Anda di halaman 1dari 64

PEKERJAAN

PEMINDAHAN TANAH(1)
Kuliah SI-4151
Metoda dan Peralatan
Konstruksi
Krishna S Pribadi
Departemen Teknik Sipil - ITB
Jenis-jenis Pekerjaan
Pemindahan Tanah

 Pembersihan lahan – clearing and grubbing


– Membuang semak, bekas bangunan dsb.
– Memotong dan membuang tanaman, pohon, tunggul dan
akar pohon dsb
 Pengupasan lapisan tanah atas – top soil stripping
– Top soil (lk 15 cm) dikupas dan dikumpulkan pada satu
tempat untuk nantinya dipergunakan lagi
– Penggantian tanah yang tidak memenuhi syarat
 Pekerjaan galian dan timbunan – cut and fill
– Menggali dan memindahkan tanah
– Menghampar/menimbun dan memadatkan tanah dalam
lapisan dengan ketebalan tertentu (15 ~ 30 cm dengan
kepadatan 90 ~ 95 % γd)
Peralatan Mekanis Pekerjaan Tanah

 Tractor mounted dozer, Pemilihan bergantung


pusher, ripper kepada:
 Scraper  Spesifikasi peralatan
 Front end loader
 Penggunaan/operasion
 Belt loader, wheel
excavator al alat
 Power excavator  Kemampuan produksi
 Hauler  Biaya
 Motor grader, scarifier
 Compactors
 dll
Track dozer
Wheel dozer

Peralatan PTM

MOTOR GRADER

SCRAPER Wheel loader/shovel

Hauler-dump truck
compactor

Power excavator
Operasi-operasi Dasar Pemindahan
Tanah

 Melonggarkan/melepaskan tanah (padat) agar dapat


digali
 Menggali pada daerah galian :
– Borrow pit
– Daerah potongan/cut area
 Mengangkut tanah galian menuju lokasi timbunan akhir
 Membuang/menimbunkan/menghamparkan tanah di
daerah :
– Timbunan/embankment
– Tempat pembuangan (dumping area)
 Menyelesaikan bentuk permukaan tanah/material
sesuai spesifikasi pekerjaan
Menghamparkan tanah timbunan
Membasahi tanah timbunan
Siklus Kerja (Work Cycle) Pada
Pekerjaan Pemindahan Tanah

 Waktu Siklus (Cycle Time) – CT : waktu yang diperlukan untuk


menyelesaikan 1 siklus kegiatan operasi

muat angkut

gali 1 siklus gali-buang buang

Kembali kosong
Siklus Kerja (Work Cycle) Pada
Pekerjaan Pemindahan Tanah
Siklus Operasi Kombinasi

dump
haul
excavate spread
Kombinasi siklus

compact
dozing

Daerah interaksi peralatan


Nilai Waktu Siklus Hauling Unit

CT = LT + HT +DT + RT + ST
 LT = load time : waktu untuk memuat hauling unit
sampai penuh
 HT = hauling time : waktu untuk mengangkut sampai
membuang
 DT = dumping time : waktu yang diperlukan untuk
operasi membuang tanah
 RT = return time : waktu yang diperlukan hauling unit
untuk kembali (dalam keadaan kosong)
 ST = spotting time, biasanya fix
Perhitungan Produktifitas Kerja
 Secara umum :
Q = qnfE
– Q = work volume per jam[m3/jam][m2/jam][m/jam][ton/jam]
– q = volume pekerjaan rata-rata per 1 siklus kerja
– n = jumlah siklus kerja dalam 1 jam
– f = koefisien perubahan volume tanah
– E = Efisiensi kerja
 Volume kerja dihitung per jam operasi alat (bukan jam kerja
sebenarnya/net)
 Jumlah siklus n
n = 60/Cm (Cm dalam menit) atau
n = 3600/Cm (Cm dalam detik)
Cm = waktu siklus
n = jumlah siklus dalam 1 jam operasi
Produktifitas dan Efisiensi Peralatan

 Produktifitas puncak (maximum/teoritis) = qp


 Produktifitas normal = qn
q n = f w x qp
fw = working efficiency factor
 Produktifitas aktual = qa
q a = f a x qp = fw x f j x q p = f j x q n
fj= job-management factor
Equipment Efficiency Factors

