Anda di halaman 1dari 3

Nama : Marieta Riana

NIM : 073001500062
TUGAS FLOTASI

Soal :
Jelaskan mekanisme absorbs pada frother dan collector.

Jawab :

1. Mekanisme Frother
Frother (pembuih) akan terkonsentrasi pada antar muka udara dan air. Kehadiran froter pada
fasa cair pada larutan reagen kimia yang dipakai dalam flotasi untuk membentuk buih atau busa.
Reagen ini mempunyai permukaan yang aktif dan biasanya pada flotasi berguna untuk
meningkatkan gelembung udara dan menolong supaya gelembung menyebar.
Ini berarti memperbaiki kondisi penempelan partikel mineral dan menaikaan stabilitas busa.
Kontak antar mineral udara dan air dikenal dengan kontak tiga fasa dan sudut yang terbentuk antara
mineral dengan antar muka udara-air yang diukur pada fasa air disebut dengan sudut kontak. Sudut
kontak = 0, berarti permukaan padatan diselimuti air (hidropilik) dan sudut kontak = 1800 udara
menutupi padatan. Sudut kontak sering digunakan sebagai ukuran kehidropobikan permukaan
mineral.

a. Penggunaan Frother
Pemakaian frother pada proses flotasi sangat penting dilihat dari fungsinya yaitu :
 Frother mencegah perpaduan gelembung udara dan menjaga kestabilan gelembung untuk
selama periode waktu yang cukup lama.
 Lapisan frother pada kulit gelembung udara menaikkan ketahanan gelembung terhadap
bermacam – macam ketahanan dari luar.
 Lapisan frother pada gelembung mengurangi kecepatan gelembung didalam pulp, sehingga
kontak gelembung dengan mineral – mineral akan menimbulkan kondisi yang lebih baik yang
menguntungkan proses flotasi.
b. Karakteristik Frother
Beberapa karateristik Frother adalah sebagai berikut :
 Suatu substansi organik.
 Molekulnya heteropolar terdiri dari satu atau lebih gugusan HC yang dihubungkan satu grup
yang polar.
 Kelarutannya tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil.
 Tidak ter-ion.
 Busa atau buih akan segera patah detelah berpindah dari sell flotasi.
 Mempunyai aktivitas kimia yang lemah.
Contoh Frother :
 MIBC = Methyl Isobutyl Carbinol
 Minyak pinus (kayu putih)
 Terpentin
 Pemakaian : 5 – 100 g/t

2. Mekanisme Kolektor
Kolektor adalah suatu reagen yang memberikan sifat menempel pada udara sehingga mineral
tersebut senang pada udara. Collector merupakan zat organik dalam bentuk asam, basa atau garam
yang berbentuk heteropolar, yaitu satu ujungnya senang pada air dan ujung lainnya senang pada
udara.
Molekul kolektor berupa senyawa yang dapat terionisasi menjadi ion-ion dalam air (ionizing
collector) atau berupa senyawa yang tidak dapat terionisasi dalam air (non ionizing collector). Non
ionizing collector umumnya merupakan hidrokarbon cair yang dihasilkan dari minyak maupun
batubara (heptane = C7H12, toluen = C6H5CH3).
Sedangkan ionizing collector merupakan jenis kolektor yang molekulnya memiliki struktur
heteropolar, yaitu salah satu kutubnya bersifat polar (dapat dibasahi air), sedangkan kutub lainnya
bersifat non polar (tidak dapat dibasahi air). Berdasarkan sifat, ionizing collector diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu annionic collector dan cationinc collector.
Macam kolektor antara lain :
 Xanthat, hasil reaksi alkohol, alkali dan sulfida karbon
 Aerofloat, reaksi fenol dengan penta sulfida phosphor
 Thio carbonalit (urae), sebagai serbuk halus
 Fatty acid (asam lemak), untuk flotasi non logam
 Oleic acid
 Palmatic acid
 Pemakaian : 25 – 100 g/t
Interaksi antara collector dan permukaan memainkan peranan yang penting dalam memahami
mekanisme interaksi dari reagen-reagen berbeda dengan permukaan mineral. Ada dua mekanisme
terpisah yang saat ini telah diakui secara luas mengenai penyerapan collector pada mineral sulfida.
Yang pertama, ada mekanisme penyerapan kimia (chemisorption mechanism) di mana molekul
xanthate yang terserap membentuk ikatan kimia dengan atom logam (Pb) pada permukaan Sulfida
(PbS). Mekanisme yang lain adalah elektrokimia dan melibatkan oksidasi elektrokimia dari
molekul collector yang terserap untuk menghasilkan produk oksidasi yang mana membuat
permukaan galena menjadi hidrofobik.
Dalam pemakaian harus diperhatikan mengenai jumlah kolektor. Kolektor yang digunakan
bila terlalu sedikit tidak dapat mengapungkan mineral secara selektif, sedangkan bila terlalu
banyak akan menghasilkan formasi micelle dan hasil flotasi juga tidak baik. Dengan
bertambahnya konsentrasi kolektor maka kerapatan adsorpsi juga akan memperbesar sehingga
akan membentuk lapisan teradsorpsi pada antar muka.

Anda mungkin juga menyukai