =  1.25 m3
120
Bucket fill factor = 0.95
Kondisi manajemen dan medan = 0.75
PTM wd-16

1.25
Kapasitas bucket yang diperlukan =  1.754 m3
0.95 * 0.75
Kapasitas angkat yang dibutuhkan = 1.754*1660 = 2912 Kg

Digunakan Loader 950B:


Kapasitas angkat yang dibutuhkan = 50% * 9550 kg = 4775 Kg > 2912 Kg ...Ok
Kapasitas bucket 2.03 m3 = 2.03 * 1660 = 3368.8 Kg < 4775 Kg ...Ok
Jadi Loader tidak terguling !

PRODUKSI WHELL LOADER KOMATSU


Produksi Loader dihitung dengan rumus:
60
Produksi = * BC * JM * BF m3/jam (LM)
T
Dimana:
T : cycle time (menit)
BC : kapasitas bucket (m3)
JM : kondisi manajemen dan medan kerja
BF : faktor pengisian bucket

Kapasitas bucket dan kemampuan alat dapat ditentukan dengan tabel di bawah ini

Kemampuan Wheel Loader Komatsu


Kapasitas Static Tipping Load (Kg) Kecepatan (Km/jam)
Model
bucket (m3) Lurus Membelok Maju Mundur
W-20 0.60 2.400 2.150 7.5-25 5-10
W-30 0.80 2.940 2.635 7.5-25 5-10
W-40 1.20 4.350 3.800 7.2-34.5 7.2-35
W-60 1.40 5.170 4.240 7.6-38.1 7.6-38.3
W-70 1.70 6.690 6.080 7.1-34.5 7.1-34.5
W-90 2.30 9.670 8.700 7.5-30.4 8.0-32.3
W-120 3.30 13.150 11.840 7.1-30 7.5-32.3
W-170 3.50 14.300 12.900 7-40 7.0-40
W-260 5.70 27.200 24.450 7.2-32.6 7.2-32.6

Untuk menentukan Cycle Time dibedakan dengan cara pemuatan sebagai berikut:
Cara pemuatan Cross Loading
D D
T =  Z
F R
Cara pemuatan V Loading atau  Loading
D D
T = 2 *(  ) Z
F R
PTM wd-17

Cara pemuatan Load and Carry


T = 2* D Z
F

Dimana:
T : Cycle time
D : jarak angkut (m)
F : kecepatan maju (m/menit)
R : kecepatan mundur (m/menit)
Z : waktu tetap/fixed time (menit)

Waktu tetap adalah waktu yang dibutuhkan untuk pindah gigi, muat, putar,
buang, dan waktu tunggu truk dalam menit. Besarnya waktu tetap ditentukan
tabel di bawah ini, asumsi Loader berjan dengan kecepatan 80% kecepatan
maksimal, pada perseneling kedua, baik maju maupun mundur.

Tabel Waktu Tetap Untuk Wheel Loader Komatsu


Cara Muat  Loading Cross Loading Load & Carrry
Direct drive 0.25 0.35 -
Hydraulic shift drive 0.20 0.30 -
Torqlow drive 0.20 0.30 0.35

Untuk mengoreksi jumlah material yang dibawa bucket (ada kalanya bucket dapat
penuh, tetapi ada kalanya kurang penuh, hal ini tergantung dari material yang
dibawa), maka perlu adanya koreksi bucket fill factor (BFF), seperti tabel berikut
ini:

Tabel Bucket Fill Factor Komatsu


Kondisi Muatan BFF
Gali dan muat dari stockpile, atau material yang sudah
digusur dengan alat lain, sehingga tidak diperlukan
Mudah 0.8-1.0
tenaga menggali yang besar dan bucket sudah penuh
Misal: tanah pasir, tanah gembur
Gali dan muat dari stockpile memerlukan tekanan
Sedang yang cukup, kapasitas bucket kurang dapat munjung 0.6-0.8
Misal: pasir kering, tanah lempung lunak, kerikil
Sulit untuk mengisi bucket pada jenis material yang
digali
Agak Sukar 0.5-0.6
Misal: batu-batuan, lempung keras, kerikil berpasir,
tanah pasir, lumpur
Menggali pada batu-batuan yang tidak beraturan
Sukar bentuknya yang sulit diambil dengan bucket 0.4-0.5
Misal: batu pecah dengan gradasi jelek
PTM wd-18

Contoh:
Sebuah wheel loader Komatsu W-170 dengan bucket 3.5 m3 bekerja untuk
memuatkan tanah ke truk dengan kondisi: operasi cross loading, dengan hydraulic
shift drive, jarak angkut 10 meter. Tanah dari jenis lempung lunak dengan berat
volume 1690 Kg/m3. Kondisi medan baik dan manajemen baik. Berapa produksi
dari wheel loader tersebut ?

Hitungan:
BFF = 0.80
Kecepatan mundur = 7 Km/jam
Kecepatan maju = 7 Km/jam
D D
Cycle time =   Z
F R
F = 7*0.80 = 5.6 Km/jam = 93.3 m/menit
R = 7*0.80 = 5.6 Km/jam = 93.3 m/menit
Z = 0.3
10 10
T =   0.3 = 0.51 menit
93.3 93.3
60
Produksi = * 3.5 * 0.75 * 0.8 = 247.0588 m3/jam (LM)
0.51

Cek Kestabilan Alat


STL = 12.900 Kg (waktu membelok)
Kapasitas angkat = 50% * 12.900 = 6.450 Kg
Berat muatan = 3.5 * 1640 = 5740 Kg < kapasitas angkat 6450 Kg
Jadi loader aman tidak terguling !
PTM as-1

EXCAVATOR

Alat-alat gali sering disebut sebagai excavator, yang mempunvai bagian-bagian


utama antara lain:
1. Bagian atas yang dapat berputar (revolving unit),
2. Bagian bawah untuk berpindah tempat (travelling unit), dan
3. Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai pekerjaan yang
akan dilaksanakan.

Attachment yang penting kita ketahui adalah crane, dipper shovel, backhoe, dragline
dan clamshell. Bagian bawah excavator ini ada yang digunakan roda rantai
(track/crawler) dan ada yang dipasang di atas truk (truck mounted). Umumnya
excavator mempunyai tiga pasang mesin pengerak pokok yaitu :
1. Penggerak untuk mengendalikan attachment, misalnya untuk gerakan menggali
mengangkat dan sebagainya,
2. Penggerak untuk memutar revolving unit berikut attachment yang dipasang
3 Penggerak untuk menjalankan excavator pindah dan satu tempat ke tempat lain

Excavator adalah alat yang bekerjanya berputar bagian atasnya pada sumbu
vertikal di antara sistem roda-rodanya, sehingga excavator yang beroda ban (truck
mounted), pada kedudukan arah kerja attachment tidak searah dengan sumbu
memanjang sistem roda-roda, sering terjadi proyeksi pusat berat alat yang
dimuati berada di luar pusat berat dari sistem kendaraan, sehingga dapat
menyebabkan alat berat tergulmg. Untuk mengurangi kemungkinan terguling ini
diberikan alat yang disebut out-triggers.

Crawler mounted Wheel mounted

BACKHOE
Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan shovel yang
khusus dibuat untuk menggali material di bawah pennukaan tanah atau di bawah
tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini misalnya parit, lubang
untuk fondasi bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe
ini jika dibandingkan dragline dan clamshell ialah karena backhoe dapat menggali
sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena kekauan
konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak
dekat dan memuatkan hasil galian ke truk.
PTM as-2

Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat kendali dan
undercarriage nya.

Menurut alat kendali:


Dengan kendali kabel (cable controlled)
Dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled)

Menurut undercarriage nya:


Roda rantai (crawler mounted)
roda karet (wheel mounted)

Cara Kerja Backhoe


Sebelum mulai bekerja dengan backhoe sebaiknya kita pelajari lebih dahulu
kemampuan alat seperti yang diberikan oleh pabrik pembuatnya, terutama
mengenai jarak jangkauan, tinggi maksimal pembuangan dan dalamnya
galian yang mampu dicapai, karena kemampuan angkat alat ini tidak banyak
berpengaruh terhadap kemampuan standar alatnya.
Untuk mulai menggali dengan backhoe bucket dijulurkan ke depan ke tempat
galian, bila bucket sudah pada posisi yang diinginkan lalu bucket diayun ke bawah
seperti dicangkulkan, kemudian lengan bucket diputar ke arah alatnya sehingga
lintasannya seperti terlihat pada gambar di bawah. Setelah bucket terisi penuh
lalu diangkat dari tempat penggalian dan dilakukan swing, dan pembuangan
material hasil galian dapat dilakukan ke truk atau tempat yang lain.

