METODA KONSTRUKSI
ARY SETYAWAN
2022
2. ALAT BERAT 2
3. ALAT BERAT TRAKTOR
4. EXCAVATOR
5. TRUCK AND COMPACTOR
PTM as-1
Yang dimaksud alat mekanis adalah semua peralatan yg dijalankan dengan tenaga
mesin, untuk pelaksanaan pekerjaan lapangan, yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Batu
Pekerjaan Beton
Pekerjaan penunjang pekerjaan pokok
Pekerjaan tanah merupakan kegiatan penting terutama dalam pembangunan jalan raya,
lapangan terbang, dan irigasi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut perlu didukung disiplin ilmu yang lain:
Geologi, Geodesi, Geoteknik, dll
Perlu fasilitas pendukung untuk mobilisasi
PTM as-2
SIFAT-SIFAT TANAH
Keadaan tanah yang mempengaruhi volume tanah yang kita jumpai dalam pekerjaan-
pekerjaan tanah antara lain :
Bank Loose Compact
Lepas Padat
Nama Umum L C
Asli Asli
kerikil (gravel) 1.05-1.25 0.80-1.00
pasir (sand) 1.10-1.30 0.80-1.00
lempung dan lanau 1.15-1.35 0.80-1.00
batu pecah 1.65-1.75 1.25-1.35
tanah 1.20-1.30 0.85-0.95
Bertambahnya volume tanah dari bank menjadi loose disebut dengan swell yang
dinyatakan dalam %, dan dihitung dengan:
B
Sw 1 100%
L
Keterangan: Sw : % swell
B : berat tanah dalam keadaan bank (alam)
L : berat tanah dalam keadaan loose (lepas)
Berkurangnya volume tanah dan keadaan bank menjadi pampat disebut dengan
shrinkage atau susut, yang dinyatakan dalam %, dan dihitung dengan rumus:
B
Sh 1 100%
C
Keterangan: Sh : % shrinkage atau susut
B : berat tanah dalam keadaan bank (alam)
C : berat tanah dalam keadaan compacted (pampat)
Contoh:
Suatu tanah yang akan digunakan untuk penimbunan mempunyai nilai-nilai:
Berat tanah alam: 88 lbs/cu.ft
Berat tanah lepas: 74 lbs/cu.ft
Berat tanah dimampatkan: 110 lbs/cu.ft
Maka:
88
Sw 1 100% 18.9%
74
88
Sh 1
100% 20%
110
Disamping swell dan shrinkage, untuk menyatakan konversi keadaan tanah dapat juga
digunakan load factor dan shrinkage factor
Daftar Load Factor dan Prosentase Swell dari berbagai macam bahan
Contoh:
Berapa kali harus diangkut oleh scraper dengan kapasitas 18 cu-yd, jika dibutuhkan
tanah lempung berkerikil kering, sebanyak 8000 cu-yd (compacted) dengan shrinkage factor
0.80 ?
Jawab:
8000
Diperlukan tanah = 10.000 cu yd (bank)
0.80
Kemampuan scraper mengangkut tanah = 18 * 0.71 = 12.78 cu-yd (bank)
10000
Jika digunakan 1 scraper maka diperlukan = 782.5 kali
12.78
Angka-angka dalam tabel tersebut hanya sekedar untuk gambaran saja, karena angka
pasti masih banyak dipengaruhi oleh fakor-faktor lain misalnya kadar air, gradasi, dll.
PTM as-6
Untuk mendapatkan pembakaran yang sempuma, tentu saja bahan bakar dikurangi,
agar perbandingan oksigen dan bahan bakar memenuhi persyaratan, tetapi hal ini akan
menyebabkan tenaga mesin berkurang. Dan pengertian ini, maka berkurangnya tenaga
mesin sebanding dengan kerapatan udara, sehingga untuk pertimbangan praktis,
dianggap bahwa berkurangnya tenaga mesin berbanding lurus dengan bertambahnya
ketinggian tempat kerja.
Praktisnya dapat ditulis menjadi. berkurangnya tenaga mesin adalah sebesar 3% dari
HP (Horse Power) seluruhnya untuk tiap penambahan 1000 feet di atas 3000 feet yang
pertama, dari atas permukaan air laut. untuk/our cycle engines. Untuk two cycle engines
berkurang sebesar 1% tiap penambahan ketinggian 1000 feet.
Contoh:
Sebuah traktor 100 HP (four cycle engines) bekerja pada ketinggian 10.000 feet dari
permukaan air laut.
Pada akhir-akhir ini penggunaan alat super charger dapat mengurangi kehilangan tenaga
akibat ketinggian tempat ini. Super charger bertujuan untuk menginjeksikan udara ke
dalam silinder, sehingga sistem super charger ini dapat mempertinggi tenaga mesin
hingga mencapai 125%.
Temperatur
Apabila suhu udara naik, udara mengembang, hal ini akan mengurangi
kandungan oksigen per satuan volume udara, sehingga akan mengurangi tenaga mesin.
Pengaruh berkurangnya tenaga pada mesin akibat temperatur ini adalah, tenaga mesin
berkurang sebesar 1% untuk tiap suhu udara naik 10° F di atas temperatur standar
85°F, atau tenaga mesin akan bertambah 1% bila suhu udara turun tiap 10° F di bawah
temperatur standar 85° F.
PTM as-7
Koefisien Traksi
Tenaga mesin alat hanya dapat dijadikan tenaga traksi yang maksimal apabila
ada gesekan yang cukup antara pennukaan ban/roda dengan pennukaan tanah tempat
alat tersebut bekerja. Apabila gesekan antara tanah dengan roda/ban kurang, maka
tenaga berlebih yang dilimpahkan kepada roda hanya akan menyebabkan selip.
Koefisien traksi adalah besamya tenaga tank yang menyebabkan selip dibagi
dengan berat kendaraan keseluruhan (untuk crawler/roda rantai) atau besamya tenaga
tank yang menyebabkan selip dibagi dengan berat kendaraan yang terlimpah pada roda
geraknya.
Contoh:
Sebuah alat dengan roda rantai (crawler), berat total alat 3000 kg. Dari hasil
pengamatan. alat tersebut bekerja pada medan tertentu, roda mengalanu selip pada saat
diberikan tenaga traksi sebesar 2.400 kg.
2400
Jadi koefisien traksi = 0.8
3000
Contoh:
Sebuah loader berat total 10.000 kg, 60% berat kendaraan dilimpahkan pada roda gerak.
Dari hasil pengamatan roda gerak selip pada pada tenaga tank sebesar 4.000 kg. Berat
alat yang dilimpahkan apda roda gerak = 0.60 * 10.000 kg = 6.000 kg
4000
Koefisien traksi = 0.667
6000
Besarnya koefisien traksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya untuk
kendaraan dengan roda karet, kembangan ban, bentuk dan ukuran ban, keadaan
permukaan tanah dan sebagainya sangat mempengaruhi besamya nilai koefisien traksi.
Variasi-variasi ini tidak dapat diberikan secara pasti, tetapi dari percobaan-percobaan
dapat dilberikan ancer-ancer seperti tabel berikut.
