TEORI DASAR
13
14
3. Solid-Liquid Separation
Proses ini dilakukan setelah proses pelindian dengan cara counter current
decantation (CCD) atau pemisahan material padat (solid) berupa tailing
dengan larutan pengental. Air akan mengalir berlawanan arah dari material
padat. Produkta hasil pemisahan berupa slurry yang dihilangkan larutan
lumpur dan air yang digunakan kembali dalam tahapan pengolahan.
5. Sementasi (Cemention)
Tahapan ini sering digunakan dalam industri pengolahan emas. Proses
sementasi dilakukan dengan menggunakan serbuk seng yang dilakukan
dalam larutan bening. Larutan bening bertujuan menghindari proses
menghindari proses pasiviasi (lapisan permukaan hasil oksida tahan korosi)
atau korosi lebih lanjut pada seng akibat tertutupi partikel padatan yang
tersuspensi dalam slurry yang mengakibatkan laju proses persipitasi menjadi
cepat. Berikut merupakan reaksi yang dihasilkan dari presipitasi logam emas
oleh serbuk seng :
2NaAu(CN)2 + Zn Na2Zn((CN)4) + 2Au
2NaAg(CN)2 + Zn Na2Zn((CN)4) + 2Ag
6. Filtration
Setelah proses sementasi dilakukan proses penyaringan presipita Au-Ag.
Larutan yang sudah dipisahkan dalam presipita Au-Ag (Barren Solution)
dapat digunakan kembali pada tahapan counter current decantation (CCD).
7. Smelting
Presipita Au dan Ag lalu dilebur menjadi logam murni yang siap dikirimkan
pada pabrik pemurnian.
2. Proses Amalgamasi
Proses amalgamasi merupakan proses dengan penyelaputan partikel emas
oleh air raksa yang akan membentuk amalgam (Au-Hg). Amalgamasi
biasanya digunakan dalam mengekstraksi bijih emas dengan kadar tinggi
dan berukuran lebih besar dari 74 mikron untuk memperoleh emas murni.
Apabila amalgam dipanaskan maka akan terurai menjadi air raksa dan
bullion emas. Amalgam akan terurai akibat pemanasan dalam sebuah retort,
lalu air raksa akan menguap sedangkan Au-Ag akan tertinggal dalam retort.
3. Electro Winning
Electro winning (EW) digunakan dalam ekstrasi emas dan perak yang
terdapat di air kaya atau PLS (Pregnant Liquid Solution) yang melibatkan
larutan alkali sianida sebagai larutan elektrolit. Prinsip electro winning ini
yaitu menggunakan prinsip elektrolisis (reaksi redoks) dalam suatu larutan.
Metode ini dapat digunakan pada logam-logam yang mempunyai
kelektropositifan rendah seperti unsur Cu, Sn, Pb, Ag, Au, Zn, Cr, dan Ni.
Jadi metode ini dapat digunakan pada logam yang tidak bereaksi dengan air
dan dapat dioksidasi pada anoda serta mudah direduksi pada katoda.
Proses ini akan menghasilkan endapan lumpur logam (cake) pada kutub
katoda yang dapat langsung dilebur (smelting).
6. Recovery
C.c
R = x100
F.f
7. Ratio of Concentration
F
K=
C
Keterangan :
V = Volume (cm3) C = Berat konsentrat
P = Panjang (cm) (gr)
L = Lebar (cm) c = Kadar konsentrat
T = Tinggi (cm) (%)
RR = Reduction Ratio T = Berat tailling (gr)
F = Berat feed (gr) t = Kadar tailling (%)
f = Kadar feed (%)
Foto 3.2
Sluice Box
Sluice box adalah alat pengolahan konsentrat yang umumnya digunakan
dengan berprinsip terhadap gravity concentration ataupun berat jenis suatu
material sampel, dimana mineral yang mempunyai berat jenis yang tinggi maka
akan mengendap dan terakumulasi (terperangkap) pada riffle sedangkan mineral
pengotor yang mempunyai berat jenis yang lebih ringan atau rendah akan
terbawa mengikuti arus air yang diberikan. Sluice box yang digunakan umumnya
memiliki dimensi panjang kurang dari tiga meter yang diletakan sedemikian rupa
sehingga memiliki kemiringan tertentu dan memungkinkan air dapat mengalir
dengan mudah. Adapun feeder dan riffle yang terdapat dalam sluice box yang
difungsikan untuk tempat dimana masuknya air serta material yang
dikonsentrasikan, akan tetapi riffle (penghalang) adalah komponen pendukung
dalam sluice box yang digunakan untuk menangkap partikel – partikel dengan
densitas yang relatif tinggi. Riffle terdiri dari beberapa macam yang umumnya
dipakai dalam industri maupun laboratorium yaitu berupa rock riffle, plan block
riffle, hungarian riffle, quarter round riffle.
bergesekan dengan riffle (penghalang) yang dipengaruhi oleh jumlah debit air,
sifat bijih, serta ukuran feed.
elemen yang terkandung dalam sampel akan tersajikan melalui alat ini. Analisis
yang dilakukan PT Graha Makmur Coalindo yaitu berupa sampel loose powders
(pasir).
2. Elektron kulit L atau M akan turun mengisi kekosongan tersebut yang disertai
dengan emisi sinar X khas, lalu meninggalkan vakansi lain di kulit L atau M.
3. Pada saat vakansi tersebut terbentuk di kulit L, elektron kulit M atau N akan
turun mengisi kekosongan atau vakansi tersebut dengan melepaskan sinar X.
4. Spektometri XRF memanfaatkan sinar X yang dipancarkan oleh sampel lalu
ditangkap oleh detektor agar dapat dianalisis kandungan unsur dalam
sampel.