Anda di halaman 1dari 7

Dalam telaah mengenai geometri kristal (kristalografi) setiap atom dalam kristal

sempurna dianggap sebagai sebuah titik, tepat pada kedudukan setimbang setiap atom dalam
ruang. Pola geometrik yang diperoleh dinamakan kisi kristal ( atau disingkat kisi).
Kisi Bravais adalah suatu kisi khusus dimana semua titik kisinva ekivalen. artinya semua
titik mempunyai lingkungan geometrik vang tepat sama. Pada kisi bukan Bravais, atau nonBravais. ada titik-titik kisi yang tidak ekivalen.
Di tahun 1848, kristalografer Perancis Auguste Bravais (1811-1863) mengklasifikasikan kisi
kristal berdasarkan simetrinya, dan menemukan bahwa terdapat 14 jenis kisi kristal dan 7 sistem
kristal seperti diindikasikan dalam Gambar 8.2. Sistem Kristal tersebut antara lain:
1. System isomeric
Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai sistem
kubus/kubik. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
Masing-masing sumbu sama panjangnya. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal
Isometrik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang
sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut

kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( ,
dan ) tegak lurus satu sama lain (90).
a. Simple
Tipe kisi ini adalah dasar dari kisi bravais. Ketiga sumbu sama besar dan saling tegak
lurus satu sama lain.
b. Body-centered (BCC)
Pada tipe kisi ini, masing-asing terdapat satu atom pada sudut kubus, dan terdapat
satu kubus tepat di pusat kubus dan jarak dari molekul ke setiap sudutnya sama besar.
c. Face-centered (FCC)
Berbeda dengan tipe body-centered, pada tipe face-centered selain terdapat masingmasing satu atom pada semua pojok kubus, juga terdapat atom pada
diagonal/permukaan dari masing-masing sisi kubus.
2. System orthorhombic
System ini meliputi Kristal yang mempunyai tiga buah sumbu yang tidak sama
panjangnya (a b c) dan saling tegak lurus ( ===90 . Satu sumbu vertical
yang disebut dengan sumbu

. satu sumbu yang lainnya memanjang ke belakang dari

arah depan yang disebut sumbu brachy


disebut sumbu macro

(a)

Sumbu yang ketiga dari kiri ke kanan

(b) . Tidak ada yang namanya sumbu pokok dalam system

Kristal ini. Semua sumbu dapan menjadi sumbu vertical atau sumbu

c . System kristal

ortorombik terdiri atas empat bentuk, yaitu:


a. Body-centered
b. Base-centered
Pada tipe base-centered selain terdapat masing-masing satu atom pada semua pojok
kubus, juga terdapat atom pada diagonal/permukaan salah satu sisi kubus.
c. Face-centered
3. System tetragonal
Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang
masing-masing saling tegak lurus. Dalam kristalografi, tetragonal merupakan satu dari
tujuh sistem kristal dan mempunyai tujuh buah kelas. Tetragonal merupakan hasil dari
pemanjangan bentuk dasar cubic sehingga bentuk dasar cubic tersebut menjadi prism.
Tetragonal mempunyai dua buah bentuk bravais lattice yaitu simple tetragonal dan
centered tetragonal.
Sistem kristal tetragonal meliputi semua kristal yang mempunyai 3 buah sumbu
yang tegak lurus, dua di antaranya sama panjang dan terletak di bidang horizontal yang
dinamakan dengan sumbu lateral dan diberi tanda dengan huruf a. sumbu yang ketiga
tegak lurus dengan bidang yang terbentuk dari sumbu lateral dan disebut dengan sumbu c
yang panjangnya bisa lebih panjang atau lebih pendek daripada sumbu lateral. Sedangkan
sumbu yang membagi dua sama rata sumbu yang terbentuk dari perpotongan sumbu a
adalh sumbu intermediate yang ditukis dengan huruf b. System kristal tetragonal
mempunyai dua bentuk, yaitu:
a. Simple

b. Body-centered

4. System monoclinic
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang
dimilikinya. Dalam kristalografi, system monoklinik merupakan system kristal yang
mempunyai tiga buah kelas dan dua buah bravais lattice. Dalam system kristal
monoklinik Kristal digambarkan mempunyai vector-vektor yang tidak sama panjang dan
mempunyai sudut lebih dari 90 . Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b ; b
c , tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a . Ketiga
sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling
panjang dan sumbu b yang paling pendek. System Kristal ini adalah Kristal yang

tegak lurus terhadap

mempunyai tiga buah sumbu tidak sama panjang, dua di antaranya ( a

dan c )
saling memotong dan membentuk sudut tidak sama besar dan sumbu ketiga ( b ) tegak
lurus terhadap keduanya. Sumbu c adalah sumbu vertical, sumbu a adalah sumbu
yang memanjang ke belakang dari depan dan mempunyai nama sumbu clino, sumbu

adalah sumbu yang dari kiri ke kanan dan mempunyai nama sumbu ortho. System
monoklinik mempunyai dua bentuk, antara lain:
a. Simple
b. Base-centered
5. System rhombohedral
Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu
Trigonal, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal
Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada
sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian
dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik
sudutnya.
Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a =
b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu
d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ;
= 120. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk
sudut 120 terhadap sumbu .
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal
Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik
garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis
dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya
a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20
terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+

6. System triclinic
Dalam kristalografi, triclinic mempunyai dua buah kelas saja yang dibedakan
menurut ada atau tidaknya sumbu simetri selain itu triclinic merupakan satu satunya
yang tidak mempunyai bidang cermin. Penggambarannya hambir sama dengan
orthorhombic, namun tiga vektor yang digambarkan tidak tegak lurus satu sama lain.
Sistem kristal ini merujuk pada kristal yang mmpunyai tiga buah sumbu tidak
sama panjang dan berptongan membentuk sudut yang tidak sama besar. Penamaan
sumbunya mengikuti penamaan pada sistem kristal orthorhombic yaitu a adalah sumbu
brachy, b adalah sumbu macro dan c adalah sumbu vertikal. Biasanya sumbu brachy
merupakan sumbu yang terpendek di antara ketiganya.
7. System hexagonal
Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga
sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120 terhadap satu
sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda,
dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama
dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi
= = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus
dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu .
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Hexagonal
memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis
dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis
dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya
a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20
terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+.

Logam ionik

molekular

kovalen

Ru

CaF2

CO2

Graphite

MnO2

C10H8
(naftalen)

SiO2

KBr

P4

Si

NaOH

CH4

CaCO3 I2
H2O
PH3

Daftar Pustaka
http://rolanrusli.com/sistem-kristal-dan-kisi-bravais/, diakses pada tanggal 19 Desember 2013
http://www.slideshare.net/sitibaitiahrani/makalah-fisin, diakses pada tanggal 19 Desember 2013
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/196810151994031DADI_RUSDIANA/Struktur_Kristal_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf, diakses pada tanggal
19 Desember 2013
http://industri.ums.ac.id/sites/default/files/materi/BAB%207%20b5%20Struktur%20Kristal
%20dan%20Nonkristal.pdf, diakses pada tanggal 19 Desember 2013

Anda mungkin juga menyukai