Anda di halaman 1dari 39

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGOPTIMALKAN DESIGN JALAN TAMBANG

DIBUAT OLEH :

ENGINEERING DEPARTMENT H/O PT PAMAPERSADA NUSANTARA

Jalan Tambang digunakan untuk pengangkutan mineral hasil galian (commodity) ke crushing plant, stockpile atau tanah buangan (overburden) ke disposal.
Setiap aspek yang menyangkut desain jalan termasuk gradient (kelandaian), tikungan, drainase dll harus memperhitungkan masalah keamanan, kenyamanan, biaya pembuatan, metode pengangkutan material dll. yang secara tidak langsung akan mempengaruhi biaya penambangan serta meningkatkan keuntungan secara keseluruhan.

Jalan dan Ramp adalah Umur Kehidupan dari suatu Tambang Terbuka

DEFINISI
Design Vehicle
Jenis-jenis kendaraan yang direncanakan akan melewati jalan yang dibuat.

Design Speed
Kecepatan maksimum yang direncanakan untuk unit yang akan melewati jalan yang dibuat.

Sight Distance
Jarak pandang pengemudi (kendaraan terkecil yang akan lewat) yang aman saat berpapasan atau akan mendahului kendaraan di depannya.

Width of Pavement
Lebar jalan yang diperkeras atau didesain untuk dilewati kendaraan secara reguler.

Width of Shoulder
Lebar tambahan di kedua sisi jalan berfungsi untuk kebebasan samping.

Crossfall
Bentuk normal kemiringan jalan (cross section) satu atau dua arah.

Batter Slope
Kemiringan slope/tebing di daerah timbunan atau galian.

Safety Berm
Bund wall yang dibuat khususnya pada daerah timbunan yg tingginya > 3.0 m.

Horizontal Curve Radius


Radius desain di daerah tikungan dan berhubungan dengan kecepatan yang aman saat melewati daerah tsb.

Superelevation
kemiringan maksimum seluruh lebar jalan yang diperkeras ke suatu arah untuk mengimbangi gaya centrifugal alat (pada tikungan).

Vertical Curve
Bentuk kurva yang digunakan dalam hitungan untuk membentuk puncak atau dasar dari suatu tanjakan/turunan sehingga unit akan mudah dan aman saat melewatinya.

Vertical alignment
Tanjakan atau turunan sepanjang jalan yang direncanakan dan dihitung dengan satuan percent grade.

Fungsi Jalan Tambang


adalah sebagai sarana yang bisa dilewati kendaraan untuk pengangkutan bahan galian dan tanah buangan ke lokasi yang ditentukan.

Tujuan Jalan Tambang


adalah agar kendaraan bisa lewat dengan kecepatan yang aman dan nyaman bagi pengemudi/ operator serta menghasilkan produktivitas yang optimum dengan biaya yang se-ekonomis mungkin.

Jalan tambang dibagi atas 2 :

Jalan dengan perkerasan (pavement)


yaitu permukaan jalan diberi lapisan batu pecah sehingga jalan dapat dilewati saat hujan.

Jalan tanpa perkerasan


yaitu jalan yang dibuat dari tanah asli dan dipadatkan tanpa ada lapisan dipermukaan jalan.

Secara umum Jalan Tambang akan berpengaruh besar pada :


Cycle Time Unit (Produktivitas Dump Truck) Pemakaian Consumables goods (Fuel, Oil & Tire)

Down Time

Cycle Time
Fixed time
loading spotting dumping

Variabel time
Jenis alat angkut Jarak angkut Lebar JalanGrade jalan Kebebasan samping Jarak pandang Cuaca

Cont

Travel Time Unit Rolling Resistance (RR - %) 3 %


Stiffness / Kekakuan CBR (California Bearing Ratio) yaitu suatu nilai index dalam percent (%) yang menunjukkan kekuatan/daya dukung subgrade atau perkerasan, dimana nilai CBR 100 % adalah batu pecah yang Well Graded dan dengan kepadatan 100 % Standar Proctor Test. Surface Texture / Bentuk Permukaan

Grade Resistance (GR - %)


Yaitu hambatan karena kemiringan yang menyebabkan perlambatan (menanjak) atau percepatan (menurun) pada kendaraan yang bergerak.

