Anda di halaman 1dari 23

-LO1:

mampu memahami dan menjelaskan proses terjadinya


tanah, komposisi, batas konsistensi, distribusi butiran &
propertis tanah serta mengklasifikasikan jenis-jenis tanah
berdasarkan hasil pengujian laboratorium
- LO 2:
mampu memahami dan menghitung tegangan tanah
(tegangan total, tegangan efektif dan tekanan air pori) dan
distribusi tegangan dalam tanah akibat beban luar
-LO 3:
mampu memahami dan menjelaskan tentang kepadatan,
pemadatan tanah, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya serta mampu melakukan uji kepadatan
dan pemadatan tanah
-LO 4:
mampu memahami dan menjelaskan tentang penyelidikan
tanah lapangan, pelaksanaan uji Cone Penetration Test,
Standard Penetration Test, Boring dan teknik pengambilan
sampel tanah
TANAH (SOILS)
 UMUM (DEFINISI)
himpunan mineral,
dari bahan organik (tumbuh-tumbuhan) maupun
anorganik (vulkanis) ,
merupakan endapan-endapan yang relatif lepas (loose),
terletak di atas batuan dasar (bedrock).

Ikatan antara butiran yang relatif lemah dapat disebabkan


oleh karbonat, zar organik, atau oksida-oksida yang
mengendap di antara partikel-partikel. Ruang di antara
partikel-partikel dapat berisi air, udara, ataupun keduanya.
TANAH (SOILS)
 PROSES TERBENTUKNYA
Proses pelapukan batuan atau proses geologi lainnya
yang terjadi di dekat permukaan bumi membentuk tanah :
SECARA FISIK & SECARA KIMIA
*SECARA FISIK:
batuan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil,
(pengaruh erosi, angin, air, manusia, atau hancurnya
partikel tanah akibat perubahan suhu atau cuaca).
Bentuk partikel : bulat, bergerigi, atau bentuk
diantaranya.
*SECARA KIMA:
proses pelapukan terjadi oleh pengaruh oksigen, karbon
dioksida, air (terutama yang mengandung asam atau
alkali) dan proses-proses kimia yang lain.
KLASIFIKASI TANAH
Untuk mengklasifikasi tanah didasarkan atas 2 bagian:
1. Berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki tanah :
a.Sifat Phisik Tanah (mis : ukuran butiran, bentuk, warna)
b.Sifat Mekanik Tanah (mis : kadar air, berat volume, angka pori,)
c.Sifat Kimiawi Tanah (mis : kadar kapur. Besi, mangaan, seng,)
2. Kandungan Meneralogi pada tanah :
a. Tanah Organik ( mis.: tanah Gambut (Peat soils))
b. Tanah Non-Organik ( mis.: dari aktifitas vulkanologi)
KLASIFIKASI TANAH
 KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN UKURAN BUTIRAN
Klasifikasi tanah berdasarkan atas ukuran butiran dilakukan dengan cara pengujian :
1. Uji Analisa Distribusi Butiran
Uji ini didasarkan pada uji Saringan (Filter) yang disusun sedemikian rupa
sehingga didapatkan prosentase berat tanah yang lolos dan atau prosentase
berat tanah yang tertahan saringan nomer tertentu.
2. Uji Hidrometer
Prinsip kerja uji Hidrometer menggunakan teori “STOOCK” dimana partikel
tanah yang mempunyai berat massa besar akan mengendap terlebih dahulu.

Jenis/klasifikasi tanah berdasarkan ukuran butiran tanah :


1. Krikil (Gravel) : tertahan saringan No.4 ( Diameter butiran > 4,5 mm )
2. Pasir ( sand ) : lolos saringa No.4 dan tertahan saringan No.200
( Diameter butiran : 0,075 mm < Ø < 4,50 mm )
3. Lanau ( Silt ) : lolos saringan No.200 ( 0,0075 mm < Ø < 0,075 mm )
4. Lempung ( Clay ) : lolos saringan No.200 ( Ø < 0,0075 mm )
5. Tanah Gambut

Klasifikasi tanah berdasarkan ukuran agregat :


