Anda di halaman 1dari 15

BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7

Productivity dan Istilah Tambang

SIFAT FISIK MATERIAL & KONDISI MEDAN KERJA

Material yang berada di permukaan bumi ini sangat beraneka ragam, baik jenis,
bentuk dan lain sebagainya. Oleh karena itu, alat yang digunakan untuk
memindahkannyapun beraneka ragam pula. Material yang dimaksud dalam
pemindahan tanah (earth moving) meliputi : tanah, batuan, vegetasi (pohon,
semak belukar dan alang-alang).
Sifat fisik yang harus dihadapi alat berat akan berpengaruh besar terutama
dalam hal :

1. Menentukan jenis alat yang digunakan dan taksiran produksi atau kapasitas
produksi.
2. Perhitungan volume pekerjaan.
3. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan tidak sesuainya alat berat yang dipakai
dengan kondisi material akan menimbulkan tidak efisiensinya alat berat, yang
secara otomatis akan menimbulkan kerugian karena banyaknya waktu yang
terbuang ( losstime ).

Beberapa sifat fisik material dan kondisi medan kerja yang penting untuk
diperhatikan dalam pekerjaan pemindahan tanah adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan Material
2. Berat Material
3. Bentuk Material
4. Kohesivitas Material
5. Kekerasan Material
6. Daya Dukung Tanah
7. Jarak Angkut & Kondisi Jalan
8. Iklim dan Curah Hujan

PENGEMBANGAN MATERIAL
Keadaan Asli (Bank Condition)
Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan teknologi
dinamakan keadaan asli (bank). Dalam keadan seperti ini, butiran-butiran yang
dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik. Satuan volume material dalam
keadaan asli disebut “bank cubic meter” (BCM).

Keadaan Gembur (Loose Condition)


Material yang telah digali dari tempat aslinya, akan mengalami perubahan
volume, yaitu mengembang. Hal ini disebabkan adanya penambahan rongga
udara di antara butiran-butiran tanah, sehingga volumenya menjadi lebih besar.
Satuan volume material dalam kondisi gembur disebut “loose cubic meter”
(LCM).

Keadaan Padat (Compact Condition)

Keadaan ini dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan


(pemampatan). Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga
udara di antara partikel-partikel material tersebut, sehingga volumenya menjadi
berkurang. Satuan volume material dalam kondisi padat disebut “compact cubic
meter” (CCM).

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 1


Operational Training Department
BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7
Productivity dan Istilah Tambang

Dalam perhitungan produksi, material yang didorong / digusur dengan blade,


material yang yang dimuat bucket / vessel, ataupun material yang ditebar
adalah dalam kondisi gembur. Untuk menghitung suatu volume tanah yang
telah diganggu dari bentuk aslinya dengan melakukan penggalian material
tersebut, maka perlu dikalikan dengan suatu faktor yang disebut dengan “faktor
konversi”. Demikan pula untuk material yang mendapat perlakuan pemadatan,
sehingga dari gembur menjadi padat.

Contoh Perhitungan :
Bila 300 BCM (Bank Cubic Meter) tanah clay berpasir (sand clay) asli digali,
sehingga menjadi gembur, maka berapa volumenya sekarang ?

Jawab :
Dari tabel faktor konversi, di dapat data bahwa tanah clay berpasir (sand
clay), faktor konversinya dari asli ke gembur adalah 1,25. Sehingga
volumenya sekarang menjadi volume gembur adalah :
Volume gembur = volume asli x faktor konversi
= 300 x 1,25
= 375 LCM (Loose Cubic Meter)

Faktor Konversi (Perubahan Volume Material)

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 2


Operational Training Department
BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7
Productivity dan Istilah Tambang

BERAT MATERIAL

Berat adalah sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat berat
untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut, dan
lain-lain, akan dipengaruhi oleh berat material tersebut, seperti yang dialami oleh
alat angkut di bawah ini :

Saat unit dump truck mengangkut batu bara dengan berat 1,2 ton/m3, alat dapat
bekerja dengan baik. Tetapi saat unit dump truck mengangkut pasir besi dengan
berat 1,8 ton/m3, ternyata alat angkut mengalami beban berat, sehingga unit
terlihat berat untuk menggelinding.

Pada material yang yang berbongkah-bongkah, bentuk materialnya terdapat


rongga-rongga udara yang memakan sebagian isi ruangan. Seberapa material
yang mampu ditampung oleh suatu ruangan tertentu dapat dihitung dengan cara
mengoreksi ruangan tersebut dengan suatu faktor yang disebut dengan “faktor
muat” atau “bucket factor” atau “pay load factor”.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 3


Operational Training Department
BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7
Productivity dan Istilah Tambang

KOHESIVITAS MATERIAL

Kohesivitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling mengikat di


antara butiran-butiran material itu sendiri.

