KELOMPOK 4
OLEH :
PROGRAM PASCASARJANA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
PROGRAM MAGISTER
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018
DAFTAR PUSTAKA
A. PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
B. PROSES DISKRIPSI ............................................................................................................................... 1
B.1 PROSES FLOTASI ............................................................................................................................ 1
B.2 KONDISI PROSES OPERASI .......................................................................................................... 2
B.2.1 KONDISI OPERASI FLOTASI PbS .......................................................................................... 2
B.2.2 KONDISI OPERASI FLOTASI ZnS .......................................................................................... 3
C. DESAIN ALAT FLOTASI ...................................................................................................................... 3
C.1 SKEMA PROSES FLOTASI ............................................................................................................. 4
C.2 PERHITUNGAN DESAIN FLOTASI PbS ....................................................................................... 4
C.2.1 PERHITUNGAN NERACA MASSA FLOTASI PbS................................................................ 6
C.2.2 PERANCANGAN DIMENSI UNIT PROSES FLOTASI PbS .................................................. 8
C.2.2.1 Parameter Kinetika Proses Flotasi PbS ................................................................................ 8
C.2.2.2 Perhitungan Waktu Kontak (Retention Time) Pada Rougher 1 ......................................... 10
C.2.2.3 Menghitung Volume Tank Rougher 1................................................................................ 11
C.2.2.4 Menghitung Volume Tank Scavenger 1 ............................................................................. 12
C.2.2.5 Menghitung jumlah cell yang diperlukan .......................................................................... 13
C.3 PERHITUNGAN DESAIN FLOTASI ZnS ..................................................................................... 14
C.3.1 PERHITUNGAN NERACA MASSA FLOTASI ZnS ............................................................. 16
C.3.2 PERANCANGAN DIMENSI UNIT PROSES FLOTASI ZnS ................................................ 17
C.3.2.1 Parameter Kinetika Flotasi ZnS.......................................................................................... 17
C.3.2.2. Perhitungan Waktu Kontak (Retention Time) Pada Rougher 2 ........................................ 20
C.3.3.3. Menghitung Volume Tank Rougher 2............................................................................... 20
C.3.3.4 Menghitung Volume Tank Scavenger 2 ............................................................................ 21
C.3.3.5 Menghitung Jumlah Cell Yang Diperlukan ....................................................................... 22
D. PERBANDINGAN ALAT FLOTASI DENGAN EQUIPMENT LAIN ............................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 27
A. PENDAHULUAN
Bijih timbal-seng (lead-zinc ore) merupakan salah satu bijih yang memiliki kelimpahan yang
besar di dunia dan dapat ditemukan dimanapun seperti di Amerika Utara, Amerika Selatan,
Eropa, Rusia, Australia, dan Afrika. Sebagian besar bijih (bulk ore) mengandung beberapa
kandungan sulfide pada beberapa lapis, sebagian mineral tersebut dapat berupa mineral yang
berharga (valuable mineral). Bijih tersebut dapat mengandung sulfide, karbonat, chert, barite,
dan karbon, namun mineral berharga yang dapat diolah adalah galena (PbS) dan sphalerite
(ZnS).
Salah satu bijih timbal-seng yang dapat diolah adalah bijih yang berasal dari pertambangan
Tara yang terletak di Irlandia. Bijih yang ditambang dari pertambangan Tara mengandung 3,5%
Pb, 9,2% Zn, dan sisanya yaitu sebesar 86,9% adalah mineral pengotor lainnya (gangue mineral)
(SiO2). Deposit bijih tersebut umumnya mudah untuk diolah agar didapatkan mineral
berharganya dengan beberapa proses, salah satunya adalah proses flotasi. Konsentrasi timbal dan
seng yang tinggi dapat diperoleh dengan digunakannya penambahan beberapa reagen pada saat
proses flotasi.
Proses flotasi dalam pemisahan timbal dengan seng dilakukan sebanyak dua kali dimana dua
tangki flotasi dirangkai saling berhubungan. Proses pertama digunakan untuk mendapatkan
konsentrat berupa timbal dan proses kedua dilakukan untuk didapatkan konsentrat Spharelite.