1. AGREGAT KASAR : a. Krikil (Gravel)
b. Pasir ( sand )
2. AGREGAT HALUS : a. Lanau ( Silt )
b. Lempung ( Clay )
c. Tanah Gambut
KLASIFIKASI TANAH
 Klasifikasi tanah berdasarkan Sifat-sifat Mekanik yang dimiliki :
1. Berdasarkan Permeabilitas tanah :
a. Permeable ( Porous ) : Gravel and Sand
b. Impermeable (Kedap air) : Silt, Clay and Peat soil
2. Berdasarkan Sifat Kohesi/Adhesi :
a. Tanah Kohesif/Adhesi : Lanau, Lempung
b. Tanah Non-Kohesif/Adhesi : Gravel and Sand
3. Berdasarkan Batas Konsistensi untuk tanah berbutir halus,
misalnya Nilai Indeks Plastisitas, Batas cair dan Batas Plastis
dengan metode AASHTO dan USCS.

 SPESIFIKASI YANG DIPAKAI :


1. A.S.T.M. : American Society for Testing and Materials
2, U.S.C.S. : Unified Soils Classification System
3. A.A.S.H.T.O. : American Association of State Highway and
Transportation Officials.
4. F.A.A. : Federal Aviation Administration
5. M.I.T. : Massachusetts Institute of Technology
6. Spesifikasi International Nomen Clatur
MINERAL LEMPUNG
 SUSUNAN TANAH LEMPUNG
 Umumnya, terdapat kira-kira 15 macam mineral yang
diklasifikasikan sebagai mineral lempung ( Kerr, 1959 ). Di
antaranya terdiri dari kelompok-kelompok :
montmorillonite, illite, kaolinite, dan polygorskite.
Kelompok yang lain, yang perlu diketahui adalah: chlorite,
vermiculite, dan halloysite.
Susunan kebanyakan tanah lempung terdiri dari silika
tetrahedra dan aluminium oktahedra (Gambar 2a). Silika
dan aluminium secara parsial dapat digantikan oleh
elemen yang lain dalam kesatuannya, keadaan ini dikenal
sebagal substitusi isomorf. Kombinasi dari susunan
kesatuan dalam bentuk susunan lempeng disajikan dalam
simbol, dapat dilihat pada Gambar 2b.
MINERAL LEMPUNG
 SUSUNAN TANAH LEMPUNG

Gambar 2. Mineral-mineral Lempung


MINERAL LEMPUNG
 PENGARUH AIR PADA TANAH LEMPUNG

Tanah lempung  Berbutir Halus


 Luas Permukaan spesifik butiran
lebih besar
 variasi kadar air akan mempengaruhi
plastisitas tanahnya
Susunan kebanyakan tanah lempung terdiri dari silika
tetrahedra dan aluminium oktahedra (Gambar 2a). Silika
dan aluminium secara parsial dapat digantikan oleh
elemen yang lain dalam kesatuannya, keadaan ini dikenal
sebagal substitusi isomorf. Kombinasi dari susunan
kesatuan dalam bentuk susunan lempeng disajikan dalam
simbol, dapat dilihat pada Gambar 2b.
SUSUNAN TANAH GRANULER
Butiran tanah yang dapat mengendap pada suatu
larutan suspensi secara individu tak bergantung pada
butiran yang lain (butiran lebih besar 0,02 mm) akan
berupa susunan tunggal.
 Contoh : tanah pasir, kerikil, atau beberapa
campuran pasir dan lanau.

 Susunan tanah (Gambar 3) mungkin tidak padat


(angka pori tinggi atau kerapatan rendah) atau padat
(angka pori rendah atau kerapatan tinggi). Angka pori
tergantung pada distribusi ukuran butiran, susunan,
serta kerapatan butirannya.
SUSUNAN TANAH GRANULER

Gambar 3. Susunan Tanah Granuler


FASE-FASE TANAH
 Tanah kering, hanya terdiri dari dua bagian, yaitu
butir-butir tanah dan pori-pori udara.

 Tanah jenuh juga terdapat dua bagian, yaitu bagian


padat atau butiran dan air pori.