C
A: tinggi buang maksimal
B: jangkauan maksimal
C: dalam gali maksimal

B
Jangkauan Backhoe

Kemampuan jangkauan backhoe diberikan contoh untuk alat buatan Caterpilar


dan Komatsu seperti tabel di bawah ini:
PTM as-3

Tabel Jangkauan Dan Kapasitas Bucket Backhoe Caterpillar


Kapasitas
Stick Tinggi buang Jangkauan Dalam gali
Tipe bucket heaped
(mm) (mm) maksimal (m) maksimal (m)
(m3)
1800 5,46 8,43 5,39
215 2200 5,44 8,69 5,77 0,380 sd 0.960
2800 5,69 9,25 6.38
1980 5,82 9,24 5,97
225 2440 5,79 9,58 6,43 0,570 sd 1.240
3050 5,99 10,16 7,04
2440 6,25 10.69 6,86
235 2900 6,35 11,10 7,32 0,880 sd 2,100
3660 6.81 11,91 8,08
2590 7.65 12,47 7,88
245 3200 7.27 12,52 8,49 1.530 sd 3,012
4420 7,95 14,02 9,71

Tabel Jangkauan Dan Kapasitas Bucket Backhoe Komatsu


Tinggi Dalam Jangkauan Kapasitas bucket (m3)
Model
Buang(m) Gali (m) (m) Peres Munjung
PC 10-2 1.26 2,1 3,375 0,05 0,06
PC 20-2 2,345 2,455 4,345 0,06 0.07
PC 40-2 3,13 3,17. 5,47 0,11 0,12
PC 60-1 3.41 3,80 6,01 0,25 0,28
PC 60L-1 3,46 3,75 5,99 0,25 0,28
PC 100-1 4,98 4,60 7,17 0,40 0,44
PC IOOL-1 5,19 4,40 7,12 0,40 0,44
PC 120-1 5,22 5,00 7,54 0,45 0,50
PC 200-1 6,24 5,84 9,19 0,70 0,75
PC 220-1 6,54 6,64 10,00 0,90 1,00
PC 300-1 7,00 6,54 10,42 1,20 1,30
PC 400-1 7,51 7,55 11,55 1.60 1,80
PW 60-1 3,73 3,48 5,925 0,25 0.28
PW 60N-1 3,73 3,48 5,925 0,25 0,28

Produksi Backhoe
Untuk menghitung produksi backhoe, faktor yang mempengaruhi adalah kapasitas
bucket, dalam galian, jenis material yang digali, sudut swing dan keadaan
manajemen/medan. Produksi backhoe secara umum dapat ditentukan dengan
rumus :
PTM as-4

Produksi = 60 * BC * JM * FF m3/jam (LM)


T
dengan:
T : cycle time (menit)
BC : kapasitas bucket (m3)
JM : kondisi manajemen

Produksi Backhoe Menurut Caterpillar


Produksi dengan petunjuk yang ada, cycle time untuk Caterpillar dipengaruhi
oleh keadaan medan kerja yang dibedakan dalam lima keadaan yaitu sebagai
berikut:

a. Mudah
ialah keadaan penggalian yang mudah, misalnya tanah tidak kompak, pasir,
kerudi, dll Kedalaman galian lebih kecil dari 40% kemampuan alat masimal,
sudut swing kurang dari 30°. Tidak ada gangguan buang/muat pada truk atau
stock pile. operator baik.

b. Sedang
ialah keadaan penggalian yang sedang, misalnya lempung kering, tanah dengan
kandungan batu kurang dari 25%. Kedalaman galian sampai dengan 50%
kemampuan alat maksimal. sudut swing sampai dengan 60°, ada sedikit gangguan.

c. Agak sulit
ialah keadaan penggalian pada batu-batuan, lapisan tanah keras, kedalaman galian
di atas 90% dari kemampuan alat. swing lebih dari 120°. Kondisi galian sempit,
tempat buang/muat sempit dengan jangkauan maksimal, ada gangguan pekerja
pada tempat kerja.

d. Sulit
ialah keadaan penggalian agak sulit, lapisan tanah keras yang kompak, tanah
dengan kandungan batu 50%. kedalaman galian 70% dan kemampuan alat
maksimal. sudut swing sampai dengan 90° dan pemuatan ke truk dengan jumlah
banyak.

e. Sangat sulit
ialah keadaan penggalian pada batu-batuan, lapisan tanah keras. kedalaman galian
di atas 90% dan kemampuan alat. swing lebih dari 120° Kondisi galian sempit,
buang/muat sempit dengan jangkauan maksimal, ada gangguan pekerja pada
tempat kerja.

Untuk prakiraan cycle time backhoe Caterpillar ini dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini. Karena pada setiap penggalian, bucket tidak terlalu penuh. hal ini
tergantung dari material yang digali, maka perlu ada faktor pengisian fill factor,
seperti pada Tabel di bawah ini.
PTM as-5

Tabel Cycle Time Estimating Chart


Cycle Time Estimating Chart
Cycle Time Mechine Size Class Cycle Time
(second) 215 225 235 245 (second)
10 10
15 15
20 20
25 25
30 30
35 35
40 40
45 45
50 50
55 55
60 60

Tabel Fill Factor Untuk Caterpillar


Bahan Fill Factor
1 Tanah lempung, lempung 100 -110%
2 kepasiran Pasir atau kerikil 95 - 100 %
3 Lempung keras tanah keras 80 - 90 %
4 Batu pecah baik 60 - 75 %
5 Batu pecah jelek 40 -50 %

Contoh:
Backhoe Caterpillar tipe 225 stick 2440 menggali parit dengan kedalaman 4,5
meter. Tanah jenis lempung keras, sudut swing maksimal 90°. Ukuran bucket yang
digunakan 1 m3, medan baik dan manajemen sedang. Berapa produksi backhoe
perjamnya ?

Hitungan:
Untuk tanah keras. sudut swing 90° dan kedalaman galian maksimal 6,43 (Tabel)
4.5
% gali = * 100%
6.43
= 69,98 % (± 70 %)  termasuk galian agak sulit

Dan Tabel Cycle Time Estimating Chart kira-kira cycle time:


T = 25 detik = 0,4167 menit.
PTM as-6

Fill factor = 80%


JM = 0.71 (baik/sedang)

Produksi = 60 * 1,0 * 0.80 * 0,71


0.4167
= 81,78 m3/jam (LM)

Produksi Backhoe Menurut Komatsu


Berbeda dengan caterpillar, komatsu sebagai pabrik pembuat alat berat
memberikan cara menghitung prakiraan produksi backhoe tersendiri dengan
rumus :

60
Produksi = * BC * JM * BF m3/jam
T

Keterangan :
T : cycle time (menit)
BC : kapasitas bucket (m3)
JM : kondisi manajemen dan medan keija
BF : faktor pengisian bucket

Faktor pengisian bucket (BF) ialah keadaan pengisian pada waktu menggali yang
kadang-kadang penuh, kadang-kadang peres dan mungkin malah kurang.
Sehingga pada waktu menggali tidak selalu munjung terus atau peres terus.

Tabel Faktor Pengisian Bucket Komatsu


Kondisi Muatan Faktor
Gali dan muat material dari stock pile, atau material
yang sudah digusur dengan alat lain. sehingga
MUDAH 0,8-1,0
tidak diperlukan tenaga menggali yang besar dan
bucket dapat penuh. Misal: tanah pasir, tanah
gembur
Gali dan muat dari stockpile yang memerlukan
SEDANG tekanan yang cukup, kapasitas bucket kurang dapat 0,6-0,8
munjung. Misal: pasir kering, tanah lempung
lunak, kerikil
Sulit untuk mengisi bucket pada jenis material yang
AGAK SULIT digali. Misal : batu-batuan, lempung keras, kerikil 0,5-0,8
berpasir, tanah berpasir, lumpur
Menggali pada batu-batuan yang tidak beraturan
SULIT bentuknya yang sulit diambil dengan bucket. Misal: 0,4 - 0,5
batu pecah dengan gradasi jelek
PTM as-7

Untuk menghitung cycle time yang diperlukan untuk menggali swing dua kali dan
buang/memuatkan ke truk dapat digunakan Tabel-Tabel berikut.
T = t1 + t2 +t3
Keterangan :
T = cycle time
t1 = waktu menggali
t2 = waktu wing
t3 = waktu membuang

Tabel Waktu Untuk Menggali (Detik)


Kondisi Penggalian
Mudah Sedang Agak sulit Sulit
Dalam Galian
< 2m 6 9 15 26
2 m - 4m 7 11 17 28
> 4m 8 13 19 30

Tabel Waktu Untuk Swing (Detik)

Swing (Derajat) Waktu


45° - 90° 4-7
90° -180° 5-8

Waktu untuk membuang atau memuatkan :


a. Tempat buang sempit, misalnya truk =5-8 detik,
b. Tempat buang longgar, misalnya stockpile =3-6 detik.

Contoh:
Untuk menggali parit sedalam 4,5 meter digunakan Backhoe PC 120-1 Komatsu
Sudut swing 90°, tanah lempung lunak, swell 30%. Kondisi medan baik,
manajemen baik, tanah basil galian diangkut dengan truk. Berapa prakiraan
produksi Backhoe per jamnya?

Hitungan:
a. bucket faktor untuk tanah lempung lunak =0,80
b. kapasitas bucket PC 120-1 = 0,45 m3 peres (tabel)
c. JM = 0,75 (baik/baik)
d. cycle time :
gali dalam 4,5 m, kondisi sedang  t1 = 13 detik
swing 90°  t2 = 7 detik
buang ke truk  t3= 8 detik

T = 13 + 2 * 7 + 8
= 35 detik  0.58 menit
PTM as-8

Produksi = 60 * 0.45 * 0.80 * 0.75


0.858
= 27.93 m3/jam (LM)

POWER SHOVEL

Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan alat


yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah
tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut
lainnya. Alat ini juga dapat untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock
pilling).
Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted, karena
diperoleh keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan kemampuan
floatingnya. Power shovel di lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing
yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat. Macam shovel dibedakan
dalam dua hal, ialah shovel dengan kendali kabel (cable controlled), dan shovel
dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled).

4
6 3
8 2
1
7

5
10
9
11

Bagian-bagian dari Power Shovel

Keterangan:
1. Bucket 7. Penahan Boom
2. Tangkai Bucket 8. Mesin Penggerak
3. Sling Bucket 9. Penyeimbang
4. Rol Ujung 10. Kabin Operator
5. Boom 11. Under Carriege
6. Sling Boom
PTM as-9

Cara Kerja/Power Shovel


Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah:
maju untuk menggerakkaa dipper menusuk tebing,
mengangkat dipper/bucket untuk mengisi,
mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing,
swing (memutar) untuk membuang (dump),
berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan
menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan

Ukuran Shovel
Ukuran shovel didasarkan pada besamya bucket yang dinyatakan dalam m3
atau cu-yd. dan dibedakan dalam keadaan isi peres (struck) atau munjung (heaped),
juga dalam kondisi tanah alam atau lepas. Di pasaran terdapat shovel dengan
kapasitas bucket 0.50, 0.75, 1.00, 1.25, 1.50, 2.00 dan 2.5 cu-yd. sesuai ketentuan-
ketentuan dari Power Crane & Shovel Association (PCSA). Untuk ukuran-ukuran
yang lebih besar dapat dibuat sesuai dengan permintaan.
Untuk memilih ukuran shovel ada beberapa faktor, antar lain banyaknya
volume pekerjaan, bila harus mengerjakan banyak pekerjaan kecil-kecil di
tempat-tempat yang berjauhan satu sama lain, maka pemilihan shovel dengan truck
mounted merupakan keuntungan yang tidak kecil artinya. Sebaliknya jika pekerjaan
terpusat di satu tempat dengan jumlah besar, mobilitas tidak begitu penting, dan
crawler mounted shovel lebih menguntungkan.

Pemilihan shovel dengan ukuran yang besar dipertimbangkan atas dasar sebagai
berikut.
Pengangkutan shovel merupakan usaha yang sulit, jadi harus dipertimbang-
kan jalan angkut yang ada.
Pengausan bagian-bagian/spare parts ukuran besar relatif besar pula, karena
pekerjaan yang dilakukan juga besar.
Pada pekerjaan di quarry, shovel besar tidak perlu terlebih dahulu
menghancurkan batu-batu.
Biaya untuk operator shovel besar relatif lebih kecil, karena produksinya
besar.
Shovel besar lebih mampu mengerjakan bahan-bahan yang keras karena
tenaganya lebih besar.
Waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat

Produksi Shovel
Dalam menghitung produksi shovel perlu diperhatikan cycle time selama
operasi berlangsung. Satu cycle time terdiri dari menggali/mengisi bucket,
berputar (swing), membuang (dump) dan berputar (swing) ke posisi
semula.
PTM as-10

Tabel Produksi ideal power shovel dan tinggi gali optimal


Ukuran power shovel (cu-yd)
Jenis Tanah
3/8 0,5 0,75 1,0 1,25 1,5 1,75 2.0 2,5
Lempung berpasir, 3.8 4.6 5.3 6.0 6.5 7.0 7.4 7.8 8.4
Basah 85 115 165 205 250 285 320 355 405
Pasir dan kerikil 3.8 4.6 5.3 6.0 6.5 7.0 7.4 7.8 8.4
80 110 155 200 230 270 300 330 390
Tanah biasa, 4.5 5.7 6.8 7.8 8.5 9.2 9.7 10.2 11.2
Baik 70 95 135 175 210 240 270 300 350
Tanah lempung, 6.0 7.0 8.0 9.0 9.8 10.7 11.5 12.2 13.3
Keras 50 75 110 145 180 210 235 265 310
Batu ledakan, - - - - - - - - -
Baik 40 60 95 125 155 180 205 230 275
Lempung lekat, 6.0 7.0 8.0 9.0 9.8 10.7 11.5 12.2 13.3
Basah 25 40 70 95 120 145 165 185 230
Batu ledakan, - - - - - - - - -
Jelek 15 25 50 75 95 115 140 160 195
Catatan:
angka yang di atas adalah tinggi gali optimal
angka yang di bawah adalah produksi ideal shovel (cu-yd/jam) BM

Faktor-faktor selama operasi keadaan medan dan hambatan-hambatan lain perlu


dipertimbangkan, karena akan mempengaruhi produksi shovel:

1. Pengaruh Tinggi Tebing Galian Terhadap Produksi Shovel


Tinggi tebing galian yang paling baik ialah tinggi optimal, sehingga pada
waktu dipper/bucket mencapai titik tertinggi tebing sudah terisi penuh, dengan
tidak memberikan beban yang berlebihan pada mesin. Shovel-shovel yang dibuat
menurut spesifikasi PCSA untuk masing-masing ukuran shovel dan macam tanah
yang digali diberikan seperti pada Tabel Produksi ideal power shovel dan
tinggi gali optimal. Angka-angka dalam tabel tersebut adalah angka praktek,
meskipun tidak tepat benar dapat digunakan sebagai titik tolak perencanaan
pekerjaan penggalian tebing. Bila tinggi tebing kurang optimal, maka tidak
mungkin mengisi bucket sekaligus penuh dalam satu pass tanpa memberikan
beban lebih pada mesin. Hal ini akan menyebabkan lekas rusaknya mesin, maka
operator dapat memilih dua kemungkinan, ialah mengisi bucket penuh dalam
beberapa kali pass atau membiarkan bucket tidak terisi penuh langsung di dump,
tentu saja dua hal tersebut akan mempengaruhi produksi shovel. Sebaliknya bila
tebing lebih tinggi dan optimal, operator harus hati-hati agar tidak terjadi lubang-
lubang dalam tebing, yang dapat mengakibatkan longsornya tebing tersebut dan
menimpa shovel. Operator dapat memilih menggali dengan mengurangi tenaga
tekan pada bucket ke dalam tebing, atau penggahan tidak dimulai dan dasar
tebing, atau menggali secara normal tetapi membiarkan tanah tumpah dari bucket
PTM as-11

dan mengambil cycle berikutnya. Ketiga hal tersebut akan mengurangi produksi
shovel.

2. Pengaruh Sudut Putar (Swing) Terhadap Produksi Shovel


Sudut putar shovel adalah sudut dalam bidang horisontal antara kedudukan
pada waktu menggali dan pada waktu membuang muatan, yang dinyatakan dalam
derajat. Besamya sudut putar ini mempengaruhi cycle time pekerjaan, sehingga
mempengaruhi produksi shovel. Pada tabel di bawah ini diberikan faktor koreksi
produksi shovel untuk sudut putar dan persen tinggi galian optimal.

Faktor koreksi sudut putar dan % tinggi gali optimal pada produksi
power shovel

% tinggi optimal Sudut putar (swing) ()


45 60 75 90 120 150 180
40 0,93 0,89 0,85 0,80 0,72 0,65 0,59
60 1,10 1,03 0,96 0,91 0,81 0,73 0,66
80 1,22 1,12 1,04 0,98 0,86 0,77 0,69
100 1,26 1,16 1,07 1,00 0,88 0,79 0,71
120 1,20 1,11 1,03 0,97 0,86 0,77 0,70
140 1,12 1,04 0,97 0,91 0,81 0,73 0,66
160 1,03 0,96 0,90 0,85 0,75 0.67 0,62

3. Pengaruh Keadaan Medan (Job Condition) Terhadap Poduksi Shovel


Produksi shovel sangat ditentukan oleh keadaan medan tempat alat tersebut
bekerja. Tempat penggalian yang ideal antara lain:
Memenuhi syarat lantai kerja yang keras,
Drainasi yang baik,
Tempat kerja luas,
Truk pengangkut dapat ditempatkan pada kedua sisi shovel untuk
menghindari waktu tunggu,
Tanah permukaan rata sehingga tinggi optimal terpelihara, jalan angkut tidak
terpengaruh keadaan musim,
Perbandingan yang sesuai antara produksi shovel dengan truk
pengangkutnya.