Galena memilki sifat permukaan yang hidrofobik secara alami sehingga mudah untuk menempel
dengan gelembung udara, sementara sphalerite membutuhkan modifikasi sifat permukaan
dengan penamabahan reagen-reagen kimia untuk dapat tertempel dengan gelembung udara saat
proses flotasi.
B. PROSES DISKRIPSI
B.1 PROSES FLOTASI
Proses pemisahan antara Galena dan Spharelite dapat dilakukan karena sifat permukaan
galena yang secara alamiah hidrofobik, namun untuk sphalerite dibutuhkan penambahan reagen
untuk memodifikasi sifat permukaan. Adanya dua sifat permukaan dan mineral berharga yang
berbeda maka diperlukan dua kali proses flotasi, Hal yang perlu dilakukan adalah menambahkan
1
Sodium Silicat pada proses conditional tank yang berfungsi sebagai depressant ZnS maupun
SiO2 sehingga ZnS dan SiO2 tidak menyatu pada proses ini.
Na2S ditambahkan pada conditional tank dengan tujuan agar sisa-sisa oksida pada ore
mineral dirubah ke dalam bentuk sulfida-sulfidanya, Collector Potassium Amyl Xantate dan
frother MIBC dimasukkan ke dalam tangki conditioner sebelum dilakukan proses flotasi, untuk
menaikkan nilai pH digunakan NaOH sebagai pengatur pH 8,4. Konsentrat yang dihasilkan
adalah konsentrat flotasi PbS ini yang mengandung Sphalerite yang sangat tinggi dibandingkan
sphalerite dan pengotornya (Atrafi, 2012)
Sphalerite dan pengotor yang keluar dari tangki tailing proses flotasi pertama akan dialirkan
menuju tangki flotasi kedua. Modifikasi luas permukaan pada spharelite digunakan dengan
menurunkan pH hingga diawah 5,5 dengan menggunakan HCl pada conditional tank 2
(Hoseinian, 2018), Selanjutnya collector berupa Sodium Dodesil Sulphate dan Flother Dowfroth
250 ditambahkan pada rouger tank, sehingga akan dihasilkan konsentrat Spharelite (ZnS) yang
tinggi.
2
range 8.4-10,5
Prosedur desain equipment flotasi berdasarkan lisensi denver, pemakaian lisensi denver ini
agar memudahkan parameter perhitungan cell flotasi, Skema perhitungan desain flotasi meliputi;
3
4. Perhitungan volume yang dibutuhkan untuk roughter dan scaveger berdasarkan lisensi
denver cell.
5. Perhitungan Daya yang dibutuhkan tiap cell menggunakan data lisensi dari denver.
6. Perhitungan Jumlah udara yang dibutuhkan bedasarkan aproksimasi lisensi denver cell.
Conditioner 2
MIBC (frother)
Potassium Amyl
8 27 OC
Xhantate (collector) 10 1 atm
NaOH (pH Regulator)
Rougher 2 13
27 OC
1 atm
pH 8
16
Scavenger 2
14 27 OC
1 atm
Sodium Dodesi sulfatel (collector) 15
Dowfroth 250 (frother)
NaOH and HCl ( pH Regulator)
18
17
Komposisi galena dan sphalerite pada umpan (feed), konsentrat (concentrate), limbah
(tailing), dan scavenger dapat dilihat pada Tabel C.1 dengan asumsi umpan yang masuk sebesar
500 ton/hari.
4
Tabel C. 1. Komposisi Masing-Masing Tangki Pada Proses Flotasi
Rougher 1
6 27 OC Scavenger 1
1 atm 27 OC
1 atm
9 11
10
Komposisi untuk masing-masing tangki flotasi pada pemisahan galenadapat dilihat pada
Tabel C.2.
5
Dilakukan proses perhitungan densitas untuk semua padatan dengan digunakannya rumus
dibawah ini dengan basis perhitungan 100 gram/menit.
𝑀𝑎𝑠𝑠
𝜌𝑖 =
% 𝑍𝑛𝑆 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠 % 𝑃𝑛𝑆 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠 % 𝑆𝑖𝑂2 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠
+ +
𝜌𝑍𝑛𝑆 𝜌𝑃𝑛𝑆 𝜌𝑆𝑖𝑂2
Massa jenis untuk masing-masing mineral dapat dilihat pada tabel C.3.
