Anda di halaman 1dari 70

TEKNIS - PROSES PRODUKSI

“MENJADI KONTRAKTOR TAMBANG YANG BERKINERJA TINGGI


DENGAN SINERGI SEBAGAI DAYA SAING UNGGULAN YANG
DIHASILKAN DARI KEKELUARGAAN
YANG DIKELOLA SECARA PROFESIONAL, TANGGUH DAN HANDAL.”

SERTIFIKASI NTERNAL KABAG & UP


SAMARINDA 7 APRIL 2014
PROGRAM PELATIHAN KABAG

• MOHH
• PA
• UA
• PRODUCTIVITY
• PRODUKSI
MOHH

MOHH

MO
HH

Machine On Hand Hour


MO

HH
 12 JAM/SHIFT
 24 JAM/HARI
 30 HARI/BULAN
 365 HARI/TAHUN
HH

M
O

O
M

H H

MOHH
MACHINE ON HAND HOUR

U
RF
“R” WN

UN
SC

Machine On Hand Hour


DO

HED
EAK

 (JAM RFU) + (JAM B/D)

W+S
LE
BR

WORKING
 (W + S) + R
SCHEDULED “W”

STANDBY RFU
“S”
(IDLE)

RFU S
W+
MECHANICAL AVAILABILITY
MECHANICAL AVAILABILTY (MA)
 Mechanical Availibility (MA) atau
Availability Index merupakan cara untuk
mengetahui kondisi mekanis yang
sesungguhnya sedang digunakan.

MA x 100%

BREAKDOWN WORKING W : Working hours atau jumlah jam alat


“R” bekerja.
“W”
S : Standby hours atau jumlah jam kerja
suatu alat yang tidak dipergunakan,
dimana alat tersebut tidak rusak dan
dalam keadaan siap beroperasi.
R : Repair hours atau jumlah jam untuk
perbaikan.
STANDBY
“S”

READY FOR USE


PHYSICAL AVAILABILITY
PHYSICAL AVAILABILTY (PA)
 Physical Availibility (PA) Menggambarkan
ketersediaan unit secara fisik untuk digunakan
(RFU)

PA x 100%

PA x 100%
BREAKDOWN WORKING
“R” “W” W : Working hours atau jumlah jam alat
bekerja.
S : Standby hours atau jumlah jam kerja
suatu alat yang tidak dipergunakan,
dimana alat tersebut tidak rusak dan
dalam keadaan siap beroperasi.
R : Repair hours atau jumlah jam untuk
STANDBY perbaikan.
(IDLE)
“S”
Jika plan monthly PA adalah 90% dari populasi
READY FOR USE 100 unit. Artinya unit yg siap digunakan
adalah 90% dari 100 unit (90unit),
atau 90% dari total waktu (90% x 720jam =
648jam)
PHYSICAL AVAILABILITY
USE OF AVAILABILTY (UA)

 Use of Availability, menujukkan berapa


persen waktu yang dipergunakan oleh suatu
alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut
siap beroperasi (RFU)

UA x 100%
WORKING
W : Working hours atau jumlah jam kerja.
“W”
S : Standby hours atau jumlah jam kerja
suatu alat yang tidak dapat dipergunakan,
dimana alat tersebut tidak rusak dan
dalam keadaan siap beroperasi.

STANDBY Use of Availability menujukkan :


“S”
SEBERAPA EFEKTIF MANAGEMENT
READY FOR USE PENGELOLAAAN ALAT yang siap
dioperasikan (RFU).
CYCLE TIME

 Cycle Time (Waktu Edar)


Waktu yang diperlukan unit untuk melakukan satu siklus/
perputaran kerja.
 Cycle Time dipengaruhi oleh :
 Batasan kecepatan
 Skill dan attitude operator/driver
 Material (kekerasan)
 Kondisi jalan (surfacing, grade jalan, lebar jalan, persimpangan)
 Machine

