Oleh:
Reyhan Ammar (165061100111003)
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN 4
BAB II: PEMBAHASAN 6
2.1. Pengertian Ekstraksi dan Leaching 6
2.2. Metode Pengolahan Emas 7
2.3. Proses Pengolahan Emas Menggunakan Sianida
Menggunakan Metode Heap Leaching 11
2.3.1. Crushing&Milling 12
2.3.2. Sianidasi dengan Metode Heap Leaching 13
2.3.3. Carbon Adsorption (CIP Method) 16
2.3.4. Acid Washing&Elusi 18
2.3.5. Electrowinning 19
2.3.6. Kalsinasi, Smelting, dan Refining 21
BAB 3 PENUTUP 22
DAFTAR PUSTAKA 23
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au
dan nomor atom 79. Emas merupakan logam transisi yang banyak terdapat di
nugget emas atau serbuk di bebatuan. Emas merupakan logam yang bersifat lunak
dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2.5 3 (skala Mohs), serta berat
jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya.
Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan gangue minerals seperti
kuarsa, karbonat, dan sejumlah kecil mineral non logam.
Emas tergolong sebagai salah satu logam paling berharga dan paling mahal
nilainya dibandingkan dengan jenis-jenis logam lainnya. Selain digunakan sebagai
perhiasan dan barang elektronik, dalam skala yang lebih luas emas juga digunakan
sebagai standar keuangan di banyak negara dan diperhitungkan dalam dunia
moneter. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan keuangan berdasarkan nilai
moneter absolut dari emas itu sendiri terhadap berbgai mata uang di seluruh dunia.
Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter umumnya dalam bentuk bulion
atau batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.
4
pembahasan kali ini metode yang akan dibahas adalah carbon adsorption dan jenis
dari carbon adsorption itu sendiri masih terbagi 3, yaitu carbon in pulp (CIP),
carbon in leach (CIL) dan carbon in liquid (CIL). Metode yang akan diterangkan
pada pembahasan kali ini adalah metode yang pertama yaitu carbon in pulp (CIP).
1.2.Rumusan Masalah
1. Apakah metode yang digunakan dalam proses pengolahan emas?
2. Bagaimana proses pengolahan emas menggunakan sianida dengan metode
heap leaching?
1.3.Tujuan
1.4.Manfaat
Manfaat yang dapat diambil agar pembaca mampu mengenal proses pengolahan
emas yang efektif sampai menghasilkan bulion (batangan emas) dengan disertai
pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan metodenya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
yang ada dalam solid berdifusi ke solven. Sulut yang sudah terlarut dalam solven
berdifusi menuju permukaan lalu ditrasnfer ke pelarut. Umumnya mekanisme
proses ekstraksi dibagi menjadi 3 bagian:
1. Pelarutan solute
2. Pemisahan larutan terhadap ampas padat
3. Pencucian ampas padat.
7
sebelumnya yang lebih konvensional yaitu metode amalgamasi menggunakan
merkuri.
Sianidasi adalah metode standar yang dipakai secara luas di seluruh dunia.
Cyanide adalah pelarut universal dalam pengolahan emas. Proses sianidasi terdiri
dari 2 tahapan penting, yaitu proses pelarutan dan proses pemisahan emas dari
larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses sianidasi adalah NaCN,
KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling umum digunakan
adalah NaCN karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya.
(Diantoro, 2010)
Proses sianidasi dipatenkan pada tahun 1887 oleh JS McArthur. Proses ini
pertama kali digunakan pada tambang-tambang sebagai berikut:
Ekstraksi emas dengan menggunakan metode leaching sianida pada saat ini
merupakan proses yang paling utama digunakan dalam proses ekstraksi emas dalam
skala industri, hal ini disebabkan oleh metode ini menawarkan keuntungan dengan
teknologi yang lebih efektif dan efisien. (Diantoro, 2010)
8
Ada tiga jenis leaching dalam pengolahan emas, yaitu heap leaching, vat
leaching, dan agitated tank leaching. Metode yang digunakan dalam pembahasan
kali ini adalah metode menggunakan heap leaching.
1. Lebih hemat energi. Heap leaching dapat dilakukan pada batu -3/4 inchi,
sementara pada agitated leaching (konvensional) memerlukan reduksi
sampai -200 mesh yang membutuhkan grinding mills yang besar dengan
konsumsi 1 horsepower per ton per hari dari kapasitasnya.
2. Langkah pemisahan solids-liquid tidak diperlukan di heap leaching
3. Bantalan / leaching pad dapat dibiarkan saja di tempat setelah reklamasi
4. Biaya jauh lebih rendah dibandingkan agitated leaching dikarenakan tidak
membutuhkan tangki-pengaduk dan peralatan lainnya.
