Anda di halaman 1dari 32

Standar Pengelolaan Jalan

Tambang

Aug 08th 2019


TUJUAN PELATIHAN

Prosedure ini ditetapkan sebagai pedoman untuk :

1. Perencanaan jalan dan spesifikasi teknisnya


2. Pengelolaan lalu lintas jalan tambang termasuk
rambu – rambunya
3. Pemeliharaan jalan tambang

2
Definisi
1. Jalan Pertambangan adalah jalan khusus yang diperuntukan untuk kegiatan pertambangan
dan berada di area pertambangan atau area proyek yang terdiri atas jalan penunjang dan jalan
tambang.
2. Jalan Tambang/Produksi adalah jalan yang terdapat pada area pertambangan dan/atau
area proyek yang digunakan dan dilalui oleh alat pemindah tanah mekanis dan unit penunjang
lainnya dalam kegiatan pengangkutan tanah penutup, bahan galian tambang, dan kegiatan
penunjang pertambangan
3. Main Road (Jalan Utama) – Jalan tambang utama yang menghubungkan pit dengan daerah
ROM Stock Pile dan/atau ROM Stock Pile dengan Product Stock Pile. Jalan ini akan menjadi
jalan tambang dan jaringan kerja jalan pengangkutan batubara yang lebih permanen dengan
jangka lebih lama.
Standar jalan lebih tinggi

Long life cycle


Main Road

Ex-Pit Road

Jalan Tambang

In-Pit Road

Bench/Dump Road Standar jalan lebih rendah

Short life cycle

3
1. Jalan Temporary adalah Jalan Tambang atau jalan proyek yang memiliki umur pemakaian
kurang dari 6 bulan. Desain jalan temporary disetujui oleh WKTT.
2. Jalan Permanen adalah Jalan Tambang atau jalan proyek yang memiliki umur pemakaian
lebih dari 6 bulan atau bersimpangan dengan jalan umum. Desain jalan permanen disetujui
oleh KTT.
3. Tidak boleh ada jalan pintas (shortcut) pada jalan tambang
4. Jalan yang baik HARUS memiliki karakteristik-karakteristik berikut:
• Lebar jalan yang memenuhi syarat berdasarkan lebar kendaraan terbesar;
• Jarak pandang yang baik untuk keselamatan operasional;
• Lengkung superelevasi yang memiliki radius panjang;
• Grade yang konstan (hindari perubahan tanjakan yang tidak perlu);
• Permukaan jalan yang keras dan halus;
• Permukaan jalan yang cepat kering ;
• Perawatan berkala; dan
• Dibuat sesuai dengan kebutuhan pada tahun-tahun mendatang.

4
ROAD AND TRAFFIC MANAGEMENT

 Lebar jalan minimal 3.5 x lebar unit terbesar untuk 2 jalur jalan tambang dan jalan
hauling
 Lebar jalan minimal 2 x lebar unit terbesar untuk 1 jalur jalan tambang dan jalan
hauling
 Adanya drainase
 Adanya rambu yang lengkap (dengan Retro)
 Crossfall/ crown 2 – 4 %
 Terdapat tanggul yang standar

5
Jarak Pandang

Ketentuan mengenai Jalan Tambang terkait jarak pandang adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada daerah dengan pandangan terhalang (blind spot);
2. Jalur jalan dengan kondisi yang menyebabkan blind spot (pandangan terbatas), maka jalur
jalan tersebut diberi median jalan berupa bundwall sepanjang 100 meter sebelum dan
sesudah blind spot;
3. Rambu kecepatan maksimal 30 km/jam harus dipasang 100 meter sebelum jalur jalan blind
spot;
4. Apabila terdapat jalur jalan blind spot yang menikung pada tanjakan ataupun turunan yang
tidak dapat dihindari, maka dua ketentuan di atas harus dilaksanakan dan dipasang cermin
cembung serta terpasang papan wajib informasi

6
Untuk keselamatan pemakai jalan maka harus memperhitungkan jarak
pandang, dan daerah bebas samping jalan.

a) Tikungan
Bentuk bagian lengkung dapat berupa:
•Full Circle (FC)
•Spiral-Circel-Spiral (SCS)
•Spiral-Spiral (SS)

a) Radius Putar
Gambar 3. dan Gambar 4. Menunjukan radius putar untuk HD 785 dan HD 1500 yaitu 10,1 m
dan 12,2m. Radius putar untuk bentuk tikungan SCS di PT Berau Coal adalah minimum 50 m.

