Pernah liat jalan tambang ga gan??? kalo belum, jalan2 gih ke "Sanggulan".. wekekekkee..
buat yang pernah ke sanggulan, pasti berkesan bgt tuh..
o, ya!! saia punya sedikit informasi tentang jalan tambang nih gan..
ni file ane dapet dari tmen kelas,.
Bila lebar kendaraan (Wt) 1 satuan panjang, maka Lmin spt pada tabel berikut:
Z = (3,30+0,80+1,65)/2 = 2,875 m
Wmin = 2(3,3+0,8+1,65+2,875) + 4,5
= 21,75 m ~ 20 m
3. Jari-jari Tikungan
Perhitungan matematis berdasarkan kenampakan gambar diatas diperoleh jari-jari tikungan
sbb:
Apabila: R= jari-jari belokan jalan, m W= jarak poros roda depan-belakang, m B= sudut simpangan
roda depan,
maka:
Rumus sebelumnya tidak mempertimbangan kecepatan (V), gesekan roda (f), dan superelevasi (e).
Bila dipertimbangkan, maka rumusnya menjadi:
Jari-jari tikungan minimum untuk e.max= 10%
6. Kemiringan Jalan
Sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan thd bidang horizontal
Cross slope sebaiknya 1/50 s.d 1/25 (20 mm/m s.d. 40 mm/m)
8. Perkerasan Jalan
Lapisan perkerasan rigid adalah lapisan per-mukaannya terbuat dari plat beton (concrete slab).
Penentuan tebal lapisan ditentukan oleh:
-kekuatan lap. Subgrade atau harga CBR atau Modulus Reaksi Tanah Dasar
-kekuatan beton yg digunakan utk lapisan perkerasan
-prediksi volume dan komposisi lalulintas selama usia layanan
-ketebalan dan kondisi lap fondasi bawah (sub-base) sgb penopang konstruksi, -lalulintas
kendaraan, penurunan akibat air, dan perub volume lap tanah dasar (sub-grade)
Merupakan lapisan asli bumi yang sangat menentukan kekuatan daya dukung terhadap kendaraan
yang lewat
Dalam mengevaluasi subgrade (di lab mektan) perlu diuji dan diketahui:
-kadar air
-kepadatan (compaction)
-perubahan kadar air selama usia pelayanan
-variabilitas tanah dasar
-ketebalan lap perkerasan total yg dpt diterima oleh lap lunak yang ada dibawahnya.
-Bagian perkerasan utk menahan gaya melintang dari roda dan menyebarkan ke lapisan
dibawahnya
-sebagai lapisan peresapan air dari bawah
-sebagai bantalan bagi lapisan permukaan
-Sebagai lapisan perkerasan penahan beban roda yg memp stabilitas tinggi selama umur layanan
-lapisan kedap air, shg air hujan dpt mengalir diatasnya dan tidak meresap kebawahnya serta tidak
melemahkan lapisan tersebut
-sebagai lapis aus (wearing course), krn lapisan ini dapat mengikis ban shg gundul
-lapisan untuk menyebarkan beban ke lap bawah
Proses Pembuatan dan Perkerasan Jalan Tambang
1. Buldozer
Alat ini digunakan untuk membersihkan lahan serta melakukan pembabatan area yang akan dibuat
jalan tambang. Melakukan perintisan jalan, memotong timbunan dan melakukan perataan. Sehingga
buldozer jadi alat yang pertama kali digunakan di area ini.
5. Motor Grader
Motor grader membantu untuk melakukan perataan dan perawatan jalan tambang yang sedang
dibuat.
6. Alat Gilas
Terakhir gunakan alat gilas untuk memadatkan dan membantu meningkatkan daya dukung tanah
agar siap dilalui kendaraan bermuatan berat.
Selanjutnya jalan tambang juga harus dilengkapi dengan drainase atau pengaliran air seperti pada
jalan lain pada umumya. Tujuan utamanya untuk menampung air hujan jika kondisi curah hujan tinggi
dan menampung partikel kecil yang terbawa arus air hujan tadi. Jika melalui melewati sungai, maka
harusi dibuat jembatan dengan konstruksi yang sama dengan jembatan kota. Namun jika hanya
berupa parit kecil, bisa diatasi dengan penggunaan gorong-gorong (culvert) lalu dicampur tanah dan
batu hingga ketinggian tertentu.
