PENDAHULUAN
bahan
yang
kuat,
tahan
karat,
dan
bersifat
noniritin,
seperti aloi
titanium. Sebagian jenis logam merupakan unsur penting karena dibutuhkan dalam berbagai
fungsibiokimiawi.
Pada
zaman
dahulu,
logam
tertentu,
dan timah digunakan untuk membuat peralatan, perlengkapan mesin, dan senjata.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1.1 Tembaga
2.1.1.1 Ganesa Tembaga
Tembaga secara garis besar genesanya dapat dibagi 2 (dua) kelompok, yaitu genesa primer
dan genesa sekunder.
1. Genesa Primer
Logam tembaga, proses genesanya berada dalam lingkungan magmatik, yaitu suatu proses
yang berhubungan langsung dengan intrusi magma. Bila magma mengkristal maka
terbentuklah batuan beku atau produk-produk lain. Produk lain itu dapat berupa mineralmineral yang merupakan hasil suatu konsentrasi dari sejumlah elemen-elemen minor yang
terdapat dalam cairan sisa.Pada keadaan tertentu magma dapat naik ke permukaan bumi
melalui rekahan-rekahan (bagian lemah dari batuan) membentuk terowongan (intrusi). Ketika
mendekati permukaan bumii, tekanan magma berkurang yang menyebabkan bahan volatile
terlepas dan temperatur yang turun menyebabkan bahan non volatile akan terinjeksi ke
permukaan lemah dari batuan samping (country rock) sehingga akan terbentuk pegmatite dan
hidrotermal.
Endapan pegmatite sering dijumpai berhubungan dengan batuan plutonik tapi umumnya
granit yang kaya akan unsur alkali, aluminium, kuarsa dan beberapa muskovit dan biotit.
Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk dari proses pembentukan
endapan pegmatite lebih lanjut, dimana larutan bertambah dingin dan encer. Cirri khas
3
endapan hidrotermal adalah urat yang mengandung sulfida yang terbentuk karena adanya
pengisian rekahan (fracture) atau celah pada batuan semula.
Rendah, tersebar relatif merata dengan jumlah cadangan yang besar. Endapan bahan galian
ini erat hubungannya dengan intrusi batuan Complex Subvolcanic Calcaline yang bertekstur
porfitik. Pada umumnya berkomposisi granodioritik, sebagian terdeferensiasi ke batuan
granitik dan monzonit. Bijih tersebar dalam bentuk urat-urat sangat halus yang
membentuk meshed network sehingga derajat mineralisasinya merupakan fungsi dari derajat
retakan yang terdapat pada batuan induknya (hosted rock). Mineralisasi bijih sulfidanya
menunjukkan perkembangan yang sesuai dengan pola ubahan hidrotermal.
Zona pengayaan pada endapan tembaga porfiri:
a. Zona pelindian.
b. Zona oksidasi.
c. Zona pengayaan sekunder.
d. Zona primer.
Reaksi yang terjadi pada proses pengayaan tersebut adalah :
5FeS2 + 14Cu2+ + 14SO42- + 12H2O 7Cu2S + 5Fe2+ + 2H+ + 17SO42Sifat susunan mineral bijih endapan tembaga porfiri adalah:
- Mineral utama terdiri : pirit, kalkopirit dan bornit.
- Mineral ikutan terdiri : magnetit, hematite, ilmenit, rutil, enrgit, kubanit, kasiterit.
- Mineral sekunder terdiri : hematite, kovelit, kalkosit, digenit dan tembaga natif.
Akibat dari pembentukannya yang bersal dari intrusi hidrotermal maka mineralisasi bijih
tembaga porfiri berasosiasi dengan batuan metamorf kontak seperti kuarsit, marmer dan
skarn.