7
Geometri Jalan

Geometri Jalan Tambang ditentukan berdasarkan unit terbesar yang melintasi jalan tersebut,
berikut ini adalah hasil perhitungan beberapa geometri jalan berdasarkan tipe unit terbesar
yang melintasi jalan tersebut
TIPE TRUCK
NO PARAMETER SATUAN CAT CAT CAT CAT CAT CAT EH
HD 1500 HD 785 HD 465 TR 100 TR 60 A 40 K 350
793 789 785 777 773 730 1700

A LEBAR UNIT L m 7,6 7,7 6,6 6,1 5,1 7,5 6,6 5,7 4,7 6,1 5,9 5,0 3,4 2,5
B TINGGI BAN T m 3,4 3,59 3,06 2,72 2,19 3,3 2,9 2,7 2,1 2,5 2,6 2,1 2,1 1,2
C LEBAR JALAN BERSIH 3.5xL m 27 27 23 21 18 26 23 20 16 21 21 18 12 9
D LEBAR JALAN TIKUNGAN 4xL m 30 31 27 24 20 30 26 23 19 24 24 20 14 10
E CROSS FALL X % 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4 2-4
F TINGGI TANGGUL 0.75xT m 2,6 2,7 2,3 2,0 1,6 2,5 2,2 2,0 1,6 1,9 2,0 1,6 1,6 0,9
G LEBAR TANGGUL (2xF) + 1 m 6 6 6 5 4 6 5 5 4 5 5 4 4 3
H LEBAR PARIT 2 x 0.5 m 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
I TOTAL LEBAR JALAN BERSIH C+G+H m 34 34 30 27 23 33 29 26 21 27 27 23 17 13
J TOTAL LEBAR JALAN TIKUNGAN D+G+H m 38 38 33 30 26 37 33 29 24 30 30 25 19 14

Apabila diperlukan jalan khusus seperti jalan


khusus unit dengan track maka aturan diatas
tidak berlaku. Geometri jalan berdasarkan
hasil assesment yang disetujui oleh WKTT

8
Rambu – Rambu Lalu Lintas
Perancangan rambu lalu lintas dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Nomor 13
tahun 2014 & SNI 6351:2016. Setiap Jalan Tambang memiliki sifat tersendiri dan memerlukan
berbagai macam rambu. Kita harus benar-benar memastikan bahwa semua rambu dipasang
pada ketinggian dan lokasi yang berada dalam jangkauan penglihatan semua pengemudi
kendaraan yang akan melewati jalan tersebut. Ukuran rambu harus disesuaikan dengan unit
yang menggunakan jalan tersebut, adapun aturan ukuran rambu adalah sebagi berikut:
•Untuk pemakaian di jalan penunjang rambu berukuran 60 cm
•Rambu berukuran minimal 75 cm digunakan apabila rencana kapasitas angkut alat
pemindah tanah mekanis dan alat angkut yang beroprasi di Jalan Tambang dari 50 ton
sampai dengan 100 ton
•Rambu berukuran minimal 90 cm digunakan apabila rencana kapasitas angkut alat
pemindah tanah mekanis dan alat angkut yang beroprasi di Jalan Tambang lebih dari dari
50 ton sampai dengan 100 ton

Klasifikasi Rambu-Rambu :
1. Rambu Peringatan
2. Rambu Larangan
3. Rambu Perintah
4. Rambu Petunjuk
5. Rambu Retro (Guide Post)

9
Rambu-Rambu
Rambu Larangan Rambu Peringatan Rambu Petunjuk

10
Identifikasi Bahaya

Terdapat beberapa cara untuk mengidentifikasi bahaya yang terdapat di area tambang. Beberapa
diantaranya yaitu:
•Konsultasi dengan pekerja pada area tambang (karena para pekerja dapat memberikan
informasi mengenai potensi-potensi bahaya yang ada di area tambang)
•Melakukan inspeksi visual, fokus kepada jalan dan kendaraan yang beroperasi
•Meninjau ulang informasi yang tersedia, termasuk didalamnya catatan mengenai insiden dan
accident

11
Pemeliharaan jalan tambang

Penyebab Kerusakan Jalan Tambang


1. Jejak roda
2. Tumpahan batubara atau material overburden
3. Hujan lebat yang menghanyutkan bagian yang halus dan membuka tekstur permukaan.
4. Hujan lebat yang membasahi dan menghaluskan material
5. Hujan lebat yang membanjiri lapis atas Jalan Tambang, menyebabkan bagian-bagian
tertentu menjadi lunak dan merusak lapisan bawah.
6. Kerusakan oleh peralatan yang memiliki track
7. Genangan air yang tidak ditangani

Untuk mencegah kondisi jejak roda atau alur pihak pit harus meminta pengemudi untuk
menggunakan areal Jalan Tambang yang berbeda-beda.