Keadaan medan ini dinyatakan sebagai sangat baik, baik, sedang dan
kurang menguntungkan, tetapi tidak ada ukuran yang eksak untuk menyatakan
ini.

4. Pengaruh Keadaan Medan (Job Condition) Terhadap Poduksi Shovel.


Produksi shovel sangat ditentukan oleh keadaan medan tempat alat
tersebut bekerja. Tempat penggahan yang ideal antara lain memenuhi syarat
lantai kerja yang keras, drainasi yang baik, tempat kerja luas. truk pengangkut
dapat ditempatkan pada kedua sisi shovel untuk menghindari waktu tunggu,
PTM as-12

tanah permukaan rata sehingga tinggi optimal terpelihara, jalan angkut tidak
terpengaruh keadaan musim, perbandingan yang sesuai antara produksi shovel
dengan truk pengangkutnya. Keadaan medan ini dinyatakan sebagai sangat baik,
baik, sedang dan kurang menguntungkan, tetapi tidak ada ukuran yang eksak
untuk menyatakan ini.

5. Pengaruh Keadaan Manajemen (Management Conditions) Terhadap


Produksi Shovel.
Pengaruh manajemen ini menyangkut tindakan pemilik/pemakai alat dalam
menggunakan dan memelihara kondisi alat. Beberapa hal yang mempengaruhi
kondisi antara lain pemberian minyak pelumas, pengecekan bagian-bagian shovel
sebelum digunakan, penggantian dipper/bucket atau suku cadang lain yang perlu,
pemberian bonus pada pekerja/operator dan lain-lain. Keadaan manajemen
diklasifikasikan sebagai sangat baik, baik, sedang dan kurang menguntungkan.
Tabel Koreksi Keadaaan Medan dan Manajemen dapat dilihat pada Sub Bahasan
Produksi Loader

Contoh:
Sebuah shovel bucket 1 cu-yd menggali tanah lempung keras berupa tebing
dengan ketinggian 2.30 meter Sudut putar (swing) 75°. kondisi medan sedang,
kondisi manajemen baik. Berapakah produksi shovel perjamnya ?

Hitungan:
Dari Tabel Produksi Ideal Power Shovel Dan Tinggi Gali Optimal, untuk
tanah lempung keras dengan ukuran bucket 1 cu-yd diperoleh :
Produksi ideal = 145 cu-yd/jam (BM)
Tinggi gali optimal 9 ft = 2,75 meter
2.30
Prosentase tinggi gali optimal = * 100%
2.75
= 83,64%
Swing 75°  dari Tabel Faktor Koreksi Sudut Putar Dan % Tinggi
Gali Optimal Pada Produksi Power Shovel, diperoleh faktor koreksi
1.05 (interpolasi lurus)
keadaan medan sedang, keadaan manajemen baik, dan Tabel Koreksi
Keadaaan Medan dan Manajemen, faktor koreksi 0.69

Jadi produksi shovel = 145 * 1,05 * 0,69


= 105,05 cu-yd/jam (BM) atau
= 80,32 m3/jam (BM)
PTM as-13

DRAGLINE

Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat
angkut. misalnya truk atau ke tempat penimbunan yang dekat dengan tempat
galian. Pada umumnya power shovel sampai dengan kapasitas 2.5 cu-yd dapat
diubah menjadi dragline, dengan melepas boom shovel diganti boom dan bucket
dragline.
Untuk beberapa proyek. power shovel atau dragline digunakan untuk menggali,
tetapi dalam beberapa hal, dragline mempunyai keuntungan yang umumnya
disebabkan oleh keadaan medan dan bahan yang perlu digali. Dragline biasanya
tidak perlu masuk ke dalam tempat galian untuk melaksanakan pekerjaannya,
dragline dapat bekerja dengan ditempatkan pada lantai kerja yang baik, kemudian
menggali pada tempat yang penuh air atau berlumpur Jika hasil galian terus
dimuat ke dalam truk, maka truk tidak periu masuk ke dalam lubang galian yang
kotor dan berlumpur yang menyebabkan teriebaknya truk tersebut. Dragline
sangat baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang tebingnya curam,
sehingga kendaraan angkut tidak periu masuk ke lokasi penggalian.
Satu kerugian dalam menggunakan dragline untuk menggali ialah
produksinya yang rendah, antara 70% - 80% dibandingkan dengan power shovel
untuk ukuran yang sama.
Macam dragline ada tiga tipe ialah crawler mounted, wheel mounted dan
truck mounted. Crawler mounted digunakan pada tanah-tanah yang mempunyai
daya dukung kecil sehingga floating-nya besar, tetapl kecepatan geraknya rendah
dan biasanya diperlukan bantuan alat angkut untuk membawa alat sampai ke
lokasi pekerjaan.

Cara Kerja Dragline


Penggalian dimulai dengan swing pada keadaan bucket kosong menuju ke
posisi menggali, pada saat yang sama drag cable dan hoist cable dikendorkan,
sehingga bucket jatuh tegak lurus ke bawah.

3
4 Keterangan:
2 1. Hoist Cable
2. Boom
3. Dump Cable
7 4. Hoist Chain
6 5
5. Drag Chain
6. Drag Cable
7. Bucket
Bagian-bagian dari Dragline
PTM as-14

Sesudah sampai di tanah maka drag cable ditarik, sementara hoist cable digerak-
gerakkan agar bucket dapat mengikuti permukaan tebing galian sehingga
dalamnya lapisan tanah yang terkikis dalam satu pass dapat teratur, dan
terkumpul dalam bucket. Kadang-kadang hoist cable dikunci pada saat penggalian,
berarti pada saat drag cable ditarik, bucket bergerak mengikuti lingkaran yang
berpusat pada ujung boom bagian atas. Keuntungan cara ini ialah bahwa tekanan
gigi bucket ke dalam tanah adalah maksimal.
Setelah bucket terisi penuh, sementara drag cable masih ditarik, hoist cable
dikunci sehingga bucket terangkat lepas dari pennukaan tanah. Hal ini untuk
menjaga agar muatan tidak tumpah, juga dijaga posisi dump cable tetap tegang dan
tidak berubah kedudukannya. Kemudian dilakukan swing menuju tempat
(dump)nya material dari bucket. Sebaiknya truk ditempatkan sedemikian rupa
sehingga swing tidak melewati kabin truk. Jika bucket sudah ada di atas badan
truk, drag cable dikendrokan bucket akan terjungkir ke bawah dan muatan
tertuang.

Ukuran Dragline
Ukuran dragline ditunjukkan dari ukuran bucketnya, yang dinyatakan dalam
cu-yd pada umumnya sama dengan ukuran bucket power shovel. Dragline dapat
menggunakan lebih dari satu ukuran bucket, tergantung pada panjang boom dan
jenis tanah yang digali. Batasan kapasitas angkut maksimal adalah beban yang
menyebabkan miringnya alat, sehingga diperlukan pengurangan ukuran bucket
jika boom yang digunakan panjang atau jika material mempunyai berat volume
yang besar.

Produksi Dragline
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dragline antara lain macam
tanah yang digali. dalamnya galian, sudut swing, ukuran bucket, panjang boom,
keadaan medan dan tempat kerja, keadaan manajemen, keterampilan operator,
keadaan dragline serta truk-truk pengangkutnya. Seperti halnya pada power
shovel, produksi dragline dinyatakan dalam cu-yd atau m3 dalam keadaan bank,
sedang ukuran bucket dinyatakan dalam keadaan kosong.

1. Pengaruh Dalam Galian Pada Produksi Dragline


Dalamnya tebing galian optimal adalah kedalaman yang memberikan
produksi yang maksimal, yang didapat dari pengamatan dan pengalaman yang
oleh Power Crane & Shovel Association diberikan dalam Tabel berikut ini:
PTM as-15

Tabel Produksi Ideal Dragline Boom Pendek Dan Dalam Gali Optimal
Ukuran Power Shovel (cu-yd)
Jenis Tanah
3/8 0,5 0,75 1.0 1,25 1.5 1,75 2,0 2.5
Lempung berpasir. 5.0 5.5 6.0 6.6 7.0 7.4 7.7 8.0 8.5
basah 70 95 130 160 195 220 245 265 300
Pasir dan kerikil 5.0 5.5 6.0 6.6 7.0 7.4 7.7 8.0 8.5
65 90 125 155 185 210 235 255 295
Tanah biasa, baik 6.0 6.7 7.4 8.0 8.5 9.0 9.5 9.9 10.5
55 75 105 135 165 190 210 230 265
Lempung keras 7.3 8.0 8.7 9.3 10.0 10.7 11.3 11.8 12.3
35 55 90 110 135 160 180 195 230
Lempung lekat, 7.3 8.0 8.7 9.5 10.0 10.7 11.3 11.8 12.3
basah 20 30 55 75 95 110 130 145 175
Catatan:
angka yang di atas adalah tinggi gali optimal (feet)
angka yang di bawah adalah produksi ideal (cu-yd/jam BM)

2. Pengaruh swing dan % dalam galian pada dragline


Seperti pada produksi shovel % dalam gali optimal akan mempengaruhi
produksi dragline. Hubungan antara % dalam gali optimal dan sudut swing
terhadap koreksi produksi dragline diberikan seperti pada Tabel Produksi Ideal
Dragline Boom Pendek Dan Dalam Gali Optimal.