Material dengan kohesivitas tinggi (misal : tanah liat) akan mudah menggunung
/ munjung (heaped), apabila menempati suatu ruangan tertentu, sehingga
volume material yang menempati ruangan tersebut kemungkinan bisa melebihi
volume ruangannya. Sedangkan material dengan kohesivitas yang kurang baik
(misal : pasir), apabila menempati suatu ruangan tertentu akan sukar
menggunung / munjung dan cenderung peres / rata (struck).

Material yang keras akan lebih sukar dikoyak, digali, ataupun dikupas oleh alat
berat. Hal ini tentunya akan menurunkan produktivitas alat tersebut. Material
yang umumnya tergolong keras adalah batu-batuan. Aplikasi alat berat yang
paling umum dipakai untuk pembongkaran material batu-batuan adalah dengan
cara ripping dan drilling-blasting.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 4


Operational Training Department
BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7
Productivity dan Istilah Tambang

Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis alat berat yang akan digunakan
untuk membongkar batuan, terlebih dahulu harus ditentukan tingkat
rippabilitasnya. Adapun cara penentuannya ada dua (2) cara :

1. Pengujian di Laboratorium

Dilakukan dengan cara uji kompresi dan kekerasan contoh batuan.


Biasanya, hasilnya lebih tinggi dari keadaan sebenarnya, karena
mengabaikan faktor-faktor yang ada di lapangan.

2. Pengujian di Lapangan / Lokasi Kerja

Menggunakan pengujian cepat rambat gelombang (seismic wave velocity /


rippermeter test), pengujian hambatan listrik, dan pengujian mekanis di
lapangan.

KEKERASAN MATERIAL

Adapun pengujian yang praktis dan sering digunakan adalah dengan pengujian /
pengukuran cepat rambat gelombang seismik (seismic wave velocity test).

Secara sederhana gambaran seismic wave velocity test dilakukan seperti gambar
berikut. Hasilnya bisa diketahui kekerasan dan kedalaman masing-masing lapisan,
dari yang keras sampai yang lunak.

Cara Pengujian :
Tempatkan / tanam sedikit ke tanah alat geophone ( a b c d e ) dengan jarak
tertentu, kemudian rangkai sedemikian rupa. Ujung kabel terletak pada power
source, sedangkan satunya lagi dihubungkan dengan peralatan khusus (signal
stacking seismograph).
Setelah power source dipukul beberapa kali, maka akan diperoleh gambaran
mengenai kekerasan material tersebut, sehingga dapat disimpulkan tipe alat berat
yang cocok.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 5


Operational Training Department
BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7
Productivity dan Istilah Tambang

DAYA DUKUNG TANAH

Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat berat yang
berlalu lalang diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat
tersebut akan memberikan “ground pressure”. Sedangkan perlawanan yang
diberikan adalah “daya dukung tanah”. Jika ground pressure alat lebih besar dari
daya dukung tanah, akan menyebabkan alat berat terbenam/amblas.

Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran /test langsung di
lapangan. Alat yang umum digunakan untuk test daya dukung tanah disebut “Cone
Penetro Meter”.

JARAK ANGKUT DAN KONDISI JALAN

Pemilihan alat-alat berat untuk transportasi sangat ditentukan oleh jarak angkut
dan kondisi jalan yang akan dilalui. Pengangkutan suatu material dengan
menggunakan dump truck akan berbeda pemilihannya dengan bulldozer, wheel
loader, ataupun motor scraper.

Pemilihan Alat Berdasarkan Jarak Angkut

NO JENIS ALAT JARAK ANGKUT (meter)


1 Bulldozer 0 – 100
2 Wheel Loader 0 – 150
3 Towed Scrapper 0 – 400
4 Motor Scrapper 200 – 2000
5 Dump Truck 100 - 3000

IKLIM DAN CURAH HUJAN

Dalam memilih alat-alat berat yang harus diperhatikan juga adalah tentang iklim
dan curah hujan.