Tumpahan material dari haul truck yang terlalu penuh bisa mengakibatkan onggokan atau
tumpukan tertinggal di jalan. Setiap upaya harus dilakukan di titik loading untuk mencegah
peralatan membawa muatan melebihi kapasitasnya.

12
Pemeliharaan jalan tambang

Gangguan Debu - Water Truck


Dalam musim kering, debu bisa menjadi masalah. Untuk mengatasi masalah ini, water truck harus
digunakan. Jika masalah debu sudah serius, pihak pit bisa mempertimbangkan untuk
menggunakan bahan kimia tambahan.

Penyiraman menghilangkan bahaya debu dan mempertahankan pemadatan.


Gunakan "checkerboard" atau "spot" intermiten pola di lereng (tanjakan atau turunan) dan
persimpangan untuk mengurangi risiko selip selama pengereman
Penyiraman “spot” bekerja dengan baik untuk area dengan persediaan air terbatas.

13
Pemeliharaan jalan tambang

Perataan (Grading)
Perataan (grading) adalah operasi yang paling penting dalam perawatan jalan tanah dan kerikil.
Tujuan dasar dari perataan adalah untuk menjaga agar jalan tetap kering dan memiliki
permukaan yang baik.

Proses perataan untuk perawatan terdiri dari pengumpulan material dari kedua sisi jalan atau
pemotongan bagian permukaan yang tinggi dan pengisian titik-titik yang rendah dengan
kelebihan material yang lepas.

Dalam cuaca kering, perataan untuk perawatan harus terbatas pada penghalusan material lepas
atau pemotongan bagian-bagian permukaan yang tinggi seminimal mungkin. Setelah terjadi
hujan lebat, tugas pentingnya adalah meratakan permukaan yang tidak beraturan dan mengisi
jejak roda.

material sisa penyekrapan jalan yang berada di sisi kiri atau kanan jalan yang menyebabkan
lebar jalan berkurang, menghalangi drainase, dan mengurangi sudut kemiringan tanggul disebut
spoil. Material spoil ini harus segera ditangani dengan melakukan penerapan road maintenance
yang konsisten.

14
ROAD AND TRAFFIC MANAGEMENT

 Khusus double
trailer minimal 180
meter terhadap
unit/kendaraan di Minimal 180 m
depannya

 Minimal 50 m untuk
jalan hauling coal

 Minimal 40 m untuk
jalan tambang Minimal 40
m

15
ROAD AND TRAFFIC MANAGEMENT

Lokasi Persimpangan

No. Persyaratan Bersinggungan Bersinggungan


Area Tambang dengan Area dengan Jalan
Perusahaan Lain Akses Masyarakat
1 Rambu-rambu lalu lintas, yang terdiri dari:
a. Rambu Channel Radio √ √ -
b. Rambu Wajib komunikasi 2 arah √ √ -
c. Rambu Hati-Hati √ √ √
d. Rambu Batas Antrian √ √ √
e. Rambu Stop √ √ √
f. Rambu Give Way* √ - -
2 Tersedia Flash Light/ Strobe Light/ Flip Flop √ √ √
3 Tersedia Lampu Pengatur Lalu Lintas - √ √
4 Tersedia Convex Mirror √ - √
5 Tersedia Speed Bump (Polisi Tidur) - √ √
6 Tersedia Area Manuver Unit (Kupingan) √ √ √
7 Tersedia Median Jalan √ √ √
8 Tersedia lampu penerangan jalan (minimal 20 lux) √ √ √

16
ROAD AND TRAFFIC MANAGEMENT

•Tinggi minimal ¾ diameter roda terbesar dari kendaraan yang beroperasi diarea itu.
•Kemiringan slope min 45
•Permukaan tanggul bagian atas minimal selebar 1 M
•Setiap 50 – 100 m dibuat gap (sodetan) dengan lebar 0.5-1 m untuk drainage air
permukaan jalan
•Ketinggian tanggul 1 m pada persimpangan, dimulai pada jarak 20 m dari persimpangan
•Dilapisi cover crop dan tidak ditanami dengan pohon (seperti termasuk didalamnya
sengon, meranti, dll)
•Pos petugas penimbunan, tower lamp dan toilet wajib diberi tanggul pengaman