3. Pengaruh keadaan medan dan keadaan manajemen.


Pengaruh keadaan medan dan keadaan manajemen pada produksi dragline
sama pada power shovel, sehingga untuk faktor koreksinya dapat
digunakan/dilihat pada Tabel Koreksi Keadaaan Medan dan Manajemen
pada sub bab produksi loader.

4. Pengaruh pemilihan ukuran dan tipe bucket pada produksi dragline.


Dalam memilih ukuran dan tipe bucket mempunyai pengaruh pada
produksi dragline, karena bucket yang berat akan mempnuyai berat sendiri yang
besar.

Untuk mengurangi kerugian oleh berat bucket, maka setiap ukuran ada 3 macam
bucket yang disesuaikan dengan pekerjaannya. Macam bucket tersebut adalah :
a. heavy duty, bucket untuk pekerjaan berat misalnya menggali batu-batuan,
hasil tambang
b. medium duty, bucket untuk pekerjaan sedang misalnya menggali kerikil,
lampung,
c. light duty, bucket untuk pekerjaan ringan misalnya menggali lempung
berpasir, pasir, lumpur.
PTM as-16

Tabel Faktor Koreksi Swing Dan % Dalam Gali Optimal Produksi


Dragline
Sudut Putar (Swing), Derajat
% tinggi optimal
30 45 60 75 90 120 150 180
20 1,06 0,99 0,94 0,90 0,87 0,81 0,75 0,70
40 1,17 1,08 1,02 0,97 0,93 0,85 0,78 0,72
60 1,24 1,13 1,06 1,01 0,97 0,88 0.80 0,74
80 1,29 1,17 1,09 1,04 0,99 0,90 0.82 0,76
100 1,32 1,19 1,11 1,05 1,00 0,91 0,83 0,77
120 1,29 1,17 1,09 1,03 0,98 0,90 0,82 0,76
140 1.25 1,14 1,06 1,00 0,96 0,88 0,81 0.75
160 1,20 1,10 1,02 0,97 0.93 0.85 0,79 0,73
180 1,15 1,05 0,98 0,94 0,90 0.82 0,76 0,71
200 1.10 1,00 0,94 0.90 0.87 0.79 0.73 0.69

Tabel Kapasitas Dan Berat Bucket Dragline


Berat bucket (Ibs)
Ukuran cu-yd Kapasitas cu-ft
light duty medium duty heavy duty
3/8 11 760 880 -
0,5 17 1275 1460 2100
0,75 24 1640 1850 2875
1,0 32 2220 2945 3700
1,25 39 2410 3300 4260
1,50 47 3010 3750 4525
1.75 53 3375 4030 4800
2,0 60 3925 4825 5400
2,25 67 4100 5350 6250
2,5 74 4310 5675 6540
2,75 82 4950 6225 7390
3,0 90 5560 6660 7920

Contoh:
Dragline dengan boom pendek kapasitas 2 cu-yd digunakan untuk menggali
tanah lempung keras. Dalam galian 4.70 meter, swing 120°, kondisi manajemen
baik dan medan kerja baik. Berapakah prakiraan produksi dragline tersebut ?

Hitungan:
Tanah lempung keras. bucket 2 cu-yd.
Dari tabel produksi ideal = 195 cu-yd/jam (BM)
H opt. = 11,8 ft =3,599 meter
4.7
% H opt. = * 100%
3.599
PTM as-17

= 130.59 %
swing = 120°
Dari tabel faktor koreksi = 0,899 (interpolasi lurus)
medan baik, manajemen baik, faktor koreksi = 0,75
Produksi = 195 * 0,889 * 0,75
= 130.02 cu-yd/jam (BM) atau
= 99,41m3/jam(BM)

Contoh:
Dragline 2 cu-yd dengan bucket medium duty menggali tanah dengan berat volume
90 Ib/cu-ft (LM) Panjang boom 80 ft, kemampuan angkat 8600 Ibs. Dapatkah
alat tersebut bekerja ?

Hitungan :
Bucket 2cu-yd = 4.825 lbs
Berat tanah = 60*90 = 5.400 lbs
Berat Total = 10.225 lbs

Berat total 10.225 Ibs > 8600 Ibs, jadi dragline tidak mampu bekerja !
Kita pilih bucket yang lebih kecil, coba bucket 1,5 cu-yd medium duty
Bucket 2cu-yd = 3.750 lbs
Berat tanah = 47*90 = 4.230 lbs
Berat Total = 7.980 lbs < 8.600 lbs

Berikut ini adalah pemeliharaan alat agar dragline tetap dapat bekerja dengan
baik:
a. Ketajaman gigi bucket perlu dipelihara dengan ukuran-ukurannya yang
tepat
b. Penggalian harus dilaksanakan lapis demi lapis agar tidak terjadi alur-alur
seperti selokan
c. Kemiringan tebing tepi galian tetap terpelihara agar selalu menuju
excavator, sehingga tidak terbentuk goa-goa dalam tebing galian
d. Drag-cable dijaga agar tidak terseret di atas tanah
e. Bucket segera diangkat setelah terisi penuh
f. Harus dijaga agar tidak melakukan swing pada waktu menggali. karena
boom dapat tertekuk ke samping
g. Untuk material yang berat agar bekerja dengan sudut boom yang besar
(boom diangkat), swing dilakukan hati-hati
h. Apabila muatan terialu berat, bucket harus segera dijatuhkan agar alat tidak
terguling
i. Ikalan-ikalan kabel harus tetap dijaga agar tidak nglokor atau tumpang
tindih secara tidak beraturan
PTM as-18

CLAMSHELL
Clamshell adalah alat gali yang mirip dengan dragline yang hanya tinggal
mengganti bucketnya saja. Clamshell terutama digunakan untuk mengerjakan
bahan-bahan lepas, seperti pasir, kerikil, lumpur dan lain-lainnya. Batu pecah dan
batubara dapat juga diangkut secara massa oleh clamshell.
Clamshell bekerja dengan mengisi bucket, mengangkat secara vertikal ke atas,
kemudian gerakan swing dan mengangkutnya ke tempat yang dikehendaki di
sekelilingnya untuk kemudian ditumpahkan ke dalam truk, atau alat-alat angkut
lain, atau hanya menimbun saja. Karena cara mengangkat dan membuang
muatan vertikal, maka clamshell cocok untuk pekerjaan pengisian pada hopper yang
lebih tinggi letaknya.

Bucket Clamshell
Bucket clamshell yang digunakan terdapat dalam berbagai ukuran, mempunyai
dua macam bucket yakni :
1. Heavy duty bucket, yang dilengkapi dengan gigi yang dapat dilepas, digunakan
untuk penggalian
2. Light duty bucket, untuk mengangkat bahan ringan, tanpa dilengkapi oleh gigi-
gigi.

Kapasitas bucket dihitung dalam 3 macam ukuran yaitu:'


1. Water level capasity adalah kapasitas bucket dimana bucket terendam air
(digantungkan setinggi permukaan air)
2. Plate line capacity, adaleh kepasitas, dimana bucket terisi rata mengikuti! garis
sepanjang puncak clamshell
3. Heaped capacity, adalah kapasitas bucket munjung

Produksi Clamsheel
Kemampuan clamshell ditentukan oleh batas-batas gaya angkat crane yang
diberikan. Terutama pada mobile crane, gaya angkat diberikan secara teliti untuk
menghindari tergulingnya alat. Biasanya gaya angkat maksimal diberikan atas
dasar 75% kekuatan yang tersedia pada mesin dan 85% dari beban yang dapat
menggulingkan crane. Pada crawler crane, jarak antara pasangan crawler dibuat lebih
besar dari pada yang khusus dibuat untuk shovel, juga counterweight yang dipasang
sebagai imbangan terhadap beban, dibuat lebih besar.
PTM as-19

Tabel Crane Model 255A TC (lbs)


Panjang boom (ft)
Radius Operasi (ft)
30 40 50 60 70 80 90
10 27.500 27.200 26.900 - - - -
40.000 39.500 39.000 - - - -
12 20.700 20.400 20.100 - - - -
40.000 39.500 39.000 38.000 - - -
15 15.500 15.200 14.900 - - - -
36.800 36.300 35.800 31.000 30.500 - -
20 10.500 10.200 9.900 - - - -
23.200 22.900 22.600 22.300 22.000 21.700 21.400
25 8.000 7.700 7.400 - - - -
1.200 16.900 16.600 16300 16.000 15.'00 15.400
30 6.400 6.100 5.800 - - - -
13.000 12.700 12.400 12.100 11.800 11.500 11.200
35 - 5.100 4.800 - - - -
- 10.600 10.300 10.000 9.700 9.400 9.100
40 - 4.250 3.950 - - - -
- 8.400 8.100 7.800 7.500 7.200 6.900
45 - - 3.200 - - - -
- - 6.600 6.300 6.000 5.700 5.400
50 - - 2.700 - - - -
- - 5.500 5.200 4.900 4.600 4.300
55 - - - 4.400 4.100 3.800 3.500
60 - - - 3.800 3.500 3.200 2.900
65 - - - - 3.000 2.700 2.400
70 - - - - - - 2.000
Catalan: angka yang dicetak miring, crane bekerja dengan outriggers.