 Tanah tidak jenuh terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian


padat atau butiran, pori-pori udara, dan air pori.
FASE-FASE TANAH
berat volume berat volume

Wa = 0 UDARA Va

VV
WW AIR Vw
W V

Ws BUTIRAN Vs

(a) (b)
Gambar 1. Diagram Fase Tanah
FASE-FASE TANAH
 Gambar 1a memperlihatkan elemen tanah yang mempunyai volume V
dan berat total W, sedang Gambar 1b memperlihatkan hubungan
berat dan volumenya.

PERSAMAAN
 W = WS + WW
dan
 V = Vs + Vw + Va
 Vv = Vw + Va

 dengan :
 Ws = berat butiran padat
 Vw = berat air
 Vs = volume butiran padat
 Vw = volume air
 Va = volume udara
 Wa (berat udara) dianggap sama dengan nol.
HUBUNGAN ANTAR FASE TANAH
 KADAR AIR (w)
 Perbandingan antara berat air yang terkandung (Ww)
dengan berat butiran tanah (Ws).

 POROSITAS (n)
 Perbandingan antara volume rongga/void (Vv) dengan
volume total tanah (V).

 ANGKA PORI (e)


 Perbandingan antara volume rongga/void (Vv) dengan
volume butiran tanah (Vs).
HUBUNGAN ANTAR FASE TANAH
 HUBUNGAN ANTARA POROSITAS DAN ANGKA
PORI
HUBUNGAN ANTAR FASE TANAH
 BERAT VOLUME (UNIT WEIGHT) BASAH(ᵞ ) b

 Berat tanah basah dalam satu satuan volume tanah


 Perbandingan antara berat tanah basah (W) dengan
volume tanah (V).

ᵞb
dengan W= Ww + Ws + Wa (Wa=berat udara = 0)
Jika Va =0rongga terisi air sepenuhnya tanah
dalam kondisi jenuh air
HUBUNGAN ANTAR FASE TANAH
 BERAT VOLUME (UNIT WEIGHT) KERING(ᵞ ) d
 Berat tanah kering dalam satu satuan volume tanah.
 Perbandingan antara berat tanah kering (butiran tanah)
(Ws) dengan volume tanah (V).

 BERAT VOLUME BUTIRAN PADAT ( s) ᵞ


Berat tanah butiran tanah kering dalam satu satuan
volume butiran tanah.
 Perbandingan antara berat butiran padat (Ws) dengan
volume butiran padat (Vs).
HUBUNGAN ANTAR FASE TANAH
 BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY) (Gs)
 Perbandingan antara berat butiran padat (Ws) dengan berat air
(Ww) dalam volume yang sama pada suhu 4oC.
 Perbandingan antara berat volume butiran padat ( s) dengan berat ᵞ

volume air ( s) pada suhu 4oC.

Tabel 1 Berat Jenis Tanah


Macam Tanah Berat Jenis Gs
Kerikil 2,65 - 2,68
Pasir 2,65 - 2,68
Lanau tak organik 2,62 - 2,68
Lempung organik 2,58 - 2,65
Lempung tak organik 2,68 - 2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25 - 1,80
HUBUNGAN ANTAR FASE TANAH
 DERAJAT KEJENUHAN(S)
Perbandingan antara volume air (Vw) dengan
volume rongga/void (Vv)

 KEPADATAN RELATIF (Dr)


 Tingkat kerapatan tanah granuler (berbutir kasar)
di lapangan.
HUBUNGAN ANTAR FASE TANAH
 HUBUNGAN ANTAR PARAMETER

Gs  w ( 1  w )
b  Berat volume tanah basah
1 e
Untuk tanah jenuh air ( S = 1 ), maka:
 w ( Gs  e )
 sat 
1 e
Untuk tanah kering sempurna, maka:
Gs  w
d 
1 e
HUBUNGAN ANTAR FASE TANAH
 HUBUNGAN ANTAR PARAMETER
Bila tanah terendam air, berat volume dinyatakan
sebagai , dengan:
 Gs  w -  w
 
1 e
(Gs - 1 )  w
 
1 e

 Bila  w = 1, maka  =  sat − 1

Anda mungkin juga menyukai