Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan galian adalah semua produk dari pertambangan yang diperoleh dengan cara
pelepasan dari batuan induknya di dalam kerak bumi, terdiri dari bahan galian logam maupun
non-logam.
Dalam kimia, sebuah logam atau metal adalah sebuah unsur kimia yang siap membentuk
ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadang kala dikatakan bahwa ia mirip dengan
kation di awan elektron. Metal adalah salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan
oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid dan non logam. Dalam tabel periodik,
garis diagonal digambar dari boron (B) ke polonium (Po) membedakan logam dari non
logam. Unsur dalam garis ini adalah metaloid, kadang kala disebut semi logam.
Umumnya, logam bermanfaat bagi manusia, karena penggunaannya di bidang industri,
pertanian, dan kedokteran. Contohnya, merkuri yang digunakan dalam proses klor alkali.
Proses klor alkali merupakan proses elektrolisis yang berperan penting dalam industri
manufaktur dan pemurnian zat kimia. Beberapa zat kimia yang dapat diperoleh dengan proses
elektrolisis adalah natrium, kalsium, magnesium, aluminium, tembaga, seng, perak, hidrogen,
klor, flour, natrium hidroksida, kalium bikromat, dan kalium permanganat. Proses elektrolisis
larutan natrium klorida tersebut merupakan proses klor alkali.
Elektrolisis larutan NaCl menghasilkan natrium hidroksida di katode (kutub positif) dan
gas klor di anode (kutub negatif). Pada industri angkasa luar dan profesi kedokteran
dibutuhkan

bahan

yang

kuat,

tahan

karat,

dan

bersifat

noniritin,

seperti aloi

titanium. Sebagian jenis logam merupakan unsur penting karena dibutuhkan dalam berbagai
fungsibiokimiawi.

Pada

zaman

dahulu,

logam

tertentu,

seperti tembaga, besi,

dan timah digunakan untuk membuat peralatan, perlengkapan mesin, dan senjata.

1.2 Pokok Bahasan


Pokok pembahasan pada penulisan kali ini diantaranya adalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jenis jenis batuan untuk bahan galian logam


Genesa batuan
Persebaran Batuan
Kegiatan penambangan
Pengolahan
Pemanfaatan batuan tersebut

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah
1.
2.
3.
4.
5.

Mengetahui tentang jenis jenis bahan galian logam


Memahami genesa bahan galian
Cara penambangan batuan tersebut
Pengolahan
Serta kegunaan dari bahan galian tersebut

BAB II
2

PEMBAHASAN

2.1 Logam Dasar


Logam dasar terdiri dari Antimon (Sb), Bismut (B), Tembaga (Cu), Timbal (Pb), Seng
(Zn), Air raksa (Hg), Timah putih (Sn). Persebaran jenis logam ini antara lain ditemukan di
pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

2.1.1 Tembaga
2.1.1.1 Ganesa Tembaga
Tembaga secara garis besar genesanya dapat dibagi 2 (dua) kelompok, yaitu genesa primer
dan genesa sekunder.
1. Genesa Primer
Logam tembaga, proses genesanya berada dalam lingkungan magmatik, yaitu suatu proses
yang berhubungan langsung dengan intrusi magma. Bila magma mengkristal maka
terbentuklah batuan beku atau produk-produk lain. Produk lain itu dapat berupa mineralmineral yang merupakan hasil suatu konsentrasi dari sejumlah elemen-elemen minor yang
terdapat dalam cairan sisa.Pada keadaan tertentu magma dapat naik ke permukaan bumi
melalui rekahan-rekahan (bagian lemah dari batuan) membentuk terowongan (intrusi). Ketika
mendekati permukaan bumii, tekanan magma berkurang yang menyebabkan bahan volatile
terlepas dan temperatur yang turun menyebabkan bahan non volatile akan terinjeksi ke
permukaan lemah dari batuan samping (country rock) sehingga akan terbentuk pegmatite dan
hidrotermal.
Endapan pegmatite sering dijumpai berhubungan dengan batuan plutonik tapi umumnya
granit yang kaya akan unsur alkali, aluminium, kuarsa dan beberapa muskovit dan biotit.
Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk dari proses pembentukan
endapan pegmatite lebih lanjut, dimana larutan bertambah dingin dan encer. Cirri khas
3

endapan hidrotermal adalah urat yang mengandung sulfida yang terbentuk karena adanya
pengisian rekahan (fracture) atau celah pada batuan semula.
Rendah, tersebar relatif merata dengan jumlah cadangan yang besar. Endapan bahan galian
ini erat hubungannya dengan intrusi batuan Complex Subvolcanic Calcaline yang bertekstur
porfitik. Pada umumnya berkomposisi granodioritik, sebagian terdeferensiasi ke batuan
granitik dan monzonit. Bijih tersebar dalam bentuk urat-urat sangat halus yang
membentuk meshed network sehingga derajat mineralisasinya merupakan fungsi dari derajat
retakan yang terdapat pada batuan induknya (hosted rock). Mineralisasi bijih sulfidanya
menunjukkan perkembangan yang sesuai dengan pola ubahan hidrotermal.
Zona pengayaan pada endapan tembaga porfiri:
a. Zona pelindian.
b. Zona oksidasi.
c. Zona pengayaan sekunder.
d. Zona primer.
Reaksi yang terjadi pada proses pengayaan tersebut adalah :
5FeS2 + 14Cu2+ + 14SO42- + 12H2O 7Cu2S + 5Fe2+ + 2H+ + 17SO42Sifat susunan mineral bijih endapan tembaga porfiri adalah:
- Mineral utama terdiri : pirit, kalkopirit dan bornit.
- Mineral ikutan terdiri : magnetit, hematite, ilmenit, rutil, enrgit, kubanit, kasiterit.
- Mineral sekunder terdiri : hematite, kovelit, kalkosit, digenit dan tembaga natif.
Akibat dari pembentukannya yang bersal dari intrusi hidrotermal maka mineralisasi bijih
tembaga porfiri berasosiasi dengan batuan metamorf kontak seperti kuarsit, marmer dan
skarn.
2. Genesa Sekunder
4