Sebelum kita bekerja dengan clamshell, pertama-tama kita pilih panjang booom
dan sudut kerja boom yang paling menguntungkan Hal-hal yang mempengarui
antara lain kemampuan gaya crane, jarak penggalian, dan tinggi pembuangan Pada
tabel di bawah ini diberikan beberapa ukuran medium weight bucket (general purpose
type clamshell bucket) yang umum digunakan.
PTM as-20

Tabel Spesifikasi Medium Weight Bucket Clamshell


Ukuran Bucket ( cu-yd)
3/8 0,50 0,75 1,0 1,25 1,50 1,75 2,0 2,50
Kapasitas (cu-ft)
a. water level 8,0 11,5 15,6 23.3 27,6 33.0 38,0 47,0 52,0
b. plate line 11.0 15,6 21.9 32,2 37,6 43,7 51,5 60,0 75.4
c. heaped 13,0 18,8 27,7 37,4 45,8 55,0 64,8 74,0 90,2
Berat(Ibs)
a. bucket 1.662 2.120 2.920 3.870 4.400 5.310 5.440 6.000 7.775
b. katrol 230 300 400 400 400 500 500 600 600
c. rahang 180 180 180 180 180 190 266 300 390
d. berat total 2.072 2.600 3.500 4.450 4.980 6.000 6.206 6.900 8.765
Ukuran (ft)
a. lebar 2,5 2.5 3 3 3.42 3.75 4 4.25 4.5
b. tinggi membuka 7.08 7.83 9,08 9.75 10.25 10.75 10.25 11,5 13
c. tinggi menutup 5,75 6,33 7.33 7,83 8.25 8.75 8.75 9,25 10.33

Contoh:
Clamshell mengangkat tanah dengan berat volume 90 Ib/cu-ft (LM), jangkauan
maksimal 30 ft. Tanah diisikan ke hopper setinggi 25 ft dari muka tanah, ukuran
bucket 1,25 cu-yd (medium weight), digunakan crane model 255.ATC. Berapakah
panjang boom yang diperlukan ?

Hitungan:
Pada tabel untuk bucket 1,25 cu-yd tinggi membuka 10,25 ft (h). untuk hoist cable
line ditentukan 5 ft.
Jadi tinggi boom ujung yang diperlukan = 25 + 10.25 + 5 = 40,25 ft
40.25
arc tg α   = 53.30  55
30
30 30
Jadi panjang boom =  =52.3 ft  50 ft
cos α cos(55)
Dipilih panjang boom 50 ft (batas maksimal) dengan radius operasi 30 ft, beban
maksimal yang mampu diangkat (lihat tabel) 12.400 Ibs (dengan outrigger dan two
part hoist line).
Cek berat tanah dan bucket:
berat bucket (tabel) =4.980 Ibs
berat tanah (plate line) = 37,6 * 90 = 3.384 Ibs
Total =8.364 Ibs
Apabila diinginkan kapasitas munjung :
berat bucket = 4.980 Ibs
berat tanah (heaped) = 45.8 * 90 = 4.122 Ibs
Total = 9.102 Ibs
Dengan kapasitas munjung berat total tanah + bucket = 9.102 Ibs < 12.400 Ibs.
maka crane dapat bekerja
PTM as-21

Contoh:
Clamshell dengan ukuran 1,5 cu-yd medium weight bucket digunakan untuk
memindahkan pasir dan stockpile ke hopper setinggi 25 ft di atas permukaan tanah.
Sudut swing 90, berat volume pasir 99 Ibs/cu-ft (LM), spesifikasi crane model
255A.TC. kecepatan hoist line 153 fpm, kecepatan swing 4 rpm. Berapakah
produksi clamshell perjamnya jika efisiensi kerja 50 menit per jam ?

Hitungan:
berat bucket = 6.000 Ibs
berat tanah = 99 * 55 = 5.445 Ibs (heaped)
Total = 11.445 lbs.

dipilih ukuran boom seperti pada contoh di atas, panjang boom 50 ft,
jangkauan 30 ft, kemampuan angkat 12.400 Ibs > 11.445 Ibs, Ok !

Cycle time:
Isi bucket (diperkirakan) = 6 detik
25
Angkat = * 60 = 9.8 detik
153
90
Swing = 360 * 60 = 3.75 detik
4
Buang = 4 detik
Waktu hilang = 4 detik
Total = 33.3 detik
 0.555 menit

60 50
Produksi clamshell = * 55 *
0.555 60
= 4.595 cu-ft/jam (LM)
= 130 m3/jam (LM)
PTM as-1

PERALATAN PENGANGKUT (TRUK)


Truk adalah alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut karena
kemampuannya, misalnya dapat bergerak cepat, kapasitas besar dan biaya
operasinya relatif murah. Alasan lain penggunaan truk sebagai alat angkut ialah
karena kebutuhan truk mudah diatur dengan produksi alat-alat gali, sehingga truk
sangat luwes dalam pengorganisasian dengan alat-alat yang lain. Hal ini sangat
bermanfaat bagi penghematan biaya operasi pelaksanaan proyek.
Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truk dapat digunakan dengan baik
dan efektif adalah adanya jalan angkut yang rata dan cukup kuat atau keras.
Khusus untuk jalan angkut yang kurang baik dapat menggunakan truk yang
disebut dengan cross country ability yang harga dan biaya operasinya lebih tinggi
dan pada truk biasa. Beberapa hal yang membedakan macam truk adalah :
ukuran dan bahan bakar yang digunakan,
banyaknya gigi perseneling (gear),
banyaknya roda gerak, misalnya dua, empat dan enam,
susunan roda-roda dan banyaknya sumbu (gandar),
kemampuan angkut, dalam ton atau m3,
cara membuang muatan, misalnya rear dump, side dump dan bottom dump.

Untuk pekerjaan konstruksi sipil umumnya digunakan truk yang dapat


membuang muatan dari bak secara otomatis. Truk semacam ini disebut dengan
dump truck atau tipping truck. Penumpahan muatan (dumping) dilakukan dengan
cara hidrolis yang menyebabkan bak terangkat pada satu sisi, sedang sisi lain yang
berhadapan berputar sebagai engsel. Dengan membedakan arah muatan
ditumpahkan dump truck dibedakan dalam 3 macam ialah :
1. rear dump truck yang membuang muatan ke belakang,
2. side dump truck yang membuang muatan ke samping,
3. bottom dump truck yang membuang muatan melalm bawah bak.

Dump truck yang ada terdiri dari berbagai ukuran dengan kapasitas angkut 3
ton sampai 20 ton, yang pemilihannya dapat disesuaikan dengan kondisi
pekerjaannya.
Kemampuan truk untuk memuat dinyatakan dalam berat muatan, misalnya
ton, atau dalam kapasitas bak, misalnya m3. Untuk menyatakan kapasitas
dibedakan dalam kapasitas peres (struck) atau kapasitas munjung (heaped).
Kapasitas munjung sangat dipengaruhi oleh keadaan jalan angkut yang dilewati,
karena bahan yang diangkut akan mudah tercecer jika jalan angkut kurang baik,
sehingga kapasitas munjung akan menjadi lain.

Ukuran Truk
Besamya truk yang dipilih diusahakan agar imbang dengan kemampuan atau
produksi alat gali atau alat pemuatnya. Ini untuk menghindari jangan sampai
terjadi salah satu alat ada yang menganggur sewaktu organisasi alat-alat tersebut
bekerja sehingga biaya produksi menjadi besar.
PTM as-2

Beberapa pertimbangan untuk menentukan pemilihan truk besar atau truk


kecil yang akan digunakan dijelaskan sebagai berikut.

Truck Kecil
Keuntungan Truk Kecil Kerugian Truk Kecil
Fleksibel (luwes) dalam jarak angkut Alat gali sulit mengisikan muatan.
dekat dan mudah mengemudikan- Waktu hilang banyak, karena
nya, banyaknya truk yang digunakan.
Kecepatannya tinggi, Pengemudi atau operator banyak.
Berkurangnya produksi tidak begitu Menimbulkan bahaya yang besar
terasa bila salah satu truk ada yang bila truk banyak menunggu di
mogok atau rusak, tempat gali dan jalan angkut untuk
Mudah menyesuaikan banyaknya menunggu giliran.
truk dengan produksi alat gali atau Biaya investasi dan pemeliharaan
alat pemuatnya besar.