(Eugene&Mujumdar, 2009).
9
Secara umum metode proses pengolahan emas dapat dilihat pada bagan berikut:
Pada proses carbon-in-pulp, unit operasi untuk pemisaha leached ore solids
dan liquid cenderung lebih sedikit. Untuk bijih dengan pengendapan yang lama atau
filtration rates yang lama, seperti disebabkan oleh kandungan clay yang tinggi,
maka metode countercurrent decantation (CCD) adalah yang paling tepat.
(Eugene&Mujumdar, 2009).
10
Bijih dengan kandungan perak yang tinggi, akan lebih baik jika
menggunakan metode Merrill-Crowe. Hal ini dilakukan karena karbon dengan
jumlah sangat besar akan dikeluarkan dan proses elektrowining akan dibutuhkan
untuk memproses perak dengan jumlah yang besar. (Eugene&Mujumdar, 2009).
Secara umum, ada 8 tahapan proses yang dilalui, yaitu (1) crushing, (2)
milling, (3) heap leaching, (4) carbon adsorption, (5) acid washing, (6) elution, (7)
electrowinning, dan (8) calcination, smelting, dan refining.
11
1. Bijih emas dicrush dalam cone crusher sampai ukurannya sebesar 12 mm.
2. Bijih yang telah dicrush kemudian digiling basah di dalam tube mills untuk
membentuk pulp yang mengandung 75% dari partikel dengan ukuran
75micron.
3. Pulp diolah dengan sodium sianida (NaCN) dengan menggunakan metode
heap leaching. NaCN ini akan melarutkan partikel emas & perak, yang
memungkinkan terjadinya reaksi berikut:
12
Gambar 2.3. Cone crusher
1. Mencampur dan mengaduk bijih dengan semen Portland dan atau batu
kapur agar tetap dalam kondisi alkalin (basa)
2. Membasahi biji umpan dengan larutan sianida sebelum diletakkan pada
leaching pad
3. Membolak-balikkan partikel kecil (seperti pengadukan semen
menggunakan molen) sehingga ukurannya menjadi lebih besar. (Diantoro,
2010).
Proses sianidasi adalah proses yang paling umum pada ekstraksi emas.
Proses ini melibatkan penguraian emas (dan juga perak yang ada dalam bentuk
larut) dari bijih yang telah digiling pada suatu larutan sianida yang encer (biasanya
NaCN atau KCN) dengan adanya kehadiran lime dan oksigen berdasarkan reaksi
berikut:
13
Dengan konsentrasi sianida yang optimum (sekitar 0.05% NaCN), partikel emas
yang bersih akan larut pada rate 3.25 mg/sq cm/hour sementara untuk perak
memiliki rate satu setengahnya. (Eugene&Mujumdar, 2009).
Dalam dunia industri, penambahan lime pada pulp sianida berguna untuk
mencegah hidrolisis dan untuk menetralisasi segala konstituen asam yang hadir
pada bijih. Keuntungan lain dengan penambahan lime ini adalah mendekomposisi
bikarbonat pada air. (Eugene&Mujumdar, 2009).
Recovery heap leaching berkisar 60% sampai dengan 80%. Dalam skala
besar teknologi ini pertama kali diterapkan di tambang emas Carlin, Nevada pada
tahun 1970. (Diantoro, 2010)
14
4. Menyemprotkan larutan sodium cyanide (NaCN) dengan spray (umumny1
kg NaCN per ton larutan)
5. Mengumpulkan larutan untuk proses selanjutnya
Heap leaching dilakukan dengan cara meletakkan bijih (ore) yang telah di-crush
pada suatu tumpukan yang dibangun di atas suatu impervious liner. Larutan sianida
diberikan dengan cara di-spray pada bagian atas dari tumpukan dan larutan akan
meresap ke bawah melalui tumpukan dan akan me-leaching emas. Larutan yang
kaya emas / gold pregnant solution akan mengalir dari dasar tumpukan dan
dikumpulkan untuk proses recovery emas dengan metode carbon adsorption atau
zinc precipitation. Sementara sisanya akan di-recycle kembali ke tumpukan.
(Eugene&Mujumdar, 2009)
Proses heap leaching membutuhkan waktu 60-90 hari untuk memproses bijih.