2. Genesa Sekunder
4
Dalam pembahasan mineral yang mengalami proses sekunder terutama akan ditinjau
proses ubahan (alteration) yang terjadi padamineral-mineral urat (vein). Mineral sulfida yang
terdapat di alam mudah sekali mengalami perubahan. Mineral yang mengalami oksidasi dan
berubah menjadi mineral sulfida kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air. Akhirnya
didapatkan suatu massa yang berongga terdiri dari kuarsa berkarat yang disebut Gossan
(penudung besi). Sedangkan material logam yang terlarut akan mengendap kembali pada
kedalaman yang lebih besar dan menimbulkan zona pengayaan sekunder.Pada zona diantara
permukaan tanah dan muka air tanah berlangsung sirkulasi udara dan air yang aktif,
akibatnya sulfida-sulfida akan teroksidasi menjadi sulfat-sulfat dan logam-logam dibawa
serta dalam bentuk larutan, kecuali unsur besi. Larutan mengandung logam tidak berpindah
jauh sebelum proses pengendapan berlangsung. Karbon dioksit akan mengendapkan unsur Cu
sebagai malakit dan azurit. Disamping itu akan terbentuk mineral lain seperti kuprit,
gunative, hemimorfit dan angelesit. Sehingga terkonsentrasi kandungan logam dan
kandungan kaya bijih.Apabila larutan mengandung logam terus bergerak ke bawah sampai
zona air tanah maka akan terjadi suatu proses perubahan dari proses oksidasi menjadi proses
reduksi, karena bahan air tanah pada umumnya kekurangan oksigen. Dengan demikian
terbentuklah suatu zona pengayaan sekunder yang dikontrol oleh afinitas bermacam logam
sulfida.Logam tembaga mempunyai afinitas yang kuat terhadap belerang, dimana larutan
mengandung tembaga (Cu) akan membentuk seperti pirit dan kalkopirit yang kemudian
menghasilkan sulfida-sulfida sekunder yang sangat kaya dengan kandungan mineral kovelit
dan kalkosit. Dengan cara seperti ini terbentuk zona pengayaan sekunder yang mengandung
konsentrasi tembaga berkadar tinggi bila dibanding bijih primer.
Gambar II.1
Tembaga
2.1.1.2 Cara Penambangan Tembaga
5
Sistim penambangan banyak dipengaruhi oleh kondisi batuan badan bijih. Batuan dan kondisi
badan bijih secara umum yang bisa dilakukan penambangan secara block caving ialah :
a.Batuan mempunyai karakter mudah ambruk.
b.Cadangan atau badan bijih berukuran besar.
c. Badan bijih mempunyai kemiringan lebih besar dari 60o.
d.Tidak mudah dikotori oleh batuan samping.
e. Perubahan kadar tidak terlalu besar.
Pada penarikan bijih alat yang dipakai adalah Slusher dan LDH (muat-angkutbuang),dimana bijih berasal dari lombong ambrukan dialirkan melalui finger raise melalui
draw point.
Keuntungan LDH :
a.Development lebih cepat,
b.Produktivitas tinggi,
c.Biaya rendah dan mudah menangani bongkahan.
Kerugian LDH :
a.Memerlukan bukaan lebar,
b.Diperlukan operator dan bagian perawatan yang harus lebih berpengalaman.
2.2.1.4 Pengolahan Tembaga
Cara, Proses Pembuatan Tembaga, Senyawa, Unsur Kimia - Tembaga diperoleh dari bijih
kalkopirit CuFeS2 melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Pengapungan (flotasi)
Bijih diserbukkan sampai halus kemudian dimasukkan ke dalam campuran air dan
minyak. Bagian bijih yang mengandung tembaga akan diselaputi oleh minyak sedangkan zat
pengotornya terbawa oleh air. Udara ditiupkan ke dalam campuran dan mineral yang
diselaputi minyak tadi dibawa ke permukaan oleh gelembung-gelembung udara dan
mengapung, sedangkan zat-zat pengotor diendapkan di bagian bawah. Dari pengapungan ini
dapat diperoleh bijih pekat yang mengandung 20 40% Cu.
2. Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dan terjadi reaksi
4Cu2FeS2(s) + 9O2(g) 2Cu2S(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2(g)
3. Reduksi
Cu2S yang terjadi dipisahkan dari Fe2O3 kemudian dipanaskan dan dialiri udara dan
terjadi reduksi menjadi logam tembaga.
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g)
4. Elektrolisis
Logam tembaga yang diperoleh dari reduksi masih tercampur dengan sedikit Ag, Au, dan
Pt kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Tembaga yang tidak murni dipasang
sebagai anoda dan sebagai katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit
larutan CuSO4. Tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi di katoda
menjadi logam Cu.
Katoda
Cu2+(aq) + 2e
Cu(s)
Anoda
Cu(s)
Cu2+(aq)
Cu(s)
Cu(s)
2e
+
Katoda
anoda
Gambar II.
Anoda dan Katoda Tembaga
Pada proses ini anoda semakin habis dan katoda (tembaga murni) makin bertambah besar,
sedangkan Ag, Au, dan Pt diendapkan sebagai lumpur anoda sebagai hasil samping.
a. Proses pyrometallurgy, yaitu proses pengolahan bijih dengan temperature tinggi dari
hasil pembakaran bahan bakar.
b. Proses hidrometallurgy, yaitu proses pengolahan bijih dengan melarutkan bijih yang
kemudian dipisahkan lagi dari larutan tersebut, sehingga didapatkan unsur tembaga
bebas dari unsur lain.
c. Proses electrometallurgy, yaitu proses pengolahan bijih dengan tenaga listrik seperti
pada elektrolisa dan elektrothermis.