Kondisi Working Job


Umum efficiency mngmt Combined Efficiency - fa
fw fj Job management
condition
Working
Condition Baik Rata-rata Buruk
Baik 0.90 1.00 baik 0.90 0.77 0.59
Rata-rata 0.80 0.85 rata-rata 0.80 0.68 0.52
Buruk 0.70 0.65 buruk 0.70 0.60 0.45
TANAH SEBAGAI
MATERIAL GEOTEKNIK
PENDAHULUAN

 Tanah dan batu merupakan material geoteknik yang


merupakan komponen utama dalam proyek
konstruksi.
 Berfungsi untuk menahan beban statik dan beban
dinamik.
 Perencanaan proyek konstruksi memerlukan
pengetahuan mengenai sifat, karakteristik dan
perilaku tanah.
 Pemadatan tanah meningkatkan kekuatan dan
kapasitas daya dukung tanah.
SIFAT-SIFAT MATERIAL GEOTEKNIK

Sifat-sifat material mempengaruhi tingkat


kesulitan penanganan material, pemilihan
peralatan, serta tingkat produktifitas peralatan.
TIPE-TIPE MATERIAL GEOTEKNIK (1)

 Tanah diklasifikasikan menurut ukuran partikel yang


terkandung di dalamnya, sifat-sifat fisis, dan perilaku
tanah terhadap perubahan kadar kelembaban.
 Klasifikasi tanah berdasarkan ASTM
 kerikil; ukuran >3in, tertahan saringan #10, 2.0mm.
 pasir; ukuran 0.074mm-2.0mm (saringan #200), butiran non
kohesif.
 silt; ukuran 0.005mm-0.074mm, material non kohesif, kekuatan
rendah, pemadatan tidak baik.
 tanah liat; ukuran <0.005mm, material kohesif, volume berubah
jika kadar kelembaban berubah, bersifat plastis.
 unsur organik; struktur tidak stabil, reaktif secara kimiawi.
UNIFIED SOIL CLASSIFICATION SYSTEM
PENGGOLONGAN MATERIAL

 Sifat-sifat engineering tanah


mempengaruhi pemilihan peralatan
dan metode konstruksi.
 Pemindahan batu; dengan pengeboran
atau peledakan.
 Sisa-sisa akar, batang pohon, humus,
dsb harus digali dan dibuang.
Hubungan antara berat dan volume tanah
(Gambar 4.1)
BERAT-VOLUME TANAH

berat
total
tanah W
Berat satuan () = volume
total =
tanah V

berat
tanah
keringWs
Berat satuan kering (d) = total
volume = V
tanah

berat
air
dalam
tanahWw
Kadar air () = berat
tanah=
padatWs

volume
ronggaVv
Void ratio (e) = total
volume= Vs
tanah
padat
volume
pori Vv
Porosity (n) = total
volume
tanah= V
BERAT-VOLUME TANAH

berat
tanah
padat/
me
padaWs/Vs
Specific Gravity (Gs) = air=
berat
satuan γw

Total volume tanah (V) = volume rongga (Vv) + volume padat (Vs)
berat
tanah
(W)
Berat kering (Ws) = 1
 
kadar
air
()

γ
Jika berat satuan diketahui, maka d = 1 ω
SOIL LIMITS

 Liquid Limit (LL); menyatakan kadar air dalam tanah dimana tanah
berubah dari kondisi plastis menjadi liquid. LL tinggi =
kompresibilitas tinggi. Tanah pasir, nilai LL rendah.
 Plastic Limit (PL); menyatakan kadar air dalam tanah dimana tanah
berubah dari kondisi plastic menjadi semisolid. Tanah dengan
kadar air terendah dapat dibentuk menjadi butiran dengan ukuran
1/8in (3.2mm) tanpa hancur.
 Plasticity Index (PI); Perbedaan antara batas liquid dengan batas
plastis (PI=LL-PL). Tanah dengan nilai PI tinggi memiliki
kompresibilitas tinggi dan kohesif.
 Spesifikasi gradasi material, nilai LL max, dan nilai PI max,
berbeda-beda untuk setiap proyek.
 Klasifikasi tanah menurut USCS dan AASHTO; (Tabel 4.1 dan 4.2)
Klasifikasi Tanah menurut AASHTO (Tabel 4.2)
PENGUKURAN VOLUME (1)
Bergantung posisi tanah
PENGUKURAN VOLUME (2)

 Volume tanah diukur dengan;


 Bank cubic yard (bcy); 1 cy material dalam keadaan asli.
 Bank cubic meter (bcm); 1 cu m material dalam keadaan asli.
 Loose cubic yard (lcy); 1 cy material setelah melalui proses loading.
 Loose cubic meter (lcm); 1 cu m material setelah melalui proses
loading.
 Compacted cubic yard (ccy); 1cy material dalam keadaan padat.
 Compacted cubic meter (ccm); 1cu m material dalam keadaan padat
 Perhitungan volume harus dengan satuan yang konsisten,
menggunakan shrinkage atau swelling factor(faktor penyusutan
dan pengembangan tanah).
PENGUKURAN VOLUME (3)

berat
satuan
tanah
padatk
g
Shrinkage Factor = berat
satuan
tanah
asli
kering
 


berat
satua
tanah
pada
keri
ber 
sat
ta
a
Shrinkage % = bera
satu
tan
pad

berat
satuan
tanah
galian
(loose
kerin
Swell factor = berat
satuan
tanah
asli
kerin
 berat
satuan
tanah
asli
keri

Persentase swell =  
1
x
10

berat

 satuan
tanah
galia
(loo
ker

Nilai Swell Untuk Berbagai Tipe Tanah (Tabel 4.3)


PENGUKURAN VOLUME (3)
Nilai Swell Untuk Berbagai Tipe Tanah
Contoh Soal 4.1

 Dari hasil penggalian tanah didapatkan volume


sebesar 93500 m3. Tanah yang dibutuhkan untuk
menimbun adalah jenis tanah liat kaku (stiff clay).
 Dalam keadaan ‘bank’ (asli), material untuk
timbunan memiliki berat satuan basah sebesar 2400
kg/m3 , kadar air 16.5% dan kadar pori 0.620.
 Tinggi timbunan 20.32 cm, berat satuan tanah padat
galian kering 2100 kg/m3, kadar air 18.3 %.
 Hitung volume tanah timbunan yang dibutuhkan.
Contoh Soal 4.1

Penyelesaian:
γ 2400
Berat satuan tanah untuk menimbun d = 1 ω = (1
 = 2060 kg/m3
0.165)
Berat satuan tanah galian d = 2100 kg/m3
Volume galian = volume timbunan yang dibutuhkan
93500 m3 x 2100 kg/m3 = χ x 2060 kg/m3
Volume timbunan yang dibutuhkan = 93500 m3 x 2100 kg/m3
2060 kg/m3
= 93500 m3 x 1.02
= 95.315,5 m3
Angka 1.02 adalah faktor penyusutan (shrinkage factor).
Pekerjaan Galian
Pekerjaan Galian

 Pekerjaan galian secara mekanis dapat


dilakukan menggunakan berbagai alat
seperti :
– Dozer
– Scraper
– Excavator
– Dragline
– Trencher
– dsb
DOZER
Karakteristik Dozer(1)

 Merupakan traktor dengan mata pisau


dibagian depannya.
 Mesin berupa tracklaying crawler atau wheel
type.
 Tidak ada ukuran kapasitas volume.
 Jumlah material yang mampu dipindahkan
oleh dozer tergantung dari jumlah material
yang terdorong dan terkumpul dibagian depan
mata pisau.
Karakteristik Dozer(2)

 Digunakan untuk mendorong material, membuka


lahan, pembongkaran tanah keras, membantu
pengisian scraper, dan menggandeng peralatan
konstruksi lainnya.
 Crawler Dozer dilengkapi dengan mata pisau yang
dapat berfungsi untuk membersihkan lahan.
 Crawler Dozer yang dilengkapi dengan rear-mounted
rippers digunakan untuk membongkar tanah/batu-
batuan keras/padat.
 Penggunaan track dozer untuk pergerakan dengan
jarak panjang berguna untuk menjaga usia
operasional peralatan.
Karakteristik Fisik Dozer

 Dozer dikelompokkan berdasarkan cara bergerak.