Feed 2,8098
Concentrate 6,0438
Scavenger 3,0263
6
Arus 8 = 100 gram/menit - Arus 11
Dari hasil perhitungan a,b, dan c dapat digunakan untuk mengetahui komposisi masing-
masing mineral pada masing-masing tangki yang dapat dilihat pada Tabel C.5. dan Tabel C.6.
7
Tabel C. 6. Komposisi Mineral pada Scavenger 1
𝐶𝑜 − 𝐶(𝑡) 𝐶(𝑡)
𝑅(𝑡) = =1− (𝑖𝑖)
𝐶𝑜 𝐶𝑜
Co : Konsentrasi partikel pada saat t=0
Recovery masksimum
𝑅 = 1 − 𝐶~ saat 𝑡 = ~ (𝑖𝑖𝑖)
𝑑𝑅
= −𝑘(𝑅~ − 𝑅)𝑛 (𝑖𝑣)
𝑑𝑡
𝑅 𝑡
𝑑𝑅
∫ = 𝑘 ∫ 𝑑𝑡 Asumsi n = 1 (orde 1)
𝑂 (𝑅~ − 𝑅) 𝑜
Pemisalan :
8
𝑑𝑈
Jika 𝑢 = (𝑅~ − 𝑅 ) dan 𝑑𝑅 = −1 maka
𝑑𝑈
−∫ =𝑘𝑡
𝑈
−ln 𝑈 = 𝑘𝑡
−ln(𝑅~ − 𝑅 )|𝑅0 = 𝑘𝑡
𝑅~
𝑙𝑛 ( ) = 𝑘𝑡
𝑅~ − 𝑅
𝑅~
= 𝑒 𝑘𝑡
𝑅~ −𝑅
𝑅~ = 𝑅~ 𝑒 𝑘𝑡 − 𝑅 𝑒 𝑘𝑡
𝑅 = 𝑅~ (1 − 𝑒 −𝑘𝑡 )
Dimana 𝑅~ = 𝑅𝑚𝑎𝑥, 𝑜𝑟𝑑𝑒 1
Dari percobaan flotasi timbal di dapat data persentase recovery dan waktu dengan
recovery masimum 96,06 % dari percobaan (Atrafi, Hodjatoleslami, Noaparast, Shafaei, &
Ghorbani, 2012)
100
90
80
70
Recovery (%)
60
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)
𝑅~
Dari data hasil dari grafik C.2. dapat dibuat grafik linier di sumbu y (𝑙𝑛 (𝑅 )) dan
~ −𝑅
9
4.5
4
3.5
y = 0,206x - 0,511
3 R² = 0,9664
Ln(Rmax/(Rmax-R))
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 5 10 15 20 25 30
-0.5
waktu (menit)
Dari hasil tersebut didapatkan nilai k yaitu 0,206 menit -1sehingga didapatkan persamaan
kinetika flotasinya adalah
𝑅 = 96,04(1 − 𝑒 −0,206 𝑡 )
Dari persamaan kinetika tersebut kita dapat menghitung waktu kontak pada rougher 1
dan scavenger 1
85,20
= 1 − 𝑒 −0,206 𝑡
96,04
85,20
1− = 𝑒 −0,206 𝑡
96,04
ln(0,1129) = −0,206 𝑡
ln(0,1129)
𝑡= = 10,58 menit dibulatkan menjadi 11 menit
−0,206𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 −1
10
Dengan cara yang sama pada perhitungan d.2, maka akan didapatkan waktu kontak pada
scavenger 1 adalah 0,58 menit dan dibulatkan menjadi 1 menit.