Tembaga sendiri biasa dimanfaatkan untuk :
1.Penghantar panas,Tembaga yang telah dicampurkan dengan senyawa lain dapat menjadi
alat penghantar panas. Dan Tembaga semacam ini mudah kita temui di toko toko listrik.
Bila yang pernah belajar elektronika, pasti pernah menggunakan alat ini untuk
menghantarkan panas dengan cara dilelehkan.
2.Pembuat uang logam. Uang memang menjadi benda yang selalu kita butuhkan. Uang
logam memiliki banyak nilai dan jenis di seluruh dunia. Tembaga menjadi salah satu bahan di
mana uang logam tersebut terbentuk.
3.Bahan pembuat perhiasan dan alat rumah tangga. Tembaga juga terdapat dalam perhiasan
perhiasan. Karena dapat juga dicampurkan dengan emas ataupun perunggu. Itu makanya
Tembaga penting dalam pembuatan perhiasan perhiasan maupun alat alat rumah tangga.
Lihat saja banyak di sekeliling kita yang merupakat alat rumah tangga berbentuk keras karena
adanya senyawa Tembaga.
4.Menghilankan belerang. Senyawa Tembaga dengan kode CuCI2 berguna untuk
memisahkan belerang dalam minyak. Minyak yang diambil dari sumbernya masih tercampur
dengan senyawa dan zat lain sehingga perlu dilakukan proses pemisahan dengan salah
satunya dibantu oleh senyawa Tembaga.
2.2.1 Aluminium
2.2.1.1 Ganesa Aluminium
Bijih aluminum yang utama adalah bauksit, kandungannya di atas 99% merupakan
aluminium metalik. Bauksit adalah nama untuk suatu campuran dari mineral serupa yang
berisi
aluminium
oksida
hydrated.
Mineral
ini
adalah
gibbsite
Gambar II.2
Aluminium
2.2.3 Pengolahan dan Kegunaan Aluminium
Pengolahan bijih bauksit untuk menjadi aluminium dibedakan menjadi dua proses, yaitu :
a. Proses bayer, yaitu proses pengolahan bijih bauksit untuk mendapatkan alumina
(AlO) dan,
b. Proses Hall-Heroult, yaitu proses peleburan alumina untuk mendapatkan aluminium.
Aluminium biasa dimanfaatkan untuk :
a.
b.
c.
d.
Aceh, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Papua. Platina
hanya ditemukan di Riau.
2.3.1 Emas
2.3.1.1 Ganesa Emas
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa. Kekerasannya berkisar
antara 2,5 3 (skala Mohs). Serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam
lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral
ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin,
flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi
dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas
nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur unsur
belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya
kandungan perak di dalamnya >20%.
Gambar II.3
Emas
2.3.1.2 Cara Penambangan Emas
Metode penambangan emas sangat dipengaruhi oleh karakteristik cebakan emas.
Berdasarkan proses terbentuknya, endapan emas dikategorikan menjadi dua type, yaitu :
12
rendah dengan mengubah emas ke kompleks koordinasi yang larut dalam air. Ini
adalah proses yang paling umum digunakan untuk ekstraksi emas. Produksi reagen
untuk pengolahan mineral untuk memulihkan emas, tembaga, seng dan perak
mewakili sekitar 13% dari konsumsi sianida secara global, dengan 87% sisa sianida
yang digunakan dalam proses industri lainnya seperti plastik, perekat, dan pestisida.
Karena sifat yang sangat beracun dari sianida, proses ini kontroversial dan
penggunaannya dilarang di sejumlah negara dan wilayah.
b. Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa / merkuri dan
membentuk amalgam (Au - Hg). Amalgam adalah sebuah kombinasi atau campuran
air raksa dengan logam lain atau dengan alloy. Merkuri akan membentuk amalgam
dengan semua logam kecuali besi dan platina. Selain sederhana cara pengolahannya
dan murah biaya operasionalnya, pengolahan bijih emas dengan metoda amalgamasi
ini juga mudah dalam pemasaran produknya karena baik dalam bentuk amalgam,
bullion maupun berupa logam emas sudah bisa dipasarkan dengan harga standar
berdasarkan kualitas produk dan harga pasar logam emas murni internasional yang
berlaku saat itu. Oleh sebab itu, metoda ini menjadi pilihan utama bagi pertambangan
rakyat pada umumnya..