 Semakin besar Cycle Time alat => semakin kecil produktifitas

 Semakin kecil Cycle Time alat => semakin besar produktifitas


CYCLE TIME ALAT ANGKUT/HAULER

Loading

Hauling

u ver
n
Ma
Positi
oning

Du
m
pi
ng
Return
CYCLE TIME ALAT ANGKUT/HAULER

Loading

Hauling

u ver
n
Ma
Positi
oning

Du
m
pi
ng
Return
CYCLE TIME LOADER/EXCAVATOR

Swing Load

Komponen Cycle Time


Digging Dumping
 Digging
 Swing Load
 Dumping
 Swing Empty

A. ?
B. Motor Grader ?
Swing Empty C. Water Truck ?
RUMUS PRODUKSI ALAT

• Rumus Sederhana : P

• Dimana :
 P : Produksi yang dihasilkan dalam waktu tertentu
 Q : Kapasitas/daya tamping dalam satu kali edar kerja
 Eff. : Effisiensi
 Efisiensi Kerja
 Efisiensi Material
 Efisiensi Operator

 CT : Cycle Time alat


 Excavator (biasnya) dalam satuan Detik
 Hauler (biasanya) dalam satuan Menit
 Bulldozer (biasanya) dalam satuan Detik
 Motor Grader (biasanya) dalam satuan Menit
RUMUS PRODUKSI ALAT

C x bf x 3600 x Eff
P = ------------------------
CT
• Produksi Excavator :
P : Produksi per jam (Ton/Jam, BCM/Jam dsb)
q : Kapasitas Bucket (Ton, BCM)
3600 : Konversi waktu dari detik ke jam
CT : Cycle time (detik)
bf : Faktor koreksi isian bucket (%)
Eff : Efisiensi kerja (%)

Contoh : Sebuah Excavator PC-400 dengan kapasitas bucket 2,5 m3


memiliki Cycle Time 25 detik digunakan untuk loading batubara keras
sehingga memiliki Job Efisiensi 75% dan dengan bucket factor 0,9. Hitunglah
berapa produktifitas yang dihasilkan perjam.
JAWAB :
Diketahui : C : 2,5 m3, bf : 0,9, CT : 25, Eff : 75%, maka :
2,5 x 0.9 x 3600 x 75%
P = ------------------------------------
25
P = 243 m3/jam:
RUMUS PRODUKSI ALAT

C x Ac x 60 x Eff
P = ------------------------
CT
• Produksi Hauler : P : Produksi per jam (Ton/Jam, BCM/Jam dsb)
q : Kapasitas Vessel (Ton, BCM)
60 : Konversi waktu dari menit ke jam
CT : Cycle time (menit)
Ac : Faktor koreksi isian Vessel (%)
Eff : Efisiensi kerja (%)

Contoh : DT Mercy 4043 dengan kapasitas 33 Ton mengangkut batubara sejauh 20 km dalam
waktu 45 menit setiap tripnya. Kondisi Jalan cukup bagus sehingga bisa menampung hingga 105%
dari kapasitas vessel normal. Unit dioperasikan oleh driver training dengan asumsi efisiensi kerja
85%. Hitung berapa besar produktifitas hauler!,.
JAWAB :
Diketahui : C : 33 Ton, CT : 45 menit, Ac : 105%, Eff. : 90% maka :
33 x 105% x 60 x 90%
P = ---------------------------------- P = 39,27 Ton/Jam
45


 Jika diinginkan Produksi 5.000 ton per 5000
shift (1 shift = 10 jam) Berapakah Jumlah n = ------------
n = 12,7 ≈ 13 unit
Truck yang diperlukan ? 39,27 x 10
FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR)

• Keserasian Kerja (Match Factor) merupakan faktor penting yang


digunakan dalam penentuan jumlah alat angkut dan jumlah alat gali-
muat, agar terjadi sinkronisasi kerja.
Dimana:
Na = Jumlah alat angkut, unit
MF CTm = Loading Time, menit (CT alat muat x n)
Nm = Jumlan alat muat, unit
CTa = Cycle Time alat angkut

Note :
• MF < 1 , artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut bekerja
100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu alat
angkut yang belum datang (PC Nggantung)
• MF = 1, artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehigga tidak terjadi waktu
tunggu dari kedua jenis alat tersebut.
• MF > 1, artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja kurang
dari 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut (Truck Antri)
Contoh soal : Match Factor

CONTOH SOAL MATCH FACTOR


• Suatu Fleet yang diawasi oleh Mr. Manto terdiri dari satu unit PC-1250 yang memiliki Cycle
Time 0,5 menit dan mengisi sebanyak 4 bucket pada setiap trip Alat Angkut HD-465.
Material diangkut oleh 6 unit Truck ke disposal yang berjarak 1200 meter dalam waktu 12
menit setiap tripnya. Hitunglah berapa Match Factornya dan beri kesimpulan terhadap
Match Factornya.

