Oleh
M. Ibnu Hajar
03021181520137
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
A. Pengertian dan Klasifikasi Likuifaksi
Likuifaksi adalah proses pengubahan batubara padat menjadi bahan bakar
cair dengan bantuan panas dan penambahan zat kimia tertentu. Cairan yang
terbentuk tersebut selanjutnya difraksionasi/dikilang untuk menghasilkan berbagai
macam bahan bakar cair seperti bensin, solar, minyak tanah dan lain-lain. Teknologi
ini sudah lama di kuasai negara maju seperti Jerman, Inggris, Amerika Serikat,
Australia dan Jepang. Penguasaan negara Jerman yang baik terhadap teknologi inilah
yang merupakan salah satu faktor yang mendukung kemenangan Jerman dalam
Perang dunia I
Proses likuifaksi batubara secara umum diklasifikasikan menjadi Indirect
Liquefaction Process dan Direct Liquefaction Process.
Gambar 1. Dua Konfigurasi Proses Dasar untuk Produksi Bahan Bakar Cair dengan
Indirect Liquefaction Process
Filter cake yang terdiri dari padatan yang tidak larut dan tanah diatom di
keringkan secara tidak langsung, menggunakan gas alam,tanur putar. Poses
pengeringan ini menghilangkan pelarut pencuci,yang dipompakan ke area solvent
recovery untuk fraksinasi. Residu mineral yang kering dari pengeringan didinginkan
menggunakan air dan disimpan dalam silo.
Larutan batubara yang tersaring pergi menuju solvent recovery untuk
menghilangkan pelarut menggunakan distilasi vakum. Bagian atas vaccum flash
overhead adalah fraksi minyak ringan,fraksi pelarut pencuci dan pelarut prosess
untuk di recycle ke campuran slurry di sistem persiapan batubara.
Aliran bawah pada distilasi vakum adalah prinsip produk dari proses SRC-1,aliran
ini adalah Solvent-refined coal dan mungkin dipadatkan menggunakan pendingin
air,pendingin stainless steel atau prilling tower,produk padatan dkirim ke
penyimpanan produk.
Pada proses SRC-1 melibatkan reaksi yang kebanyakan dari batubara dalam
donor pelarut yang berasal dari proses, memisahkan padatan batubara tidak
larut,mendapatkan pelarut proses asli dari distilasi dan merecovery padatan batubara
mudah larut sebagai batubara rendah abu,rendah sulfur,rapuh,bahan kristalin hitam
dengan mengilap permukaan retak, dikenal sebagai Solvent-refined coal. Proses
pelarut SRC-II dan Hydrocracks batubara ke dalam cairan dan gas produk .Proses ini
tidak memerlukan penyaringan atau pelarut de-ashing yang digunakan dalam src-i
untuk pemisahan padatan-cairan. Sebuah distilat (rendah abu) bahan bakar minyak
diproduksi secara subtansial mengandung sedikit belerang dari padatan solvent
refined coal. Saat ini proses SRC-II merupakan modifikasi dari model SRC-I proses.
b. SRC-II Proces
SRC-II adalah proses pencairan batubara di mana batubara dicampur dengan
slurry yang direcycle dan hydrocracked untuk membentuk produk cair dan gas.
Produk utama dari proses SRC-II adalah bahan bakar distilat minyak.
Diagram aliran SRC-II proses desaignnya ditunjukkan dalam gambar IX-4. Di
daerah persiapan batubara, batubara dihaluskan, dikeringkan, dan dicampur dengan
recycle slurry solvemt panas, dari proses. Campuran recycle slurry batubara dan
hidrogen dipompa dengan cara ditembakkan dari preheater menuju reaktor
hydrocracking.
1. Harga produksi lebih murah. Biaya produksi rendah, pencairan batubara hanya
membutuhkan biaya produksi US$ 15 per barrel.
2. Jenis batu bara yang dapat dipergunakan adalah batu bara yang berkalori
rendah (low rank coal), yang selama ini kurang diminati pasaran. Solusi untuk
pemanfaatan batubara peringkat rendah dengan nilai kalor < 5100 kg/gr.
3. Dapat dipergunakan sebagai bahan pengganti bahan bakar pesawat jet (jet
fuel), mesin diesel (diesel fuel), serta gasoline dan bahan bakar minyak biasa.
Produk minyak yang dihasilkan cukup menjanjikan, dimana 1 ton batubara
akan menghasilkan 6.2 barrel sintetis oil.
4. Teknologi pengolahannya lebih ramah lingkungan. Dari pasca produksinya
tidak ada proses pembakaran, dan tidak dihasilkan gas CO 2. Kalaupun
menghasilkan limbah (debu dan unsur sisa produksi lainnya), masih dapat
dimanfaatkan untuk bahan baku campuran pembuatan aspal. Bahkan sisa gas
hidrogen masih laku dijual untuk dimanfaatkan menjadi bahan bakar.
G. Pengertian Hidrogenasi
a. Pembuatan Hidrogen
Umumnya, tidak ada reaksi antara H2 dengan senyawa organik yang terjadi di
bawah 480°C terjadi antara H2 tanpa adanya katalis logam. Katalisator untuk proses
hidrogenasi adalah platina, palladium dan nikel, dimana platina dan palladium
membentuk katalis yang sangat aktif, yang dapat mengkatalis pada suhu dan tekanan
rendah. Tetapi berdasarkan pertimbangan ekonomis, hanya nikel yang umum
digunakan sebagai katalisator hidrogenasi walaupun nikel dapat mengkatalis pada
suhu yang lebih tinggi dari platina dan palladium.
c. Macam-macam Hidrogenasi
1. Hidrogenasi transfer
2. Hidrogenasi Minyak
Etena bereaksi dengan hidrogen pada suhu sekitar 150o C dengan adanya
sebuah katalis nikel (Ni) yang halus. Reaksi ini menghasilkan etana. Reaksi ini tidak
begitu berarti, sebab etena merupakan senyawa yang jauh lebih bermanfaat
disbanding etena yang dihasilkan.