Emas biasa dimanfaatkan untuk :
a. Sebagai suatu alat ukur, mata uang, dan perhiasan.
b. Sebagai alat tukar dalam suatu transaksi (pertukaran), investasi atau simpanan. Dan
sebagai simbol kemewahan (perhiasan).
c. Emas juga dapat digunakan untuk konduktor pada alat elektronik seperti komputer.
14
2.4.1 Besi
2.4.1.1 Ganesa Besi
Besi merupakan logam yang memiliki warna abu-abu keputih-putihan. Logam ini
dihasilkan terutama dari peleburan biji hematit dalam tanur sembur. Logam besi terdiri dari
Khrom (Cr), Kobalt (Co), Besi (Fe), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Nikel (Ni), dan
Wolfram (W). Besi memiliki sifat berkilau, kuat, mudah ditempa, dan berwarna perak abuabu. Logam ini memiliki empat bentuk kristal yang berbeda. Jika terpapar udara, besi
berpotensi mengalami karat. Besi berkarat terutama di udara lembab, tetapi tidak di udara
kering.Logam ini mudah larut dalam asam encer. Persebaran bijih besi di indonesia banyak
dijumpai di Aceh, Sumatra Barat, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Nikel
banyak dijumpai di Sulawesi Tenggara, mangan di P. Timor, Yogyakarta, Kalimantan Timur,
dan Kalimantan Barat.
Gambar II.4
Besi
2.4.1.2 Cara Penambangan Besi
Penambangan bijih besi tergantung keadaan dimana bijih besi tersebut ditemukan. Jika
bijih besi ada dipermukaan bumi maka penambangan dilakukan dipermukaan bumi (open pit
mining), dan jika bijih besi berada didalam tanah maka penambangan dilakukan dibawah
tanah (underground mining). Karena bijih besi didapatkan dalam bentuk senyawa dan
bercampur dengan kotoran-kotoran lainnya maka sebelum dilakukan peleburan bijih besi
tersebut terlebih dahulu harus dilakukan pemurnian untuk mendapatkan konsentrasi bijih
15
dapat berjalan dengan cepat udara pengembus itu perlu dipanaskan terlebih dahulu di dalam
dapur pemanas udara. Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi
besi kasar, dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk
pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah), atau dalam keadaan cair dipindahkan pada
bagian pembuatan baja di dalam konvertor atau dapur baja yang lain, misalnya dapur Siemen
Martin.Batu kapur sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas dan batu-batu
ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat dipisahkan dari besi kasar. Terak itu
sendiri di dalam proses berfungsi sebagai pelindung cairan besi kasar dari oksida yang
mungkin mengurangi hasil yang diperoleh karena terbakarnya besi kasar cair itu. Batu kapur
(CaCO3) terurai mengikat batu-batu ikatan dan unsur-unsur lain.
2.Proses dalam dapur tinggi
Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada proses ini zat karbon
monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan besi zat asam pada suhu tinggi. Pada
pembakaran suhu tinggi + 1800oC dengan udara panas, maka dihasilkan suhu yang dapat
menyelenggarakan reduksi tersebut. Agar tidak terjadi pembuntuan karena proses
berlangsung maka diberi batu kapur sebagai bahan tambahan. Bahan tambahan bersifat asam
apabila bijih besinya mempunyai sifat basa dan sebaliknya bahan tambahan diberikan yang
bersifat basa apabila bijih besi bersifat asam. Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi
selanjutnya dialirkan keluar melalui bagian atas dan ke dalam pemanas udara.Terak yang
menetes ke bawah melindungi besi kasar dari oksida oleh udara panas yang dimasukkan,
terak ini kemudian dipisahkan. Proses reduksi di dalam dapur tinggi tersebut berlangsung
sebagai berikut :
a. Zat arang dari kokas terbakar menurut reaksi : C + O2 CO2 sebagian dari CO2
bersama dengan zat arang membentuk zat yang berada ditempat yang lebih atas yaitu
gas CO.
CO2 + C 2CO Di bagian atas dapur tinggi pada suhu 3000 sampai
8000 C oksid besi yang lebih tinggi diubah menjadi oksid yang lebih rendah oleh
reduksi
tidak
langsung
dengan
CO
tersebut
menurut
pada
prinsip
Fe2O3+CO2FeO+CO2.
b. Pada waktu proses berlangsung muatan turun ke bawah dan terjadi reduksi tidak
langsung menurut pada prinsip : FeO+COFeO+CO2.
c. Reduksi ini disebut tidak langsung karena bukan zat arang murni yang mereduksi
melainkan persenyawaan zat arang dengan oksigen. Sedangkan reduksi langsung
terjadi pada bagian yang terpanas dari dapur, yaitu langsung di atas pipa pengembus.
Reduksi ini berlangsung sebagai berikut : FeO + C Fe + CO.
d. CO yang terbentuk itulah yang naik ke atas untuk mengadakan reduksi tidak langsung
tadi. Setiap 4 sampai 6 jam dapur tinggi dicerat, pertama dikeluarkan teraknya dan
17
baru kemudian besi. Besi yang keluar dari dapur tinggi disebut besi kasar atau besi
mentah yang digunakan untuk membuat baja pada dapur pengolahan baja atau dituang
menjadi balok-balok tuangan yang dikirimkan pada pabrik-pabrik pembuatan baja
sebagai bahan baku. Besi cair dicerat dan dituang menjadi besi kasar dalam bentuk
balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan besi
tuang (di dalam dapur kubah) atau masih dalam keadaan cair dipindahkan pada bagian
pembuatan baja (dapur Siemen Martin).Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula
dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan pasir terak atau wol terak sebagai bahan
isolasi atau sebagai bahan campuran semen. Besi cair yang dihasilkan dari proses
dapur tinggi sebelum dituang menjadi balok besin kasar sebagai bahan ancuran di
pabrik penuangan, perlu dicampur dahulu di dalam bak pencampur agar kualitas dan
susunannya seragam. Dalam bak pencampur dikumpulkan besi kasar cair dari
bermacam-macam dapur tinggi yang ada untuk mendapatkan besi kasar cair yang
sama dan merata. Untuk menghasilkan besi kasar yang sedikit mengandung belerang
di dalam bak pencampur tersebut dipanaskan lagi menggunakan gas dapur tinggi.
Seperti sudah diketahui sebelumnya, besi memiliki banyak sekali manfaat bagi kehidupan
sehari hari, terutama dalam bidang konstruksi, karena besi memiliki struktur yang kuat dan
tangguh Berikut ini adalah beberapa pemanfaatan dari unsur besi yang sering kita temui
dalam kehidupan sesehari :
1.Bahan baku pembuatan besi baja dan kabel / kawat baja
Bijih besi murni yang dileburkan dan langsung dicetak tanpa campuran berbagai macam
unsur lainnya akan membentuk besi baja. Besi baja dinilai memiliki kekuatan yang dangat
baik dan sering digunakan sebagai penopang konstruksi konstruksi dari proyek proyek
bangunan. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari besi baja :
a.
b.
c.
d.
e.
2.Sebagai bahan dasar pembuatan tiang tiang rambu lalu lintas dan LPJ ( lampu penerangan
jalan )
18
Bjih besi yang dilebur dapat dicampur dengan unsur lain, seperti jenis alumunium untuk
membuat tiang tiang lampu jalanan dan rambu lalu yang kuat, namun ringan. Selain itu
campuran ini juga dinilai ekonomis dan mudah dalam perawatan, serta memiliki ketahan
terhadap korosi atau karat yang cukup bagus.
3.Sebagai bahan pembuatan besi tuang
Besi tuang merupakan salah satu jenis logam ferro. Logam ferro merupakan jenis logam yang
dibuat dengan campuran antara besi dan karbon. Hasil campuran ini akan menciptakan logam
yang sangat kuat dan tahan lama. Biasanya jenis besi tuang ini diaplikaskan dan
dimanfaatkan untuk :
a.
b.
c.
d.
Alas mesin,
Meja perata,
Blok silinder pada mesin kendaraan dan mesin konstruksi,
Cincin torak.
4.Besi tempa
Beberapa bijih besi akan dicetak dengan ukuran ukran tertentu dan dibuat menjadi
lembaran lembaran. Hal ini diperuntukkan untuk keperluan besi tempa. Besi tempa
merupakan jenis besi yang mengandung 99% bijih besi, yang akan dibuat menjadi suatu
barang. Berikut ini adalah beberapa aplikasi dari besi tempa:
a.
b.
c.
d.
Bijih besi yang sudah menjadi besi juga dapat menjadi bahan baku pembuatan rangka
kendaraan, seperti sepeda, motor dan mobil. Dengan menggunakan rangka dari bahan besi,
kualitas kendaraan akan menjadi lebih baik, dan kuat, namun mudah mengalmi korosi alias
karat, sehingga harus dirawat dengan tepat
2.4.2 Mangan
2.4.2.1 Ganesa Mangan
Mangan merupakan logam keras dan getas berwarna abu-abu merah muda. Logam ini sulit
mencair, tapi mudah teroksidasi. Mangan murni bersifat amat reaktif dan dalam bentuk bubuk
akan terbakar dengan oksigen, serta larut dalam asam encer. Mangan merupakan salah satu
logam yang paling melimpah di tanah yang terutama berbentuk senyawa oksida dan
hidroksida. Di indonesia pensebaran mangan dapat di jumpai di Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Yogyakarta, Tasikmalaya,
Tulung Agung, Kalimantan Barat, Pulau Sulawesi, Nusa tenggara Timur, Kupang, Maluku,
dan papua.
Gambar II.5
Mangan
2.4.2.2 Cara Penambangan Mangan
21
Pada pembuatan keramik sebagai bahan pewarna pada keramik dan pada gelas
sebagai penghilang unsur organik dalam adonan gelas,bahan penghilang warna
dengan mengoksidasi ion besi dan bahan pewarna.
e. Untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi.
f. Mangan sendiri bermanfaat memberi warna lembayung pada kaca.
g. dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan klorin, dan dalam pengeringan cat
hitam.
h. Pemanfaatan dalam Tubuh Manusia.
Mangan merupakan unsur yang penting untuk penggunaan vitamin b1. Mangan,
kalsium, dan fosfor bersama-sama membentuk sistem tulang dan gigi. Mangan
bermanfaat dalam pembentukan hemosianin dalam sistem darah dan enzimatik pada
hewan air.
i. Untuk industri, mangan sebagai bahan pembuat batang las,elektrosis seng dan bahan
pengoksida dalam produksi uranium.
2.4.3 Nikel
2.4.3.1 Ganesa Nikel
Nikel adalah komponen yang banyak ditemukan dalam meteorit dan menjadi ciri komponen
yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau siderit, dapat
mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh secara komersial dari
pentlandit dan pirotit di kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30%
kebutuhan nikel dunia.
Unsur nikel berhubungan dengan batuan basa yang disebut norit. Nikel ditemukan dalam
mineral pentlandit, dalam bentuk lempeng-lempeng halus dan butiran kecil bersama pyrhotin
dan kalkopirit. nikel biasannya terdapat dalam tanah yang terletak di atas batuan basa.
23
Gambar II.6
Nikel
2.4.3.2 Cara Penambangan Nikel
a.
Eksplorasi Nikel
Ekplorasi bijih nikel dilakukan dengan menggunakan alat bor (mobile driil) dengan spiral
bit dan pembutan sumur uji. Sumur uji digunakan sebagai bahan perbandingan dengan data
lubang bor, dan untuk menentukan recovery dari jenis material.Pemboran dibagi dalam 2
tahapan, yaitu pemboran eksplorasi dan pemboran pengembangan (development). Pemboran
eksplorasi dilakukan dengan jarak lubang bor antara 200 m x 200 m 400 m x 400 m,
sedangkan pemboran pengembangannya dilakukan sebelum pemboran tambang dengan jarak
25 m x 25 m, 50 m x 50 m, dan 100 m x 100 m.Dari bubuk hasil pemboran (cutting) dan
sumur uji dilakukan pengambilan contoh bijih untuk setiap kedalaman 1 m. contoh diambil
dari limonit berkadar sampai kedasar lubang. Contoh dipreparasi dan dianalisis unutk
mendapatkan data mutu bijih. Klasifikasi cadangan bijih nikel dibagi dalam 3 kelas yaitu
terukur, terkira dan terduga. Dan setiap tempat kerja harus mempunyaicadangan tidak kurang
dari 1 minggupenambangan 70.000 WMT r.o.m (Wet Metrik tons).Dari hasil cadangan
dihitung dengan menggunakan metodaLES(laterit evaluation Sistem). Pemakain cara ini
tergantung pada jenis dan kondisicadangan yang mempertimbangkan dilution, baik top
dilution karena adanya lapisan penutup, maupun bottom dilution karena adanya batuan
dasar.Data cadangan ini dikompilasi dengan menggunakan komputer ataudengan perangkat
lunakmineral resourse inventory(MRI) yang dapat memberikan informasi mengenai cadangan
bijh nikel.
24
b.
