Biayanya mahal
1. A.
SUDUT KONTAK
Kontak antara permukaan padatan dan gelembung udara di dalam air ditunjukkan pada
gambar di bawah ini (permukaan padatan-udara dan padatan-air digambarkan di atas bidang
yang sama).
Pada keadaan setimbang, tegangan antar muka pada titik kontak 3 fase :
Tpu = Tpa + Tua cos
Tpu
= tegangan antar muka padatan-udara
Cos = Tpu Tpa
Tua
= tegangan antar muka udara-air
Tua
Tpa
= tegangan antar muka padatan-air
= sudut kontak diukur melalui air.
Jika = 0O berarti permukaan partikel diselimuti air (hidrofobilik), = 180O berarti udara
menutupi partikel (hidrofilik). Kenyataannya sudut kontak terbesar yang diketahui ialah 110O.
Pada sistem flotasi sudut kontak 60O sudah cukup untuk berlangsungnya flotasi dengan baik.
Untuk memperbesar sudut kontak, maka cos harus diperkecil, ini berarti Tpu Tpa
REAGENT FLOTASI
Proses flotasi merupakan proses yang bergantung sifat adhesi mineral tertentu terhadap udara
(hidrofob), dan terhadap air (hidrofil). Untuk membantu proses flotasi dengan mengubah
sifat-sifat permukaan partikel mineral perlu ditambahkan zat-zat kimia berupa reagent.
Reagent-reagent yang digunakan dalam proses flotasi dapat digolongkan menjadi :
1. 1.
Collector
Collector adalah bahan yang dapat menyebabkan partikel mineral menjadi suka udara, yaitu
dengan cara melapisi permukaan polar dari partikel mineral dengan reagent. Sehingga pada
bagian luar dari mineral terjadi reaksi kimia yang membentuk lapisan non polar yang mudah
menarik udara, dan mineral kan mudah menempel pada gelembung udara.
Contoh kolektor untuk mineral sulfida adalah Xanthate, dan Dithiophosphate. Sedangkan
untuk mineral non sulfida adalah Fatty acid jenuh dan tidak jenuh.
1. 2.
Frother
Frother zat kimia yang digunkan untuk membantu menstabilkan gelembung udara yang
terbentuk, sehingga tidak mudah pecah. Gelembung-gelembung udara yang terbentuk harus
dapat bergerak bebas di dalam pulp dan dapat mengambil partikel-partikel mineral berharga,
kemudian diapungkan ke dalam pulp.
Contoh dari frother adalah DOWFROTH Flotation Frother Series, MIBC, dan
Polyalkoxyparaffins.
1. 3.
1. C.
MEKANISME FLOTASI
Gelembung-gelembung udara yang terbentuk karena adanya udara yang dihisap ke dalam
pulp, dan frother yang membentuk energi bebas permukaan pada antar muka air dan udara.
Untuk membantu proses flotasi, partikel-partikel mineral feed harus berukuran halus. Hal ini
karena walaupun densitynya besar, ukuran partikel yang halus akan menyebabkan density
asosiasi partikel-gelembung menjadi lebih kecil dari density air.
Karena ion permukaan dilapisi melalui reaksi secara adsorbsi fisik atau kimia dengan bagian
ionik kolektor dan bagian organiknya merubah sifat permukaannya misalnya menjadi
hidrofob. Dengan sifat tersebut partikel menjadi adhesif terhadap gelembung udara, sehingga
gelembung-gelembung udara akan mengalami aerasi. Partikel-partikel mineral yang
menempel pada permukaan gelembung akan terbawa naik ke permukaan pulp, dan
terpisahkan.
Langkah-langkah yang dilakukan pada proses flotasi sulfida adalah :
1. Penghancuran dan penghalusan (Kominusi)
2. Desliming
3. Pulp Concentration
4. Conditioning
5. Aeration
6. Pemisahan
1. D.
Untuk suspensi pulp yang lebih kental akan diperoleh recovery yang lebih baik.
1. Waktu kontak dan waktu flotasi
Kenaikan recovery terjadi pada suatu waktu tertentu, yang tergantung pada :
Lama pengadukan
Ukuran butir
1. Pengaruh pH
Tujuan dari pengaturan pH adalah untuk menurunkan sudut kontak.
