Material yang berada di permukaan bumi ini sangat beraneka ragam, baik jenis,
bentuk dan lain sebagainya. Oleh karena itu, alat yang digunakan untuk
memindahkannyapun beraneka ragam pula. Material yang dimaksud dalam
pemindahan tanah (earth moving) meliputi : tanah, batuan, vegetasi (pohon,
semak belukar dan alang-alang).
Sifat fisik yang harus dihadapi alat berat akan berpengaruh besar terutama
dalam hal :
1. Menentukan jenis alat yang digunakan dan taksiran produksi atau kapasitas
produksi.
2. Perhitungan volume pekerjaan.
3. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan tidak sesuainya alat berat yang dipakai
dengan kondisi material akan menimbulkan tidak efisiensinya alat berat, yang
secara otomatis akan menimbulkan kerugian karena banyaknya waktu yang
terbuang ( losstime ).
Beberapa sifat fisik material dan kondisi medan kerja yang penting untuk
diperhatikan dalam pekerjaan pemindahan tanah adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan Material
2. Berat Material
3. Bentuk Material
4. Kohesivitas Material
5. Kekerasan Material
6. Daya Dukung Tanah
7. Jarak Angkut & Kondisi Jalan
8. Iklim dan Curah Hujan
PENGEMBANGAN MATERIAL
Keadaan Asli (Bank Condition)
Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan teknologi
dinamakan keadaan asli (bank). Dalam keadan seperti ini, butiran-butiran yang
dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik. Satuan volume material dalam
keadaan asli disebut “bank cubic meter” (BCM).
Contoh Perhitungan :
Bila 300 BCM (Bank Cubic Meter) tanah clay berpasir (sand clay) asli digali,
sehingga menjadi gembur, maka berapa volumenya sekarang ?
Jawab :
Dari tabel faktor konversi, di dapat data bahwa tanah clay berpasir (sand
clay), faktor konversinya dari asli ke gembur adalah 1,25. Sehingga
volumenya sekarang menjadi volume gembur adalah :
Volume gembur = volume asli x faktor konversi
= 300 x 1,25
= 375 LCM (Loose Cubic Meter)
BERAT MATERIAL
Berat adalah sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat berat
untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut, dan
lain-lain, akan dipengaruhi oleh berat material tersebut, seperti yang dialami oleh
alat angkut di bawah ini :
Saat unit dump truck mengangkut batu bara dengan berat 1,2 ton/m3, alat dapat
bekerja dengan baik. Tetapi saat unit dump truck mengangkut pasir besi dengan
berat 1,8 ton/m3, ternyata alat angkut mengalami beban berat, sehingga unit
terlihat berat untuk menggelinding.
KOHESIVITAS MATERIAL
Material dengan kohesivitas tinggi (misal : tanah liat) akan mudah menggunung
/ munjung (heaped), apabila menempati suatu ruangan tertentu, sehingga
volume material yang menempati ruangan tersebut kemungkinan bisa melebihi
volume ruangannya. Sedangkan material dengan kohesivitas yang kurang baik
(misal : pasir), apabila menempati suatu ruangan tertentu akan sukar
menggunung / munjung dan cenderung peres / rata (struck).
Material yang keras akan lebih sukar dikoyak, digali, ataupun dikupas oleh alat
berat. Hal ini tentunya akan menurunkan produktivitas alat tersebut. Material
yang umumnya tergolong keras adalah batu-batuan. Aplikasi alat berat yang
paling umum dipakai untuk pembongkaran material batu-batuan adalah dengan
cara ripping dan drilling-blasting.
Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis alat berat yang akan digunakan
untuk membongkar batuan, terlebih dahulu harus ditentukan tingkat
rippabilitasnya. Adapun cara penentuannya ada dua (2) cara :
1. Pengujian di Laboratorium
KEKERASAN MATERIAL
Adapun pengujian yang praktis dan sering digunakan adalah dengan pengujian /
pengukuran cepat rambat gelombang seismik (seismic wave velocity test).
Secara sederhana gambaran seismic wave velocity test dilakukan seperti gambar
berikut. Hasilnya bisa diketahui kekerasan dan kedalaman masing-masing lapisan,
dari yang keras sampai yang lunak.
Cara Pengujian :
Tempatkan / tanam sedikit ke tanah alat geophone ( a b c d e ) dengan jarak
tertentu, kemudian rangkai sedemikian rupa. Ujung kabel terletak pada power
source, sedangkan satunya lagi dihubungkan dengan peralatan khusus (signal
stacking seismograph).
Setelah power source dipukul beberapa kali, maka akan diperoleh gambaran
mengenai kekerasan material tersebut, sehingga dapat disimpulkan tipe alat berat
yang cocok.
Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat berat yang
berlalu lalang diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat
tersebut akan memberikan “ground pressure”. Sedangkan perlawanan yang
diberikan adalah “daya dukung tanah”. Jika ground pressure alat lebih besar dari
daya dukung tanah, akan menyebabkan alat berat terbenam/amblas.
Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran /test langsung di
lapangan. Alat yang umum digunakan untuk test daya dukung tanah disebut “Cone
Penetro Meter”.
Pemilihan alat-alat berat untuk transportasi sangat ditentukan oleh jarak angkut
dan kondisi jalan yang akan dilalui. Pengangkutan suatu material dengan
menggunakan dump truck akan berbeda pemilihannya dengan bulldozer, wheel
loader, ataupun motor scraper.
Dalam memilih alat-alat berat yang harus diperhatikan juga adalah tentang iklim
dan curah hujan.
Iklim dan curah hujan perlu diperhatikan, karena hal ini dapat digunakan untuk
mengetahui sampai batasan mana kerusakan landasan kerja yang ditimbulkan saat
terkena air hujan dan apakah nantinya hal ini cukup mengganggu kelangsungan
kerja alat-alat berat, sehingga dapat diketahui berapa waktu yang tersedia (jam
kerja efektif) sebenarnya.
HYDRAULIC EXCAVATOR
Merupakan alat serba guna yang dapat digunakan untuk menggali, memuat dan
mengangkat material dan lain sebagainya.
Konstruksi bagian atas dapat berputar 360o sehingga memungkinkan untuk
bekerja ditempat yang relatif sempit.
PRODUKTIVITAS
Produktivitas adalah hasil dari proses produksi dalam satuan waktu tertentu.
b. Swell Factor
Sweel factor adalah sifat fisik material yang diukur dari perubahan volume padat
(bank, dinyatankan dalam bcm) menjadi volume gembur (loose, dinyatakan
dalam lcm).
d. Cycle Time
Waktu yang diperlukan untuk proses pemuatan material ke dump truck. Cycle
time unit hydraulic excavator meliputi waktu :
- Digging (penggalian material)
- Swing loaded (gerakan swing dengan muatan)
- Dumping (penumpahan material ke vessel)
- Swing empty (gerakan swing kosongan)
Dimana :
Q = Productivity (bcm/hr, lcm/hr)
q = production per cycle (m3)
Cms = Cycle time (second)
E = Job Effisiensi
q1 = Bucket Capacity (m3)
k = Bucket fill factor
Bucket capacity :
Cm = t1 + t 2 + t3 + t 4
dimana :
Cm = Cycle time (second)
t1 = Waktu digging (second)
t2 = Waktu swing muatan (second)
t3 = Waktu dumping (second)
t4 = Waktu swing kosongan (second)
Untuk mendapatkan cycle time yang sebenarnya, disesuaikan dengan kondisi saat
digging dan dumping, maka rumusnya sebagai berikut :
Dimana :
Cms = Cycle time (second)
Cm = Standard cycle time (second)
Fk = Faktor konversi
Cycle Time
No Type Unit Attachment
Material Material
Overburden Coal
1 Komatsu PC 300-6 Backhoe 15 - 21 18 – 23
2 Komatsu PC 400-6 Backhoe 16 – 22 19 – 24
3 Komatsu PC 750-6 Backhoe 18 - 24 22 – 26
4 Komatsu PC 1000 Backhoe 25 - 30 25 – 30
5 Komatsu PC 1100-6 Backhoe 22 - 28 24 – 26
6 Komatsu PC 3000 Backhoe 24 – 28* 32 – 38*
7 Komatsu PC 4000 Shovel 21 – 27* -
8 Liebherr R 984 Backhoe 22 - 28 24 – 26
9 Liebherr R 994 Backhoe 24 - 28 32 – 36
10 O&K RH 120 Backhoe 24 - 28 32 – 38
11 O&K RH 120 Shovel 24 – 30 -
12 Hitachi EX 2500 Backhoe 24 – 28* 32 – 38*
13 Hitachi EX 3600 Backhoe 26 – 32* 32 – 38*
Digging
Dumping condition
Condition
Digging
depth Rather
Spesific Easy Normal
Difficult Difficult (small dump
max (dump (large
(small target requiring
Digging onto spoil dump
dump max. dump reach)
dept pile) trget)
target)
Job Efficiency
Contoh soal :
Jawaban:
Cycle time (Cms) = t1 + t2 + t3 + t4
= 12 + 6 + 2 +4 = 24 second
Productivity PC4000 =
= 2,244.375m3/hour (loose)
= 1,569.49 bcm/hour
Hitunglah berapa dump truck HD 785 yang dibutuhkan dalam 1 fleet, jika
diketahui :
Jawaban :
Hitunglah produktivitas O & K RH 120-E Back Hoe dalam (ton/jam) dengan data-
data sebagai berikut :
Jawab :
Dilihat dari tabel, kondisi digging 60% dan kondisi dumping normal, maka faktor
konversi (fk)=1.0
= 738 ton/hour
ISTILAH-ISTILAH TAMBANG
ROOF
SEAM BATUBARA
FLOOR