Dalam pembahasan mineral yang mengalami proses sekunder terutama akan ditinjau
proses ubahan (alteration) yang terjadi padamineral-mineral urat (vein). Mineral sulfida yang
terdapat di alam mudah sekali mengalami perubahan. Mineral yang mengalami oksidasi dan
berubah menjadi mineral sulfida kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air. Akhirnya
didapatkan suatu massa yang berongga terdiri dari kuarsa berkarat yang disebut Gossan
(penudung besi). Sedangkan material logam yang terlarut akan mengendap kembali pada
kedalaman yang lebih besar dan menimbulkan zona pengayaan sekunder.Pada zona diantara
permukaan tanah dan muka air tanah berlangsung sirkulasi udara dan air yang aktif,
akibatnya sulfida-sulfida akan teroksidasi menjadi sulfat-sulfat dan logam-logam dibawa
serta dalam bentuk larutan, kecuali unsur besi. Larutan mengandung logam tidak berpindah
jauh sebelum proses pengendapan berlangsung. Karbon dioksit akan mengendapkan unsur Cu
sebagai malakit dan azurit. Disamping itu akan terbentuk mineral lain seperti kuprit,
gunative, hemimorfit dan angelesit. Sehingga terkonsentrasi kandungan logam dan
kandungan kaya bijih.Apabila larutan mengandung logam terus bergerak ke bawah sampai
zona air tanah maka akan terjadi suatu proses perubahan dari proses oksidasi menjadi proses
reduksi, karena bahan air tanah pada umumnya kekurangan oksigen. Dengan demikian
terbentuklah suatu zona pengayaan sekunder yang dikontrol oleh afinitas bermacam logam
sulfida.Logam tembaga mempunyai afinitas yang kuat terhadap belerang, dimana larutan
mengandung tembaga (Cu) akan membentuk seperti pirit dan kalkopirit yang kemudian
menghasilkan sulfida-sulfida sekunder yang sangat kaya dengan kandungan mineral kovelit
dan kalkosit. Dengan cara seperti ini terbentuk zona pengayaan sekunder yang mengandung
konsentrasi tembaga berkadar tinggi bila dibanding bijih primer.

Gambar II.1
Tembaga
2.1.1.2 Cara Penambangan Tembaga
5

Sistim penambangan banyak dipengaruhi oleh kondisi batuan badan bijih. Batuan dan kondisi
badan bijih secara umum yang bisa dilakukan penambangan secara block caving ialah :
a.Batuan mempunyai karakter mudah ambruk.
b.Cadangan atau badan bijih berukuran besar.
c. Badan bijih mempunyai kemiringan lebih besar dari 60o.
d.Tidak mudah dikotori oleh batuan samping.
e. Perubahan kadar tidak terlalu besar.

Kegiatan penambangan dibagi dua, yaitu:


1. Kegiatan development.
Adalah kegiatan untuk menyiapkan bijih mulai dari dalam bentuk cadangan menjadi siap
untuk dilakukan penambangan dan pengangkutan. Kegiatan ini meliputi dari pembuatan
lubang buka (drift) dan peledakan (undercut blasting) untuk menciptakan ambrukan pada
badan bijih.
2.Kegiatan penarikan dan pengangkutan bijih.
Pada penarikan bijih alat yang dipakai adalah slusher dan LHD (muat-angkut-tuang).
Dimana bijih berasal dari lombong amrukan dialirkan melalui finger raise ke tempat draw
point.
Keuntungan Slusher:
a. Waktu dan development lebih sedikit.
b. Jumlah raise grizzly dan chute yang diperlukan sedikit.
Kerugian Slusher:
a. Diperlukan penggalian besar.
b. Sulit menghitung bijih hasil penarikan.
c. Diperlukan pekerja dengan skill baik.
d.Diperlukan banyak peralatan tambahan.

Pada penarikan bijih alat yang dipakai adalah Slusher dan LDH (muat-angkutbuang),dimana bijih berasal dari lombong ambrukan dialirkan melalui finger raise melalui
draw point.
Keuntungan LDH :
a.Development lebih cepat,
b.Produktivitas tinggi,
c.Biaya rendah dan mudah menangani bongkahan.
Kerugian LDH :
a.Memerlukan bukaan lebar,
b.Diperlukan operator dan bagian perawatan yang harus lebih berpengalaman.
2.2.1.4 Pengolahan Tembaga
Cara, Proses Pembuatan Tembaga, Senyawa, Unsur Kimia - Tembaga diperoleh dari bijih
kalkopirit CuFeS2 melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Pengapungan (flotasi)
Bijih diserbukkan sampai halus kemudian dimasukkan ke dalam campuran air dan
minyak. Bagian bijih yang mengandung tembaga akan diselaputi oleh minyak sedangkan zat
pengotornya terbawa oleh air. Udara ditiupkan ke dalam campuran dan mineral yang
diselaputi minyak tadi dibawa ke permukaan oleh gelembung-gelembung udara dan
mengapung, sedangkan zat-zat pengotor diendapkan di bagian bawah. Dari pengapungan ini
dapat diperoleh bijih pekat yang mengandung 20 40% Cu.
2. Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dan terjadi reaksi
4Cu2FeS2(s) + 9O2(g) 2Cu2S(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2(g)

3. Reduksi
Cu2S yang terjadi dipisahkan dari Fe2O3 kemudian dipanaskan dan dialiri udara dan
terjadi reduksi menjadi logam tembaga.
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g)
4. Elektrolisis
Logam tembaga yang diperoleh dari reduksi masih tercampur dengan sedikit Ag, Au, dan
Pt kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Tembaga yang tidak murni dipasang
sebagai anoda dan sebagai katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit
larutan CuSO4. Tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi di katoda
menjadi logam Cu.

Katoda

Cu2+(aq) + 2e

Cu(s)

Anoda

Cu(s)

Cu2+(aq)

Cu(s)

Cu(s)

2e
+

Katoda

anoda

Gambar II.
Anoda dan Katoda Tembaga
Pada proses ini anoda semakin habis dan katoda (tembaga murni) makin bertambah besar,
sedangkan Ag, Au, dan Pt diendapkan sebagai lumpur anoda sebagai hasil samping.

2.1.1.3 Pengolahan dan kegunaan Tembaga


Proses pengolahan untuk mendapatkan logam tembaga memiliki tiga cara yaitu :