Iklim dan curah hujan perlu diperhatikan, karena hal ini dapat digunakan untuk
mengetahui sampai batasan mana kerusakan landasan kerja yang ditimbulkan saat
terkena air hujan dan apakah nantinya hal ini cukup mengganggu kelangsungan
kerja alat-alat berat, sehingga dapat diketahui berapa waktu yang tersedia (jam
kerja efektif) sebenarnya.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 6


Operational Training Department
BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7
Productivity dan Istilah Tambang

HYDRAULIC EXCAVATOR

Merupakan alat serba guna yang dapat digunakan untuk menggali, memuat dan
mengangkat material dan lain sebagainya.
Konstruksi bagian atas dapat berputar 360o sehingga memungkinkan untuk
bekerja ditempat yang relatif sempit.

a. Hydraulic Excavator (Back Hoe)

b. Hydraulic Excavator (Shovel)

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 7


Operational Training Department
BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7
Productivity dan Istilah Tambang

c. Hydraulic Excavator (Wheel)

PRODUKTIVITAS

Produktivitas adalah hasil dari proses produksi dalam satuan waktu tertentu.

Contoh : bcm/hour, ton/hour, m3/hour, dan lain-lain.

Besar kecilnya produktivitas yang dicapai oleh hydraulic excavator dipengaruhi


oleh :
a. Bucket Capacity (ukuran bucket)
Semakin besar ukuran bucket maka volume material yang terambil setiap cycle
akan semakin besar.

b. Swell Factor
Sweel factor adalah sifat fisik material yang diukur dari perubahan volume padat
(bank, dinyatankan dalam bcm) menjadi volume gembur (loose, dinyatakan
dalam lcm).

c. Bucket Fill Factor


Persentasi / porsi bucket yang terisi material terhadap total kapasitas bucket.

d. Cycle Time
Waktu yang diperlukan untuk proses pemuatan material ke dump truck. Cycle
time unit hydraulic excavator meliputi waktu :
- Digging (penggalian material)
- Swing loaded (gerakan swing dengan muatan)
- Dumping (penumpahan material ke vessel)
- Swing empty (gerakan swing kosongan)

Faktor-faktor yang mempengaruhi cycle time hydraulic excavator :


a. Ukuran Unit, Semakin besar unit, cycle timenya semakin lambat.
b. Kemudahan Penggalian, Semakin mudah penggalian (misal : material tidak
keras), maka cycle time akan semakin cepat.
c. Posisi Dump Truck (Single Side / Double Side Loading), dengan menggunakan
double side loading, maka cycle time akan lebih cepat.
d. Kondisi Lantai Kerja, Semakin rapi kondisi lantai kerja dengan tinggi dan
lebar jenjang kerja yang sesuai, maka cycle time akan semakin cepat.
e. Ketrampilan Operator, Semakin bagus ketrampilan operator dalam
mengoperasikan unit, maka cycle time akan semakin cepat.

e. Job Efficiency Factor


Faktor koreksi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran produksi yang
sebenarnya. Untuk menentukan faktor efisiensi ini perlu disesuaikan dengan
kondisi operasi yang sebenarnya.

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 8


Operational Training Department
BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7
Productivity dan Istilah Tambang

Rumus dasar perhitungan productivity Excavator :

Dimana :
Q = Productivity (bcm/hr, lcm/hr)
q = production per cycle (m3)
Cms = Cycle time (second)
E = Job Effisiensi
q1 = Bucket Capacity (m3)
k = Bucket fill factor

Bucket capacity :

No. Type Unit Attachment Bucket Capacity (m3)

1 Komatsu PC 300-6 Back Hoe 1,8


2 Komatsu PC 400-6 Back Hoe 1,9
3 Komatsu PC 650 Back Hoe 3,6
4 Komatsu PC 750-6 Back Hoe 4,5
5 Komatsu PC 1000 Back Hoe 5,4
6 Komatsu PC 1100-6 Back Hoe 6,5
7 Komatsu PC 3000 Back Hoe 14
8 Komatsu PC 4000 Shovel 21
9 Liebherr R 984 Back Hoe 6,5
10 Liebherr R 994 Back Hoe 13
11 O & K RH 120-C Back Hoe 13
12 O & K RH 120-C Shovel 13
13 O & K RH 120-E Back Hoe 15
14 O & K RH 120-E Shovel 17
15 Hitachi EX 2500 Back Hoe 14,5
16 Hitachi EX 3600 Back Hoe 22

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 9


Operational Training Department
BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7
Productivity dan Istilah Tambang

Bucket Fill Factor (backhoe)


Bucket
Excavating Condition
Factor
Easy Excavating natural ground of clay soil, clay or soft soil 1.10 – 1.20
Average Excavating natural ground of soil such as sandy soil and 1.00 – 1.10
dry soil
Rather Difficult Loading well balsted rock 0.80 – 0.90
Difficult Loading poorly blasted rock 0.70 – 0.80