Truck Besar
Keuntungan Truk Besar Kerugian Truk Besar
Jumlah sedildt sehingga biaya Biaya angkut besar, waktu muat
investasi dan pemeliharaan kecil. lama (bila alat gali ukurannya kecil),
Pengemudi atau operator sedildt. Muatan yang besar akan cepat
Baik untuk angkut jarak jauh, merusak jalan angkut, sehingga
bahaya berkumpulnya truk di satu pemeliharaan jalan angkut besar.
tempat dapat dihindari. Sulit untuk menentukan keadaan
Pemuatan dari alat gali lebih mudah yang imbang antara jumlah truk
sehingga waktu hilang kecil. dengan produksi alat gali.
Bahan bakar biasanya relatif sedikit. Suku cadang mungkin sulit
Memperkecil frekwensi menunggu didapatkan di pasaran.
pada tempat gali. Ukuran yang besar mungkin akan
kesulitan untuk melewati jalan
umum.

Contoh Perhitungan Produksi Truck :


Tabel Rimpull
Gigi Kecepatan (mph) Rimpull lb
1 3,2 19.900
2 6,3 10.100
3 11.9 5.350
4 20.8 3.060
5 32.7 1.945

Sebuah truck dengan specifikasi sebagai berikut: rimpull seperti table di atas,
berat kosong 37.000 Ib, kapasitas muatan = 40.000 Ib, berat total kendaraan =
77.000 Ib = 34.900 kg.
PTM as-3

Dengan pembagian beban pada roda adalah sebagai berikut: poros depan =
2.000 Ib, poros kerja = 32.500 Ib, poros belakang = 32.500 Ib.
Digunakan power shovel 3 cuyd dengan produksi 312 cuyd/jam. Memindahkan
tanah berat 2.700 Ib/bcy. swell 25% jarak angkut 1 mile, grade rata-rata 2,5%
terhadap horizontal. Tahanan gelinding 70 Ib/ton, koefisien traksi 0,6.

Hitung:
Tahanan gelinding = 6.0 Ib/ton
Tahanan kelandaian = 2.5 x 20 Ib/ton = 50 Ib/ton
Tahanan total = 110 Ib/ton
Rimpull yang diperlukan = 110 Ib/ton x 34,9 ton = 3839 Ib.
Pada waktu mengangkut beban kec. maks. truck hanya bisa mencapai 11.9 mph

Tahanan gelinding = 6.0 Ib/ton


Tahanan kelandaian = 2.5 x 20 Ib/ton = -50 Ib/ton
Tahanan total = 10 Ib/ton
Berat kosong truck = 37.000 lb x 0,4536 kg/lb = 16.780 kg.
Rimpull yang diperlukan = 10 Ib/ton x 16,78 ton =167,81b
Pada waktu kosong, kecepatan maksimum truck bisa mencapai 32,7 mph.

Cycle time
15 cuyd
Loading = = 0.0482 jam
312 cuyd/jam
1 mile
Mengangkut = = 0.084 jam
11 mph
1 mile
Kembali = = 0.0306 jam
32.7 mph
Fixed time 2 menit = 0.0330 jam
Membuang dan mengatur posisi 1 menit = 0.0165 jam
Total cycle time = 0.2123 jam = 12.8 menit
60
Jumlah trip/jam = = 4.68 trip  4 trip
12.8

Faktor koreksi
Waktu kerja 50 menit/jam = 0.83
Manajemen baik dan kondisi medan kerja baik = 0.75

Total produksi = 0.83 * 0.75 * 60


= 37.2 Bcy/jam
dilayani oleh shovel dengan produksi 312 Bcy/jam
312
Truck yang dibutuhkan = = 8.4  8 buah truck
37.2
PTM as-4

ALAT PAMPAT TANAH (COMPACTOR)

Untuk pekerjaan-pekerjaan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul-


tanggul stabilitas tanah mutlak diperlukan. Berbagai cara dilakukan dalam usaha
pemampatan tanah secara mekanis yaitu dengan cara penggilasan menggunakan
roller (penggilas). Klasifikasi roller yang banyak dikenal antara lain:
1. Berdasar cara bergeraknya, ada yang bergerak sendiri (self propelled) dan ada
yang ditarik traktor (towed).
2. Berdasar bahan roda-roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (steel wheel)
dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic).
3. Dilihat dari bentuk permukaan roda, ada yang bentuk permukaannya halus
(plain), segment, grid, sheepfoot (kaki domba) dan lain-lain.
4. Dilihat dari susunan roda-roda gilas, ada yang beroda tiga (three wheel), tandem
roller (roda dua) dan three axle tandem roller.
5. Alat penggilas khusus, misalnya vibrating roller bekerja menggunakan getaran
sebagai unsur utama dalam usaha pemampatan tanah.

Pemampatan adalah usaha untuk mengurangi rongga-rongga udara dan air


yang semula ada di antara butir-butir sehingga dihilangkan atau dibatasi pada
proporsi dan syarat-syarat yang ditentukan dalam percobaan-percobaan
laboratorium tanah.

Penggilas Roda Tiga


Penggilas roda tiga (three sheet roller) merupakan alat penggilas yang tertua
dan sampai sekarang masih digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan pemampatan.
Three wheel roller ini digunakan untuk usaha-usaha pemampatan lapisan yang
terdiri dari bahan-bahan yang berbutir kasar, misalnya untuk pembuatan jalan
macadam (sering disebut sebagai macadam roller).

Three Sheet Roller


PTM as-5

Three wheel roller mempunyai berat antara 6-12 ton, apabila diinginkan untuk
pemampatan yang besar, roda silindemya dapat diisi dengan zat cair (minyak atau
air) atau dapat juga diisi pasir. Usaha penambahan berat dengan zat cair atau
pasir dapat meningkatkan berat alat 15% sampai 35%.

Tandem Roller
Alat ini biasanya digunakan untuk penggilasan akhir, misalnya untuk
pekerjaan penggilasan aspal beton agar diperoleh hasil akhir permukaan yang
rata. Jenis dari tandem roller ada dua macam yaitu two axle tandem roller (dengan dua
as) dan three axle tandem roller (tiga as). Tandem ini memberikan lintasan yang
sama pada masing-masing rodanya. dan beratnya antara 8-14 ton. dan bila
diinginkan dapat diisi dengan air. sehingga akan menambah berat 25 - 60%.

Tandem Roller

Three axle tandem roller digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berat


seperti mengerjakan landasan pesawat terbang dan lain-lainnya. Konstruksi dari
three axle tandem apabila ditambah satu roda depan (guide roll) yang dipasang pada
perpanjangan overhead frame disebut walking beam, yang dapat bergerak bebas
naik turun mengikuti ketidakrataaan permukaan jalan, sehingga satuan tekanan
per satuan lebar rol dapat dipertahankan besamya. Walking beam dapat juga
dikunci, sehingga dapat bergerak ke atas saja apabila permukaan jalan tidak rata.
Penguncian walking beam dapat dilakukan penuh, sehingga walking beam tidak
dapat bergerak sama sekali ke atas maupun ke bawah. Pengaruh penguncian
walking beam ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Walking beam tidak terkunci


PTM as-6

Walking beam setengah dikunci

Walking beam dikunci penuh

Vibration Roller
Vibration roller adalah termasuk tandem roller, yang cara pemampatannya
menggunakan efek getaran, dan sangat cocok digunakan pada jenis tanah pasir
atau kerildl berpasir. Efisiensi pemampatan yang dihasilkan sangat baik, karena
adanya gaya dinamis terhadap tanah. Butir-butir tanah cenderung akan mengisi
bagian-bagian yang kosong yang terdapat di antara butir-butimya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemampatan dengan vibration
roller ialah frekwensi getaran, amplitude dan gaya sentrifugal.

Vibration Roller (Wacker)

Meshgrid Roller
Pengaruh plain wheel roller, terhadap kemampatan yang dihasilkan adalah dan
atas ke bawah. yang artinya bagian atas akan mencapai kemampatan terlebih
dahulu dan pada bagian bawah. Hal ini karena penampang melintang pengaruh
tekanan roda gilas ke dalam lapisan tanah berbentuk trapesium (gambar di
bawah), sehingga tekanan per satuan luas di bagian atas lebih besar dari pada
bagian bawah. Jika tebal lapisan vang harus dipampatkan besar, maka tekanan
PTM as-7

per satuan luas ini untuk bagian bawah sudah tidak cukup besar untuk mencapai
kepampatan yang diharapkan (gambar di bawah).

