NIM : 116.180.024
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.
Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini
memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan
permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah untuk
membuat perunggu.
Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, di mana fungsi mereka dalam konsentrasi
tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi
tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tetapi dalam jumlah sedikit tembaga
merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah. Di
dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal.
Kandungan tembaga dalam bijih berkisar antara 0,4 -2,0%. Bijih dengan kadar tembaga
sekitar 0,4% umumnya dieksploitasi dengan cara tambang terbuka, sedangkan bijih dengan
kadar tembaga sekitar 1-2% dieksploitasi dengan cara tambang dalam.
Bijih tembaga pada umumnya diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu : sulfide ore,
oxide ore maupun native ore. Ore / bijih yang sangat penting adalah sulfide ore, karena pada
umumnya mempunyai kadar relatif tinggi. Mineral penting pada bijih tembaga biasanya
adalah: Chalcosite (Cu2S), Chalcopyrite (CuFeS2), Bornite (Cu2CuSFeS), Covelite (CuS);
disamping itu ada karbonat misalnya Malachite (CuCO3 Cu(OH)) dan azurite (2 CuCO3
Cu(OH)2).
Mineral tembaga dalam bentuk oksida, karbonat, silikat dan sulfat ditemukan di alam
dalam jumlah kecil. Bijih tembaga ini umumnya diproduksi dengan jalur hidrometalurgi.
Dalam Perkembangannya, jalur hidrometalurgi juga digunakan untuk mengolah sebagian
bijih sulfida, khususnya Cu2S.
Flotasi merupakan proses konsentrasi yang utama berdasarkan sifat kimia permukaan
partikel mineral dalam suatu pelarutan. Flotasi dapat diterapkan pada bijih dengan kadar
rendah dan membutuhkan ukuran partikel yang halus hasil penggerusan. Tahap konsentrasi
bijih tembaga dengan metoda flotasi dapat meningkatkan kadar tembaga di Konsentrat
menjadi sekitar 30 persen.
1. Kalkopirit (CuFeS2)
Kalkopirit adalah suatu mineral besi sulfide tembaga yang mengeristal sistem bersudut
empat. Kalkopirit mempunyai komposisi kimia yaitu (CuFeS2).
Karakteristik Kalkopirit :
Kekerasan 3–4
Specific gravity 4.2
kilap logam (metallic); warna kuning terang atau coklat; gores/cerat hitam kehijauan
sistem kristal tetragonal
Komposisi Cu, 34.56%; Fe, 30.52%
Pengapungan kalkopirit bijih kasar dipengaruhi oleh pH :
Mudah mengapung dengan kolektor xanthate di daerah pH 5-11,5.
Kalkopirit, tanpa kotoran hadir dalam struktur kristal, adalah mineral yang stabil dan
tidak mudah dioksidasi. Diketahui bahwa kalkopirit teroksidasi dalam asam lemah (pH
6) dan medium asam sehingga dalam larutan muncul sebagai H +, Cu2+, Fe2+, dan SO.
Selama oksidasi, besi hidroksida mungkin terbentuk di permukaan mineral.
Pengapungan Kalkopirit dari bijih sulfida masif dan halus memiliki sifat flotasi yang berbeda:
Aerasi,
Pengapungan dari kalkopirit sangat tergantung pada oksigen hadir dalam bijih
(aerasi). Aerasi meningkatkan selektivitas terhadap sulfida pirit dan pirhotit.
Nilai pH untuk pirit, galena, dan kalkopirit tergantung pada konsentrasi kolektor
natrium aerofloat.
2. Kalkosit (Cu2S)
Kalkosit merupakan mineral bijih tembaga dengan rumus kimia Cu 2S yang terdapat pada
zona pengayaan sekunder sebagai ubahan dari sulfida tembaga.
3. Bornit (Cu5FeS4)
Bornit (Cu5FeS4) adalah salah satu mineral bijih tembaga yang lebih rendah, namun
warnanya memang sangat tertagih. Bornit merupakan mineral paling sering muncul pada
bijih, bornit merupakan mineral tembaga sekunder bersama-sama dengan kalkopirit dan
kalkosit, terutama dalam tembaga porfiri-molybdenum dan tembaga-emas bijih.
Karakteristik Bornit :
Ukuran bornit
Bornit kualitas bagus (20 m) tidak mudah mengapung dan ini sangat berpengauruh
saat penambahan benefisiasi sulfida.
pH
Pengapungan dari bornit juga dipengaruhi pH, di mana pada pH >10 terjadi
peningkatan pengapungan bornit. Mercaptobenothiozoles dan trithiocarbonates, bersama-
sama dengan xanthates dengan karbon lebih tinggi, merupakan kombinasi bornit kolektor
yang baik.
4. Covellite (CuS)
Covellite (juga dikenal sebagai covelline) adalah mineral tembaga sulfida langka dengan
rumus CuS. Mineral nila biru ini biasanya merupakan mineral sekunder dalam jumlah
terbatas dan meskipun bukan merupakan bijih tembaga yang penting, mineral ini dikenal
luas oleh pengumpul mineral.
Penambahan jumlah kecil dari Na2S 200-400 g / t meningkatkan daya apung dari
bornite. Turunan tanic acid (quebracho) dan lignin sulfonat tidak menggumpalkan
covelitte, oleh karena itu dalam pengolahan bijih sulfida masif yang mengandung
covellite, reagen ini digunakan untuk depresi pirit pada pH tinggi ( 11,5).