Recovery emasnya sekitar 60-80%. Jika menggunakan proses leaching
konvensional, waktu yang dibutuhkan 24 jam saja sedangkan recovery emasnya
sebesar 85-95%. (Eugene&Mujumdar, 2009)
Sementara itu penjelasan yang lebih detail pada proses sianida menggunakan
metode heap leaching adalah sebagai berikut:
Bijih dengan kadar emas sangat rendah yang mengandung emas sekitar 0.4-0.7
gm (1 kg = 103 gm) dicampur dengan semen yang berperan sebagai binder (bahan
pengikat). Kemudian campuran akan mengalami gerakan rotasi yang lama di mana
terjadi proses peletisasi (proses dimana pembentukan/penekanan material sehingga
berbentuk pelet).
15
Setelah sekitar 15 hari akan diperoleh effluent yang kaya akan emas. Effluent ini
akan melewati karbon dalam larutan, sehingga dengan menjalankan proses ini maka
akan diperoleh recovery emas dengan persentase di atas 50% dari bijih yang diolah.
(Chatterjee, 2007).
Setelah dilakukan heap leaching, pregnant leach solution (PLS) yang telah
mengandung emas akan dikontakkan dengan carbon. Ada 3 metode yang umum
digunakan, yaitu:
16
lama. Namun biaya operasional metode CIL lebih rendah dibandingkan CIP
dan hanya membutuhkan 1 agitator pada tank tersebut.
Carbon in Column (CIC): Menggunakan serangkaian fluidized bed
column (umumnya dengan atap terbuka).Mampu mengolah pregnant
solution dengan kandungan solid 2-3%
Proses ini akan mengontrol pengendapan emas dari larutan sianida dengan
menggunakan arang teraktivasi (karbon). Biasanya karbon ini diperoleh dari batok
kelapa karena memiliki daya tahan yang baik an memiliki kemampuan adsorbsi
yang tinggi untuk emas dan perak sianida. (Eugene&Mujumdar, 2009)
Pada proses ini, leached pulp dan karbon akan dirtansfer menggunakan
sistem pengaturan aliran counter-currrent pada serangkaian tank (jumlah tank
17
sekitar 4-6). Pada tank terakhir, karbon segar / barren carbon akan dikontakkan
dengan larutan tailings dengan kadar emas yang rendah. Dikarenakan karbon segar
memiliki aktivitas yang tinggi maka akan mampu melepaskan sejumlah emas dari
larutan itu(pada level di bawah 0.01 mg/L Au pada larutan). (Eugene&Mujumdar,
2009)
Setelah pencucian asam selesai, karbon dibilas dengan air selama kurang
lebih 2 jam untuk menghilangkan asam-asam sisa yang menempel pada karbon.
Larutan asam dan bilasan yang telah digunakan akan dibuang ke pengental tailing.
Proses pencucian asam dapat dilakukan dalam kolom elusi maupun di dalam tangki
yang terpisah khusus untuk pencucian asam ini.
18
Proses selanjutnya adalah elusi. Elusi adalah proses pelepasan emas dan
perak terlarut dari karbon sehingga akan terbentuk air yang kaya akan emas dan
perak. Dengan proses elusi, karbon aktif akan dapat digunakan kembali untuk
proses di carbon in pulp sehingga dapat mengurangi biaya proses pengolahan.
Proses elusi akan berjalan lebih cepat jika ditambahkan dengan 10% alkohol pada
temperatur 60-80 celcius dan ditunjang dengan penambahan tekanan.
(Eugene&Mujumdar, 2009)
2.3.5. Electrowinning
Setelah proses elusi, larutan eluate yang kaya akan emas akan diteruskan
untuk proses di electrowinning cells di mana emas dan logam lain akan diendapkan
di atas katoda. (Eugene&Mujumdar, 2009)
Pada elektrowinning, listrik dialirkan dari inert anode melewati larutan liquid
leach yang mengandung logam sehingga dengan demikian logam (emas) dapat
diekstrak pada permukaan katode. Emas akan diendapkan pada permukaan katoda
yang terbuat dari baja wool (steel wool). Anoda yang digunakan terbuat dari
stainless steel sedangkan katoda terbuat dari mild steel wool. Proses pengendapan
19
emas di katoda diikuti oleh oksidasi air di anoda sebagaimana ditunjukkan oleh
reaksi elektrokimia sebagai berikut:
20
2.3.6. Kalsinasi, Smelting, dan Refining
21
BAB III
PENUTUP
Simpulan
22
DAFTAR PUSTAKA
Chatterjee, K.K. 2007. Use of Metals and Metallic Minerals. New Age
International Ltd., Publisher, New Delhi.
Eugene, Wong Wai Leong dan Arun S. Mujumdar. 2009. Gold Extraction
and Recovery Processes. Minerals, Metals, and Materials Technology Centre
(M3TC) Faculty of Engineering, National University of Singapore.
23