• JAWAB :
– CTm : 0,5 menit x 4 Bucket = 2 menit per trip
– Na : 6 unit
– Nm : 1 unit
– CTa : 12 menit

MF

– Dikarenakan MF = 1, maka alat angkut dan alat muat telah bekerja efektif, sehingga tidak terjadi
antrian Truck ataupun waktu tunggu alat muat.
Analisa Match Factor

Dari kondisi di atas diperoleh MF = 1

Artinya tidak terjadi saling menunggu baik alat angkut ataupun alat
muatnya.

Kondisi diatas sangat sulit terjadi dilapangan, kemungkinan besar yang


sering terjadi adalah truck yang akan menunggu di Loading point.

Jika itu yang terjadi, maka akan timbul kerugian, biaya produksi akan
semakin meningkat, hal ini disebabkan setiap truck akan menunggu di
loading point.

Dengan mempertimbangkan harga alat angkut yang semakin mendekati


harga alat muat, maka untuk kepentingan cost effisiensi di wajibkan untuk
selalu men-setting Match Factor dilapangan lebih kecil dari satu.
Kapasitas Produksi Project (bulanan)

EKUIVALEN DENGAN :

* : Jumlah alat muat (dengan kelas yang sama)

Contoh :
 Jika DT yang tersedia sebanyak 20 unit, dengan MOHH 744 Jam, PA 92%,
UA 70%, dan Productivity 39,27 Ton perjam. Hitunglah berapa Produksi
yang dihasilkan selama bulan tersebut.
Jawab :
P = 20 x 744 x 92% x 70% x 39,27
P = 376.313 Ton

 Jika diminta target Produksi 400.000 ton. Berapa unit yang diperlukan ?
Faktor pengaruh pencapaian produksi

1. Displin dan komitmen


 Mechanical Availibility (MA)
 Physical Availibility (PA)
 Use of Availibility (UA)
 Tingkat kehadiran (Absensi)
2. Attitude
 Pola Penggalian/Pemuatan
 Pola Pengisian
 Pengelolaan Cycle time
 Pola pengawasan
3. Skill
 Pemilihan unit
 Skill operator/driver
 Pengelolaan Kondisi Material
 Matching fleet
Penyebab Ketidaktercapaian Produksi

1. PA Tidak sesuai dengan Plan, penyebabnya :


 Breakdown Unscheduled (miss operation, miss mechanical, life time spare parts)
 Perencanaan PA tidak sesuai dengan kondisi unit
 MTBF dan MTTR tidak sesuai plan
2. UA yang rendah, penyebabnya :
 Uncontrolable :
– Pembengkakan Rain-Slippery time
 Controlable :
– Start Loading dan Stop Loading tidak sesuai
– Pemanfaatan unit tidak maksimal (kurang operator, missed komunikasi)
– Over budget loss time yg bisa di control (P5M, P2H, briefing)
3. Productivity tidak tercapai, penyebabnya :
 Maintenance Jalan tidak Maksimal
 Pengelolaan Front & disposal tidak baik
 Match Factor tidak sesuai
 Pengawasan tidak baik
 Skill/pola kerja tidak baik (pengawas, operator)
 Kondisi Material (Blasting, ripping, lumpur)
4. Utilisasi MOHH, jumlah alat
Truck Count dan Joint Survey

 Truck Count : Perhitungan Volume berdasarkan jumlah ritase (trip) yang


diangkut terhadap volume rata-rata setiap trip
 500 Rit x 22 BCM = 11.000 BCM
 400 Rit x 35 Ton = 14.000 Ton

 Joint Survey : Perhitungan Volume dengan menggunakan alat ukur


survey yang dilakukan secara bersama-sama.
Perbedaan Volume TC & JS

 Pola Isian Muatan


 Swell Factor (Top Soil, Blasting)
 Kondisi Material (Padat, Lepas, Lumpur)
 Pengotor pada Vessel
 Tercecer saat di angkut
 Perhitungan Survey (Perbedaan/selisih topografi)
 Longsoran
 Kelengkapan Pick Up Data
 Over Cut
 Side Casting/Direct Dozing melewati boundary
 Pengawasan
 Pelaporan dan sampling data
MINING PROCESS & ACTIVITIES