TANGGUL TANGGUL

17
HAULING PROCESS
Hal yang harus dipastikan dari anggotakerja pada saat P5M, sebelum melakukan pekerjaan
Hauling :

• Diskusi tentang pekerjaan yang akan dilakukan untuk


1. Diskusi Pekerjaan mengidentifikasi bahaya yang dapat timbul
• Menginformasikan/ sharing isu – isu safety naik yang
2. Sharing isu – isu
terkait langsung dengan pekerjaan maupun tidak
terkait langsung sebagai tindak pencegahan

3. Jam istirahat • Kecukupan jam istirahat (Fit to Work) dari anggota

4. APD • Memastikan kelengkapan Alat pelindung diri

5. ID & SIMPER • Memastikan kelengkapan ID & SIMPER (random check)

6. Instruksi Kerja • Menyampaikan instruksi kerja

7. Kelayakan Unit • P2H unit sesuai standar

18
HAULING PROCESS
1. Menerima IKH (Instruksi Kerja Harian)

2. Melakukan P2H

3. Unit menuju front batubara atau ROM

4. Proses Loading
Alur proses hauling dari coal
getting sampai dumping
5. Proses Hauling

6. Menimbang di jembatan timbang

7. Proses dumping batubara di CPP atau ROM

8. Kembali ke front loading

19
HAULING PROCESS
Alur proses unit truck masuk
dan keluar area loading

01 02 03 04

Jika ada unit lain yang loading,


Unit masuk dengan harus menunggu dengan posisi
Jika tidak ada unit lain Setelah unit penuh,
manuver searah jarum menghadap ke front loading
yang loading, masuk
jam di front loading dengan jarak aman antar unit keluar sesuai
ke front dengan posisi sebesar 1x panjang unit.
normal (di kondisi dengan instruksi
mundur untuk
khusus, akan *Khusus double trailer minimal
dari loader
melakukan loading 180 meter terhadap
diperlukan assesment) unit/kendaraan di depannya

20
HAULING PROCESS
Lalu bagaimana bila
unit breakdown di
jalan aktif?

Maka..

+ +

Nyalakan lampu Pasang safety cone Pengatur Lalu Lintas


hazard

21
HAULING PROCESS

Datar
Kering
Lebar minimal sebesar radius manuver hauler

22
HAULING PROCESS

01 Aktifkan lampu Hazard

02 Pasang Safety Cone

Pengemudi bertanggung jawab untuk menjadi


03
pengatur lalu lintas

23
HAULING PROCESS

Jika ada pemisahan product berdasar kualitas, ikuti


Petunjuk dari CPP/ Operator jembartan timbang /
Checker kemana muatan akan di-dumping

24
HAULING PROCESS

Total Fleet
Lokasi Front Loading &
Aksesnya

Target produksi, volume


yang sudah diproduksi
dan sisanya Kondisi terakhir jalan dan
front dan risiko terkait

25
HAULING PROCESS

26
EQUIPMENT MANAGEMENT

HAL
KRITIS

• Melaporkan kepada dispatch/atasan


• Untuk kondisi dengan tingkat bahaya tinggi, unit tidak boleh dioperasikan
• Untuk kondisi dengan tingkat bahaya tidak tinggi, harus mendapat
rekomendasi dari
mekanik

27
EQUIPMENT MANAGEMENT

2 4

1 5

28
HAZARD ANALYSIS AND CORRECTIVE ACTIONS

29
HAZARD ANALYSIS AND CORRECTIVE ACTIONS

• Membuat JSA atau melakukan assessment


1

• Memastikan lebar jalan memadai KURANGI


2
KECEPATAN
SEKARANG
• Memastikan kondisi jalan untuk dilakukan perbaikan
3

• Melaporkan kondisi jalan untuk dilakukan perbaikan


4

• Wajib informasi radio


5

30
HAZARD ANALYSIS AND CORRECTIVE ACTIONS

• Melakukan tes fatigue menggunakan


form
yang tersedia
• Jika ditemukan operator yang kelelahan,
meminta untuk istirahat

31
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai