Penyusun,
MCC Dept HO
MAKSUD DAN TUJUAN PELATIHAN
1. Meningkatkan kompetensi, keterampilan dan keahlian para pekerja Mine Control Centre
mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan perbaikan berkala dibidang
analisis data di PT. Bukit Makmur Mandiri Utama.
3. Mengembangkan karier setiap pekerja di bidang Mine Control Centre sesuai dengan bakat
dan kemampuan masing-masing.
Modul Mine Control Centre dibagi atas 12 Bab sesuai dengan 5 Kompetensi Utama MCC:
I. Kompetensi Pengelolaan Data Produksi
1. Bab I : Kemampuan Reconcile Raw Data
2. Bab II : Pengukuran Akurasi Raw Data & Report
3. Bab III : Pengenalan Integrasi FMS – SAP
4. Bab IV : Aplikasi dan Implementasi SAP MCC
II. Kompetensi Penyusunan Laporan Produksi
5. Bab V : Dasar-dasar dan Aplikasi Equipment Capacity Analysis
6. Bab VI : Report Akurasi Schedule Service
7. Bab VII : Report AFCA
8. Bab VIII : Report Monthly Project (Laporan Bulanan)
III. Kompetensi Penyusunan Progress Claim Pembayaran
9. Bab IX : Progress Claim Pembayaran
IV. Kompetensi Penyusunan Operational Budget
10. Bab X : Operational Budget
V. Kompetensi Time Management & Insentif Pengawas
11. Bab XI : Time Management
12. Bab XII : Insentif Pengawas
1. Latar Belakang
Validitas dan Reliabilitas data adalah kunci untuk analisa, pada dunia pertambangan yang
dinamis, data adalah salah satu source yang digunakan untuk dasar analisa. Source data
didapat dari kegiatan operasional yang didokumentasikan dalam bentuk form dan system
SAP. Dokumentasi ini harus valid dan reliable sehingga perlu adanya reconcile untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan tersebut.
2. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari kemampuan reconcile raw data yaitu :
Adapun untuk sumber yang sudah tersistem dengan FMS maka raw data dapat langsung
diambil dari system tersebut dengan cara download. Dari sumber data manual tersebut
maka kriteria yang harus dilakukan reconcile adalah sbb :
Untuk sumber raw data yang sudah tersistem, rekonsil sudah dilakukan real time
sehingga tidak diperlukan lagi reconcile lanjutan.
Petunjuk Pengisian :
3.3.3. Form Ritasi, DSC, Timesheet Hauler, Timesheet Loader dapat dilihat pada gambar
diatas. Sedangkan untuk timesheet support dan LSU dapat dilihat seperti dibawah,
untuk yang perlu dicek adalah :
a. Form Ritasi : Aktivitas Alat Loading (Working)
b. Form DSC : Aktivitas Alat Loading (Working, Standby, BD) dan HM
c. Timesheet Hauler : Aktivitas Alat Hauling (Working, Standby, BD) dan HM
d. Timesheet Loader : aktivitas alat loading (Working, Standby, BD) dan HM
e. Timesheet Support : aktivitas alat Support (Working, Standby, BD) dan HM
f. Form LSU : Aktivitas Alat Hauling (Working, Standby, BD)
Bandingkan dengan SAP dan apabila terjadi perbedaan maka harus dibuat Berita Acara (BA)
Reconcile CT
a. Revisi Data SAP Hourly (Dalam Seminggu berapa kali) (a) Evidence by BA
Jml = Act Terkumpul
b. % Form Timesheet (Dalam Seminggu) (b) % Ach = Dari Act terkumpul berapa %Terisi
Komplit kolom aktivitas
c. Menulis & Menandatangani Form Reconcile (c) Max = 7 0% 0%
TOTAL SKOR RECONCILE TRANSAKSI HOURLY Vs FORM RITASI/DSC/TIMESHEET CT
1. Latar Belakang
Akurasi data adalah salah satu komponen dari kualitas data. Hal ini mengacu pada apakah
nilai-nilai data yang disimpan untuk sebuah objek adalah nilai yang benar. Untuk menjadi
benar, nilai-nilai data harus menjadi nilai yang benar dan harus diwakili dalam bentuk yang
konsisten dan tidak ambigu.
2. Tujuan
1.1. Mengetahui Peraturan dan kebijakan berkaitan dengan Raw Data
1.2. Pengukuran Akurasi Raw Data
1.3. Pengukuran Akurasi Report
Langkah : Valid & Reliable Information Cek, Fixed Raw Data (Form Reconcile), Control &
Monitoring Raw Data data dapat dilihat dalam bab Reconcile Raw Data operasional
BUMA. Untuk penjelasan langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Contribute to Leading Impact
Dengan Raw Data yang akurat harapannya dapat mempengaruhi deviasi HM-WH
untuk Loader, Hauler dan Support masing–masing dengan bobot 5% dari
achievement deviasi HM-WH tersebut. Karena perlu diketahui untuk perbaikan
terbesar dari deviasi HM-WH adalah kontrol dari aktivitas kegiatan operasional
(contoh: mematikan unit hauler OB saat sedang kondisi idle hujan, slippery, HM saat
Groundtest dll), sedangkan kontribusi dari akurat data adalah bersifat administrative
tentang sumber data itu sendiri.
b. Skoring Raw Data Accuracy
Nilai Pencapaian “Control & Monitoring Raw Data” x bobot 85% (Notasi: R x 85%)
Nilai Pencapaian “Contribute to Leading Impact” x bobot 15% (Notasi: L x 15%)
Sehingga dalam formula, Accuracy Raw Data = (R x 85%) + (L x 15%)
Nilai Pencapaian “Follow Up Data Report” dikalikan bobot 15%, (notasi: F x 15%)
Sehingga dalam formula, Accuracy Report Data = ((A + S) x 85%) + (F x 15%)
2. Tujuan
2.1. Mengetahui Bisnis Proses Fleet Manajement Sistem (FMS)
2.2. Mengetahui Bisnis Proses Integrasi Data FMS Vs SAP
2.3. Mengetahui Flow Proses Integrasi Data Production
2.4. Mengetahui Flow Proses Integrasi Data Time Management
Operator
OPRs
Hourly Data
YES
Error System ?
SAP
MCC
Modular
Error Correction
Operator
OPRs
Punch WH
YES
Dispatcher
Modular
Error Correction
WH Change
Request
Manual Execution,
Error?
Dispatcher
Modular
Transaction Data YES Modular Data Cleansing
Change
NO
Operator
OPRs
Mekanik
BD Schedule ?
YES
Notification complete
Maintain Notif Run BAPI Scedule
time disesuaikan dengan punch ready line
schedule Notification
Informasi ke
Pengawas RFU 30
Menit
Selesai
2. Tujuan
- Mempermudah analisa data yang telah ada
- Memperbaiki logic perhitungan sesuai dengan kesiapan dan kondisi saat ini
- Meningkatkan kualitas akurasi data MCC
3. SAP Project
Item SAP Update yang telah go live di tahun 2014
No Project Go-Live date Remarks
1 Report All BUMA 14-Feb-14 Add field Joint Survey
2a Improve Report Equipment Performance 4-Jul-14 New formula ZMC5042R
2b Improve Report Equip Perf per-shift 26-Sep-14 New formula ZMC5042R
3 Daily Closing MCC transaction 19-Sep-14 New Project Daily Closing
4 Unit Management ( Out of Budget ) 17-Sep-14 New Project MMPSA
3.1 ZMC6051R – REPORT PRODUCTION ALL BUMA (ADD FIELD JOINT SURVEY)
Penambahan field Joint Survey pada Report Production All BUMA
List of period production based on material akan muncul secara otomatis jika telah
tercalculate. Crosscheck (status x / v ) – Integrated with Record Hourly Production:
1. Material
2. Location
3. Production calculation
- Periode yang tercalculate adalah periode
terpendek dan terpanjang dalam input Record
Joint survey
- Volume produksi pada lokasi yang tidak sesuai
dengan lokasi Record Hourly Production akan
terhitung Truck Count sebagai penambah
produksi. (pada periode terpendek dan
terpanjang dalam input Record Joint survey)
∑( ( ))
∑( ( )) ∑
2 Perhitungan Performance (PA,UA) Support Equipment masih Perhitungan Performance (PA,UA) Support Equipment sudah
menggunakan TOTAL HOURS (LOADER, HAULER) menggunakan TOTAL INPR HOURS (LOADER, HAULER)
( )
UA Support Equipment =( )
UA Support Equipment =
UA Excess =
4 Hanya ada pilihan overview Report per day pada selection screen Ada penambahan pilihan overview Report per Shift pada
selection screen
Sebelum Sesudah
Tidak ada integrasi dengan Record WH & Diintegrasikan dengan Record WH & Notifikasi
Notifikasi WH tidak boleh lebih besar dari HM (HM ≥ WH)
Dengan adanya integrasi antara transaksi HM dan transaksi WH ada beberapa aturan yang
perlu diketahui yaitu :
1. Record WH & Notifikasi diinput terlebih dahulu sebelum input di Record HM
Tidak berlaku sebaliknya, jika diinput Record HM terlebih dulu sementara Record WH &
Notifikasi masih kosong akan muncul error message “please maintain WH first” dan
tidak bisa diinput.
2. Proses validasi berlangsung ketika klik save di Record HM (otomatis menjumlahkan total
HM lalu dibandingkan dengan total WH)
Jika total HM lebih kecil dari total WH maka akan muncul error message “ Total HM should
xxxx”.
3.5 Terdapat update pada 2 transaksi dan 1 report SAP. Keduanya go live di Client 300 per 1
Desember 2015
3.5.1 Mandatori Tick Blasting/Non Blasting Material (ZMC1011E: Record Hourly Production &
ZMC1014E: Upload Hourly)
Harus tick salah satu Blasting/Non Blasting. Jika tidak di tick salah satu, maka tidak bisa
tersave.
2. Tujuan
- Menganalisa proses produksi dapat dilakukan secara cepat, tepat dan akurat.
- Mengidentifikasi factor penyebab ketidaktercapaian produksi, adanya tindakan perbaikan
baik korektif dan preventif yang memadai atas ketidaktercapaian produksi tersebut.
- Memastikan tertib administrasi dan dokumentasi dalam melakukan analisis produksi
berdasarkan kapasitas alat dan sesuai dengan system manajemen mutu, keselamatan,
kesehatan kerja, dan lingkungan hidup (QSHE).
3. Formulasi ECA
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
c. Input plan Quantity OB, CM, CT (Loading & Hauling Equipment) disesuaikan dengan budget
terbaru berikut plan productivity-nya. Plan Quantity bisa disesuaikan dengan kondisi site
selama produksinya tidak berubah.
d. Input plan parameter standby & %PA unit OB, CM, CT disesuaikan dengan budget terbaru
berikut parameter maintenance composition-nya
e. Download ZMC5042R
Setelah di download, di copy-paste pada sheet ZMC5042R yang nantinya akan terhubung ke
sheet EquipPerform.
f. Download ZMC3012R pilih Detail (Plant & Date untuk period-nya disesuaikan), kemudian
execute.
Setelah di download, di copy-paste pada sheet ZMC3012R-D, kemudian pada kolom general
di replace 1 untuk false & 2 untuk true, karena pada perhitungan selanjutnya digunakan
angka 1 & 2 bukan true & false (coding).
g. Download ZMC3012R Header (Plant & Date untuk period-nya disesuaikan) kemudian
execute
Layout default untuk ECA, kemudian download dan copy paste ke sheet ZMC3012R-H
h. Download ZMM039R (Plant & Date untuk period-nya disesuaikan) kemudian execute
Layout pilih ECA FUEL, setelah di download kemudian di copy-paste ke sheet ZMM039R.
i. Input manual plan & actual production pada sheet CapLDR_OB, CapLDR_CM, CapLDR_CT
yang diambil dari Tcode ZMC6011R dengan material disesuaikan.
Berdasarkan table diatas, secara overall, baik loader 1250 up maupun hauler 773D up, aktual
PA lebih besar dari plan PA artinya berkontribusi terhadap gain produksi, maka remarknya
tidak perlu diisi penyebab.
Use of Availaibility (UA) unit (Loader 1250-up & Hauler 773-up)
Berdasarkan table diatas, actual productivity loader PC1250up lebih kecil dibanding plan
artinya berkontribusi terhadap loss opportunity, maka perlu dianalisis lebih lanjut terkait hal
ini, 5 pareto productivity problem seperti table dibawah, apa yang menjadi root cause-nya
dengan mengisi remark dibawah. Sedangkan untuk hauler aktual productivity lebih besar
Sama halnya untuk menganalisis pareto quantity unit, PA, UA, Productivity unit Coal mining
dan Coal transport.
Note: Jika Produksi actual over budget, maka untuk loss yang terjadi adalah loss
opportunity, bukan loss produksi.
3. Tujuan
Salah satu tool yang mengukur ketidaktercapaian weekly production plan
Meningkatkan efektifitas penggunaan unit (UA) loader, hauler, & unit support
Menghindari ketersediaan unit (PA) di bawah budget akibat tidak sesuainya service unit
Menghindari biaya repair unit yang tinggi akibat tidak sesuainya service unit
Menghindari terjadinya accident/kerugian akibat faktor teknis.
Mulai
Buat weekly
Buat weekly
schedule
mine plan
service unit
Buat akurasi
schedule service
Periksa data
akurasi schedule
service
Ya Ada
masalah?
Tidak
Analisis
ketercapaian
akurasi schedule
Weekly meeting
koordinasi (BE/F-
017)
Tindakan &
monitoring
perbaikan
Selesai
Pilih Layout:
- Setelah di copy-paste ke form excel akurasi sheet SAP_WH, pada kolom date-nya di sort-
ascending (diurutkan)
4. Perhitungan AFCA
Parameter yang diperlukan dalam perhitungan AFCA, meliputi :
Actual fuel usage, fuel supply (bagi Adaro dan Kideco) , fuel allowance
Parameter contract (produksi, distance, fuel ratio berserta variasi nya)
Parameter budget yang meliputi Quantity unit berdasarkan type unit, plan fuel
consumption, plan working hour/unit, plan productivity (OB dan Coal), plan deviasi HM-WH
Actual Quantity unit, fuel consumption, actual workhour, actual HM, actual produksi
Note : Source data diambil dari Report Monitoring Fuel Consumption (ZMM039R) dan Report
Equipment Performance (ZMC5042R)
Engineering Competency Development – Mine Control Centre | Page | 51
MODUL 7. REPORT AFCA
5. Alur Proses Report AFCA
URUTAN PROSES KERJA KETERANGAN
ENGs ENG Budet & Cost
Related
PM Analysis
Sect. Head SPV MCC Sect.
Superintendent
Mulai
Tidak
Setuju ?
Ya
Aktivitas selesai
Selesai
Penginputan tersebut dilakukan di sheet data fuel sehingga diperoleh nilai untuk plan fuel
consumption allowance, actual fuel allowance, fuel ratio contractob dan coal.
HM R M to Crusher WH Coal
dimana; Fuel ROM to Crusher : ( HM Total
x ( WH Total ) x F
HM ROM to Crusher (untuk unit yang bekerja dari pit ke ROM atau ROM ke crusher):
rod R M to Crusher x HM
( rod it to R M R M to Crusher it to Crusher
Note : Jika HM kurang valid maka factor pengalinya bisa diganti dengan WH Coal
HM ROM to Crusher (untuk unit yang bekerja dari pit ke ROM dan ROM ke crusher ):
rod R M to Crusher x Distance R M to crusher
( xH
rod it to R M x Dist it to Crusher R M to Crusher x Dist R M to Crusher it to Crusher x Dist it to Crusher
Note : Jika HM kurang valid maka factor pengalinya bisa diganti dengan WH Coal
- Tahap 2 : Mencari ratio fuel liter/ton.km dari aktivitas Pit to ROM (b)
Cara perhitungan sama dengan Tahap 1 hanya saja semua variable dari ROM to crusher
diganti dengan Pit to ROM
- Tahap 3: Mencari ratio fuel liter/ton.km dari aktivitas coal rehandling (c):
x s c R r s r bx s c R
s R cr s r s R
Actual fuel usage adalah total fuel yang digunakan oleh support equipment (dari report
fuel consumption ZMM039R).
Fuel allowance adalah total fuel allowance untuk support equipment
Auxiliary Equipment
Auxiliary equipment yang terhitung disini adalah seluruh support selain mine support
seperti fuel truck, lube truck, bus, LV, Lighting tower, dsb.
Loss Fuel auxiliary equipment yang terhitung adalah
Actual fuel usage aux equipment – Fuel Allowance aux equipment
Actual fuel usage adalah total fuel yang digunakan oleh auxiliary equipment (dari sheet
ZMM039R). Fuel allowance adalah total fuel allowance dari auxiliary equipment
4. Deviasi Joint Survey
Yang dimaksud dengan deviasi joint survey adalah selisih antara actual volume truckcount
dengan joint survey baik material OB maupun coal (Δ volume). Loss/Gain Fuel deviasi Joint
Survey dengan formulasi :
Dengan Δvolume OB: [TC OB - JS OB}, Δ volume Coal: [TC OB – JS Coal (Weight Bridge)]
5. Productivity
Loss/Gain Fuel yang disebabkan akibat productivity adalah Loss/Gain Fuel akibat dari loss
productivity baik OB maupun coal. Loss/gain fuel tersebut yang mempunyai impact
terhadap total loss/gain fuel adalah salah satu dari loader atau hauler yang mempengaruhi
AFCA secara signifikan (bukan kedua2 nya)
6. Deviasi HM-WH
Loss/gain fuel yang disebabkan akibat deviasi HM-WH adalah loss/gain fuel akibat dari
deviasi HM-WH baik OB, coal maupun support, namun untuk HM atau WH yang belum
tervalidasi tidak perlu diperhitungan kedalam analisa AFCA
7. Fuel Burn
Loss/gain fuel yang disebabkan akibat fuel burn adalah loss/gain fuel akibat dari selisih
antara fuel burn dengan fuel consumption (atau berlaku 2.s)
Note : Agar tidak ada double counting loss fuel,antara deviasi HM-WH dengan Fuel burn
saling terkoreksi, misal loss fuel burn lebih besar maka akan terkoreksi dengan loss fuel
deviasi HM- WH (dikurangi dengan loss fuel deviasi HM-WH) begitu pula sebaliknya.
2. Produksi
Waste Removal – Dec 2014
Pilih Plant, Date dan material
EXECUTE
Comment :
Achievement Waste Removal 100.7%
……………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………
(deskripsikan 5 faktor secara global yang mempengaruhi pencapaian achievement dan
penjelasannya– Achievement up ataupun down harus diberi remark)
Contoh : Pencapaian OB ini 100.7 % dari target.
Jarak average actual di Pit A: 3.68 km yang berimbas kekurangan truck hauler. Untuk
meningkatkan produksi, 2 Fleet di Pit A sudah dioperasikan ke Pit B dengan jarak rata-rata:
1,42 km. Belum ada aktivitas drilling dan blasting sehingga masih Loading material free dig
dan tergantung dengan progress topsoiling dari DarmaHenwa.
Total kekurangan Operator (All Unit) masih minus 78 orang, namun demikian sebanyak 50
orang sedang dalam tahap training. Untuk operator HD masih kurang 17 orang, untuk
progressnya sedang menunggu training sebanyak 11 orang. Operator big digger masih
kurang 4 orang. Diharapkan Ratio kecukupan Operator sebesar 1.86 dapat terpenuhi untuk
mengatasi permasalahan kekurangan operator tersebut.
Kondisi jalan propinsi dari mess menuju lokasi tambang/pit sering rusak akibat hujan
sehingga mengakibatkan kemacetan jalan jika terdapat unit yang tergelincir/amblas ,
berakibat bus dan manhaul karyawan terlambat datang ke Pit . Dalam bulan Ini tercatat 3
Kali keterlambatan dikarenakan kerusakan jalan propinsi dari mess menuju lokasi
tambang/pit .
3. WH Analysis
Langkah-langkahnya:
WH A x UA x 24 rs
Ar 1 A x24 rs
b & 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑒𝑑
24 rs WH Ar
Dijelaskan item (Qty,PA,UA, atau PTY) yang loss dan penyebab-penyebabnya secara umum, jika
gain tetap dijelaskan pareto UA nya berdasarkan urutannya..dengan maksud untuk review ulang
dan dapat melaksanakan improvement.
Top 5 Pareto UA:
1. Customer Problem
2. Strike
4. NO LOCATION
5. Moving Equipment
LOSS PRODUCTIVITY
NO PROBLEM IDENTIFICATION CORRECTIVE ACTION DUE DATE STATUS
1 Front Condition ……………….. ……………… …………. ……. …..
Loss 678,248 Bcm
2 Material keras ……………….. ……………… …………. ……. …..
non blasting
Loss 234,567 Bcm
3 Road Condition ……………….. ……………… …………. ……. …..
Loss 220,337 Bcm
4 Truck kurang ……………….. ……………… …………. ……. …..
shift change
Loss 204,920 Bcm
5 Material Lumpur ……………….. ……………… …………. ……. …..
Loss 155,810 Bcm
(deskripsikan PICA dengan lengkap dan sejelas-jelasnya..,koordinasikan dengan pihak-pihak
terkait,dua date dan status harus diisi), ** HARUS DI VERIFIKASI SECHEAD
Dijelaskan item (Qty,PA,UA, atau PTY )yang loss dan penyebab-penyebabnya secara umum
Top 5 Pareto Loss UA
5. Equipment Performance
5.1 Loader & Hauler Equipment
Mohon untuk didisplay semua model unit support yang dimiliki site.
8. Attendance Ratio
Silahkan minta data AR ke PGA masing-masing dengan format masing-masing PGA site.
Adapun dampak yang terjadi jika invoice mengalami keterlambatan salah satunya adalah
terganggunya cashflow perusahaan sehingga :
Empat hal yang harus dievaluasi setelah proses budgeting diselesaikan yaitu :
Untuk membuat zero based budgeting tersebut banyak hal yang perlu untuk diketahui dan
dianalisis seperti:
A. Unit Spesification
Spesifikasi unit dapat dilihat pada manual handbook manufacturer alat (Komatsu,
Caterpillar, Volvo dsb.) atau pada buku pedoman yang dibuatkan oleh tim People
Development BUMA. Spesifikasi unit ini dibutuhkan pada perhitungan dibudget untuk
menentukan kapasitas alat, cycle time loader, fuel consumption alat dsb. yang
dicantumkan pada sheet availability
dengan ρ adalah massa jenis, m adalah massa, V adalah volume dan satuan SI massa
jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3).
Pada pembuatan budget, hal yang harus diinput kedalam file budget yaitu asumsi
material densitas yang tertera pada sheet input:
C. Mine Design
Desain mineplan merupakan unsur penting didalam pembuatan budget karena dengan
me-running- desain, kita dapat menentukan ukuran-ukuran yang penting seperti hauling
distance, stripping ratio, estimasi loader productivity dsb.
Untuk menentukan productivity loader dapat digunakan asumsi yang ada setelah
running desain mineplan selesai dibuat dengan mempertimbangkan variabel
benchmark, historical data, atau atas suatu pertimbangan/keputusan.
Didalam penentuan productivity hauler, desain mine plan dan spesifikasi unit juga turut
berpengaruh kedalam penentuan standar-standar pembentuk productivity hauler
seperti speed, correction factor dsb.
%PA Plan untuk budget dikeluarkan oleh Plant HO setelah berkomunikasi dengan Plant Site.
9.2 Available Hours adalah jumlah jam kesiapan unit pada setiap bulannya untuk dapat
dioperasikan secara baik. Formula : %PA * MOHH
9.3 Use of Availability adalah persentase efektifitas penggunaan suatu alat yang tersedia secara
fisik atau seberapa lama unit tersebut efektif digunakan pada kondisi yang siap pakai.
Roster ini terdiri dari parameter-parameter Delay dan Idle yang dibudgetkan :
- Number of days merupakan jumlah hari kalender pada bulan berjalan.
- Holiday and Shutdown day merupakan jumlah hari libur nasional yang menyebabkan
produksi berhenti dan Shutdown yang dikarenakan schedule dari customer.
- Fridays merupakan jumlah hari Jum’at dalam bulan berjalan
- Safety Talk Schedule merupakan jumlah hari dalam satu bulan berjalan untuk safety talk
- Overshift Schedule merupakan jumlah hari dimana terdapat overshift dalam satu bulan
- Number of Fasting day merupakan jumlah hari Puasa Ramadhan
- Fridays Fasting adalah jumlah hari Jum’at dalam satu bulan puasa Ramadhan.
- Number of shift merupakan banyaknya shift yang dipergunakan dalam satu hari
- Total hours per shift merupakan jumlah jam dalam satu shift
(Formula: 24jam/Number of shift)
- MOHH (Machine on Hand Hour) merupakan jumlah jam yang dapat dipakai untuk
bekerja dalam satu bulan (Formula: Number of days x number of shift x Total Hours per shift)
- Percentage rain merupakan persentase hujan dalam satu bulan. Data ini dapat diperoleh
dari customer, historical data hujan, prediksi BMKG.
- Rain Hours merupakan plan jam hujan dalam bulan berjalan (Formula: Percentage rain x
(Number of days – Holiday and Shutdown) x Number of Shift x Total hours per shift)
- Persentage slippery merupakan presentase slippery dari jam hujan. Data ini dapat
diperoleh dari historical data, keadaan road surfacing atau pertimbangan tertentu)
- Slippery hours merupakan plan jam slippery (Formula: percentage Slippery x Rain Hours)
- Rain & Slippery adalah total jam hujan dan slippery (Formula: Rain Hours + Slippery Hours)
9.4 Effective Working Hours adalah jumlah efektif unit bekerja dalam pada setiap bulannya.
Formula : PA x UA x MOHH
9.6 Running Equipment adalah jumlah kebutuhan alat yang siap untuk digunakan/dioperasikan.
9.7 Equipment Hours adalah jumlah jam kerja pada semua unit yang dibutuhkan.
Formula : BUMA, Rental & Subcont Equiment Plan x Effective Working Hours
9.9 Corrected Use of Availability adalah persentase use of availability yang telah
dikonvesi/disesuaikan dengan kesesuaian produksi antar pasangan seperti loader dan hauler
(corrected factor). Formula : Corrected Factor x Use of Availability
9.10 Corrected Effective Working Hours adalah jumlah jam kerja pada setiap unit yang
disesuaikan dengan kesesuaian produksi antar pasangan alat seperti loader dan hauler.
Quantity unit, didalam menentukan kebutuhan unit dipakai formulasi n = target produksi /
(%PA x %UA x Pty x MOHH) pada setiap pit dan setiap bulannya.
Productivity per per PIT per tahun diperoleh dengan Formula : Total Produksi setahun/
sumproduct(quantity unit perbulan;effective working hours perbulan). Productivity per site dapat dicari
dengan formula : Produksi/Equipment Hours
Produksi Loader dan Hauler per PIT per Bulan diperoleh melalui formula : Quantity Unit x
Productivity x Effective Working Hours. Fleet Capacity OB merupakan minimum produksi dari
Loader Capacity dan Hauler Capacity
Untuk production coal mining, SR Capacity per PIT dihitung berdasarkan Fleet Capacity Waste
Removal/SR Mining disetiap PIT. Fleet Capacity Coal Mining merupakan minimum produksi dari
Loader Capacity, Hauler Capacity dan SR Capacity
Coal Winning per PIT dihitung berdasarkan Fleet Capacity Coal mining. Fleet Capacity
merupakan minimum produksi dari Loader Capacity, Hauler Capacity & Coal Winning.
Rental & Subcontractor Equipment Plan Merupakan summary total unit rental dan
subcont yang didapat dari sheet availability.
BUMA Equipment Plan Merupakan selisih dari BUMA, Rental & Subcontractor Equipment
Plan dan Rental & Subcontractor Equipment Plan.
A. Waste Removal
B. Coal Mining
C. Coal Transporting
Rental Rate adalah biaya sewa rental BUMA kepada pihak ketiga (biasanya dalam
satuan $/hrs). data ini dapat dilihat dikontrak (CMS).
Rental Equipment Cost Plan adalah biaya operational expenditure (OPEX) yang harus
dibudgetkan oleh BUMA untuk membayar biaya rental pada setiap bulannya. Formula
: Rental Equipment Plan x Rental Equipment Working Hours Plan x Rental Rate
C. Fuel Cost
Salah satu komponen biaya yang paling tinggi didalam bisnis kontraktor pertambangan
adalah fuel cost dimana biaya yang harus dikeluarkan dapat sampai 40% dari total
cost. Oleh karena itu, penentuan budget fuel perlu untuk dilakukan agar terdapat
ukuran yang jelas dan dapat dimonitor oleh pihak manajemen untuk dapat dilakukan
pengambilan keputusan. Elemen-elemen penyusun fuel cost ini adalah
Fuel Consumption (ltr/hrs) adalah penggunaan fuel unit yang dikeluarkan pada setiap
jam unit bekerja. Untuk menentukan fuel consumption (ltr/hrs) ini, dapat dilihat pada
manual handbook specification unit, historical data atau atas pertimbangan tertentu.
Fuel Usage (ltr) adalah konsumsi pengeluaran fuel (liter) dalam setiap bulannya.
Formula : [Corrected Eq. Hours – (Rental Eq. Plan x Rental Eq. Work Hours Plan)] x Fuel Consumption.
Fuel Cost ($) adalah total harga yang harus dibudgetkan/dikeluarkan oleh BUMA untuk
menanggung biaya operasional atas pemakaian konsumsi fuel. Formula : Fuel Usage x
Fuel Price
Untuk perhitungan budget ini, harus dibandingkan juga dengan fuel allowance dari
customer yang tertera didalam kontrak. Ketentuannya, jangan sampai fuel usage yang
dibudgetkan melebihi dari fuel allowance atau dengan kata lain AFCA bernilai negatif.
Untuk lebih jelas perhitungannya, dapat dikomunikasikan dengan tim HR, Plant (untuk
MPP Mekanik) dan OSPD (untuk MPP operator)
G. Tyre Cost
Pada perhitungan tyre cost ini, perlu dilihat cadangan atau stock tyre yang masih ada,
jumlah kebutuhan pada setiap tipe ban, lifetime tyre dan harga/tyre price dipasaran.
1. Latar Belakang
Dalam dunia tambang yang dinamis dibutuhkan suatu management untuk mengatur
operasional agar dapat efektif dan efisien sehingga didapatkan productivitas yang optimal.
2. Tujuan
- Menjelaskan pengertian Production management & Time management.
- Menjelaskan Hirarki time management.
CM-Loading CM-Gen CONSTRUCTION Pit Stop Wait Truck/Exc Recommisioning R/Line at Front
CM-Hauling CM-Gen CLEANING Wait Truck/Exc Fatigue Dispatch
MODUL 11. TIME MANAGEMENT
NO IDLE KETERANGAN
1 Holiday & Shutdown IDLE KARENA HARI LIBUR/HARI RAYA
IDLE KARENA HUJAN (DICATAT MULAI UNIT BERHENTI
2 Rain KARENA ADA HUJAN HINGGA HUJAN REDA DAN
PENYEKRAPAN DIMULAI JALAN)
IDLE KARENA SLIPPERY / SCRAPPING MULAI DARI FRONT -
3 Slippery JALAN -DISPOSAL SETELAH HUJAN SAMPAI UNIT MULAI
BERGERAK UNTUK WORKING.
4 Fog IDLE KARENA ADANYA KABUT/ASAP
IDLE KARENA MENUNGGU TRUCK ATAU EXCAVATOR
5 Wait Truck/Exc PA KARENA PA (UNIT STANDBY KARENA MENUNGGU
HAULER/LOADER-NYA BREAKDOWN)
IDLE KARENA KEKURANGAN PEMENUHAN MANPOWER,
6 No Operator BAIK KARENA FAKTOR KEDATANGAN (AR), MAUPUN
KEMAMPUAN MENGOPERASIKAN UNIT LAIN (VERSATILITY)
IDLE KARENA TIDAK ADANYA LOKASI YANG CUKUP UNTUK
7 No Location DILOADING DENGAN JUMLAH FLEET/ALAT YANG ADA,
SEHINGGA SEBAGAIAN FLEET/ALAT DI-STANDBY-KAN.
IDLE KARENA TIDAK ADANYA MATERIAL HASIL BLASTING /
8 No Material
HASIL RIPPING
IDLE KARENA ADANYA BAHAYA (LONGSOR, JEMBATAN
9 Hazard
PUTUS, DLL)
IDLE KARENA ADANYA PERMASALAHAN DARI COSTUMER,
10 Customer Problem SEPERTI BELUM ADA PEMBEBASAN LAHAN UNTUK
DISPOSAL, DLL.
11 Strike IDLE KARENA ADANYA DEMO
IDLE (STOP) KARENA PERBAIKAN DESIGN (OVER CUT /
12 Design Problem UNDER CUT, PERBAIKAN DESIGN JALAN, GRADE, LEBAR
JALAN ) YANG TIDAK STANDART
UNIT HAULER/LOADER INPR YANG IDLE KARENA
JUMLAHNYA KURANG UNTUK DIOPERASIKAN MENJADI
13 Under Truck/Exc PRODUCTIVE (MISAL KARENA UNIT SETELAH RFU TIDAK
MENCUKUPI UNTUK DIOPERSIKAN MENJADI FLEET YANG
PRODUCTIVE)
UNIT HAULER INPR YANG IDLE KARENA JUMLAHNYA
BERLEBIH DIBANDING DENGAN PLAN (MISAL KARENA PA
14 Over Truck LEBIH BAGUS DARIPADA BUDGET TETAPI PARAMETER
YANG LAIN SAMA DENGAN BUDGET, MAKA TERJADI
KELEBIHAN TRUCK)
IDLE KARENA READY DARI BREAKDOWN/MAINTENANCE
15 R/Line Workshop UNTUK PEMBATASAN WAKTU BREAKDOWN/MAINTENANCE
DI WORKSHOP
IDLE KARENA DARI BREAKDOWN/MAINTENANCE UNTUK
16 R/Line at Front
PEMBATASAN WAKTU BREAKDOWN/MAINTENANCE DI PIT
STANDBY KARENA UNIT YANG DIALOKASIKAN UNTUK
17 TRAINING-STANDBY
TRAINING TC
STATUS KHUSUS DISPATCH, DIMANA MEMBEDAKAN
18 UNIT IDWP STATUS UNIT IDWP & INPR. UNTUK DI SAP SUDAH
DILAKUKAN DALAM SISTEM MMPSA
STATUS KHUSUS DISPATCH, DIMANA DELAY KARENA ADA
19 DISPATCH
INSTALASI, CEK ATAU INSTALL DISPATCH
DELAY KARENA MENUNGGU PENGAWALAN TERJADI SAAT
20 WAIT ESCORT
SEBELUM SERVICE ATAU PADA WAKTU MOVING WS
21 NO DUMP DELAY KARENA TIDAK ADA DISPOSAL
Sedangkan apabila akan dihitung kuantitas unit OB, Coal Mining, Coal Transport dan Rental
dapat dihitung sebagai berikut :
WH WH
K s r Q K s x
W r
Dimana M adalah material OB, Coal Mining, Coal Transport atau Rental.
12. Production
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu
benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan. Dalam kaitannya dengan dunia pertambangan, produksi yang dimaksud adalah
setiap aktifitas/kegiatan penambangan yang dimulai dari land clearing sampai dengan
pengapalan yang dapat menambah nilai revenue dari suatu perusahaan (biasanya produksi
OB, Coal Mining, dan Coal Transporting). Secara umum, perhitungan umum produksi yaitu :
r s x A x UA x x H rs
Dimana n : quantity unit
1. Definisi
Insentif adalah suatu skema penghargaan atas prestasi kerja pengawas yang diberikan
kepada karyawan dengan kelompok jabatan setingkat Foreman sampai dengan Supervisor
section Produksi, Engineering, Plant, Operation Training Center & Plant Training Center yang
bekerja di jobsite baik secara tim maupun individu sebagai perangsang untuk meningkatkan
kontribusi dan partisipasi baik secara individu ataupun kelompok dalam hal pencapaian Key
Performance Indicator Perusahaan dan demi menjaga nilai-nilai kompetitif perusahaan agar
tingkat kompetisi bisnis perusahaan semakin meningkat.
2. Tujuan
- Untuk mendorong peningkatan prestasi, semangat dan moral kerja
- Untuk menanamkan nilai-nilai perusahaan kepada setiap karyawan perihal safety,
kedisiplinan dan ketaatan terhadap peraturan-peraturan perusahaan
- Diperlukan sistem insentif yang selaras dengan target perusahaan agar tingkat
kompetisi bisnis perusahaan yang demikian ketat
Keterangan:
Section Perform. : Performa atau kinerja section
Individual Perform. : Performa atau kinerja individu
Surat Peringatan : Surat Peringatan
Prestasi Keselamatan : Prestasi kerja atas ketiadaan insiden
Pencapaian. Produksi : Pencapaian target produksi
Parameter Subparameter Survey Mineplan MCC Pit Engineer Drill & Blast
Produktivitas v v v v v
Use Of Availability v v v v v
Unit Budget Compliance v v v v v
Internal Process HM - WH deviation (loader & hauler) v v
SR Mining v v v
Frekuensi Problem Material Keras / Fragmentasi v v v
Joint Survey v v v v
Akurasi Pattern v v v
Plant
Adalah faktor yang dihitung sebagai dasar penentuan pemberian insentif di section
Plant, yang dibagi sesuai tabel dibawah :
Parameter Produksi Engineering Plant Operation Training Center Plant Training Center
Kehadiran v v v v v
Coaching v
Refresh Lapangan v
Teaching Hours v
Green Card
Observasi Tugas Terencana v v v v v
Inspeksi Umum Terencana v v
Surat Peringatan
5.1 Insentif
Adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan dengan kelompok jabatan
setingkat Foreman sampai dengan Supervisor section Produksi, Engineering, Plant,
Operation Training Center & Plant Training Center yang bekerja di jobsite sebagai
perangsang untuk meningkatkan kontribusi dan partisipasi baik secara individu ataupun
kelompok dalam hal pencapaian Key Performance Indicator Perusahaan.
Besaran nilai pencapaian produksi year to date memiliki indeks insentif sesuai dengan tabel
dibawah ini:
Dibawah target Sesuai target Istimewa
Pencapaian Produksi < 100,00% 100,00% - 105,00% > 105,00%
Indeks Insentif 90% 100% 105%
Prestasi Keselamatan Kerja Fatallity Total Loss TIFR > Batas TIFR ≤ Batas No Incident
Indeks Insentif 0% 30% 70% 100% 105%
5.5 Kehadiran
Adalah kesesuaian jumlah kehadiran karyawan dalam satu bulan dengan jadwal wajib
hadirnya. Kehadiran karyawan memiliki indeks insentif sesuai dengan tabel dibawah ini :
5.6 Coaching
Adalah tingkat pencapaian coaching terhadap operator yang menjadi tanggung jawabnya.
Pencapaian coaching terhadap operator memiliki indeks insentif sesuai dengan tabel
dibawah :
1. Greencard
adalah bentuk kepedulian pengawas pada keselamatan kerja yang diwujudkan melalui
perbaikan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pencapaian
perolehan greencard memiliki indeks insentif sesuai dengan table dibawah:
Greencard < 100,00% 100,00%
Indeks Insentif 80% 100%
5.10 Produktifitas
Adalah kemampuan alat dalam berproduksi tiap satu satuan waktu, dalam hal ini satu jam.