Contoh:
Sebuah traktor roda karet dengan dua roda gerak, berat total 18.000lbs bekerja pada
tanah berpasir basah dengan koefisien traksi 0.3
Maka tenaga traksi yang dapat dimanfaatkan = 0.3 * 18.000 = 5.400lbs
b. Tekanan angin
c. Bentuk kembang dari permukaan ban
Untuk kendaraan beroda rantai biasanya tergantung dari sifat permukaan tanah
G
P
RR
G
dimana:
RR : Rolling resitance
P : Gaya tarik (tegangan tali)
G : Berat kendaraan
Landai Permukaan
Jika sebuah kendaraan melalui jalan yang menanjak, tenaga traksi yang diperlukan
oleh kendaraan akan naik pula, kira-kira akan sebanding dengan tanjakan jalan yang
dilalui. Deniildan juga bila jalan tunm. tenaga yang diperiukan berkurang denfian nilai
yang sama seperti jalan menanjak.
Landai jalan dinyatakan dalam persen (%), ialah perbandingan antara perubahan
ketinggian per satuan panjang jalan. Penambahan dan pengurangan tenaga traksi
akabat adanya tanjakan atau turunan dapat dikatakan berbanding lurus dengan % naik
turunnya landai jalan tersebut. Meskipun keadaan sebenarnya tidak tepat demikian,
namun secara praktis pernyataan tersebut dapat digunakan secara praktis, karena
hasilnya tidak begitu jauh dengan kenyataan. Misalnya sebuah kendaraan dengan berat
1.000 kg melewati jalan naik dengan landai 5%, maka tambahan tenaga traksi yang
diperiukan = 5% * 1.000 = 50 kg.
Secara mudah pengaruh landai (grade) ini adalah sebesar 10 kg atau 20 lbs per ton
berat kendaraan setiap % grade. Dalam hitungan-hitungan kebutuhan tenaga traksi kita
bedakan antara tanjakan dan turunan sebagai berikut:
a. Grade Resistance adalah tanjakan yang mengakibatkan bertambahnya tenaga traksi
yang diperiukan.
b. Grade Assistance adalah turunan yang mengakibatkan berkurangnya tenaga traksi
yang diperlukan.
375 * HP * Efisiensi
Rimpull (lbs)
kecepatan (mph)
Contoh:
Sebuah traktor roda karet 160 HP. berjalan pada gigi ke 1 dengan kecepatan 3.6 mph,
maka rimpull yang tersedia pada roda-roda maksimal:
Tenaga ini hanya dapat dimanfaatkan apabila cukup gesekan antara tanah dengan roda.
Misalnya traktor tersebut pada gigi ke 4 dengan kecepatan 22,4 mph harus menarik
muatan (total + berat traktor) sebesar 16 ton dan harus melalui tanjakan 5% dan RR =
50 lbs/ton, maka :
3.6
Rimpull 13.500 2.160 lbs
22.4
Akibat RR: 50 * 16 = 800 lbs
Akibat GR: 5*20*16 = 1.600 lbs
Sehingga TR = RR + GR = 2.400 lbs
Disini Rimpull yang tersedia 2.160 lbs < 2.400 lbs (berat traktor + muatan yang harus
ditarik), sehingga harus pindah gigi yang lebih rendah agar traktor dapat menarik.
Contoh:
Sebuah traktor berat 15 ton mempunyai DBP = 5.684 lbs, diperhitungkan pada nilai
RRF = 110 lbs/ton. Jika traktor bekerja pada jalan dengan RRF =180 lbs/ton, maka :
DBP pada RRF 110 lbs/ton = 5.684 lbs
reduksi DBP = (180-110) * 15 = 1.050 lbs
Jadi DBP efektif tinggal = 4.634 lbs
Gerakan maju traktor sebagai alat penarik (prime mover) dibatasi oleh :
a. daya tarik (DBP atau rimpull) yang disediakan oleh mesin,
b. rolling resistance pada permukaan jalan,
c. berat total dengan muatan. dan
d. landai permukaan jalan yang dilalui.
Untuk crawler traktor kemampuan mendaki dihitung berdasarkan sisa DBP yang masih.
setelah dari DBP seluruhnya dikurangi dengan DBP yang dibutuhkan untuk
menanggulangi rolling resistance.
Contoh:
Sebuah traktor menarik scraper dengan ketentuan sebagai berikut. Traktor 180 HP,
berat 20 ton scraper dengan muatan penuh berat 36 ton. DBP traktor pada gigi ke 3
sebesar 9.200 kg, rolling resistance (RR) traktor 80 kg/ton, RR traktor yang
diperhitungkan oleh pabrik 50 kg/ton, RR scraper 100 kg/ton, efisiensi 85%.
Hitungan:
RR tambahan untuk traktor (80 - 50) = 30 kg/ton
RR traktor = 20 * 30 = 600 kg
RR scraper = 36 * 100 = 3.600 kg
Total RR = 4.200 kg
Maksimal DBP yang dihitung = 85% * 9.200 = 7 820 kg
Untuk mengatasi RR = 4.200 kg
DBP yang tersedia = 3.620 kg
Berat traktor + scraper = 20 + 36 = 56 ton
Diperlukan DBP tambahan 10 kg/ton untuk tiap landai 10%, jadi untuk traktor +
scraper = 10 * 56 = 560 kg untuk tiap 1% landai naik.
3.620
Jadi kemampuan mendaki traktor menarik scraper = * 1% 6.46%
560
PTM as-11
Contoh:
Traktor roda karet 120 HP berat total 12 ton. distribusi beban pada roda gerak 60%,
koefisien traksi 0.5. Traktor menarik scraper dengan muatan penuh 25 ton. DBP traktor
pada gigi ke 2 sebesar 4 500 kg. RR traktor 60 kg/ton, RR yang diperhitungkan pabrik
50 kg/ton, RR scraper 70 kg/ton. Efisiensi mesin 85 %.
Hitungan:
Tambahan RR traktor = (60 - 50) * 12 = 120 kg
RR scraper = 70 * 25 = 1.750 kg
RR total = 1.870 kg
1.730
Jadi kemampuan mendaki traktor = * 1% 4.67%
370
PTM wd-1
TRAKTOR
Alat untuk mengubah energi mesin menjadi energi mekanik. Traktor merupakan
prime mover (penggerak utama) dari sebagian alat-alat besar.
Wheel Tractor
Tenaga tarik yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan crawler tractor
Kecepatannya besar
Ground contact lebih becil
Sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah di lapangan
Ada kemungkinan slip
PTM wd-3
BULLDOZER
Bulldozer adalah merupakan salah satu jenis dozer untuk mendorong lurus ke
depan, selain ada juga jenis dozer yang dapat mendorong ke samping (biasanya
sudut serongnya 25°)
JENIS-JENIS DOZER
Berdasarkan alat geraknya dibedakan:
Crawler Tractor Dozer (dengan roda rantai/belabang)
Wheel Tractor Dozer (dengan roda baret)
MACAM-MACAM BLADE
1. Straight Blade (S-Blade)
Untuk mendorong lurus ke depan kedudukan pisau tetap
2. Angle Blade (A-Blade)
Pisau yang digunakan untuk posisi lurus dan menyudut
3. Universal Blade (U-Blade)
Digunakan untuk efektifitas produksi, memungkinkan bulldozer dapat
mendorong/membawa muatan lebih banyak, karena kehilangan muatan
relatif lebih kecil
4. Rake Blade
Pisau dozer mempunyai gigi-gigi, dapat digunakan untuk mendorong semak-
semak. Ada dua macam: Angle Rake Blade dan Straight Rake Blade
PTM wd-4
PERHITUNGAN PRODUKSI
Untuk menghitung produksi dari Bulldozer, beberapa pabrik memberikan tabel
estimasi untuk model Bulldozer tertentu, tetapi secara perhitungan teoritis dapat
pula ditentukan dengan mengingat faktor-faktor yang ada.