Berikut ini dipaparkan geometri jalan tambang yang harus diperhatikan ketika awal pembuatan
konstruksinya, disajikan oleh SoilIndo, perusahaan perkerasan jalan tanah di Jakarta dengan
layanan perencanaan dan konstruksi pembangunannya di seluruh Indonesia.
Menurut Aasho Manual Rural High Way Design, lebar jalan minumum pada jalan lurus lajur ganda
atau lebih harus ditambah dengan setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kanan dan kiri jalan.
Anda bisa melakukan rule of tumb atau menggunakan angka perkiraan dengan ketentuan lebar alat
angkut sama dengan lebar jalur. Sedangkan untuk pengukuran lebar angkut minimum bisa dilakukan
dengan perhitungan rumus berikut ini:
Sementara lebar jalur untuk belokan atau tikungan dihitung lebih besar dengan perkiraan lebar jejak
ban, lebar juntai atau tonjolan alat angkut, jarang antar angkut saat dipersimpangan dan jarak kedua
tepi jalan.
3. Kemiringan Jalan
Kemiringan pada saat melakukan pembuatan dan perkerasan jalan tambang tentu sangat penting
agar kemampuan alat angkut dapat berfungsi maksimal pada saat pengereman pada turunan dan
melaju pada tanjakan. Pada pengukuran jalan tambang, kemiringan diukur dalam bentuk persentase
(%). Jalan tambang maksimum yang bisa dilewati oleh truk berkisar antara 10% sampai 15% atau
berupa 6o sampai 8,5o. Sedangkan untuk jalan naik atau turun bukit maksimum memiliki kemiringan
8%. Untuk itu jika lebih dari 8% maka harus dibuat kelokan agar kemiringan bisa berkurang.
4. Cross Slope
Cross slope merupakan sudut bentukan dari dua sisi permukaan jalan pada bidang horizontal. Meski
pada umumnya jalan memiliki bentuk penampang melintang, namun harus dibuat dengan sudut
bentukan tertentu agar bisa memperlancar aliran air. Jika hujan turun maka air akan segera mengalir
ke tempat jalan angkut, dan tidak berhenti pada permukaan jalan. Genangan air pada tengah
permukaan jalan tambang bisa membahayakan kendaraan yang melaluinya dan mempercepat
kerusakan jalan. Perhitungan cross slope adalah dengan perbandingan jarak vertikal dan hrizontal.
Jalan tambang ideal seharusnya memiliki nilai cross slope antara 1/50 sampai 1/25 atau 20 mm/m
hingga 40 mm/m.
Setelah konstruksi dilakukan dengan tepat, maka selanjutnya adalah pengerasan jalan tambang agar
bisa menopang beban angkutan. Mulai dari perkerasan lentur (flexible pavement), perkerasan kaku
(rigid pavement) dan perkerasan kombinasi lentur-kaku (composite pavement). Tujuan perkerasan
jalan tambang agar mampu menahan beban pada jalan poros yang diteruskan pada lapisan fondasi
sehingga daya dukung tanah bisa maksimal. Perkerasan ini dipengaruhi oleh kepadatan lalu lintas,
mekanis bahan yang digunakan, sifat fisik dan daya dukung tanah.
Standar Jalan Tambang Sesuai KepMen
ESDM No 1827 K/30/MEM/2018
Jalan pertambangan – Keputusan menteri ESDM nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman
pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik memberikan acuan dalam melakukan tata cara
pertambangan yang baik (good mining practice). Beberapa aspek yang masuk dalam kaidah
pertambangan yang baik diantaranya yaitu:
1. teknis pertambangan;
2. konservasi Mineral dan Batubara;
3. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
4. keselamatan operasi pertambangan;
5. pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, Reklamasi, dan Pascatambang, serta Pascaoperasi;
6. pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang bangun, pengembangan, dan penerapan
teknologi pertambangan
Perusahaan yang bergerak di indusri pertambangan yang ingin melaksanakan good mining
practice tentu harus memperhatikan 6 aspek di atas.
Salah satu yang diatur di dalam kaidah teknik pertambangan yang baik adalah mengenai standar jalan
pertambangan yang masuk ke dalam pengelolaan teknik pertambangan.
Jalan Pertambangan adalah jalan khusus yang diperuntukan untuk kegiatan pertambangan dan
berada di area pertambangan atau area proyek yang terdiri atas jalan penunjang dan jalan tambang.