Khusus pengawas OB & Coal, produktifitas akan diukur sesuai dengan unit yang di awasi
mengikuti standar pengawasan yang berlaku. Pencapaian produktifitas alat memiliki indeks
insentif sesuai dengan tabel dibawah :
5.16 HM - WH Deviation
Adalah perbandingan antara selisih HM dengan WH unit produksi terhadap HM unit
tersebut. Batas toleransi deviasi HM - WH memiliki indeks insentif sesuai dengan tabel:
HM-WH Deviation >10,00% atau < 0% 5,51% - 10,00% 4,51% – 5,50% 0% - 4,50%
Indeks Performance Below Average Average On Target Excellence
Fuel Consumption > 115,00% 105,00% - 115,00% 100,00% - 105,00% < 100,00%
Indeks Performance Below Average Average On Target Excellence
Fuel Consumption > 115,00% 105,00% - 115,00% 100,00% - 105,00% < 100,00%
Indeks Performance Below Average Average On Target Excellence
5.19 Slippery
Adalah lamanya waktu terbuang setelah hujan akan tetapi unit belum mampu berproduksi.
Lamanya waktu slippery memiliki indeks insentif sesuai dengan tabel dibawah:
Tyre Lifetime < 85,00% 85,00% - 95,00% 95,00% - 100,00% > 100,00%
Indeks Performance Below Average Average On Target Excellence
Wait Operator > 5,00 Menit 2,01 - 5,00 Menit 0,01 - 2,00 Menit 0,00 Menit
Indeks Performance Below Average Average On Target Excellence
5.25 MTBS
MTBS (Mean Time Between Stoppages) adalah angka yang menunjukkan tingkat
kepercayaan terhadap alat dalam memenuhi tujuan yang diharapkan, yang dihitung dari
berapa jam rata-rata alat bisa beroperasi tanpa terganggu/berhenti karena schedule dan
unschedule maintenance. Pencapaian mean time between stop memiliki indeks insentif
sesuai dengan tabel dibawah:
MTBS < 50,01 Jam 50,01– 55,00 Jam 55,01– 60,00 Jam > 60 Jam
Indeks Performance Below Average Average On Target Excellence
5.26 MTTR
MTTR (Mean Time To Repair) adalah angka yang menunjukkan nilai rata-rata jam
breakdown/lamanya waktu perbaikan untuk semua unit equipment yang berhenti.
Pencapaian mean time to repair memiliki indeks insentif sesuai dengan tabel dibawah:
MTTR >20,00 Jam 15,01– 20,00 Jam 10,01- 15,00 Jam < 10,01 Jam
Indeks Performance Below Average Average On Target Excellence
5.27 SM
SM (Scheduled Maintenance) adalah angka yang menunjukkan prosentase dari downtime
yang sudah dijadwalkan dibandingkan dengan total downtime.
Pencapaian schedulle maintenace memiliki indeks insentif sesuai dengan tabel dibawah:
5.28 RM Cost
RM (Repair & Maintenance) adalah besarnya biaya yang dikeluarkan dalam rangka
perbaikan dan perawatan unit yang dibandingkan dengan Revenue perusahaan di bulan
terhitung. Pencapaian repair & maintenance cost memiliki indeks insentif sesuai dengan
tabel dibawah:
IDP Train. Execution < 90,00% 90,00% - 95,00% 95,01% - 99,99% > 99,99%
Indeks Performance Below Average Average On Target Excellence
Staff Development Ach. < 90,00% 90,00% - 95,00% 95,01% - 99,99% > 99,99%
Indeks Performance Below Average Average On Target Excellence
Engineering Competency Development – Mine Control Centre | Page | 111
MODUL 12. INSENTIF PENGAWAS
- Periode perhitungan insentif foreman & supervisor adalah dari tanggal 1 sampai dengan
akhir bulan, dan insentif diterima pada periode penggajian bulan berikutnya.
- Berita acara insentif dibuat sesuai dengan format lampiran, dan diajukan untuk
ditandatangani oleh Division Head yang bersangkutan maksimal 5 (lima) hari setelah
tutup buku penggajian bulan berikutnya.
- Apabila terjadi perubahan acuan target baik karena kondisi ataupun permintaan
customer, harus mendapatkan persetujuan Division Head yang bersangkutan & Business
Unit minggu terakhir sebelum bulan berjalan.
- Pengawas yang dinyatakan sakit berkepanjangan (sejak dikeluarkannya surat keterangan
dari Dokter) perolehan insentifnya dibagi menjadi 2 yakni :
- Jika Pengawas sakit berkepanjangan kurang dari sebulan maka berhak memperoleh
insentif sesuai ketentuan yang berlaku.
- Jika pengawas sakit berkepanjangan selama satu bulan penuh maka tidak berhak
memperoleh Insentif.
- Pengawas yang meninggalkan jobsite dikarenakan penugasan satu bulan penuh maka
individual performance dihitung sebagai angka maksimal.
- Pengawas yang berada di jobsite yang tidak berproduksi baik itu dalam proses membuka
ataupun menutup proyek akan memperoleh insentif yang akan diatur tersendiri.
- Jika komponen penghitung performance (lihat lampiran) melebihi 130% maka dihitung
sebagai 130% , jika kurang dari 70% maka dihitung sebagai 70%
7. Ketentuan Lain-lain
Hal lain yang belum ditentukan secara jelas atau belum diatur dalam surat keputusan
direksi ini akan di atur lebih lanjut dalam satu ketentuan tersendiri yang disesuaikan
dengan kebutuhan.
Apabila ternyata terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam Surat Keputusan Direksi ini,
maka akan dilakukan perbaikan atau penyesuaian sebagaimana mestinya