A. DENGAN TABEL
Perkiraan produksi dozing, dengan memakai Universal Blade/Straight Blade untuk
Bulldozer Type D7 sampai D10 Caterpillar.
PTM wd-5
10U
10S
9U
9S
8U
8S
7U
7S
Beberapa faktor koreksi, pengaruh dari manusia, alat (mesin) dan kondisi
lapangan terhadap produksi:
Selain faktor tersebut di atas, ada satu faktor lagi yang harus dihitung yaitu faktor
grade corection (koreksi akibat landai jalan yang ditempuh).
0.4
0.6
Faktor Kemiringan
0.8
1.0
1.2
1.4
-30 -20 -10 0 10 20 30
% Kemiringan
PTM wd-7
Contoh:
Sebuah Bulldozer D8U dengan tilt silinder bekerja pada tanah lempung keras,
jarak gusur rerata 60 m. Landai naik 10%, operasi dengan cara slot dozing.
Berat volume tanah 1600 kg/m3 (loose), operator sedang, efisiensi kerja 50
menit/jam. Berapa produksi rerata per jamnya ?
Hitungan:
Faktor-faktor koreksi:
lempung keras, tilt silinder : 0.80
koreksi landai : 0.84
slot dozing : 1.20
operator sedang : 0.75
efisiensi kerja : 0.84
1370
koreksi berat tanah : 0.856
1600
Dari grafik produksi alat didapat produksi ideal = 410 m3/jam (LM)
Jadi produksi nyata = 410 * 0.80 * 0.84 * 1.20 * 0.75 * 0.84 * 0.856
= 178.29 m3/jam (LM)
C B A
L
Pada gambar di atas kedudukan A - Bulldozer mula-mula atau dalam keadaan
berhenti, pisau seditdt masuk ke dalam tanah dengan tujuan untuk
menggali/menggusur. Dalam kedudukan yang demikian ini traktor mulai
dijalankan maju, biasanya harus dalam gigi terendah.
Kedudukan C adalah posisi membuang muatan pada akhir jalan angkut, pisau
diangkat naik sehingga tanah dapat lewat di bawah pisau. Apabila tanah di depan
pisau sudah habis tertinggal, traktor dihentikan, kemudian dalam posisi pisau
masih terangkat traktor dijalankan mundur menuju ke kedudukan A.
PTM wd-8
Jarak L adalah jarak angkut dozer, sedang waktu yang dibutuhkan untuk
menjalani jarak L pulang balik disebut waktu pulang balik atau cycle time (roundtrip
time). Waktu yang diperiukan untuk menjalani satu roundtrip dirinci sebagai
berikut.
1. Waktu tetap (fixed time), adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan
tindakan-tindakan yang selalu harus dijalankan, misalnya memasukkan gigi,
menambah kecepatan, dan memindah gigi.
2. Waktu tidak tetap (variable time), ialah waktu untuk bergerak maju mendorong
muatan dan waktu kembali mengambil muatan, waktu ini besamya tergantung
jarak dan kecepatan gerak dan traktor.
Contoh:
Estimasikan produksi rerata Bulldozer jika ditentukan tanah lempung berpasir,
berat volume 2.700 Ibs/cu-yd (BM), swell 25%, jarak gusur 100 ft. Traktor 72
HP, ukuran blade panjang 9,5 ft, tinggi 3 ft. kecepatan maju/gusur 1,5 mph,
mundur 3,5 mph, efisiensi kerja 50 menit/jam.
Hitungan:
Kapasitas blade dihitung dengan pendekatan sebagai berikut:
Lereng tanah ditentukan 2:1
2
Kapasitas blade = 0.5*H*2H*L
H 1 = 0.5 * 2 * 32 * 9.5
= 85.5 cu-ft
= 85.5/(32) cu-yd (LM)
2H
Kapasitas blade dalam BM = (3.167/1.25)
= 2.5336 cu-yd (BM)
PENGGUNAAN BULLDOZER
Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi, terutama jalan raya. landasan pesawat
terbang dan sebagainya, Bulldozer bersifat serbaguna dan dapat melakukan tugas-
tugas antara lain seperti berikut ini.
1. Pembersihan lapangan pekerjaan dan pepohonan, kayu-kayu dan bonggol-
bonggolnya, puing-puing bekas bangunan dan sebagainya, pekerjaan ini
sering disebut clearing.
2. Pembukaan jalan-jalan kerja darurat menuju ke tempat lokasi pekerjaan
3. Pembukaan atau penggusuran tanah dalam jarak dekat (100 meter).
4. Mendorong scraper pada waktu memuat (push).
5. Meratakan timbunan tanah pada daerah fill, mengisi kembali galian atau pant
spreading dan sebagainya.
6. Memelihara jalan kerja, jalan angkut.
7. Menyiapkan bahan-bahan dari quarry atau tempat pengambilan material.
8. Mengupas tanah bagian atas yang jelek atau stripping.
9. Meratakan permukaan atau menghaluskan permukaan bidang rata (finishing).
Contoh:
Sebuah ripper dengan single shank yang ditarik traktor,
jarak ripping : 0,915 m
dalam ripping : 0,610 m
PTM wd-10
panjang ripping : 91 m
kecepatan ripping : 1,6 km/jam atau 26,6 m/menit
waktu kembali : 0,25 menit
efisiensi kerja : 50 menit/jam
Cycle time:
Waktu membajak : 91/26.6 = 3.42 menit
Waktu kembali = 0.25 menit
Total = 3.67 menit
50
Produksi = 60 * 0.915 * 0.610 * * 0.8 = 6.08 Bm3/jam
3.67 60
PTM wd-11
LOADER
Loader adalah alat pemuat material hasil galian/gusuran alat lain yang tidak
dapat langsung dimuatkan ke alat angkut, misalnya Bulldozer, Grader, dll. Pada
prinsipnya Loader adalah alat pembantu untuk memuatkan dari stockpile ke
kendaraan angkut atau alat-alat lain, di samping dapat juga berfungsi untuk
pekeriaan awal, misalnya clearing ringan, menggusur bongkaran, menggusur
tonggak kayu kecil, menggali fondasi basement, dan lain-lain. Sebagai
pengangkut material dalam jarak pendek juga lebih baik dari pada Bulldozer,
karena pada Bulldozer ada material yang tercecer, sedang pada Loader material
tidak ada yang tercecer.
Macam Loader ditinjau dari alat untuk bergeraknya dibedakan dua macam:
Loader dengan roda rantai (crawler mounted)
Loader dengan roda karet (wheel loader)
Truk
Truk
V Loading
Truk
Loading
Truk Truk
Cross Loading
Overhead Loading
PTM wd-13
PRODUKSI LOADER
Produksi Loader dipengaruhi oleh faktor:
Ukuran bucket
Cycle time
Fixed time (waktu tetap)
Variabel time
Untuk mengoreksi jumlah material yang dibawa bucket (ada kalanya bucket dapat
penuh, tetapi ada kalanya kurang penuh, hal ini tergantung dari material yang
dibawa), maka perlu adanya koreksi bucket fill factor (BFF), seperti tabel berikut
ini:
Contoh:
Sebuah proyek membutuhkan material 250 t/jam untuk dimuatkan ke truk. Jenis
material kerikil 9 mm, dari stockpile setinggi 6 meter, berat volume 1660
kg/m3. Truk kapasitas 9 m3 yang dimiliki oleh tiga kontaktor, cara memuat tetap,
permukaan tanah keras, keadaan medan baik, dan manajemen baik.