Jalan Tambang/Produksi adalah jalan yang terdapat pada area pertambangan dan/atau area proyek
yang digunakan dan dilalui oleh alat pemindah tanah mekanis dan unit penunjang lainnya dalam
kegiatan pengangkutan tanah penutup, bahan galian tambang, dan kegiatan penunjang pertambangan.
Jalan Penunjang adalah jalan yang disediakan untuk jalan transportasi barang/orang di dalam suatu
area pertambangan dan/atau area proyek untuk mendukung operasi pertambangan atau penyediaan
fasilitas pertambangan.
Jalan Masuk adalah jalan untuk memasuki area tambang permukaan dan tambang bawah tanah.
Standar mengenai jalan pertambangan dijelaskan dalam lampiran 1 KepMen ESDM No 1827
K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik.
Lebar Jalan Tambang/Produksi
Lebar jalan tambang/produksi mempertimbangkan alat angkut terbesar yang melintasi jalan tersebut
paling kurang:
Tiga setengah kali lebar alat angkut terbesar, untuk jalan tambang dua arah
Dua kali lebar alat angkut terbesar, untuk jalan tambang satu arah
Lebar jalan pada jembatan sesuai ketentuan di atas.
Pada setiap jalan tambang/produksi tersedia tanggul pengaman di sisi luar badan jalan dengan tinggi
sekurang-kurangnya ¾ (tiga per empat) diameter roda kendaraan terbesar dan memperhitungkan
potensi air limpasan dan/atau material lepas yang dapat masuk ke jalan
Kemiringan Melintang (Cross fall)
Sepanjang permukaan badan jalan tambang/produksi dibentuk kemiringan melintang (cross fall)
paling kurang 2% (dua persen)
Kemiringan (grade) jalan tambang/produksi dibuat tidak boleh lebih 12% (dua belas persen) dengan
memperhitungkan:
Dalam hal kemiringan jalan tambang/ produksi lebih dari 12% (dua belas persen) dilakukan kajian
teknis yang paling kurang mencakup:
Kajian risiko;
Spesifikasi teknis alat; dan
Spesifikasi teknis jalan
Pada setiap tikungan dan persimpangan jalan tambang/produksi dipasang pemisah jalur (separator)
dengan tinggi paling kurang setengah diameter roda kendaraan terbesar dan lebar bagian atas paling
kurang sama dengan lebar roda kendaraan terbesar.
Sudut belokan pada pertigaan jalan tidak boleh kurang dari 70⁰ (tujuh puluh derajat)
Selain ketentuan di atas, masih ada beberapa ketentuan yang diatur terkait dengan jalan
pertambangan diantaranya:
Dalam hal jalan tambang/produksi menggunakan tipe boxcut, tanggul dapat tersedia;
Dalam hal kondisi jalan tambang/produksi menggunakan tipe boxcut dan berpotensi material
lepas, dilakukan penguatan lereng;
Di sepanjang jalan tambang/produksi memiliki sistem penyaliran yang mampu mengalirkan debit
air larian tertinggi dan dipelihara dengan baik
Lebar, radius tikungan, dan super elevasi pada setiap jalan pertambangan yang menikung mampu
menahan gaya dari setiap jenis kendaraan yang melintas dengan batasan kecepatan yang telah
ditentukan;
Jjalan pertambangan dilakukan pemeliharaan dan perawatan sehingga tidak menghambat
kegiatan pengangkutan;
Daya dukung jalan pertambangan lebih kuat dari kapasitas terbesar beban kendaraan dan
muatan yang melintas pada beban statis dalam kurun waktu tertentu berdasarkan kajian teknis.
Itulah beberapa ketentuan jalan pertambangan yang diatur dalam KepMen ESDM no 1827
K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik.
Perencanaan dan Prosese Pembuatan Jalan Tambang
PERENCANAAN JALAN TAMBANG
Proses perencanaan badan jalan, agar mendapatkan desain yang kompeten sehingga dapat
mengakomodir kebutuhan operasional penambangan.
Meliputi :
Alinyemen Vertikal, Alinyemen Horisontal, Safety Berm dan Drainage System
b. Perencanaan struktural
VERTIKAL ALINYEMEN
HORISONTAL ALINYEMEN
1. Lebar Jalan
2. Superelevasi Jalan