1. Pengaruh Collector
Yang harus diperhatikan adalah sifat-sifat dari kolektor yang akan digunakan, misalnya
Xanthate, sangat baik untuk merubah sifat permukaan mineral-mineral sulfida dan batubara,
mudah larut dalam air dan tidak akan menimbulkan frother.
1. Pengaruh Frother
Digunakan untuk menstabilkan gelembung udara untuk waktu yang relatif lama.
Persentase solid 10 % cukup baik karena dapat menciptakan zona tenang di bawah lapisan
buih yang biasanya antara 10-15% solid. Dengan demikian partiel yang tidak diinginkan
akanturun ke dasar sel. Persentase solid ditentukan oleh ukuran butir. Dalam percobaan
persentase solid tidak konstan 10% karena terjadi penambahan air untuk batas muka air agar
lapis buih dapat melewati bibir sel flotasi.
Temperatur percobaan dapat mempengaruhi recovery (yield). Pada kondisi temperatur diatas
40 C menyebabkan gelembung udara mudah terbentuk karena tegangan permukaan yang
menurun. Percobaan dilakukan pada suhu kamar antara 25-40 C, masih dalam batas normal
dan cukup memenuhi syarat untuk flotasi. Kecepatan putar impeler antara 1000-1200 rpm
cukup memadai untuk menciptakan kondisi pengadukan merata dan menyebar reagen
keseluruh bagian sel flotasi
Putaran yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gelembung udara mudah pecah sehingga akan
menurunkan efisiensi alat. Jika terlalu rendah akan memperpanjang waktu conditioning. Dari
data kelompok terlihat gejal ketidakteraturan (teoritis) hubungan antara yield dengan waktu
flotasi. Kecenderungan adalah terjadinya peningkatan yield pada awal percobaan sampai titik
maksimum dan berbalik menurun.
Fungsi MIBC selain sebagai frother juga dapat berperan sebagai collector, depresan limb, dan
pengapung sulfur, jika MIBC digunakan dalam jumlah minimal. Batubara bersih didepre dan
sulfurnya diapungkan sehingga akan diperoleh batubara bersih (dari sulfur) sebagai tailing.
Penambahan kolektor dalam flotasi batubara akan meningkatkan yield sampai batas optimal.
Dari data percobaan diektahu bawa yield terbesar 70,02% diperoleh dari penambahan
kolektor sebanyak 2,5 kg/ton.
1. Bebarpa hal yang perlu diperhatikan dalam flotasi batubara :
Temperatur ideal adlah di ats 40O , meski suhu kamar cukup memenuhi syarat.
Kecepatan impeller
Hasil tambang batubara di Indonesia berukuran relatif kasar sehingga tidak ekonomis
unutkdiolah dengan flotasi.
Kolektor pada flotasi batubara adalah minyak solar (diesel) yang bersifat non ionizing
collector, sedangkan pada flotasi mineral sulfida digunakan amyl xanthate, yaitu
sulphydril clollector.
Ukuran partikel flotasi batubara berukuran halus yang tidak dapat diproses dengan
konsentratsi gravimetri. Untuk mineral sulfida untuk semua selang ukuran dapat
diproses, tapi umumnya berukuran 65 mesh agar dieroleh derajat liberasi yang tinggi.
1. Umpan flotasi dapat dipakai pada metode Sink and Float menggunakan Heavy Media
Separator karena ukuran -28 mesh sampai 325 mesh. Untuk ukuran kuranf dari 0,1
mm, HMS tidak efisien.
2. Pengaruh ukuran butir terhadap fraksi halus :
Partikel halus dari batubara mengandung slime dan pengotor, sehingga modifier yang
digunakan akan lebih banyak. Karena selektivitas partikel yang halus akan berkurang dengan
banyaknya slime yang menutupi bidang kontak antara gelembung udara dan permukaan
partikel mineral. Selain itu slime juga dapat membuat gelembung udara sulit pecah, sehingga
menggangu proses pengapungan.
1. Masalah-masalah yang dihadapi dalam proses flotasi batubara :
Pemilihan reagent flotasi yang tidak tepat untuk setiap jenis batubara akan
menghalangi pencapaian hasil optimum.
Pencemaran air akibat pencucian batubara. Batubara halus dalam air pencuci dapat
dipisahkan secara flotasi.
Untuk mengolah batubara halus yang tidak dapat diolah dengan proses lain jika sudah
tidak ekonomis.