Hitungan:
Cycle time
Basic cycle time = 0.5 menit
material 9 mm = - 0.02 menit
truk sewa = + 0.04 menit
operasi tetap = - 0.02 menit
Stockpile = 0 menit
T = 0.50 menit
60
Jumlah siklus = 120 siklus/jam
0.50
Berat material 1660 kg/m3
250
Produksi yang dibutuhkan rerata = 150 m3/jam
1.66
150
Volume yang dibutuhkan per siklus = 1.25 m3
120
Bucket fill factor = 0.95
Kondisi manajemen dan medan = 0.75
PTM wd-16
1.25
Kapasitas bucket yang diperlukan = 1.754 m3
0.95 * 0.75
Kapasitas angkat yang dibutuhkan = 1.754*1660 = 2912 Kg
Kapasitas bucket dan kemampuan alat dapat ditentukan dengan tabel di bawah ini
Untuk menentukan Cycle Time dibedakan dengan cara pemuatan sebagai berikut:
Cara pemuatan Cross Loading
D D
T = Z
F R
Cara pemuatan V Loading atau Loading
D D
T = 2 *( ) Z
F R
PTM wd-17
Dimana:
T : Cycle time
D : jarak angkut (m)
F : kecepatan maju (m/menit)
R : kecepatan mundur (m/menit)
Z : waktu tetap/fixed time (menit)
Waktu tetap adalah waktu yang dibutuhkan untuk pindah gigi, muat, putar,
buang, dan waktu tunggu truk dalam menit. Besarnya waktu tetap ditentukan
tabel di bawah ini, asumsi Loader berjan dengan kecepatan 80% kecepatan
maksimal, pada perseneling kedua, baik maju maupun mundur.
Untuk mengoreksi jumlah material yang dibawa bucket (ada kalanya bucket dapat
penuh, tetapi ada kalanya kurang penuh, hal ini tergantung dari material yang
dibawa), maka perlu adanya koreksi bucket fill factor (BFF), seperti tabel berikut
ini:
Contoh:
Sebuah wheel loader Komatsu W-170 dengan bucket 3.5 m3 bekerja untuk
memuatkan tanah ke truk dengan kondisi: operasi cross loading, dengan hydraulic
shift drive, jarak angkut 10 meter. Tanah dari jenis lempung lunak dengan berat
volume 1690 Kg/m3. Kondisi medan baik dan manajemen baik. Berapa produksi
dari wheel loader tersebut ?
Hitungan:
BFF = 0.80
Kecepatan mundur = 7 Km/jam
Kecepatan maju = 7 Km/jam
D D
Cycle time = Z
F R
F = 7*0.80 = 5.6 Km/jam = 93.3 m/menit
R = 7*0.80 = 5.6 Km/jam = 93.3 m/menit
Z = 0.3
10 10
T = 0.3 = 0.51 menit
93.3 93.3
60
Produksi = * 3.5 * 0.75 * 0.8 = 247.0588 m3/jam (LM)
0.51
EXCAVATOR
Attachment yang penting kita ketahui adalah crane, dipper shovel, backhoe, dragline
dan clamshell. Bagian bawah excavator ini ada yang digunakan roda rantai
(track/crawler) dan ada yang dipasang di atas truk (truck mounted). Umumnya
excavator mempunyai tiga pasang mesin pengerak pokok yaitu :
1. Penggerak untuk mengendalikan attachment, misalnya untuk gerakan menggali
mengangkat dan sebagainya,
2. Penggerak untuk memutar revolving unit berikut attachment yang dipasang
3 Penggerak untuk menjalankan excavator pindah dan satu tempat ke tempat lain
Excavator adalah alat yang bekerjanya berputar bagian atasnya pada sumbu
vertikal di antara sistem roda-rodanya, sehingga excavator yang beroda ban (truck
mounted), pada kedudukan arah kerja attachment tidak searah dengan sumbu
memanjang sistem roda-roda, sering terjadi proyeksi pusat berat alat yang
dimuati berada di luar pusat berat dari sistem kendaraan, sehingga dapat
menyebabkan alat berat tergulmg. Untuk mengurangi kemungkinan terguling ini
diberikan alat yang disebut out-triggers.
BACKHOE
Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan shovel yang
khusus dibuat untuk menggali material di bawah pennukaan tanah atau di bawah
tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini misalnya parit, lubang
untuk fondasi bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe
ini jika dibandingkan dragline dan clamshell ialah karena backhoe dapat menggali
sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena kekauan
konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak
dekat dan memuatkan hasil galian ke truk.
PTM as-2
Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat kendali dan
undercarriage nya.
C
A: tinggi buang maksimal
B: jangkauan maksimal
C: dalam gali maksimal
B
Jangkauan Backhoe
Produksi Backhoe
Untuk menghitung produksi backhoe, faktor yang mempengaruhi adalah kapasitas
bucket, dalam galian, jenis material yang digali, sudut swing dan keadaan
manajemen/medan. Produksi backhoe secara umum dapat ditentukan dengan
rumus :
PTM as-4
a. Mudah
ialah keadaan penggalian yang mudah, misalnya tanah tidak kompak, pasir,
kerudi, dll Kedalaman galian lebih kecil dari 40% kemampuan alat masimal,
sudut swing kurang dari 30°. Tidak ada gangguan buang/muat pada truk atau
stock pile. operator baik.
b. Sedang
ialah keadaan penggalian yang sedang, misalnya lempung kering, tanah dengan
kandungan batu kurang dari 25%. Kedalaman galian sampai dengan 50%
kemampuan alat maksimal. sudut swing sampai dengan 60°, ada sedikit gangguan.
c. Agak sulit
ialah keadaan penggalian pada batu-batuan, lapisan tanah keras, kedalaman galian
di atas 90% dari kemampuan alat. swing lebih dari 120°. Kondisi galian sempit,
tempat buang/muat sempit dengan jangkauan maksimal, ada gangguan pekerja
pada tempat kerja.
d. Sulit
ialah keadaan penggalian agak sulit, lapisan tanah keras yang kompak, tanah
dengan kandungan batu 50%. kedalaman galian 70% dan kemampuan alat
maksimal. sudut swing sampai dengan 90° dan pemuatan ke truk dengan jumlah
banyak.
e. Sangat sulit
ialah keadaan penggalian pada batu-batuan, lapisan tanah keras. kedalaman galian
di atas 90% dan kemampuan alat. swing lebih dari 120° Kondisi galian sempit,
buang/muat sempit dengan jangkauan maksimal, ada gangguan pekerja pada
tempat kerja.
Untuk prakiraan cycle time backhoe Caterpillar ini dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini. Karena pada setiap penggalian, bucket tidak terlalu penuh. hal ini
tergantung dari material yang digali, maka perlu ada faktor pengisian fill factor,
seperti pada Tabel di bawah ini.
PTM as-5
Contoh:
Backhoe Caterpillar tipe 225 stick 2440 menggali parit dengan kedalaman 4,5
meter. Tanah jenis lempung keras, sudut swing maksimal 90°. Ukuran bucket yang
digunakan 1 m3, medan baik dan manajemen sedang. Berapa produksi backhoe
perjamnya ?