Desain Jalan
Topography & Lingkungan Kondisi Topografi Vegetasi Curah Hujan Muka Air Tanah Aspek Geoteknik dari Tanah Asli & Perkerasan

Desain Geometrik Jalan


Cross Section Jalan Alinemen Horizontal
Superelevasi (m/m)

v2
(e+fm) = -------------127 R

Alinemen Vertikal

TABEL 1. STANDAR DESAIN GEOMETRIK JALAN


Element Design Speed Influences Typical Values Haul Road Design Vehicle 60 to 80 km/hr Light Vehicle usage Horizontal Curves Vertical Grades Tyre Life & Impact Sight Distance Consider All Vehicle * Driver eye height 1.15 m (light vehicle) * Object on road 0.2 m * Distance from edge 2.5 m formation * Minimum sight distance 70 m Width of 2 lane 3.5 times width of design 26 m (Cat 789) Running vehicle Pavement Width of Optional Up to 3 m Shoulder Safety Impacts Crossfall 2 way or 1 way 3 5 % max * Tyre wear * Driver comport Low speed stability Shoulders 8 % max desirable

Batter Slopes - Cut

Stability Sight Distance

Varies 1H : 1.7V strong rock) 2H : 1V margin)

(med (soil

- Fill

Safety Berms

Horizontal Curves Radius

Superelevation Vertical Curves Vertical Alignment

Embankment Height Safety Runouts Material Stregths Benching Typically Fill Embankments > 3m Across Culverts Protection of Off-road Features Design Speed Tyre Wear Superelevation Sight Distance Tyre Wear Driver Comport Sight Distance Topography Tyre Wear Design Vehicle Safety

1.5H : 1V up to 10 % for safety 2 m high 2 m crest width 1H : 2V inside slope

50 m (S-C-S type) 300 m (FULL CIRCLE)

5 % max rec. To suit light vehicle Max. Grade 8 %

Ray Woods (Principal Engineer Brisbane, Minenco Pty Ltd)

Cont

Desain Perkerasan Jalan Desain unit Hauling (Terbesar) Subgrade dan Material Penyusun Perkerasan
Subgrade (CBR < 20 %, PI variabel) Subbase Course ( CBR 20 %, PI 10 %) Base Course (CBR 50 %, PI 4 %) Surface Course (CBR 50 %, PI 4 %) Desain kepadatan (95 % d) Gradasi desain

Desain Tebal Perkerasan H = 20 (Po(1+0.7 log n)/CBR)

CONTOH PAVEMENT DESIGN UNBOUND METHOD

From Kerkhoven, Dormon & Jeirffroy's :

h
no

=
=

20 * (Po*(1+0.7 log no)/CBR)^1/2


d * fk * n ===> no : n: d: fk : Po : h: CBR : Equivalent Calculated Traffic Equivalent End Traffic Drainage Factor Surface & Subsurface Water Factor 1/2 P (axle load) Pavement Thickness CBR design

Available Data : n = d = fk = Po = CBR = no = h = or

2,669,623 2.50 (Fair) 5.00 (Medium) 41.88 ton 10.90 % 33,370,291 98.13 cm ===> 100 cm ===>

Pavement will use single type of material (blue clay) This thick is a minimum for road layer

Dampak Desain Jalan


Grade yang terlalu tinggi, akan berakibat sbb :

- Keausan ban meningkat


- Lining brake cepat aus - Kendaraan sulit dikontrol pada kondisi basah - Erosi karena air meningkat - Fuel consumption meningkat

- Kecepatan turun sehingga produktivitas turun


- Beban pada transmissi meningkat

Cont

Jalan kurang lebar, akibatnya : - Sidewall pada ban cepat rusak - Ban tertembus batuan akibat benturan - Wheel bearing rusak - Chasis truk rusak - Meningkatkan biaya road maintenance Crossfall terlalu datar, air akan menggenang shg : - Permukaan menjadi kasar/batu muncul ke permukaan - Side cut pada ban meningkat - Kerusakan permukaan jalan, meningkatkan kerusakan pada ban dan chasis

Cont

Mengurangi daya dukung perkerasan Meningkatkan biaya road maintenance Mengurangi jarak pandang kendaraan kecil Mengurangi traksi (material loose), stabilitas turun

Crossfall terlalu besar/terlalu miring, akibatnya : - Erosi sehingga batu tertinggal di permukaan - Ban terluar mengalami pembebanan berlebihan - Permukaan jalan kasar sehingga ban cepat aus - Kestabilan kendaraan berkurang

Cont

Superelevasi arahnya terbalik, akibatnya : - Ban rusak karena ada material yang tumpah di jalan - Meningkatkan beban ban (kerusakan karena panas) - Kerusakan pada wheel bearing - Keausan ban tinggi (umur ban turun) - Kontaminasi pada surface course (kekuatan berkurang) - Ban terluar melewati gundukan batu/tanah (hasil buangan grader) - Kendaraan sulit dikendalikan - Kecepatan turun, produktivitas turun.