Sedangkan 1 jenis kualitas ore lagi yaitu low grade saprolit (LGSO) dimana kualitas ore
merupakan transisi antara saprolit dan limonit. Ke tiga jenis ore tersebut ditentukan oleh Tim
Eksplorasi dan Perencanaan Tambang. Pelaksanaan dilapangan akan diawasi oleh grade
controller. Limonit ditambang dan diangkut langsung ke tempat pemisahan ukuran
berdasarkan gravitasi atau Grizzly portable. Saprolit ditambang sebagian akan diangkut
langsung ke tempat penyaringan tetap atau disebut Grizzly portable. Pengambilan sample
dilakukan diatas truk dengan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Dan sebagian akan
dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara atau disebut Stockyard dan pengambilan
sample diatas truk atau pada tumpahan truk dengan ketentuan yang ditetapkan
sebelumnya. Penentuan ore akan diangkut langsung ke grizzly atau diangkut ke stockyard
oleh grade control. Hal ini didasari oleh fackor kualitas. Penambangan harus mengikuti
prosedur tersebut dan penentuan lokasi stock akan ditentukan oleh pihak perusahaan.Operator
Tambang harus menjaga tidak terjadinya pengotoran ore baik limonit atau saprolit pada saat
penggalian di lokasi penambangan (front). Pembatuan jalan di front ataupun tempat
penggalian harus menggunakan batuan yang tidakmengandung silica tinggi diutamakan
menggunakan batuan/boulder sekitar area penggalian yang masih mengandung nikel. Selama
penggalian operator tambang harus memisahkan boulder yang berukuran besar sehingga
dipastikan tidak terangkut sebagai ore. Boulder dapat diangkut sebagai waste ataupun
dipindahkan ketempat aman yang tidak mengganggu kegiatan gali muat disekitar area
penambangan. Saprolit yang disimpan di stockyard pada saat diangkut kembali ke
grizlly portable dipastikan diangkut bersih, tidak terjadi pengotoran dari material lain diluar
tumpukan ore, dan boulder yang besar dipisahkan sehingga tidak terangkut ke grizzly. Tidak
ada pengambilan sample yang dilakukan pada kegiatan ini.
2.4.3.3 Pengolahan dan Kegunaan Nikel
Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga secara ekonomis
berdasarkan teknologi yang ada sekarang. Berdasarkan tahapan proses pengolahan bahan
galian dapat dibagi menjadi tiga tahapan proses yaitu:
a. tahap preparasi
b. tahap pemisahan dan
c. tahap dewatering
25
Tujuan dilakukannya kegiatan Pengolahan bahan galian ini yaitu untuk Membebaskan
mineral berharga dari mineral pengotornya (meliberasi), memisahkan mineral berharga dari
pengotornya, mengontrol ukuran partikel agar sesuai dengan proses selanjutnya (reduksi
ukuran), mengontrol agar bijih mempunyai ukuran yang relatif seragam, mengontrol agar
bijih mempunyai kadar yang relative seragam, membebaskan mineral berharga, menurunkan
kandungan pengotor (menaikkan kadar mineral berharga).Dengan demikian kita akan
mendapatkan keuntungan-keuntungan berupa Mengurangi ongkos / biaya pengangkutan,
mengurangi ongkos / biaya peleburan, serta Mengurangi kehilangan mineral berharga pada
saat peleburan.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan proses pengelolahan nikel melalui
beberapa tahap utama yaitu, crushing, Pengering, Pereduksi, peleburan, Pemurni, dan
Granulasi dan Pengemasan.
a. Crushing
Crushing bertujuan untuk reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga bisa terlepas
dari bijihnya. Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap ini untuk nikel ore ini
hanya dibutuhkan ukuran maksimal 30 mm sehingga hanya dibutuhkan crusher saja
dan tidak dibutuhkan grinder.
b. Pengeringan di Tanur Pengering (Dryer)
Dari stockpile hasil tambang (ore) diangkut menuju apron feeder. Di apron feeder ore
mengalami penyaringan dan pengaturan beban sebelum diangkut dengan belt
conveyor menuju dryer atau tanur pengering. Diruang pembakaran tersebut terdapat
alat pembakar yang menggunakan high sulphuroil atau yang biasa disebut minyak
residu sebagai bahan bakar. Dalam tahap pengeringan ini hanya dilakukan penguapan
sebagian kandungan air dalam bijih basa dan tidak ada reaksi kimia. Ore kemudian
dihancurkan dan kemudian dikumpulkan di gudang bijih kering (Dry Ore Storage).
c. Kalsinasi dan Reduksi
Kalsinasi dan Reduksi di tanur pereduksi tujuannya untuk menghilangkan kandungan
air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan
sulfidasi. Setelah proses drying, bijih nikel yang tersimpan di gudang bijih kering
26
pada dasarnya belumlah kering secara sempurna, karenaitulah tahapan ini bertujuan
untuk menghilangkan kandungan air bebas danair kristal serta mereduksi nikel oksida
menjadi nikel logam. Proses ini berlansung dalam tanur reduksi. Bijih darigudang
dimasukkan dalam tanur reduksi dengan komposisi pencampuran menggunakan ratio
tertentu untuk menghasilkan komposisi silika magnesiadan besi yang sesuai dengan
operasionaltanur listrik. Selain itu dimasukkan pula batubara yang berfungsi sebagai
bahan pereduksi pada tanur reduksi maupun pada tanur pelebur. Untuk mengikat
nikeldan besi reduksi yang telah tereduksi agar tidak teroksidasi kembali oleh udara
maka ditambahkanlah belerang. Hasil akhir dari proses ini disebut kalsin yang
bertemperatur sekitar 700C.
d. Peleburan
Peleburan di Tanur Listrik Untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga
terbentuk fasa lelehan matte dan Slag. Kalsin panas yang keluar dari tanur reduksi
sebagai umpan tanur pelebur dimasukkan kedalam surgebin lalu kemudian dibawa
dengan transfer car ke tempat penampungan. Furnace bertujuan untuk melebur kalsin
hingga terbentuk fase lelehan matte dan slag. Dinding furnace dilapisi dengan batu
tahan api yang didinginkan dengan media air melalui balok tembaga. Matte dan slag
akan terpisah berdasarka berat jenisnya. Slag kemudian diangkut kelokasi
pembuangan dengan kendaraan khusus.
e. Converting / Pemurnian
Converting di Tanur Pemurni Bertujuan untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte
dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen. Matte yang memiliki berat jenis lebih
besar dari slag diangkut ke tanur pemurni / converter untuk menjalani tahap
pemurnian dan pengayaan.Proses yang terjadi dalam tanur pemurni adalah peniupan
udara dan penambahan sililka. Silika ini akan mengikat besi oksida dan membentuk
ikatan yang memiliki.
f. Granulasi dan Pengemasan
Granulasi dan Pengemasan Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi
butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas. Matte dituang
27
kedalam tandis sembari secara terus menerus disemprot dengan air bertekanan tinggi.
Proses ini menghasilkan nikel matte yang dingin yang berbentuk butiran-butiran
halus. Butiran-butiran ini kemudian disaring, dikeringkan dan siap dikemas.
Penggunaan utama nikel adalah sebagai bahan pembuat logam paduan. Logam paduan nikel
memiliki karakteristik kuat, tahan panas, serta tahan karat.Sekitar 65 % nikel digunakan
untuk membuat stainless steel, yang umumnya memiliki komposisi sebagian besar besi, 18 %
kromium, dan 8 % nikel. 12 % dari semua nikel digunakan sebagai elemen paduan super. Sisa
23% antara lain digunakan sebagai paduan baja, baterai isi ulang, katalis dan bahan kimia
lainnya, mata uang logam, produk pengecoran, dan plating.Nikel mudah dibentuk dan bisa
ditarik menjadi kawat. Logam ini tahan korosi bahkan pada suhu tinggi sehingga banyak
digunakan pada turbin gas dan mesin roket.Monel adalah paduan nikel dan tembaga yang
tidak hanya keras tapi bisa menahan korosi oleh air laut, sehingga ideal digunakan sebagai
baling-baling kapal dan fasilitas desalinasi.
28
BAB III
PENUTUP
1. Bahan galian logam adalah bahan galian diluar bahan galian industri dan non
radioaktif yang memiliki kegunaan sebagai perhiasan, alat-alat sehari-hari dan
industri.
2. Bahan galian logam diantaranya adalah Tembaga, Aluminium, Emas, Besi, Mangan,
Nikel
3. Keterdapatan bahan galian logam di Indonesia cukup melimpah dapat dilihat dari
persebaran bahan galian logam tersebut di Indonesia.
4. Quarry adalah jenis tambang terbuka yang ditetapkan untuk menambang endapanendapan bahan galian logam
5. Metode pengolahan setiap bahan galian logam berbeda-beda sesuai dengan jenis dan
sifat bahan galiannya.
29
DAFTAR PUSTAKA
Sukandarrumidi, 2009. Geologi Mineral Logam, Gadjah Mada University Press,
jogyakarta
http://manfaat.co.id//manfaat-bijih-besi
Aryono,S. dan Sudarno, 1979, Ilmu Bahan Galian, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta.
30