Hitungan:
Untuk tanah keras. sudut swing 90° dan kedalaman galian maksimal 6,43 (Tabel)
4.5
% gali = * 100%
6.43
= 69,98 % (± 70 %) termasuk galian agak sulit
60
Produksi = * BC * JM * BF m3/jam
T
Keterangan :
T : cycle time (menit)
BC : kapasitas bucket (m3)
JM : kondisi manajemen dan medan keija
BF : faktor pengisian bucket
Faktor pengisian bucket (BF) ialah keadaan pengisian pada waktu menggali yang
kadang-kadang penuh, kadang-kadang peres dan mungkin malah kurang.
Sehingga pada waktu menggali tidak selalu munjung terus atau peres terus.
Untuk menghitung cycle time yang diperlukan untuk menggali swing dua kali dan
buang/memuatkan ke truk dapat digunakan Tabel-Tabel berikut.
T = t1 + t2 +t3
Keterangan :
T = cycle time
t1 = waktu menggali
t2 = waktu wing
t3 = waktu membuang
Contoh:
Untuk menggali parit sedalam 4,5 meter digunakan Backhoe PC 120-1 Komatsu
Sudut swing 90°, tanah lempung lunak, swell 30%. Kondisi medan baik,
manajemen baik, tanah basil galian diangkut dengan truk. Berapa prakiraan
produksi Backhoe per jamnya?
Hitungan:
a. bucket faktor untuk tanah lempung lunak =0,80
b. kapasitas bucket PC 120-1 = 0,45 m3 peres (tabel)
c. JM = 0,75 (baik/baik)
d. cycle time :
gali dalam 4,5 m, kondisi sedang t1 = 13 detik
swing 90° t2 = 7 detik
buang ke truk t3= 8 detik
T = 13 + 2 * 7 + 8
= 35 detik 0.58 menit
PTM as-8
POWER SHOVEL
4
6 3
8 2
1
7
5
10
9
11
Keterangan:
1. Bucket 7. Penahan Boom
2. Tangkai Bucket 8. Mesin Penggerak
3. Sling Bucket 9. Penyeimbang
4. Rol Ujung 10. Kabin Operator
5. Boom 11. Under Carriege
6. Sling Boom
PTM as-9
Ukuran Shovel
Ukuran shovel didasarkan pada besamya bucket yang dinyatakan dalam m3
atau cu-yd. dan dibedakan dalam keadaan isi peres (struck) atau munjung (heaped),
juga dalam kondisi tanah alam atau lepas. Di pasaran terdapat shovel dengan
kapasitas bucket 0.50, 0.75, 1.00, 1.25, 1.50, 2.00 dan 2.5 cu-yd. sesuai ketentuan-
ketentuan dari Power Crane & Shovel Association (PCSA). Untuk ukuran-ukuran
yang lebih besar dapat dibuat sesuai dengan permintaan.
Untuk memilih ukuran shovel ada beberapa faktor, antar lain banyaknya
volume pekerjaan, bila harus mengerjakan banyak pekerjaan kecil-kecil di
tempat-tempat yang berjauhan satu sama lain, maka pemilihan shovel dengan truck
mounted merupakan keuntungan yang tidak kecil artinya. Sebaliknya jika pekerjaan
terpusat di satu tempat dengan jumlah besar, mobilitas tidak begitu penting, dan
crawler mounted shovel lebih menguntungkan.
Pemilihan shovel dengan ukuran yang besar dipertimbangkan atas dasar sebagai
berikut.
Pengangkutan shovel merupakan usaha yang sulit, jadi harus dipertimbang-
kan jalan angkut yang ada.
Pengausan bagian-bagian/spare parts ukuran besar relatif besar pula, karena
pekerjaan yang dilakukan juga besar.
Pada pekerjaan di quarry, shovel besar tidak perlu terlebih dahulu
menghancurkan batu-batu.
Biaya untuk operator shovel besar relatif lebih kecil, karena produksinya
besar.
Shovel besar lebih mampu mengerjakan bahan-bahan yang keras karena
tenaganya lebih besar.
Waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat
Produksi Shovel
Dalam menghitung produksi shovel perlu diperhatikan cycle time selama
operasi berlangsung. Satu cycle time terdiri dari menggali/mengisi bucket,
berputar (swing), membuang (dump) dan berputar (swing) ke posisi
semula.
PTM as-10
dan mengambil cycle berikutnya. Ketiga hal tersebut akan mengurangi produksi
shovel.
Faktor koreksi sudut putar dan % tinggi gali optimal pada produksi
power shovel
Keadaan medan ini dinyatakan sebagai sangat baik, baik, sedang dan
kurang menguntungkan, tetapi tidak ada ukuran yang eksak untuk menyatakan
ini.
tanah permukaan rata sehingga tinggi optimal terpelihara, jalan angkut tidak
terpengaruh keadaan musim, perbandingan yang sesuai antara produksi shovel
dengan truk pengangkutnya. Keadaan medan ini dinyatakan sebagai sangat baik,
baik, sedang dan kurang menguntungkan, tetapi tidak ada ukuran yang eksak
untuk menyatakan ini.
Contoh:
Sebuah shovel bucket 1 cu-yd menggali tanah lempung keras berupa tebing
dengan ketinggian 2.30 meter Sudut putar (swing) 75°. kondisi medan sedang,
kondisi manajemen baik. Berapakah produksi shovel perjamnya ?
Hitungan:
Dari Tabel Produksi Ideal Power Shovel Dan Tinggi Gali Optimal, untuk
tanah lempung keras dengan ukuran bucket 1 cu-yd diperoleh :
Produksi ideal = 145 cu-yd/jam (BM)
Tinggi gali optimal 9 ft = 2,75 meter
2.30
Prosentase tinggi gali optimal = * 100%
2.75
= 83,64%
Swing 75° dari Tabel Faktor Koreksi Sudut Putar Dan % Tinggi
Gali Optimal Pada Produksi Power Shovel, diperoleh faktor koreksi
1.05 (interpolasi lurus)
keadaan medan sedang, keadaan manajemen baik, dan Tabel Koreksi
Keadaaan Medan dan Manajemen, faktor koreksi 0.69
DRAGLINE
Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat
angkut. misalnya truk atau ke tempat penimbunan yang dekat dengan tempat
galian. Pada umumnya power shovel sampai dengan kapasitas 2.5 cu-yd dapat
diubah menjadi dragline, dengan melepas boom shovel diganti boom dan bucket
dragline.
Untuk beberapa proyek. power shovel atau dragline digunakan untuk menggali,
tetapi dalam beberapa hal, dragline mempunyai keuntungan yang umumnya
disebabkan oleh keadaan medan dan bahan yang perlu digali. Dragline biasanya
tidak perlu masuk ke dalam tempat galian untuk melaksanakan pekerjaannya,
dragline dapat bekerja dengan ditempatkan pada lantai kerja yang baik, kemudian
menggali pada tempat yang penuh air atau berlumpur Jika hasil galian terus
dimuat ke dalam truk, maka truk tidak periu masuk ke dalam lubang galian yang
kotor dan berlumpur yang menyebabkan teriebaknya truk tersebut. Dragline
sangat baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang tebingnya curam,
sehingga kendaraan angkut tidak periu masuk ke lokasi penggalian.
Satu kerugian dalam menggunakan dragline untuk menggali ialah
produksinya yang rendah, antara 70% - 80% dibandingkan dengan power shovel
untuk ukuran yang sama.
Macam dragline ada tiga tipe ialah crawler mounted, wheel mounted dan
truck mounted. Crawler mounted digunakan pada tanah-tanah yang mempunyai
daya dukung kecil sehingga floating-nya besar, tetapl kecepatan geraknya rendah
dan biasanya diperlukan bantuan alat angkut untuk membawa alat sampai ke
lokasi pekerjaan.
3
4 Keterangan:
2 1. Hoist Cable
2. Boom
3. Dump Cable
7 4. Hoist Chain
6 5
5. Drag Chain
6. Drag Cable
7. Bucket
Bagian-bagian dari Dragline
PTM as-14
Sesudah sampai di tanah maka drag cable ditarik, sementara hoist cable digerak-
gerakkan agar bucket dapat mengikuti permukaan tebing galian sehingga
dalamnya lapisan tanah yang terkikis dalam satu pass dapat teratur, dan
terkumpul dalam bucket. Kadang-kadang hoist cable dikunci pada saat penggalian,
berarti pada saat drag cable ditarik, bucket bergerak mengikuti lingkaran yang
berpusat pada ujung boom bagian atas. Keuntungan cara ini ialah bahwa tekanan
gigi bucket ke dalam tanah adalah maksimal.
Setelah bucket terisi penuh, sementara drag cable masih ditarik, hoist cable
dikunci sehingga bucket terangkat lepas dari pennukaan tanah. Hal ini untuk
menjaga agar muatan tidak tumpah, juga dijaga posisi dump cable tetap tegang dan
tidak berubah kedudukannya. Kemudian dilakukan swing menuju tempat
(dump)nya material dari bucket. Sebaiknya truk ditempatkan sedemikian rupa
sehingga swing tidak melewati kabin truk. Jika bucket sudah ada di atas badan
truk, drag cable dikendrokan bucket akan terjungkir ke bawah dan muatan
tertuang.
Ukuran Dragline
Ukuran dragline ditunjukkan dari ukuran bucketnya, yang dinyatakan dalam
cu-yd pada umumnya sama dengan ukuran bucket power shovel. Dragline dapat
menggunakan lebih dari satu ukuran bucket, tergantung pada panjang boom dan
jenis tanah yang digali. Batasan kapasitas angkut maksimal adalah beban yang
menyebabkan miringnya alat, sehingga diperlukan pengurangan ukuran bucket
jika boom yang digunakan panjang atau jika material mempunyai berat volume
yang besar.
Produksi Dragline
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dragline antara lain macam
tanah yang digali. dalamnya galian, sudut swing, ukuran bucket, panjang boom,
keadaan medan dan tempat kerja, keadaan manajemen, keterampilan operator,
keadaan dragline serta truk-truk pengangkutnya. Seperti halnya pada power
shovel, produksi dragline dinyatakan dalam cu-yd atau m3 dalam keadaan bank,
sedang ukuran bucket dinyatakan dalam keadaan kosong.
Tabel Produksi Ideal Dragline Boom Pendek Dan Dalam Gali Optimal
Ukuran Power Shovel (cu-yd)
Jenis Tanah
3/8 0,5 0,75 1.0 1,25 1.5 1,75 2,0 2.5
Lempung berpasir. 5.0 5.5 6.0 6.6 7.0 7.4 7.7 8.0 8.5
basah 70 95 130 160 195 220 245 265 300
Pasir dan kerikil 5.0 5.5 6.0 6.6 7.0 7.4 7.7 8.0 8.5
65 90 125 155 185 210 235 255 295
Tanah biasa, baik 6.0 6.7 7.4 8.0 8.5 9.0 9.5 9.9 10.5
55 75 105 135 165 190 210 230 265
Lempung keras 7.3 8.0 8.7 9.3 10.0 10.7 11.3 11.8 12.3
35 55 90 110 135 160 180 195 230
Lempung lekat, 7.3 8.0 8.7 9.5 10.0 10.7 11.3 11.8 12.3
basah 20 30 55 75 95 110 130 145 175
Catatan:
angka yang di atas adalah tinggi gali optimal (feet)
angka yang di bawah adalah produksi ideal (cu-yd/jam BM)
Untuk mengurangi kerugian oleh berat bucket, maka setiap ukuran ada 3 macam
bucket yang disesuaikan dengan pekerjaannya. Macam bucket tersebut adalah :
a. heavy duty, bucket untuk pekerjaan berat misalnya menggali batu-batuan,
hasil tambang
b. medium duty, bucket untuk pekerjaan sedang misalnya menggali kerikil,
lampung,
c. light duty, bucket untuk pekerjaan ringan misalnya menggali lempung
berpasir, pasir, lumpur.
PTM as-16
Contoh:
Dragline dengan boom pendek kapasitas 2 cu-yd digunakan untuk menggali
tanah lempung keras. Dalam galian 4.70 meter, swing 120°, kondisi manajemen
baik dan medan kerja baik. Berapakah prakiraan produksi dragline tersebut ?
Hitungan:
Tanah lempung keras. bucket 2 cu-yd.
Dari tabel produksi ideal = 195 cu-yd/jam (BM)
H opt. = 11,8 ft =3,599 meter
4.7
% H opt. = * 100%
3.599
PTM as-17
= 130.59 %
swing = 120°
Dari tabel faktor koreksi = 0,899 (interpolasi lurus)
medan baik, manajemen baik, faktor koreksi = 0,75
Produksi = 195 * 0,889 * 0,75
= 130.02 cu-yd/jam (BM) atau
= 99,41m3/jam(BM)
Contoh:
Dragline 2 cu-yd dengan bucket medium duty menggali tanah dengan berat volume
90 Ib/cu-ft (LM) Panjang boom 80 ft, kemampuan angkat 8600 Ibs. Dapatkah
alat tersebut bekerja ?
Hitungan :
Bucket 2cu-yd = 4.825 lbs
Berat tanah = 60*90 = 5.400 lbs
Berat Total = 10.225 lbs
Berat total 10.225 Ibs > 8600 Ibs, jadi dragline tidak mampu bekerja !
Kita pilih bucket yang lebih kecil, coba bucket 1,5 cu-yd medium duty
Bucket 2cu-yd = 3.750 lbs
Berat tanah = 47*90 = 4.230 lbs
Berat Total = 7.980 lbs < 8.600 lbs
Berikut ini adalah pemeliharaan alat agar dragline tetap dapat bekerja dengan
baik:
a. Ketajaman gigi bucket perlu dipelihara dengan ukuran-ukurannya yang
tepat
b. Penggalian harus dilaksanakan lapis demi lapis agar tidak terjadi alur-alur
seperti selokan
c. Kemiringan tebing tepi galian tetap terpelihara agar selalu menuju
excavator, sehingga tidak terbentuk goa-goa dalam tebing galian
d. Drag-cable dijaga agar tidak terseret di atas tanah
e. Bucket segera diangkat setelah terisi penuh
f. Harus dijaga agar tidak melakukan swing pada waktu menggali. karena
boom dapat tertekuk ke samping
g. Untuk material yang berat agar bekerja dengan sudut boom yang besar
(boom diangkat), swing dilakukan hati-hati
h. Apabila muatan terialu berat, bucket harus segera dijatuhkan agar alat tidak
terguling
i. Ikalan-ikalan kabel harus tetap dijaga agar tidak nglokor atau tumpang
tindih secara tidak beraturan
PTM as-18
CLAMSHELL
Clamshell adalah alat gali yang mirip dengan dragline yang hanya tinggal
mengganti bucketnya saja. Clamshell terutama digunakan untuk mengerjakan
bahan-bahan lepas, seperti pasir, kerikil, lumpur dan lain-lainnya. Batu pecah dan
batubara dapat juga diangkut secara massa oleh clamshell.