Cont

Radius terlalu kecil, akibatnya : Sidewall cut pada ban Ban terluar melewati gundukan batu/tanah (hasil buangan grader) Suspensi mudah rusak Beban pada chasis meningkat Permukaan bergelombang akibat pengereman dan percepatan Material tumpah di jalan, road maintenance meningkat Kecepatan turun, produktivitas turun Kendaraan sulit dikendalikan Surface course mudah tererosi/aus karena torque kendaraan meningkat

Cont

Material perkerasan kurang baik, akibatnya : - Biaya road maintenance meningkat - Daya dukung berkurang (kepadatan kurang baik) - Jalan licin, slip pada waktu hujan - Produktivitas alat angkut turun

KEPADATAN TANAH
Compaction (Pemadatan) : Usaha untuk meningkatkan Berat Volume (Density) dan Daya Dukung Tanah (Bearing Capacity), meminimumkan penurunan (Settlement) serta meningkatkan kemantapan lereng (Slope Stability). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan : - Kadar Air - Jenis Tanah - Usaha Pemadatan Kadar air ====> Fungsi sebagai Pelumas

Makin tinggi kadar air ===> Berat Volume Tanah (d) bertambah sampai mencapai maks. (d max) kemudian akan turun secara bertahap.
Terlihat pengaruh air sangat menentukan tingkat kepadatan (dry density) tanah.

Jenis Tanah : Organik & Non-organik.


Kandungan tanah organik maks. 10 %, jika lebih tidak boleh digunakan. Tanah organik ===> Jika kadar air naik, d turun sehingga kepadatan tidak akan tercapai Usaha Pemadatan : Besarnya (d max) akan bertambah sesuai dengan usaha pemadatan - Jenis Pemadat (Vibro, Nonvibro, Impact) - Tebal Layer (25 - 30 cm) - Intensitas/jumlah lintasan - Luasan dari bidang tekan

Berat Volume Tanah (d) akan meningkat dan kadar air turun jika usaha pemadatan ditambah
d naik =====> daya dukung tanah naik

PEMELIHARAAN JALAN
Metode pemeliharaan jalan yang umum dipakai adalah grading, compacting dan dewatering.

Permukaan jalan akan mengalami keausan akibat erosi (hujan) dan debu (panas atau di grading) sehingga material perkerasan akan berkurang jumlahnya dan secara periodik harus di tambah. Sistim pemeliharaan jalan :
Grader bekerja secara full (sesuai kapasitasnya), compactor tidak perlu menggunakan vibro sehingga bisa lebih cepat dan tidak ada istilah tunggu compactor Jumlah material yang disuply ke jalan akan sangat mempengaruhi efektifitas road maintenance, jika material kurang grader akan banyak bekerja untuk mengumpulkan material sehingga jam kerja akan tinggi

TABLE ROLLING RESISTANCE


HAUL ROAD CONDITION Well - maintained road, surface is flat and firm, properly wetted and does not sink under weight of vehicle Same road conditions as above, but surface sinks slightly under weight of vehicle RR 2%

3.5% 5.0% 8.0% 10.0% 15 to 20%


Komatsu Hand Book

Poorly maintained, not wetted, sinks under weight of vehicle


Badly maintained, road base not compacted or stabilized, forms ruts easily Loose sand or gravel road Not maintained at all, soft, muddy, deeply rutted

HD785-3 Prod'ty & Total Resistance


220

200

Productivity (bcm/hr)

180

y = -27.65Ln(x) + 83.62

160

140 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1

Total Resistance

Lane 1

Lane 2 1 2 1 2 1

Lane 3 2 1

Lane 4 2 1

Haulroad Lane Widths relative to Vehicle Widths

LAMPIRAN 7

Required Stopping Distance Sight Distance Line of Sight

Hazard Vertical Curve

Required Stopping Distance Sight Distance Line of Sight

Hazard Vertical Curve

Vertical Alignment Criteria

LAMPIRAN 6

Required Stopping Distance

Line of Sight

Sight Distance

Vertical Face or Obstruction

Required Stopping Distance

Sight Distance Line of Sight

Tree Removed and Slopes leid Back

Horizontal Alignment Criteria

104%

102%

184%

78%

103%

219%

78%

103%

219%

Tyre Loads, Impact of Road Boundary

HAUL ROAD MAINTENANCE

GRADER
Perbaikkan jalan / meratakan jalan secara terus menerus bermaksud untuk mengurangi Rolling Resistance. Frekuensi perataan / grading tergantung pada standar konstruksi dan kepadatan lalu lintas serta beban kendaraan. Frekuensi grader dapat terjadi 1 kali dalam se-jam atau1 kali dalam 1 shift, rata-rata 1 kali dalam 2,5 jam.

HAUL ROAD MAINTENANCE


WATER SPRAYING
Hal ini dilakukan untuk menjaga permukaan jalan tetap lembab (tidak basah), sehingga mengurangi adanya debu, mengurangi gangguan

pengelihatan, dan memelihara permukaan jalan agar tetap padat.


Jumlah keperluan air tergntung pada : Type material permukiaan jalan Kelembaban alam

Curah Hujan
Penguapan Kepadatan lalu lintas Jumlah Water Sprayer Truck dihitung berdasarkan cycle time truck,

pengisian tank dan pompa penyemprotan.

TERIMA KASIH
DISKUSI & LATIHAN

Anda mungkin juga menyukai