I. TOP III. COMMODITY


SOIL
1. EXCAVATION 1. EXCAVATION
1. Land 1. Loading
Clearing 2. Ripping & Dozing
2. Timber stock 3. Spreading
3. Grubbing
4. Loading
2. TRANSPORTATION
2. REMOVAL 1. Loading
1. Hauling 2. Hauling
2. Spreadin 3. Spreading
g
3. Grading
IV. ROAD CONSTRUCTION & MAINTENANCE
II. OVERBURDEN
1. EXCAVATION
1. Drilling &
1. EXCAVATION Blasting
1. Drilling & 2. Ripping & Dozing
Blasting 3. Loading
2. Ripping & Dozing 4. Spreading
3. Loading
4. Spreading
5. Grading
6. General 2. TRANSPORTATION
1. Hauling
2. TRANSPORTATION 2. Spreading
1. Hauling
2. Spreading
3. Road Maintenance 3. ROAD MAINTENANCE
1. Hauling
2. Spreading
3. Grading
4. Loading
5. General
LOADING – BACK HOE
4 – LANGKAH
KESELAMATAN
Langkah – 1
Apakah ada situasi yang berbahaya..?
Langkah – 2
Apakah ada peralatan atau
Perlengkapan dalam keadaan yang membahayakan..?
Langkah – 3
Apakah ada orang
Yang melakukan sesuatu membahayakan..?
Langkah – 4
Apa yang dapat
Saya lakukan untuk
Memperbaikinya..?
IKRAR KESELAMATAN
PT. BINA SARANA SUKSES
 
Kami akan berusaha dengan baik untuk menjaga kesehatan dan
keselamatan pribadi dan K3 rekan sekerja setiap waktu.
Kami akan selalu berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menjaga
semua aspek yang berhubungan dengan lingkungan dan kami akan mematuhi
semua persyaratan lingkungan perusahaan. 
Kami akan menggunakan dan merawat semua alat keselamatan alat
produksi dan fasilitas pendukung yang disediakan, untuk mencegah terjadinya
kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh kelalaian kami.
Kami akan segera melaporkan ke atasan bila ada bahaya atau resiko
apapun dimana kami tidak dapat mengatasinya.
Kami akan bekerja sama dengan rekan-rekan di Job Site demi menjamin
terlaksananya BINA SARANA SUKSES SAFETY MANAJEMEN SYSTEM secara
efektif.
PENGANTAR
Buku Panduan Lapangan untuk LH dan Supervisor adalah buku panduan kerja yang
diperuntukkan bagi Leading Hand dan Supervisor yang bersifat Praktis dan Taktis.

OBYEKTIF
1. Memberikan panduan operasional yang bersifat “Quick Win”
2. Memberikan panduan operasional yang tepat, berhasil guna dan saling terintegrasi.

SASARAN
3. Menerapkan Sistem Pengelolaan Alat-Alat Berat dan Truk Produksi secara berhasil
guna dan berdaya guna, sehingga memberikan hasil produktivitas alat optimum
dan lingkungan kerja aman dan sehat
4. Adanya kesesuaian kerja (integrasi) antara shift satu dengan shift lainnya melalui
implementasi “Check Sheet”

STRATEGI
5. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (Pelatihan dan Pengembangan)
6. “Continous Improvement”
7. Minning Process
MINING PROCESS & ACTIVITIES

I. TOP SOIL III. COMMODITY

1. EXCAVATION 1. EXCAVATION
1. Land 1. Loading
Clearing 2. Ripping & Dozing
2. Timber stock 3. Spreading
3. Grubbing
4. Loading
2. TRANSPORTATION
2. REMOVAL 1. Loading
1. Hauling 2. Hauling
2. Spreadin 3. Spreading
g
3. Grading
IV. ROAD CONSTRUCTION & MAINTENANCE
II. OVERBURDEN
1. EXCAVATION
1. Drilling &
1. EXCAVATION Blasting
1. Drilling & 2. Ripping & Dozing
Blasting 3. Loading
2. Ripping & Dozing 4. Spreading
3. Loading
4. Spreading
5. Grading
6. General 2. TRANSPORTATION
1. Hauling
2. Spreading
2. TRANSPORTATION
1. Hauling
2. Spreading 3. ROAD MAINTENANCE
3. Road Maintenance 1. Hauling
2. Spreading
3. Grading
4. Loading
5. General
SELAMAT MENJALANKAN
&
SEMOGA SUKSES…

Anda mungkin juga menyukai