Clamshell bekerja dengan mengisi bucket, mengangkat secara vertikal ke atas,
kemudian gerakan swing dan mengangkutnya ke tempat yang dikehendaki di
sekelilingnya untuk kemudian ditumpahkan ke dalam truk, atau alat-alat angkut
lain, atau hanya menimbun saja. Karena cara mengangkat dan membuang
muatan vertikal, maka clamshell cocok untuk pekerjaan pengisian pada hopper yang
lebih tinggi letaknya.
Bucket Clamshell
Bucket clamshell yang digunakan terdapat dalam berbagai ukuran, mempunyai
dua macam bucket yakni :
1. Heavy duty bucket, yang dilengkapi dengan gigi yang dapat dilepas, digunakan
untuk penggalian
2. Light duty bucket, untuk mengangkat bahan ringan, tanpa dilengkapi oleh gigi-
gigi.
Produksi Clamsheel
Kemampuan clamshell ditentukan oleh batas-batas gaya angkat crane yang
diberikan. Terutama pada mobile crane, gaya angkat diberikan secara teliti untuk
menghindari tergulingnya alat. Biasanya gaya angkat maksimal diberikan atas
dasar 75% kekuatan yang tersedia pada mesin dan 85% dari beban yang dapat
menggulingkan crane. Pada crawler crane, jarak antara pasangan crawler dibuat lebih
besar dari pada yang khusus dibuat untuk shovel, juga counterweight yang dipasang
sebagai imbangan terhadap beban, dibuat lebih besar.
PTM as-19
Sebelum kita bekerja dengan clamshell, pertama-tama kita pilih panjang booom
dan sudut kerja boom yang paling menguntungkan Hal-hal yang mempengarui
antara lain kemampuan gaya crane, jarak penggalian, dan tinggi pembuangan Pada
tabel di bawah ini diberikan beberapa ukuran medium weight bucket (general purpose
type clamshell bucket) yang umum digunakan.
PTM as-20
Contoh:
Clamshell mengangkat tanah dengan berat volume 90 Ib/cu-ft (LM), jangkauan
maksimal 30 ft. Tanah diisikan ke hopper setinggi 25 ft dari muka tanah, ukuran
bucket 1,25 cu-yd (medium weight), digunakan crane model 255.ATC. Berapakah
panjang boom yang diperlukan ?
Hitungan:
Pada tabel untuk bucket 1,25 cu-yd tinggi membuka 10,25 ft (h). untuk hoist cable
line ditentukan 5 ft.
Jadi tinggi boom ujung yang diperlukan = 25 + 10.25 + 5 = 40,25 ft
40.25
arc tg α = 53.30 55
30
30 30
Jadi panjang boom = =52.3 ft 50 ft
cos α cos(55)
Dipilih panjang boom 50 ft (batas maksimal) dengan radius operasi 30 ft, beban
maksimal yang mampu diangkat (lihat tabel) 12.400 Ibs (dengan outrigger dan two
part hoist line).
Cek berat tanah dan bucket:
berat bucket (tabel) =4.980 Ibs
berat tanah (plate line) = 37,6 * 90 = 3.384 Ibs
Total =8.364 Ibs
Apabila diinginkan kapasitas munjung :
berat bucket = 4.980 Ibs
berat tanah (heaped) = 45.8 * 90 = 4.122 Ibs
Total = 9.102 Ibs
Dengan kapasitas munjung berat total tanah + bucket = 9.102 Ibs < 12.400 Ibs.
maka crane dapat bekerja
PTM as-21
Contoh:
Clamshell dengan ukuran 1,5 cu-yd medium weight bucket digunakan untuk
memindahkan pasir dan stockpile ke hopper setinggi 25 ft di atas permukaan tanah.
Sudut swing 90, berat volume pasir 99 Ibs/cu-ft (LM), spesifikasi crane model
255A.TC. kecepatan hoist line 153 fpm, kecepatan swing 4 rpm. Berapakah
produksi clamshell perjamnya jika efisiensi kerja 50 menit per jam ?
Hitungan:
berat bucket = 6.000 Ibs
berat tanah = 99 * 55 = 5.445 Ibs (heaped)
Total = 11.445 lbs.
dipilih ukuran boom seperti pada contoh di atas, panjang boom 50 ft,
jangkauan 30 ft, kemampuan angkat 12.400 Ibs > 11.445 Ibs, Ok !
Cycle time:
Isi bucket (diperkirakan) = 6 detik
25
Angkat = * 60 = 9.8 detik
153
90
Swing = 360 * 60 = 3.75 detik
4
Buang = 4 detik
Waktu hilang = 4 detik
Total = 33.3 detik
0.555 menit
60 50
Produksi clamshell = * 55 *
0.555 60
= 4.595 cu-ft/jam (LM)
= 130 m3/jam (LM)
PTM as-1
Dump truck yang ada terdiri dari berbagai ukuran dengan kapasitas angkut 3
ton sampai 20 ton, yang pemilihannya dapat disesuaikan dengan kondisi
pekerjaannya.
Kemampuan truk untuk memuat dinyatakan dalam berat muatan, misalnya
ton, atau dalam kapasitas bak, misalnya m3. Untuk menyatakan kapasitas
dibedakan dalam kapasitas peres (struck) atau kapasitas munjung (heaped).
Kapasitas munjung sangat dipengaruhi oleh keadaan jalan angkut yang dilewati,
karena bahan yang diangkut akan mudah tercecer jika jalan angkut kurang baik,
sehingga kapasitas munjung akan menjadi lain.
Ukuran Truk
Besamya truk yang dipilih diusahakan agar imbang dengan kemampuan atau
produksi alat gali atau alat pemuatnya. Ini untuk menghindari jangan sampai
terjadi salah satu alat ada yang menganggur sewaktu organisasi alat-alat tersebut
bekerja sehingga biaya produksi menjadi besar.
PTM as-2
Truck Kecil
Keuntungan Truk Kecil Kerugian Truk Kecil
Fleksibel (luwes) dalam jarak angkut Alat gali sulit mengisikan muatan.
dekat dan mudah mengemudikan- Waktu hilang banyak, karena
nya, banyaknya truk yang digunakan.
Kecepatannya tinggi, Pengemudi atau operator banyak.
Berkurangnya produksi tidak begitu Menimbulkan bahaya yang besar
terasa bila salah satu truk ada yang bila truk banyak menunggu di
mogok atau rusak, tempat gali dan jalan angkut untuk
Mudah menyesuaikan banyaknya menunggu giliran.
truk dengan produksi alat gali atau Biaya investasi dan pemeliharaan
alat pemuatnya besar.
Truck Besar
Keuntungan Truk Besar Kerugian Truk Besar
Jumlah sedildt sehingga biaya Biaya angkut besar, waktu muat
investasi dan pemeliharaan kecil. lama (bila alat gali ukurannya kecil),
Pengemudi atau operator sedildt. Muatan yang besar akan cepat
Baik untuk angkut jarak jauh, merusak jalan angkut, sehingga
bahaya berkumpulnya truk di satu pemeliharaan jalan angkut besar.
tempat dapat dihindari. Sulit untuk menentukan keadaan
Pemuatan dari alat gali lebih mudah yang imbang antara jumlah truk
sehingga waktu hilang kecil. dengan produksi alat gali.
Bahan bakar biasanya relatif sedikit. Suku cadang mungkin sulit
Memperkecil frekwensi menunggu didapatkan di pasaran.
pada tempat gali. Ukuran yang besar mungkin akan
kesulitan untuk melewati jalan
umum.
Sebuah truck dengan specifikasi sebagai berikut: rimpull seperti table di atas,
berat kosong 37.000 Ib, kapasitas muatan = 40.000 Ib, berat total kendaraan =
77.000 Ib = 34.900 kg.
PTM as-3
Dengan pembagian beban pada roda adalah sebagai berikut: poros depan =
2.000 Ib, poros kerja = 32.500 Ib, poros belakang = 32.500 Ib.
Digunakan power shovel 3 cuyd dengan produksi 312 cuyd/jam. Memindahkan
tanah berat 2.700 Ib/bcy. swell 25% jarak angkut 1 mile, grade rata-rata 2,5%
terhadap horizontal. Tahanan gelinding 70 Ib/ton, koefisien traksi 0,6.
Hitung:
Tahanan gelinding = 6.0 Ib/ton
Tahanan kelandaian = 2.5 x 20 Ib/ton = 50 Ib/ton
Tahanan total = 110 Ib/ton
Rimpull yang diperlukan = 110 Ib/ton x 34,9 ton = 3839 Ib.
Pada waktu mengangkut beban kec. maks. truck hanya bisa mencapai 11.9 mph
Cycle time
15 cuyd
Loading = = 0.0482 jam
312 cuyd/jam
1 mile
Mengangkut = = 0.084 jam
11 mph
1 mile
Kembali = = 0.0306 jam
32.7 mph
Fixed time 2 menit = 0.0330 jam
Membuang dan mengatur posisi 1 menit = 0.0165 jam
Total cycle time = 0.2123 jam = 12.8 menit
60
Jumlah trip/jam = = 4.68 trip 4 trip
12.8
Faktor koreksi
Waktu kerja 50 menit/jam = 0.83
Manajemen baik dan kondisi medan kerja baik = 0.75
Three wheel roller mempunyai berat antara 6-12 ton, apabila diinginkan untuk
pemampatan yang besar, roda silindemya dapat diisi dengan zat cair (minyak atau
air) atau dapat juga diisi pasir. Usaha penambahan berat dengan zat cair atau
pasir dapat meningkatkan berat alat 15% sampai 35%.
Tandem Roller
Alat ini biasanya digunakan untuk penggilasan akhir, misalnya untuk
pekerjaan penggilasan aspal beton agar diperoleh hasil akhir permukaan yang
rata. Jenis dari tandem roller ada dua macam yaitu two axle tandem roller (dengan dua
as) dan three axle tandem roller (tiga as). Tandem ini memberikan lintasan yang
sama pada masing-masing rodanya. dan beratnya antara 8-14 ton. dan bila
diinginkan dapat diisi dengan air. sehingga akan menambah berat 25 - 60%.
Tandem Roller
Vibration Roller
Vibration roller adalah termasuk tandem roller, yang cara pemampatannya
menggunakan efek getaran, dan sangat cocok digunakan pada jenis tanah pasir
atau kerildl berpasir. Efisiensi pemampatan yang dihasilkan sangat baik, karena
adanya gaya dinamis terhadap tanah. Butir-butir tanah cenderung akan mengisi
bagian-bagian yang kosong yang terdapat di antara butir-butimya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemampatan dengan vibration
roller ialah frekwensi getaran, amplitude dan gaya sentrifugal.
Meshgrid Roller
Pengaruh plain wheel roller, terhadap kemampatan yang dihasilkan adalah dan
atas ke bawah. yang artinya bagian atas akan mencapai kemampatan terlebih
dahulu dan pada bagian bawah. Hal ini karena penampang melintang pengaruh
tekanan roda gilas ke dalam lapisan tanah berbentuk trapesium (gambar di
bawah), sehingga tekanan per satuan luas di bagian atas lebih besar dari pada
bagian bawah. Jika tebal lapisan vang harus dipampatkan besar, maka tekanan
PTM as-7
per satuan luas ini untuk bagian bawah sudah tidak cukup besar untuk mencapai
kepampatan yang diharapkan (gambar di bawah).
Segment Roller
Untuk tanah yang banyak mengandung lempung (tanah liat), terutama tanah
yang basah, grid roller kurang memberi hasil yang baik, karena tanah akan
tertinggal di antara batang-batang besi anyaman roda. Untuk menghindari hal
tersebut dapat digunakan segment roller yang rodanya tersusun dari lempengan-
lempengan baja kecil-kecil. yang akan memberi tekanan per satuan luas cukup
besar dan dapat masuk ke dalam tanah, sehingga terjadi pemampatan langsung
dari bawah.
Segment Roller
PTM as-8
Sheepfoot Roller
Sheepfoot roller ini termasuk adalah alat pampat yang melindas dari bawah.
Bagian utama roller ini berupa drum yang sekelilingnya diberi kaki-kaki, sehingga
tekanan roller dapat terpusat pada kepala kaki yang merupakan bidang-bidang
kecil dan memberikan tekanan per satuan luas yang besar.
Sheepfoot roller ini merupakan alat pampat yang ditarik, dan pada waktu
ditarik kaki-kaki domba akan masuk ke dalam lapisan tanah, dan dinding drum
yang ada pada permukaan lapisan akan memberikan kemampatan sementara.
Sehingga tebal lapisan yang efektif untuk pemampatan dengan sheepfoot roller ini
antara 20 -25 sentimeter, dan bahan tanah yang cocok untuk sheepfoot roller ini
adalah tanah yang banyak mengandung lempung.
Sheepfoot Roller
Trench Roller
1
2
3
4
8
7
6
5
A A
A. Jalan Lurus
PTM as-11
4
3
2
1
B. Jalan Membelok
Produksi Compactor
Produksi compactor biasanya dinyatakan dalam luasan (m2) yang dapat
dipampatkan oleh penggilas sampai kepampatan yang dikehendaki per satuan
waktu. Untuk menghitung dapat digunakan rumus berikut:
L * V * JM
F
N
dimana:
F : luas permukaan lapisan yang dipadatkan (m2)
L : lebar efektif roda gilas (m)
V : kecepatan compactor (m/jam)
JM : kondisi manajemen dan medan kerja
N : jumlah lintasan (pass) yang diperlukan untuk mencapai kemampatan yang
dikehendaki
Yang dimaksud satu pass adalah satu lintasan dengan roda gilas melewati satu
jalur tertentu. Agar dicapai hasil penggilasan dengan permukaan yang rata, maka
tiap pass dengan pass yang berikutnya harus saling menindih (overlap) antara 15-
30 cm.
Contoh:
Sebuah compactor three wheel roller dengan berat 8 ton digunakan untuk
memampatkan suatu lapisan makadam setebal 10 cm (sesudah jadi). Jumlah pass
yang diperlukan 10 kali, lebar efektif compactor 60 cm, kecepatan operasi 2
km/jam. Kondisi manajemen baik dan kondisi medan baik. Berapakah produksi
compactor per jamnya ?
Hitungan:
L * V * JM 0.60 * 2000 * 0.75
F = 90 m 2 /lapis/jam
N 10
Ketebalan per lapis 10 cm, maka
produksi compactor = 0.10 * 90 = 9 m3 jam (CM)