Bucket Fill Factor (shovel)


Bucket
Excavating Condition
Factor
Easy Excavating natural ground of clay soil, clay or soft soil 1.00 – 1.10
Average Excavating natural ground of soil such as sandy soil and 0.95 – 1.00
dry soil
Rather Difficult Loading well balsted rock 0.90 – 0.95
Difficult Loading poorly blasted rock 0.85 – 0.90

CYCLE TIME (Cms)

Cm = t1 + t 2 + t3 + t 4
dimana :
Cm = Cycle time (second)
t1 = Waktu digging (second)
t2 = Waktu swing muatan (second)
t3 = Waktu dumping (second)
t4 = Waktu swing kosongan (second)

Untuk mendapatkan cycle time yang sebenarnya, disesuaikan dengan kondisi saat
digging dan dumping, maka rumusnya sebagai berikut :

Dimana :
Cms = Cycle time (second)
Cm = Standard cycle time (second)
Fk = Faktor konversi

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 10


Operational Training Department
BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7
Productivity dan Istilah Tambang

Standard Cycle Time Hydraulic Excavator (Cms)

Cycle Time
No Type Unit Attachment
Material Material
Overburden Coal
1 Komatsu PC 300-6 Backhoe 15 - 21 18 – 23
2 Komatsu PC 400-6 Backhoe 16 – 22 19 – 24
3 Komatsu PC 750-6 Backhoe 18 - 24 22 – 26
4 Komatsu PC 1000 Backhoe 25 - 30 25 – 30
5 Komatsu PC 1100-6 Backhoe 22 - 28 24 – 26
6 Komatsu PC 3000 Backhoe 24 – 28* 32 – 38*
7 Komatsu PC 4000 Shovel 21 – 27* -
8 Liebherr R 984 Backhoe 22 - 28 24 – 26
9 Liebherr R 994 Backhoe 24 - 28 32 – 36
10 O&K RH 120 Backhoe 24 - 28 32 – 38
11 O&K RH 120 Shovel 24 – 30 -
12 Hitachi EX 2500 Backhoe 24 – 28* 32 – 38*
13 Hitachi EX 3600 Backhoe 26 – 32* 32 – 38*

* Cycle diambil dari data dilapagan.

Faktor Konversi Cycle Time untuk Back Hoe (Fk)

Digging
Dumping condition
Condition
Digging
depth Rather
Spesific Easy Normal
Difficult Difficult (small dump
max (dump (large
(small target requiring
Digging onto spoil dump
dump max. dump reach)
dept pile) trget)
target)

Below 40% 0.7 0.9 1.1 1.4


70% 0.8 1.0 1.3 1.6

Over 75% 0.9 1.0 1.5 1.8

JOB EFFISIENSI (E)


Faktor koreksi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran produksiyang
sebenarnya. Untuk menentukan faktor efisiensi ini perlu disesuaikan dengan
kondisi operasi yang sebenarnya.

Job Efficiency

Operating Condition Job Effisiency


Good 0.83
Average 0.75
Rather Poor 0.67
Poor 0.58

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 11


Operational Training Department
BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7
Productivity dan Istilah Tambang

Contoh soal :

Hitunglah produktivitas PC 4000 dalam (bcm/jam) dengan data-data sebagai


berikut :

Waktu digging(t1) = 12 second


Waktu swing muatan (t2) = 6 second
Waktu dumping (t3) = 2 second
Waktu swing kosongan (t4) = 4 second
Material yang digali = Clay, (Swell factor (sf) = 1.43)
Bucket fill factor (K) = 0,95
Kapasitas bucket (q1) = 21 m3
Faktor effisiensi (E) = 0,75 (rata-rata / average)

Jawaban:
Cycle time (Cms) = t1 + t2 + t3 + t4
= 12 + 6 + 2 +4 = 24 second

Production per cycle (q) = q1 x K = 21 x 0.95


= 19.95 m3

Productivity PC4000 =

= 2,244.375m3/hour (loose)

= 1,569.49 bcm/hour

Hitunglah berapa dump truck HD 785 yang dibutuhkan dalam 1 fleet, jika
diketahui :

Cycle time PC 4000 (Cms)= 24 second


Jumlah cycle loading (bucket pass) PC 4000 per 1 HD 785 (n)= 3x
Cycle time HD 785 (Cmt)= 15 min

Jawaban :

Cmt = 15 min = 900 second

Jadi kebutuhan HD 785 (N) = = = 12,5 ~ 13 unit

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 12


Operational Training Department
BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7
Productivity dan Istilah Tambang

