4.
Pengatur keasaman (pH regulator) mengatur tingkat keasaman froses plotasi [HCl,
HNO3, Ca(OH)2, NH4OH, dll].
Produk dari flotasi :
Konsentrat (mineral yang terapung dengan gelembung udara)
2. zona-zona
(a) Apungan (b) zona benturan partikel udara (c) Zona pengadukan.
3. Impeller
4. Arah aliran gelembung udara.
Denver cell
Krupp cell
Outokumpu cell
Wemco-Fagregren cell
b. Pneumatic flotation :
Column cell
Cyclo cell
Davcra cell
Flotaire cell
Flotasi
04JUN
Floatasi adalah suatu proses separasi (pemisahan) antara mineral yang berharga dan pengotornya
(gangue) dengan memanfaatkan sifat kimia fisik dari permukaan partikel mineral. Dimana partikel mineral
memiliki sifat hidrofobik dan hidrofilik. Mineral yang memiliki sifat hidrofobik akan berikatan dengan
gelembung udara dan naik ke permukaan membentuk buih. Buih yang dihasilkan diambil dan dikeringkan
sehingga didapat mineral berharga yang diinginkan.
Flotation (flotasi) berasal dari kata float yang berarti mengapung atau mengambang. Flotalasi dapat
diartikan sebagai suatu pemisahan suatu zat dari zat lainnya pada suatu cairan/ larutan berdasarkan
perbedaan sifat permukaan dari zat yang akan dipisahkan, dimana zat yang bersifat hidrofilik tetap
berada fasa air sedangkan zat yang bersifat hidrofobik akan terikat pada gelembung udara dan akan
terbawa ke permukaan larutan dan membentuk buih yang kemudian dapat dipisahkan dari cairan
tersebut. Secara umum flotation melibatkan 3 fase yaitu cair (sebagai media), padat (partikel yang
terkandung dalam cairan) dan gas (gelembung udara).
Proses flotasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu directional flotation dan reverse flotation.
Directional flotation yaitu proses flotasi dimana mineral berharga akan terangkat ke atas membentuk buih
yang mengapung di permukaan pulp. Sedangkan reverse flotation adalah proses floatasi
dimana partikel mineral yang diapungkan merupakan mineral pengotor (gangue)
Klasifikasi Mineral
Semua mineral yang ada di muka bumi ini diklasifisikan ke dalam tipe polar dan nonpolar sesuai dengan
karakteristik permukaannya.
Permukaan dari mineral nonpolar diindikasikan dengan ikatan molekul yang lemah dan biasanya
hidrofobik.
Mineral dengan ikatan kovalen atau ionic permukaan yang kuat dikenal dengan tipe polar. Tipe ini
memperlihatkan nilai energi bebas yang tinggi yang ada di permukaan polar. Permukaan polar
bereaksi kuat dengan molekul air dan mineral-mineral ini secara alami akan menjadi hidrofibik.
1. Collector
Collector adalah senyawa yang dapat menyebabkan prmukaan mineral menjadi suka udara (hidrofobik).
Collector biasanya merupakan mineral organic heteropolar, mengandung gugus polar dan non-polar.
Gugus non-polar cenderung bersifat hidrofobik dan akan menempel pada gelembung udara, sedangkan
gugus polar akan menempel pada partikel solid tertentu sehingga partikel solid tersebut ikut terapung
bersama gelembung udara.
2. Frother
Frother adalah senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan gelembung, sehingga tidak
mudah pecah. Frother yang efektif biasanya mengandung setidaknya 5 atom karbon dalam tantai
utamanya. Ketika permukaan partikel telah menjadi hidrofobik, partikel tersebut harus mampu menempel
pada gelembung udara yang disuntikkan (aerasi). Namun muncul masalah ketika gelembung
gelembung tersebut tidak stabil dan mudah pecah akibat tumbukan dengan partikel padat, dinding sel
dalam gelembung gelembung lain. Oleh karena itu perlu adanya penambahan material ke dalam pulp
yang dapat menstabilkan gelembung udara. Material yang ditambahkan tersebut dikenal dengan frother.
3. Modifier
Adalah beberapa jenis reagen yang ditambahkan untuk mengoptimalkan proses flotasi. Modifier itu
sendiri terdiri dari beberapa jenis reagent tertentu, yaitu:
Aktivator, adalah reagen yang ditambahkan untuk menambah interaksi antara partikel solid
dengan kolektor
Dispersant, adalah reagen yang digunakan untuk mencehah terjadinya penggumpalan antara
partikel solid sehingga menambah sifat hidrofobik ke partikel solid lain yang tidak diinginkan
Depresant, adalah reagen yang ditambahkan untuk membentuk lapisan polar yang membungkus
partikel solid sehingga menambah sifat hidrofobik ke partikel solid lain yang tidak diinginkan
pH Regulator, adalah reagen yang digunakan untuk mengontrol pH karena sifat hidrofobik akan
berlangsung optimal pada range pH tertentu.
Dalam proses floatasi, besarnya ukuran partikel yang akan diflotasi sangatlah penting. Karena besarnya
ukuran partikel dapat mempengaruhi laju flotasi. Seperti ditunjukan pada kurva dibawah ini.
Ukuran partikel yang semakin besar awalnya menaikkan laju konstanta flotasi secara perlahan, tetapi
setelah mencapai puncak(batasan maximum ukuran partikel), laju konstanta flotasi turun secara drastic.
Hal ini dikarenakan derajat liberasi yang berkurang dari mineral menurunkan kemampuan bubble untuk
mengangkat partikel yang kasar(coarse).
Faktor- faktor yang mempengaruhi flotation adalah:
Ukuran partike
Ukuran partikel yang besar membuat partikel tersebut cenderung untuk mengendap sehingga susah
untuk terflotasi
pH larutan
surfaktan
surfaktan adalah kolektor yang merupakan reagen yang memiliki gugus polar dan gugus non
polar sekaligus
laju udara
berfungsi sebagai pengikat partikel yang memiliki sifat permukaan hidrofobik, persen padatan, untuk
flotasi pada partikel kasar dapat dilakukan dengan persen padatan yang besar demikian sebaliknya,
besar laju pengumpanan yang berpengaruh terhadap kapasitas dan waktu tinggi.
Sumber : http://avissz.wordpress.com/2011/03/01/forth-flotation/
About these ads
http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pemisahan-secaraflotasi/
http://www.scribd.com/doc/146889760/Bahan-Flotasi-Kuliah
http://bandisetiadijagoan27.blogspot.com/2012/11/konsentrasi-flotasi.html
http://fileq.wordpress.com/2012/06/04/flotasi/#