Diagram tekanan pada lapisan tanah

Untuk usaha pemampatan tanah dengan butiran yang banyak mengandung


butiran kasar lebih baik digunakan meshgrid roller. Alat ini di samping
memperbesar tekanan per satuan luas permukaan, juga bidang-bidang rodanya
dapat masuk ke dalam lapiran tanah, sehingga terjadi pemampatan dari bawah.
Mesh grid roller adalah mesin gilas yang roda-rodanya berbentuk anyam-
anyaman.

Segment Roller
Untuk tanah yang banyak mengandung lempung (tanah liat), terutama tanah
yang basah, grid roller kurang memberi hasil yang baik, karena tanah akan
tertinggal di antara batang-batang besi anyaman roda. Untuk menghindari hal
tersebut dapat digunakan segment roller yang rodanya tersusun dari lempengan-
lempengan baja kecil-kecil. yang akan memberi tekanan per satuan luas cukup
besar dan dapat masuk ke dalam tanah, sehingga terjadi pemampatan langsung
dari bawah.

Segment Roller
PTM as-8

Sheepfoot Roller
Sheepfoot roller ini termasuk adalah alat pampat yang melindas dari bawah.
Bagian utama roller ini berupa drum yang sekelilingnya diberi kaki-kaki, sehingga
tekanan roller dapat terpusat pada kepala kaki yang merupakan bidang-bidang
kecil dan memberikan tekanan per satuan luas yang besar.
Sheepfoot roller ini merupakan alat pampat yang ditarik, dan pada waktu
ditarik kaki-kaki domba akan masuk ke dalam lapisan tanah, dan dinding drum
yang ada pada permukaan lapisan akan memberikan kemampatan sementara.
Sehingga tebal lapisan yang efektif untuk pemampatan dengan sheepfoot roller ini
antara 20 -25 sentimeter, dan bahan tanah yang cocok untuk sheepfoot roller ini
adalah tanah yang banyak mengandung lempung.

Sheepfoot Roller

Pneumatic Tired Roller


Roller jenis ini mempunyai roda-roda dari ban karet (pneumatic) dengan
permukaan yang dibuat rata. Susunan rodanya dibuat sedemikian rupa sehingga
Jalur yang dilewati jatuh di antara jalur-jalur roda belakang, dengan demikian
gilasan dapat merata pada satu lintasan roller. Jumlah roda-roda gilas selalu gasal,
misalnya 9 (4 roda depan, 5 roda belakang), 11 (5 roda depan, 6 roda belakang)
atau 13 (6 roda depan. 7 roda belakang). Berat roller jenis ini juga dapat
ditambah dengan mengisi air atau pasir dalam bak-bak yang disediakan dalam
dinding mesin, sehingga berat satu roller dinyatakan dalam dua angka, misalnya
antara 9 sampai 16 ton. Tekanan roda pada permukaan tanah dapat diatur
dengan tekanan udara dalam ban (inflation pressure), makin keras ban dipompa,
makin besar tekanan per satuan luas permukaan tanah. Penggilasan dengan ban
ini mempunyai ciri khusus dengan adanya kneading effect, ialah air dan udara dapat
ditekan ke luar (pada tepi-tepi ban) yang segera akan menguap pada keadaan
udara yang kering. Kneading effect ini sangat membantu dalam usaha pemampatan
bahan-bahan yang banyak mengandung lempung atau tanah liat Kneading effect ini
juga diperbesar pengaruhnya dengan membuat sumbu roda yang dapat
PTM as-9

bergoyang mengikuti ketidakrataan permukaan tanah Roda yang dapat


bergoyang denukian ini disebut whole wheel, yang sangat berguna dalam
mempertahankan tekanan yang sama dan semua roda roller, karena tidak ada
roda-roda yang menggantung bebas.
Bergoyangnya roda ini menyebabkan roller baik sekali untuk digunakan pada
penggilasan pasir atau bahan-bahan dengan butir kasar, karena gerakan ban akan
membantu dalam mengatur kedudukan butir untuk mencapai kemampatan yang
optimal. Perlu diperhatikan pada penggilasan bahan dengan butir kasar yang
tajam ban-ban penggilas akan cepat rusak, sehingga pneumatic tired roller banyak
digunakan dalam pekejraan pengaspalan jalan, misalnya pada hot mix asphalt
concrete, di samping juga baik untuk penggilasan lapisan-lapisan tanah yang tipis.

Pneumatic Tired Roller

Portable Roller Dan Trench Roller


Portable roller adalah roller jenis kecil dengan berat hanya 4 sampai 6 ton saja
yang dilengkapi dengan roda karet yang dapat dinaik-turunkan. Waktu bekerja
roda karet digantung, sehingga yang menyentuh permukaan tanah adalah roda-
roda bajanya, apabila ingin dipindahkan (dibawa), roda karet diturunkan
kemudian roller ditarik dengan traktor atau truk.
Trench roller adalah penggilas khusus parit atau lubang galian, sehingga
konstruksinya dibuat khusus sedemikian rupa agar sesuai untuk pekerjaan
tersebut (gambar). Roda yang sebelah dibuat dan baja halus dengan diameter
roda lebih besar, yang digunakan sebagai pemampat, sedang roda yang
sebelahnya lagi dan juga roda kemudi (guide roll) dibuat dan ban karet dengan
diameter roda lebih kecil. Kemampuan roller ini untuk memampatkan parit
sedalam antara 16 sampai 23 inci.
PTM as-10

Trench Roller

Cara Kerja Compactor


Pada kebanyakan roller, susunan roda adalah dengan guide roll berada di
depan dan drive roll di belakang, sehingga operator menghadap ke guide roll di
depan, tetapi mudahnya kita anggap bahwa roller bergerak maju bila beijalan ke
arah guide roll.
Untuk menjaga kemiringan pada potongan melintang badan jalan, maka
pekerjaan dimulai dengan jalur-jalur tepi yang terendah. Hal ini karena bahan
yang digilas mempunyai kecenderungan untuk menggeser (melorot) ke tepi
bawah. Dengan memampatkan lebih dahulu bagian bawah, penggeseran tanah
akan tertahan oleh jalur-jalur yang sudah dipampatkan. Untuk berpindah jalur,
sangat dianjurkan pada waktu roller berjalan maju, hal ini untuk menghindari
agar guide roll tidak tertarik menggeser ke arah jalannya drive roll dan merusak
permukaan lapisan-lapisan yang sudah dibentuk permukaannya.
Pada gambar (a) di bawah seluruh lebar jalan dapat dijalani dalam 8 pass
(lintasan), pass ke 9 roller kembali menuju ke jalur yang pertama. Pengulangan ini
dilakukan terus menerus sampai jumlah pass yang diperlukan untuk mencapai
pemampatan yang dikehendaki tiap jalur sudah terpenuhi. Overlap dalam arah
memanjang (A) juga perlu diberikan, karena dalam arah belok, roller ini jumlah
pass yang diberikan lebih sedikit dan pada yang di bagian lurus, gambar (b) di
bawah adalah pola penggilasan pada tikungan jalan, pass pertama dimulai dan
bagian bawah (bagian lintasan yang dalam) menuju ke bagian atas (bagian
lintasan luar). Untuk lintasan-lintasan berikutnya diulang mulai dan lintasan
pertama lagi.

1
2
3
4
8
7
6
5
A A
A. Jalan Lurus
PTM as-11

4
3
2
1

B. Jalan Membelok
Produksi Compactor
Produksi compactor biasanya dinyatakan dalam luasan (m2) yang dapat
dipampatkan oleh penggilas sampai kepampatan yang dikehendaki per satuan
waktu. Untuk menghitung dapat digunakan rumus berikut:
L * V * JM
F
N
dimana:
F : luas permukaan lapisan yang dipadatkan (m2)
L : lebar efektif roda gilas (m)
V : kecepatan compactor (m/jam)
JM : kondisi manajemen dan medan kerja
N : jumlah lintasan (pass) yang diperlukan untuk mencapai kemampatan yang
dikehendaki

Yang dimaksud satu pass adalah satu lintasan dengan roda gilas melewati satu
jalur tertentu. Agar dicapai hasil penggilasan dengan permukaan yang rata, maka
tiap pass dengan pass yang berikutnya harus saling menindih (overlap) antara 15-
30 cm.

Contoh:
Sebuah compactor three wheel roller dengan berat 8 ton digunakan untuk
memampatkan suatu lapisan makadam setebal 10 cm (sesudah jadi). Jumlah pass
yang diperlukan 10 kali, lebar efektif compactor 60 cm, kecepatan operasi 2
km/jam. Kondisi manajemen baik dan kondisi medan baik. Berapakah produksi
compactor per jamnya ?

Hitungan:
L * V * JM 0.60 * 2000 * 0.75
F =  90 m 2 /lapis/jam
N 10
Ketebalan per lapis 10 cm, maka
produksi compactor = 0.10 * 90 = 9 m3 jam (CM)

Anda mungkin juga menyukai