Hitunglah produktivitas O & K RH 120-E Back Hoe dalam (ton/jam) dengan data-
data sebagai berikut :

Standard Cy. Time (Std Cm) = 35 second


Kedalaman digging = 3 m (spec. maksimum kedalaman digging = 5 m)
Kondisi dumping = Normal (dumping pada dump truck HD 785)
Material yang digali = Batu bara (coal), (Bj) loose = 0,85 ton/m3
Bucket fill factor (K) = 0,75
Kapasitas bucket (q1) = 15 m3
Faktor effisiensi (E) = 0,75 (rata-rata / average)

Jawab :

Dilihat dari tabel, kondisi digging 60% dan kondisi dumping normal, maka faktor
konversi (fk)=1.0

Jadi, Cms RH120E = Cms x Fk = 35 x 1.0 = 35 second

Production per cycle RH120E (q) = q1 x K = 15 x 0.75 = 11.25 m3

Productivity RH120E (Q) =

= 867,86 m3/hour (loose)

= 738 ton/hour

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 13


Operational Training Department
BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7
Productivity dan Istilah Tambang

ISTILAH-ISTILAH TAMBANG

Land clearing : proses pembersihan lahan sebelum proses penambangan.


Bund Wall : Tanggul Pengaman.
Request Level (RL) : Ketinggian/level/elevasi yang diminta sesuai
Disposal : Tempat pembuangan / penumpukan material tak
“berharga” (OB, Sub Soil, Dll).
Waste Dump : Nama lain disposal.
Waste : Material-material yang tidak “berharga”.
Top Soil : Tanah pucuk yang mengandung “hara” (bahan yang
menyuburkan tanah.
Sub Soil : Tanah di bawah lapisan Top Soil tetapi diatas OB.
Stripping Ratio (SR) : Perbandingan jumlah volume batuan (OB, waste) yang
harus dibongkar untuk mendapatkan sejumlah (ton)
mineral/bahan tambang (Coal – Ore).
Contoh SR = 1 : 5
End Wall : Dinding atau batas akhir dari penambangan.
Biasanya terdapat diujung daerah penambangan
(melintang strike).
Settling Pond : Kolam Pengendapan.
Mud Pond : Kolam Penampungan lumpur.
ROM (Stock Pile) : Run Off Mine, Raw Off Mine
Fleet : Sekumpulan Armada Produksi. Biasanya terdiri dari
Excavator, Dump Truck dan alat pendukungnya : DZ,
GD, dll.
Match Factor : Angka yang menunjukkan hasil perbandingan antara
produksi alat muat dengan alat angkut yang dilayani.
Match = seimbang jika nilainya 1 (satu).
Idle : Waktu hilang karena sebab yang tidak dapat dikontrol
manusia, seperti : Hujan, Kabut, dll.
Delay : Waktu hilang yang dapat dikontrol / dibatasi oleh tindakan
manusia, seperti : Rest Time, Refueling, Move karena
blasting, dll).
Slippery : Wet condition, Waktu yang hilang setelah hujan sampai
dengan kering dan dapat beroperasi kembali.
Rain : Waktu selama hujan berlangsung.
BCM : Bank Cubic Meter : volume insitu (di tempat).
LCM : Loose Cubic Meter : Volume terurai / gembur.
AMD : Acid Mine Drainage, Pengaliran air asam tambang
(Pengaturan aliran air).
Cross Fall : Kemiringan / arah air dialirkan.
Cut Back : Push Back.
Grade : Kandungan / kadar mineral berharga dalam bijih (Ore
seperti : Emas, grade dengan satuan 4 gr/ ton).
Grade : Kemiringan jalan (%), misalnya 4 %.
Countur : Garis yang menghubungkan titik-titik yang sama
ketinggiannya.
Coal Expose : Coal yang sudah terbuka / dibuang OB nya.
Coal Inventory : Coal yang ada / masih ada dalam tambang dan
siap diangkut keluar tambang (ke ROM).
Contamination : Tercampurnya coal dengan material lain dari luar (OB,
scorea, besi dll).
Dillution : Tercampurnya Ore (Emas) dengan material lain dari
luar (waste, dll).

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 14


Operational Training Department
BUKU PEDOMAN OPERATOR EXCAVATOR PC 750-7
Productivity dan Istilah Tambang

Floor :sisi bawah dari seam batubara (coal)


Roof :sisi atas dari seam batubara

ROOF

SEAM BATUBARA

FLOOR

Interburden : lapisan antara lapisan batubara

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA 15


Operational Training Department

Anda mungkin juga menyukai