a. Proses pyrometallurgy, yaitu proses pengolahan bijih dengan temperature tinggi dari
hasil pembakaran bahan bakar.
b. Proses hidrometallurgy, yaitu proses pengolahan bijih dengan melarutkan bijih yang
kemudian dipisahkan lagi dari larutan tersebut, sehingga didapatkan unsur tembaga
bebas dari unsur lain.
c. Proses electrometallurgy, yaitu proses pengolahan bijih dengan tenaga listrik seperti
pada elektrolisa dan elektrothermis.
Tembaga sendiri biasa dimanfaatkan untuk :
1.Penghantar panas,Tembaga yang telah dicampurkan dengan senyawa lain dapat menjadi
alat penghantar panas. Dan Tembaga semacam ini mudah kita temui di toko toko listrik.
Bila yang pernah belajar elektronika, pasti pernah menggunakan alat ini untuk
menghantarkan panas dengan cara dilelehkan.
2.Pembuat uang logam. Uang memang menjadi benda yang selalu kita butuhkan. Uang
logam memiliki banyak nilai dan jenis di seluruh dunia. Tembaga menjadi salah satu bahan di
mana uang logam tersebut terbentuk.
3.Bahan pembuat perhiasan dan alat rumah tangga. Tembaga juga terdapat dalam perhiasan
perhiasan. Karena dapat juga dicampurkan dengan emas ataupun perunggu. Itu makanya
Tembaga penting dalam pembuatan perhiasan perhiasan maupun alat alat rumah tangga.
Lihat saja banyak di sekeliling kita yang merupakat alat rumah tangga berbentuk keras karena
adanya senyawa Tembaga.
4.Menghilankan belerang. Senyawa Tembaga dengan kode CuCI2 berguna untuk
memisahkan belerang dalam minyak. Minyak yang diambil dari sumbernya masih tercampur
dengan senyawa dan zat lain sehingga perlu dilakukan proses pemisahan dengan salah
satunya dibantu oleh senyawa Tembaga.

2.2 Logam Ringan


Logam ringan dibedakan menjadi Alumunium (Al) yang banyak ditemukan hanya di
Kalimantan Tengah dan Magnesium (Mg) yang banyak ditemukan hanya di Lampung

2.2.1 Aluminium
2.2.1.1 Ganesa Aluminium
Bijih aluminum yang utama adalah bauksit, kandungannya di atas 99% merupakan
aluminium metalik. Bauksit adalah nama untuk suatu campuran dari mineral serupa yang
berisi

aluminium

oksida

hydrated.

Mineral

ini

adalah

gibbsite

( Al(OH)3), diaspore ( AlO(OH)), dan boehmite ( AlO(OH)).Aluminium dapat diperoleh dari


bauksit (Al2O3.2H2O) dengan cara melakukan pemisahan mineral. Bauksit sendiri
sebetulnya bukan mineral, tetapi merupakan suatu campuran coloidal oksida-oksida Al dan
Fe yang mengandung air.Bauksit terbentuk sebagai endapan residual di dekat permukaan atau
di permukaan tanah pada daerah beriklim tropik dan subtropik. Karena kegiatan proses
pelapukan kimia unsur-unsur kalium, natrium, kalsium, magnesium dan sedikit besi akan
tercuci sedang yang tertinggal adalah besi, titanium dan alumina. Faktor kondisi yang
diperlukan bagi terbentuknya endapan bauksit antara lain adalah:Iklim yang sesuai, yaitu
tropik atau subtropik dan lembab,Batuan yang relatif kaya akan alumina,Cukup tersedia
pereaksi yang mampu melarutkan silika, Keadaan permukaan yang bersifat meluluskan air
hujan secara perlahan-lahan,Cukup sarana pengangkutan larutan hasil pelapukan yang tidak
dikehendaki,waktu,dan keeadaan medan.

2.2.2 Cara Penambangan Aluminium


Metode penambangan bijih aluminium dapat dilakukan secara tambang terbuka. Pada
tahap awal penambangan dilakukan pembersihan lokal (land clearing) dari tumbuh-tumbuhan
yang terdapat di atas endapan bijih bauksit. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam
operasi selanjutnya yaitu kegiatan pengupasan lapisan penutup. Untuk melaksanakan
kegiatan pengupasan lapisan penutup digunakan alat berat bulldozer, sedangkan untuk
penggalian endapan bauksit digunakan alat gali muat excavator yang selanjutnya dimuatkan
ke alat angkut dump truck. Untuk mengoptimalkan perolehan, bauksit kadar rendah dicampur
dengan bijih bauksit kadar tinggi, hal ini dapat berfungsi juga untuk memperpanjang umur
tambang. Untuk menghindari pengotoran dari batuan dasar yang ikut tergali pada saat
10

penambangan bauksit, maka penggalian dilakukan dengan menyisakan bauksit setebal40 50


cm di atas batuan dasarnya.

Gambar II.2
Aluminium
2.2.3 Pengolahan dan Kegunaan Aluminium
Pengolahan bijih bauksit untuk menjadi aluminium dibedakan menjadi dua proses, yaitu :
a. Proses bayer, yaitu proses pengolahan bijih bauksit untuk mendapatkan alumina
(AlO) dan,
b. Proses Hall-Heroult, yaitu proses peleburan alumina untuk mendapatkan aluminium.
Aluminium biasa dimanfaatkan untuk :
a.
b.
c.
d.

Bahan pembuatan pesawat terbang.


Bahan dalam industri kaleng.
Untuk industri kimia
Untuk industri mesin dan bahan pembuat alat elektronik.

2.3 Logam Mulia


Logam mulia dibedakan menjadi Emas (Au),Perak (Ag),dan Platina (Pt).Emas banyak
ditemukan di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Perak banyak ditemukan di
11

Aceh, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Papua. Platina
hanya ditemukan di Riau.

2.3.1 Emas
2.3.1.1 Ganesa Emas
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa. Kekerasannya berkisar
antara 2,5 3 (skala Mohs). Serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam
lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral
ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin,
flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi
dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas
nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur unsur
belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya
kandungan perak di dalamnya >20%.

Gambar II.3
Emas
2.3.1.2 Cara Penambangan Emas
Metode penambangan emas sangat dipengaruhi oleh karakteristik cebakan emas.
Berdasarkan proses terbentuknya, endapan emas dikategorikan menjadi dua type, yaitu :
12

a. Endapan primer / Cebakan primer


Pada umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam (native) yang terdapat di dalam
retakan-retakan batuan kuarsa dan dalam bentuk mineral yang terbentuk dari proses
magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk
karena proses metasomatisme kontak dan aktifitas hidrotermal, yang membentuk
tubuh bijih dengan kandungan utama silika. Cebakan emas primer mempunyai bentuk
sebaran berupa urat/vein dalam batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat
kuarsa.
b. Endapan plaser / Cebakan sekunder
Emas juga ditemukan dalam bentuk emas alluvial yang terbentuk karena proses
pelapukan terhadap batuan-batuan yang mengandung emas. proses oksidasi dan
pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada cebakan emas primer pada atau dekat
permukaan menyebabkan terurainya penyusun bijih emas.
Dalam cebakan primer metode penambangan yang umum diterapkan adalah tambang
bawah tanah (underground) dengan metode gophering, yaitu suatu cara penambangan yang
tidak sistematis, tidak perlu mengadakan persiapan-persiapan penambangan (development
works) dan arah penggalian hanya mengikuti arah larinya cebakan bijih. Oleh karena itu
ukuran lubang (stope) juga tidak tentu, tergantung dari ukuran cebakan bijih di tempat itu dan
umumnya tanpa penyanggaan yang baik. Cara penambangan ini umumnya tanpa penyangga
yang memadai dan penggalian umumnya dilakukan tanpa alat-alat mekanis. Sedangkan
cebakan sekunder cara penambangannya menggunakan metode tambang terbuka yang
menggunakan cara antara lain Pendulangan (panning), Tambang semprot (hydraulicking), dan
Dredging.
2.3.1.3 Cara pengolahan dan kegunaan Emas
Pengolahan bijih emas diawali dengan proses kominusi kemudian dilanjutkan dengan
proses yang disebut metalurgy. Setelah mengalami proses kominusi selanjutnya dihasilkan
konsentrat yang selanjutnya diolah didalam proses metalurgy, dalam proses metalurgy
metode yang dipakai dalam pengolahan emas adalah :
a. Sianidasi Emas adalah teknik metalurgi untuk mengekstraksi emas dari bijih kadar
13

rendah dengan mengubah emas ke kompleks koordinasi yang larut dalam air. Ini
adalah proses yang paling umum digunakan untuk ekstraksi emas. Produksi reagen
untuk pengolahan mineral untuk memulihkan emas, tembaga, seng dan perak
mewakili sekitar 13% dari konsumsi sianida secara global, dengan 87% sisa sianida
yang digunakan dalam proses industri lainnya seperti plastik, perekat, dan pestisida.
Karena sifat yang sangat beracun dari sianida, proses ini kontroversial dan
penggunaannya dilarang di sejumlah negara dan wilayah.
b. Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa / merkuri dan
membentuk amalgam (Au - Hg). Amalgam adalah sebuah kombinasi atau campuran
air raksa dengan logam lain atau dengan alloy. Merkuri akan membentuk amalgam
dengan semua logam kecuali besi dan platina. Selain sederhana cara pengolahannya
dan murah biaya operasionalnya, pengolahan bijih emas dengan metoda amalgamasi
ini juga mudah dalam pemasaran produknya karena baik dalam bentuk amalgam,
bullion maupun berupa logam emas sudah bisa dipasarkan dengan harga standar
berdasarkan kualitas produk dan harga pasar logam emas murni internasional yang
berlaku saat itu. Oleh sebab itu, metoda ini menjadi pilihan utama bagi pertambangan
rakyat pada umumnya..
Emas biasa dimanfaatkan untuk :
a. Sebagai suatu alat ukur, mata uang, dan perhiasan.
b. Sebagai alat tukar dalam suatu transaksi (pertukaran), investasi atau simpanan. Dan
sebagai simbol kemewahan (perhiasan).
c. Emas juga dapat digunakan untuk konduktor pada alat elektronik seperti komputer.

2.4 Logam Besi


Logam besi terdiri dari Khrom (Cr), Kobalt (Co), Besi (Fe), Mangan (Mn), Molibdenum
(Mo), Nikel (Ni), dan Wolfram (W). Persebaran jenis logam ini antara lain besi anyak
dijumpai di Aceh, Sumatra Barat, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Nikel
banyak dijumpai di Sulawesi Tenggara, mangan di P. Timor, Yogyakarta, Kalimantan Timur,
dan Kalimantan Barat.

14

2.4.1 Besi
2.4.1.1 Ganesa Besi
Besi merupakan logam yang memiliki warna abu-abu keputih-putihan. Logam ini
dihasilkan terutama dari peleburan biji hematit dalam tanur sembur. Logam besi terdiri dari
Khrom (Cr), Kobalt (Co), Besi (Fe), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Nikel (Ni), dan
Wolfram (W). Besi memiliki sifat berkilau, kuat, mudah ditempa, dan berwarna perak abuabu. Logam ini memiliki empat bentuk kristal yang berbeda. Jika terpapar udara, besi
berpotensi mengalami karat. Besi berkarat terutama di udara lembab, tetapi tidak di udara
kering.Logam ini mudah larut dalam asam encer. Persebaran bijih besi di indonesia banyak
dijumpai di Aceh, Sumatra Barat, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Nikel
banyak dijumpai di Sulawesi Tenggara, mangan di P. Timor, Yogyakarta, Kalimantan Timur,
dan Kalimantan Barat.

Gambar II.4
Besi
2.4.1.2 Cara Penambangan Besi
Penambangan bijih besi tergantung keadaan dimana bijih besi tersebut ditemukan. Jika
bijih besi ada dipermukaan bumi maka penambangan dilakukan dipermukaan bumi (open pit
mining), dan jika bijih besi berada didalam tanah maka penambangan dilakukan dibawah
tanah (underground mining). Karena bijih besi didapatkan dalam bentuk senyawa dan
bercampur dengan kotoran-kotoran lainnya maka sebelum dilakukan peleburan bijih besi
tersebut terlebih dahulu harus dilakukan pemurnian untuk mendapatkan konsentrasi bijih
15

yang lebih tinggi (25-40%)


2.4.1.3 Cara Pengolahan dan Kegunaan Besi
Bijih besi merupakan bahan baku pembuatan besi yang dapat berupa senyawa oksida,
karbonat, dan sulfida serta tercampur sengan unsur lain misalnya silikon. Bijih besi diolah
dalam tanur atau dapur tinggi untuk menghasilkan besi kasar. Besi kasar adalah bahan baku
untuk pembuatan besi cor (cast iron), besi tempa (wrought iron), dan (baja (steel). Ketigaa
macam bahan itu banyak dipakai dalam bidang teknik.Baja adalah logam paduan antara besi
dan karbon dengan kadar karbonnya secara teoritis maksimum 1,7%. Besi cor adalah logam
paduan antara besi dan karbon yang kadarnya 1,7% sampai 3,5%. Besi tempa adalah baja
yang mempunyai kadar karbon rendah.Dilihat dari kegunaannya maka besi dan baja
campuran merupakan tulang punggung peradaban modern saat ini untuk peralatan
transportasi,bangunan,pertanian,dan peralatan mesin.
1.Pembuatan besi kasar (Ingot)
Bahan utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi. Berbagai macam bijih besi yang
terdapat di dalam kulit bumi berupa oksid besi dan karbonat besi, diantaranya yang terpenting
adalah sebagai berikut :
a. Batu besi coklat (2Fe2O3 + 3H2O) dengan kandungan besi berkisar 40%.
b. Batu besi merah yang juga disebut hematit (Fe2O3) dengan kandungan besi berkisar
50%.
c. Batu besi magnet (Fe2O4) berwarna hijau tua kehitaman, bersifat magnetis dengan
mengandung besi sekitar 60%.
d. Batu besi kalsit atau spat (FeCO3) yang juga disebut sferosiderit dengan mengandung
besi berkisar 40%.
Bijih besi itu dipanggang di dalam dapur panggang agar kering dan unsur-unsur yang mudah
menjadi gas keluar dari bijih kemudian dibawa ke dapur tinggi diolah menjadi besi kasar.
Dapur tinggi mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri satu di atas yang lain pada
alasnya. Pada bagian atas adalah tungkunya yang melebar ke bawah, sehingga muatannya
dengan mudah meluncur kebawah dan tidak terjadi kemacetan.Bagian bawah melebar ke atas
dengan maksud agar muatannya tetap berada di bagian ini. Dapur tinggi dibuat dari susunan
batu tahan api yang diberi selubung baja pelat untuk memperkokoh konstruksinya. Dapur
diisi dari atas dengan alat pengisi.Berturut-turut dimasukkan kokas, bahan tambahan (batu
kapur) dan bijih besi. Kokas adalah arang batu bara yaitu batu bara yang sudah didestilasikan
secara kering dan mengandung belerang yang sangat rendah sekali. Kokas berfungsi sebagai
bahan bakarnya dan membutuhkan zat asam yang banyak sebagai pengembus. Agar proses
16

dapat berjalan dengan cepat udara pengembus itu perlu dipanaskan terlebih dahulu di dalam
dapur pemanas udara. Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi
besi kasar, dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk
pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah), atau dalam keadaan cair dipindahkan pada
bagian pembuatan baja di dalam konvertor atau dapur baja yang lain, misalnya dapur Siemen
Martin.Batu kapur sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas dan batu-batu
ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat dipisahkan dari besi kasar. Terak itu
sendiri di dalam proses berfungsi sebagai pelindung cairan besi kasar dari oksida yang
mungkin mengurangi hasil yang diperoleh karena terbakarnya besi kasar cair itu. Batu kapur
(CaCO3) terurai mengikat batu-batu ikatan dan unsur-unsur lain.
2.Proses dalam dapur tinggi
Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada proses ini zat karbon
monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan besi zat asam pada suhu tinggi. Pada
pembakaran suhu tinggi + 1800oC dengan udara panas, maka dihasilkan suhu yang dapat
menyelenggarakan reduksi tersebut. Agar tidak terjadi pembuntuan karena proses
berlangsung maka diberi batu kapur sebagai bahan tambahan. Bahan tambahan bersifat asam
apabila bijih besinya mempunyai sifat basa dan sebaliknya bahan tambahan diberikan yang
bersifat basa apabila bijih besi bersifat asam. Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi
selanjutnya dialirkan keluar melalui bagian atas dan ke dalam pemanas udara.Terak yang
menetes ke bawah melindungi besi kasar dari oksida oleh udara panas yang dimasukkan,
terak ini kemudian dipisahkan. Proses reduksi di dalam dapur tinggi tersebut berlangsung
sebagai berikut :
a. Zat arang dari kokas terbakar menurut reaksi : C + O2 CO2 sebagian dari CO2
bersama dengan zat arang membentuk zat yang berada ditempat yang lebih atas yaitu
gas CO.

CO2 + C 2CO Di bagian atas dapur tinggi pada suhu 3000 sampai

8000 C oksid besi yang lebih tinggi diubah menjadi oksid yang lebih rendah oleh
reduksi

tidak

langsung

dengan

CO

tersebut

menurut

pada

prinsip

Fe2O3+CO2FeO+CO2.
b. Pada waktu proses berlangsung muatan turun ke bawah dan terjadi reduksi tidak
langsung menurut pada prinsip : FeO+COFeO+CO2.
c. Reduksi ini disebut tidak langsung karena bukan zat arang murni yang mereduksi
melainkan persenyawaan zat arang dengan oksigen. Sedangkan reduksi langsung
terjadi pada bagian yang terpanas dari dapur, yaitu langsung di atas pipa pengembus.
Reduksi ini berlangsung sebagai berikut : FeO + C Fe + CO.
d. CO yang terbentuk itulah yang naik ke atas untuk mengadakan reduksi tidak langsung
tadi. Setiap 4 sampai 6 jam dapur tinggi dicerat, pertama dikeluarkan teraknya dan
17

baru kemudian besi. Besi yang keluar dari dapur tinggi disebut besi kasar atau besi
mentah yang digunakan untuk membuat baja pada dapur pengolahan baja atau dituang
menjadi balok-balok tuangan yang dikirimkan pada pabrik-pabrik pembuatan baja
sebagai bahan baku. Besi cair dicerat dan dituang menjadi besi kasar dalam bentuk
balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan besi
tuang (di dalam dapur kubah) atau masih dalam keadaan cair dipindahkan pada bagian
pembuatan baja (dapur Siemen Martin).Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula
dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan pasir terak atau wol terak sebagai bahan
isolasi atau sebagai bahan campuran semen. Besi cair yang dihasilkan dari proses
dapur tinggi sebelum dituang menjadi balok besin kasar sebagai bahan ancuran di
pabrik penuangan, perlu dicampur dahulu di dalam bak pencampur agar kualitas dan
susunannya seragam. Dalam bak pencampur dikumpulkan besi kasar cair dari
bermacam-macam dapur tinggi yang ada untuk mendapatkan besi kasar cair yang
sama dan merata. Untuk menghasilkan besi kasar yang sedikit mengandung belerang
di dalam bak pencampur tersebut dipanaskan lagi menggunakan gas dapur tinggi.
Seperti sudah diketahui sebelumnya, besi memiliki banyak sekali manfaat bagi kehidupan
sehari hari, terutama dalam bidang konstruksi, karena besi memiliki struktur yang kuat dan
tangguh Berikut ini adalah beberapa pemanfaatan dari unsur besi yang sering kita temui
dalam kehidupan sesehari :
1.Bahan baku pembuatan besi baja dan kabel / kawat baja
Bijih besi murni yang dileburkan dan langsung dicetak tanpa campuran berbagai macam
unsur lainnya akan membentuk besi baja. Besi baja dinilai memiliki kekuatan yang dangat
baik dan sering digunakan sebagai penopang konstruksi konstruksi dari proyek proyek
bangunan. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari besi baja :
a.
b.
c.
d.
e.

Sebagai penopang konstruksi bawah tanah,


Sebagai rangka dari pembuatan gedung bertingkat,
Sebagai struktur konstruksi jembatan,
Kawat dan tali baja dapat digunakan sebagai alat pengangkut pada crane,
Digunakan sebagai beberapa spare part kendaraan, seperti roda, bodi.

2.Sebagai bahan dasar pembuatan tiang tiang rambu lalu lintas dan LPJ ( lampu penerangan
jalan )
18

Bjih besi yang dilebur dapat dicampur dengan unsur lain, seperti jenis alumunium untuk
membuat tiang tiang lampu jalanan dan rambu lalu yang kuat, namun ringan. Selain itu
campuran ini juga dinilai ekonomis dan mudah dalam perawatan, serta memiliki ketahan
terhadap korosi atau karat yang cukup bagus.
3.Sebagai bahan pembuatan besi tuang
Besi tuang merupakan salah satu jenis logam ferro. Logam ferro merupakan jenis logam yang
dibuat dengan campuran antara besi dan karbon. Hasil campuran ini akan menciptakan logam
yang sangat kuat dan tahan lama. Biasanya jenis besi tuang ini diaplikaskan dan
dimanfaatkan untuk :
a.
b.
c.
d.

Alas mesin,
Meja perata,
Blok silinder pada mesin kendaraan dan mesin konstruksi,
Cincin torak.

4.Besi tempa
Beberapa bijih besi akan dicetak dengan ukuran ukran tertentu dan dibuat menjadi
lembaran lembaran. Hal ini diperuntukkan untuk keperluan besi tempa. Besi tempa
merupakan jenis besi yang mengandung 99% bijih besi, yang akan dibuat menjadi suatu
barang. Berikut ini adalah beberapa aplikasi dari besi tempa:
a.
b.
c.
d.

Sebagai bahan senjata, seperti keris dan pedang,


Sebagai plat penambal lubang atau kebocoran pada konstruksi besi,
Sebagai peyambung konstruksi besi (dengan cara di las),
Untuk pembuatan bracket bracket atau dudukan.

5.Pembuatan baja lunak


Berbeda dengan besi baja murni yang sangat kuat, terutama untuk pembuatan proyek
konstruksi, baja lunak merupakan campuran antara bijih besi dengan karbon, dengan
kandungan campuran karbon sebanyak 0.1 0.3%. biasanya jenis baja ini dapat ditempa, dan
mudah dipotong dengan menggunakan gergaji tangan. Berikut ini beberapa pemanfaatan dari
baja lunak :
a. Pembuatan mur, sekrup, dan baut,
b. Pembuatan perkakas, seperti obeng dan semacamnya,
19

c. Pembuatan pipa pia non pralon.


6.Baja sedang
Merupakan jenis baja yang lebih keras dan kuat dibandingkan baja lunak. Baja sedang
memiliki kandungan campuran besi dan karbon, dengan kadar karbon sebanyak 0.4 0.6%.
Baja sedang ini sering dimanfaatkan sebagai alas dan poros dari peralatn berat. berikut ini
beberapa manfaat dari baja sedang :
a. As roda dari alat berat dan beberapa truk besar,
b. Membuat rel kereta,
c. Alat tempa.
7.Baja dengan campuran karbon yang tinggi dan tambahan campuran lainnya
Bijih besi yang dibuat menjadi baja jenis ini biasanya memiliki kandungan campuran karbon
sebanyak 0.7 1.5 % dan juga biasanya sering ditambahkan campuran unsur lain, seperti
nikel, kobalt, dan krom. Baja jenis ini memiliki kualitas yang baik dari segi kekuatan dan
ketahanan dan biasanya anti karat. Berikut ini adalah beberapa pemanfaatan dari baja jenis ini
:
a. Bahan dasar pembuatan perkakas berat, seperti gergaji, pahat, stempel,
b. Pembuatan mesin bubut dan peralatan untuk melakukan bubut,
c. Pembuatan peralatan dan spare part dari mesin mesin besar.
8.Sebagai aksesoris dan peralatan rumah tangga
Selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan peralatan konstrukis, bijih besi
juga dapat dimanfaatkan sebagai aksesoris dan peralatan rumah tangga. Banyak aksesoris dan
peralatan rumah tangga yang dapat dibuat dengan menggunakan bijih besi, yang tentunya
dicampur dengan unsur lain, seperti nikel, krom, tembaga dan lainnya. Berikut ini aksesoris
yang memiliki bahan dasar besi :
a.
b.
c.
d.

Gelang, kalung dan cincin,


Gagang kacamata,
Pembuatan kunci rumah,
Peraltan dapur

9.Sebagai bahan pembuatan rangka kendaraan


20

Bijih besi yang sudah menjadi besi juga dapat menjadi bahan baku pembuatan rangka
kendaraan, seperti sepeda, motor dan mobil. Dengan menggunakan rangka dari bahan besi,
kualitas kendaraan akan menjadi lebih baik, dan kuat, namun mudah mengalmi korosi alias
karat, sehingga harus dirawat dengan tepat

2.4.2 Mangan
2.4.2.1 Ganesa Mangan
Mangan merupakan logam keras dan getas berwarna abu-abu merah muda. Logam ini sulit
mencair, tapi mudah teroksidasi. Mangan murni bersifat amat reaktif dan dalam bentuk bubuk
akan terbakar dengan oksigen, serta larut dalam asam encer. Mangan merupakan salah satu
logam yang paling melimpah di tanah yang terutama berbentuk senyawa oksida dan
hidroksida. Di indonesia pensebaran mangan dapat di jumpai di Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Yogyakarta, Tasikmalaya,
Tulung Agung, Kalimantan Barat, Pulau Sulawesi, Nusa tenggara Timur, Kupang, Maluku,
dan papua.

Gambar II.5
Mangan
2.4.2.2 Cara Penambangan Mangan

21

Penambangan mangan ditentukan oleh letak deposit yang bersangkutan. Apabila


depositnya terletak didekat permukaan, teknik penambangan dengan sistem tambang
permukaan / terbuka lebih sesuai diterapkan. Apabila depositnya terdapat terlalu jauh
dipermukaan maka pembuatan sumuran yang dilanjutkan dengan sistem gophering lebih
sesuai.
2.4.2.3 Pengolahan dan Kegunaan Mangan
Cara konsentrasi tergantung keadaan bijih. Pada bijih yang berbentuk bongkahan yang
berkadar tinggi di dalam tanah liat (clay) yang mudah hancur pengolahan terdiri dari
pengujian dalam log washer atau wash trammel. Bila bijih bercampur dalam batuan keras
harus dihancurkan (crushing) dulu kemudian dikerjakan dengan meja goyang (shaking table)
adalah pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja goyang.
Pemanfaatan mangan di dunia sebagian besar digunakan untuk :
a. Produksi Besi-baja
Logam mangan dalam proses pembuatan baja sangat menguntungkan karena mangan
dapat mengikat belerang, sehingga mencegah terjadinya fes yang dapat merapuhkan
baja. Selain itu, mangan juga mampu mengikat oksigen sehingga dapat mencegah
terjadinya rongga-rongga (gelembung) pada baja yang terbentuk setelah proses
pendinginan dilakukan.
b. Campuran Alumunium
Aluminium dengan kadar mangan sekitar 1.5% mempunyai tingkat perlawanan yang
lebih tinggi melawan karatan dan kerusakan disebabkan oleh pembentukan urat yang
menyerap kotoran.
c. Untuk Industri Baterai Kering
Salah satu peran atau manfaat mno2 (sebagai pirolusit) dalam baterai-sel kering yaitu
sebagai oksidator dan juga digunakan sebagai pendepolarisasi pada sel kering
baterai.
d. Dalam Pembuatan Keramik Dan Gelas
22

Pada pembuatan keramik sebagai bahan pewarna pada keramik dan pada gelas
sebagai penghilang unsur organik dalam adonan gelas,bahan penghilang warna
dengan mengoksidasi ion besi dan bahan pewarna.
e. Untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi.
f. Mangan sendiri bermanfaat memberi warna lembayung pada kaca.
g. dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan klorin, dan dalam pengeringan cat
hitam.
h. Pemanfaatan dalam Tubuh Manusia.
Mangan merupakan unsur yang penting untuk penggunaan vitamin b1. Mangan,
kalsium, dan fosfor bersama-sama membentuk sistem tulang dan gigi. Mangan
bermanfaat dalam pembentukan hemosianin dalam sistem darah dan enzimatik pada
hewan air.
i. Untuk industri, mangan sebagai bahan pembuat batang las,elektrosis seng dan bahan
pengoksida dalam produksi uranium.

2.4.3 Nikel
2.4.3.1 Ganesa Nikel
Nikel adalah komponen yang banyak ditemukan dalam meteorit dan menjadi ciri komponen
yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau siderit, dapat
mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh secara komersial dari
pentlandit dan pirotit di kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30%
kebutuhan nikel dunia.
Unsur nikel berhubungan dengan batuan basa yang disebut norit. Nikel ditemukan dalam
mineral pentlandit, dalam bentuk lempeng-lempeng halus dan butiran kecil bersama pyrhotin
dan kalkopirit. nikel biasannya terdapat dalam tanah yang terletak di atas batuan basa.

23

Gambar II.6
Nikel
2.4.3.2 Cara Penambangan Nikel
a.

Eksplorasi Nikel
Ekplorasi bijih nikel dilakukan dengan menggunakan alat bor (mobile driil) dengan spiral

bit dan pembutan sumur uji. Sumur uji digunakan sebagai bahan perbandingan dengan data
lubang bor, dan untuk menentukan recovery dari jenis material.Pemboran dibagi dalam 2
tahapan, yaitu pemboran eksplorasi dan pemboran pengembangan (development). Pemboran
eksplorasi dilakukan dengan jarak lubang bor antara 200 m x 200 m 400 m x 400 m,
sedangkan pemboran pengembangannya dilakukan sebelum pemboran tambang dengan jarak
25 m x 25 m, 50 m x 50 m, dan 100 m x 100 m.Dari bubuk hasil pemboran (cutting) dan
sumur uji dilakukan pengambilan contoh bijih untuk setiap kedalaman 1 m. contoh diambil
dari limonit berkadar sampai kedasar lubang. Contoh dipreparasi dan dianalisis unutk
mendapatkan data mutu bijih. Klasifikasi cadangan bijih nikel dibagi dalam 3 kelas yaitu
terukur, terkira dan terduga. Dan setiap tempat kerja harus mempunyaicadangan tidak kurang
dari 1 minggupenambangan 70.000 WMT r.o.m (Wet Metrik tons).Dari hasil cadangan
dihitung dengan menggunakan metodaLES(laterit evaluation Sistem). Pemakain cara ini
tergantung pada jenis dan kondisicadangan yang mempertimbangkan dilution, baik top
dilution karena adanya lapisan penutup, maupun bottom dilution karena adanya batuan
dasar.Data cadangan ini dikompilasi dengan menggunakan komputer ataudengan perangkat
lunakmineral resourse inventory(MRI) yang dapat memberikan informasi mengenai cadangan
bijh nikel.

24

b.

Nickel Ore Mining (Penambangan Bijih Nikel)


Penambangan diklasifikasikan atas 2 jenis kualitas ore utama, yaitu limonit dan saprolit.

Sedangkan 1 jenis kualitas ore lagi yaitu low grade saprolit (LGSO) dimana kualitas ore
merupakan transisi antara saprolit dan limonit. Ke tiga jenis ore tersebut ditentukan oleh Tim
Eksplorasi dan Perencanaan Tambang. Pelaksanaan dilapangan akan diawasi oleh grade
controller. Limonit ditambang dan diangkut langsung ke tempat pemisahan ukuran
berdasarkan gravitasi atau Grizzly portable. Saprolit ditambang sebagian akan diangkut
langsung ke tempat penyaringan tetap atau disebut Grizzly portable. Pengambilan sample
dilakukan diatas truk dengan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Dan sebagian akan
dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara atau disebut Stockyard dan pengambilan
sample diatas truk atau pada tumpahan truk dengan ketentuan yang ditetapkan
sebelumnya. Penentuan ore akan diangkut langsung ke grizzly atau diangkut ke stockyard
oleh grade control. Hal ini didasari oleh fackor kualitas. Penambangan harus mengikuti
prosedur tersebut dan penentuan lokasi stock akan ditentukan oleh pihak perusahaan.Operator
Tambang harus menjaga tidak terjadinya pengotoran ore baik limonit atau saprolit pada saat
penggalian di lokasi penambangan (front). Pembatuan jalan di front ataupun tempat
penggalian harus menggunakan batuan yang tidakmengandung silica tinggi diutamakan
menggunakan batuan/boulder sekitar area penggalian yang masih mengandung nikel. Selama
penggalian operator tambang harus memisahkan boulder yang berukuran besar sehingga
dipastikan tidak terangkut sebagai ore. Boulder dapat diangkut sebagai waste ataupun
dipindahkan ketempat aman yang tidak mengganggu kegiatan gali muat disekitar area
penambangan. Saprolit yang disimpan di stockyard pada saat diangkut kembali ke
grizlly portable dipastikan diangkut bersih, tidak terjadi pengotoran dari material lain diluar
tumpukan ore, dan boulder yang besar dipisahkan sehingga tidak terangkut ke grizzly. Tidak
ada pengambilan sample yang dilakukan pada kegiatan ini.
2.4.3.3 Pengolahan dan Kegunaan Nikel
Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral berharga secara ekonomis
berdasarkan teknologi yang ada sekarang. Berdasarkan tahapan proses pengolahan bahan
galian dapat dibagi menjadi tiga tahapan proses yaitu:
a. tahap preparasi
b. tahap pemisahan dan
c. tahap dewatering
25

Tujuan dilakukannya kegiatan Pengolahan bahan galian ini yaitu untuk Membebaskan
mineral berharga dari mineral pengotornya (meliberasi), memisahkan mineral berharga dari
pengotornya, mengontrol ukuran partikel agar sesuai dengan proses selanjutnya (reduksi
ukuran), mengontrol agar bijih mempunyai ukuran yang relatif seragam, mengontrol agar
bijih mempunyai kadar yang relative seragam, membebaskan mineral berharga, menurunkan
kandungan pengotor (menaikkan kadar mineral berharga).Dengan demikian kita akan
mendapatkan keuntungan-keuntungan berupa Mengurangi ongkos / biaya pengangkutan,
mengurangi ongkos / biaya peleburan, serta Mengurangi kehilangan mineral berharga pada
saat peleburan.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan proses pengelolahan nikel melalui
beberapa tahap utama yaitu, crushing, Pengering, Pereduksi, peleburan, Pemurni, dan
Granulasi dan Pengemasan.
a. Crushing
Crushing bertujuan untuk reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga bisa terlepas
dari bijihnya. Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap ini untuk nikel ore ini
hanya dibutuhkan ukuran maksimal 30 mm sehingga hanya dibutuhkan crusher saja
dan tidak dibutuhkan grinder.
b. Pengeringan di Tanur Pengering (Dryer)
Dari stockpile hasil tambang (ore) diangkut menuju apron feeder. Di apron feeder ore
mengalami penyaringan dan pengaturan beban sebelum diangkut dengan belt
conveyor menuju dryer atau tanur pengering. Diruang pembakaran tersebut terdapat
alat pembakar yang menggunakan high sulphuroil atau yang biasa disebut minyak
residu sebagai bahan bakar. Dalam tahap pengeringan ini hanya dilakukan penguapan
sebagian kandungan air dalam bijih basa dan tidak ada reaksi kimia. Ore kemudian
dihancurkan dan kemudian dikumpulkan di gudang bijih kering (Dry Ore Storage).
c. Kalsinasi dan Reduksi
Kalsinasi dan Reduksi di tanur pereduksi tujuannya untuk menghilangkan kandungan
air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan
sulfidasi. Setelah proses drying, bijih nikel yang tersimpan di gudang bijih kering
26

pada dasarnya belumlah kering secara sempurna, karenaitulah tahapan ini bertujuan
untuk menghilangkan kandungan air bebas danair kristal serta mereduksi nikel oksida
menjadi nikel logam. Proses ini berlansung dalam tanur reduksi. Bijih darigudang
dimasukkan dalam tanur reduksi dengan komposisi pencampuran menggunakan ratio
tertentu untuk menghasilkan komposisi silika magnesiadan besi yang sesuai dengan
operasionaltanur listrik. Selain itu dimasukkan pula batubara yang berfungsi sebagai
bahan pereduksi pada tanur reduksi maupun pada tanur pelebur. Untuk mengikat
nikeldan besi reduksi yang telah tereduksi agar tidak teroksidasi kembali oleh udara
maka ditambahkanlah belerang. Hasil akhir dari proses ini disebut kalsin yang
bertemperatur sekitar 700C.
d. Peleburan
Peleburan di Tanur Listrik Untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga
terbentuk fasa lelehan matte dan Slag. Kalsin panas yang keluar dari tanur reduksi
sebagai umpan tanur pelebur dimasukkan kedalam surgebin lalu kemudian dibawa
dengan transfer car ke tempat penampungan. Furnace bertujuan untuk melebur kalsin
hingga terbentuk fase lelehan matte dan slag. Dinding furnace dilapisi dengan batu
tahan api yang didinginkan dengan media air melalui balok tembaga. Matte dan slag
akan terpisah berdasarka berat jenisnya. Slag kemudian diangkut kelokasi
pembuangan dengan kendaraan khusus.
e. Converting / Pemurnian
Converting di Tanur Pemurni Bertujuan untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte
dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen. Matte yang memiliki berat jenis lebih
besar dari slag diangkut ke tanur pemurni / converter untuk menjalani tahap
pemurnian dan pengayaan.Proses yang terjadi dalam tanur pemurni adalah peniupan
udara dan penambahan sililka. Silika ini akan mengikat besi oksida dan membentuk
ikatan yang memiliki.
f. Granulasi dan Pengemasan
Granulasi dan Pengemasan Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi
butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas. Matte dituang
27

kedalam tandis sembari secara terus menerus disemprot dengan air bertekanan tinggi.
Proses ini menghasilkan nikel matte yang dingin yang berbentuk butiran-butiran
halus. Butiran-butiran ini kemudian disaring, dikeringkan dan siap dikemas.
Penggunaan utama nikel adalah sebagai bahan pembuat logam paduan. Logam paduan nikel
memiliki karakteristik kuat, tahan panas, serta tahan karat.Sekitar 65 % nikel digunakan
untuk membuat stainless steel, yang umumnya memiliki komposisi sebagian besar besi, 18 %
kromium, dan 8 % nikel. 12 % dari semua nikel digunakan sebagai elemen paduan super. Sisa
23% antara lain digunakan sebagai paduan baja, baterai isi ulang, katalis dan bahan kimia
lainnya, mata uang logam, produk pengecoran, dan plating.Nikel mudah dibentuk dan bisa
ditarik menjadi kawat. Logam ini tahan korosi bahkan pada suhu tinggi sehingga banyak
digunakan pada turbin gas dan mesin roket.Monel adalah paduan nikel dan tembaga yang
tidak hanya keras tapi bisa menahan korosi oleh air laut, sehingga ideal digunakan sebagai
baling-baling kapal dan fasilitas desalinasi.

28

BAB III
PENUTUP

1. Bahan galian logam adalah bahan galian diluar bahan galian industri dan non
radioaktif yang memiliki kegunaan sebagai perhiasan, alat-alat sehari-hari dan
industri.
2. Bahan galian logam diantaranya adalah Tembaga, Aluminium, Emas, Besi, Mangan,
Nikel
3. Keterdapatan bahan galian logam di Indonesia cukup melimpah dapat dilihat dari
persebaran bahan galian logam tersebut di Indonesia.
4. Quarry adalah jenis tambang terbuka yang ditetapkan untuk menambang endapanendapan bahan galian logam
5. Metode pengolahan setiap bahan galian logam berbeda-beda sesuai dengan jenis dan
sifat bahan galiannya.

29

DAFTAR PUSTAKA
Sukandarrumidi, 2009. Geologi Mineral Logam, Gadjah Mada University Press,
jogyakarta
http://manfaat.co.id//manfaat-bijih-besi
Aryono,S. dan Sudarno, 1979, Ilmu Bahan Galian, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta.

30

Anda mungkin juga menyukai