 Klasifikasi:
1. Tipe Crawler (Tracklaying), Gambar 6.1
2. Tipe Wheel, Gambar 6.2
Crawler dozer merupakan mesin tracklaying yang
meletakkan track berupa sepatu baja yang saling
berhubungan (rantai) (Gambar 6.3) yang bergerak
dalam bidang horizontal tegak lurus dengan fixed
rollers (roda).
Gambar 6.1 Tipe Crawler (Tracklaying)
Gambar 6.2 Tipe Wheel
Gambar 6.3 Track Shoes
Penggunaan Dozer (1)

 Penggunaan dozer dibatasi oleh:


1. Koefisien traksi permukaan yang sedang dilintasi.
2. Berat yang diangkut oleh roda-roda penggerak.
 Traksi atau kebutuhan daya dukung dapat diatur
dengan pemilihan ban atau undercarriage (rantai)
yang tepat.
 Crawler dozer dengan undercarriage standar
memberikan tekanan tanah 6-9 psi (41-62 kPa).
 Konfigurasi undercarriage yang memberikan
tekanan tanah rendah digunakan untuk pekerjaan
di daerah dengan tanah lunak
 Crawler dozer dengan undercarriage tekanan
tanah rendah, menghasilkan tekanan tanah sebesar
3-4 psi (21-28 kPa).
Penggunaan Dozer (2)
 Khusus wheel machines, ban yang lebih lebar membuat
contact area menjadi lebih besar, sehingga daya tarik/traksi
menjadi lebih besar.
 Crawler (tracklaying) digunakan untuk pekerjaan yang
membutuhkan daya tarik/traksi besar.
 Crawler dozer dapat bekerja di area dengan kemiringan
hingga 45.
 Dozer diukur dengan flywheel horsepower (fwhp) dan
beratnya.
 Berat dozer = berat alat saat dioperasikan = termasuk berat
pelumas, pendingin, bahan bakar penuh, mata pisau, cairan
hidrolik, OSHA-ROPS, dan operator.
 Berat dozer mempengaruhi daya tarik/traksi permukaan.
 Koefisien traksi untuk berbagai permukaan (Tabel 6.4)
Koefisien Traksi untuk berbagai
permukaan
Penggunaan Dozer (3)
Perbandingan penggunaan wheel dozer dan Crawler
Dozer (Tabel 7.1)

 Wheel Dozer memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibanding Crawler Dozer.
Penggunaan Dozer (4)

 Sebagian besar dozer menggunakan mesin


pembakaran internal tenaga diesel atau tenaga
bensin untuk mesin yang lebih kecil.
 Untuk pekerjaan terowongan, digunakan dozer
dengan tenaga elektrik atau tenaga udara.
 Rotasi poros mesin yang sangat cepat membuat
tenaga mesin berkurang, sehingga diperlukan
transmisi untuk mengurangi rotasi poros mesin
agar dapat meningkatkan tenaga mesin.
 Jenis-jenis dozer dengan berbagai transmisi:
1. Direct Drive
2. Torque Conventer (Pengatur Tenaga Putaran) dan Power
Shift Transmission (Pengubah Tenaga Transmisi)
Contoh Kinerja Dozer
type Crawler
Contoh Kinerja Dozer
type Wheel
Blades (Mata Pisau)

 Mata pisau dozer terdiri dari moldboard dengan


pemotong tepi yang dapat diganti dan sisi
bergerigi.
 Ukuran dan desain mata pisau bervariasi sesuai
dengan karakteristik pekerjaan.
 Pengaturan posisi mata pisau dozer:
1. Tilt, pergerakan pada bidang vertikal.
2. Pitch, pergerakan pada titik sambungan antara dozer
dengan mata pisau.
3. Angling, perputaran mata pisau yang tidak tegak lurus
dengan arah tempuh dozer.
Pengaturan Mata Pisau Bulldozer
Gambar 6.6
Bentuk Mata Pisau (Blade) (1)

Gambar 6.7
Dozer Blade
Pitch and Angle
Field Measurement
Perhitungan Produksi Dozer

Kapasitas produksi dozer dalam loose cubic yards


(LCY) atau loose cubic meter (LCM) per 60 menit:
60 menit x kapasitas muat blade
waktu dorong (menit)  waktu kembali(menit)  waktu manuver(menit)
Production Rate (Caterpillar PHB)
Kurva
Produksi
Dozer

Sumber :
Caterpillar
Performance
Handbook
Sumber :
Caterpillar Performance Handbook
Kurva
Produksi
Dozer
Faktor Koreksi
Produksi

Anda mungkin juga menyukai