- Maka densitas rata-rata antara arus 6 dan arus 10 yang masuk ke rougher 1 adalah
110,7680 gram/menit
= 2,8295 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3
39,1482 𝑐𝑚3 /𝑠
- Perbandingan L/S pada rougher adalah 2,5 sehingga jumlah liquid yang perlukan pada
umpan adalah 276,9200 gram/menit atau 276,9200 cm3/menit (asumsi densitas liquid
sama dengan air)
- Fraksi volume solid pada pulp
gram
1 cm3 x 0,1239 x 2,8295 x 60 menit x 24 jam
cm3 = 4,5878𝑥10−5 ton per 24 jam padatan
6 gram
1x10 ton x11 menit
11
- Perhitungan padatan yang harus ditahan pada rougher 1 dengan basis perhitungan 100
gram/menit, jika kapasitas umpan sebenernya adalah 500 ton/24 jam adalah
𝑡𝑜𝑛
553,8401 24 𝑗𝑎𝑚 𝑉 𝑟𝑜𝑔ℎ𝑒𝑟
𝑡𝑜𝑛 = 1 𝑐𝑚3
4,5878𝑥10−5 24 𝑗𝑎𝑚
- Perbandingan L/S pada scavenger 1 adalah 4 sehingga jumlah liquid yang perlukan pada
umpan adalah :
430,7205 gram/menit atau 430,7205cm3/menit (asumsi densitas liquid sama dengan air)
12
- Kapasitas per 1 cm3 tangki scavenger 1 adalah
𝑔𝑟𝑎𝑚
1 𝑐𝑚3 𝑥 0,0763 𝑥2,7842 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
𝑐𝑚3 = 3,3252𝑥10−4 ton per 24 jam padatan
6 𝑔𝑟𝑎𝑚
1𝑥10 𝑡𝑜𝑛 𝑥1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
- Perhitungan padatan yang harus ditahan pada scavenger 1 dengan basis perhitungan 100
gram/menit, jika kapasitas umpan sebenarnya adalah 500 ton/24 jam adalah
𝑡𝑜𝑛
538,4006 24 𝑗𝑎𝑚 𝑉 𝑠𝑐𝑎𝑣𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟
𝑡𝑜𝑛 =
3,3252𝑥10−4 24 𝑗𝑎𝑚 1 𝑐𝑚3
Asumsi menggunakan standar Denver No. 24 yang memiliki kapasitas volume 50 ft3
dan memerlukan 4,2 hp/cell (Brown, 1978) untuk operasi. Hasil perhitungan jumlah cell dan
daya yang dibutuhkan padarougher 1 dan scavenger 1 dapat dilihat pada Tabel C.9.
13
Air-Lift Machine yang dirpduksi oleh Soutwestern Engineering Co. mempunyai standar
cross section area sebesar 9,85 ft2 dan memerlukan 50 % waktu lebih lama untuk operasi,
sehingga perhitungan panjang alat pembuat gelembung udara daoat dilihat pada Tabel C.10.
Jumlah udara yang diperlukan untuk proses flotasi galena diasumsikan 75 cfm/ft pada rougher
dan 100 cfm/ft pada scavenger dengan tekanan 2 psi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel
C.11.
Daya (Hp)
Untuk Rougher 1 (75 x air-lift nachine) 5843,0260 cfm 70
Untuk Scavenger 1( 100 x air lift machine) 1044,8881 cfm 24
Total 6887,9141 cfm 94
Proses flotasi untuk pemisahan sphalerite dapat dilihat pada Gambar C.4
Rougher 2
27 OC
1 atm
pH 8
13
Scavenger 2
16
27 OC
1 atm
15
18
17
14
Komposisi untuk masing-masing tangki flotasi pada pemisahan sphalerite dapat dilihat
pada Tabel.C.12
Perhitungan densitas untuk masing-masing tangki dengan menggunakan basis aliran 100
gram/menit
𝑀𝑎𝑠𝑠
𝜌𝑖 =
% 𝑍𝑛𝑆 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠 % 𝑃𝑛𝑆 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠 % 𝑆𝑖𝑂2 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠
+ +
𝜌𝑍𝑛𝑆 𝜌𝑃𝑛𝑆 𝜌𝑆𝑖𝑂2
Data berupa densitas untuk masing-masing mineral dapat dilihat pada Tabel C.13.
Densitas gram/cm3
PbS 7,5800
ZnS 4,0900
SiO2 2,6500
Basis perhitungan densitas rata-rata pada semua tangki flotasi proses kedua adalah 100
gram/menit dapat dilihat pada Tabel C.14 :
15
Tabel C. 14. Densitas Rata-rata pada Tangki Flotasi 2
Feed 2,8708
Concentrate 3,7606
Scavenger 3,0311
16
Arus 16=(30,9797+75,9494) gram/menit=106,3291 gram/menit
Dari hasil perhitungan a,b dan c dapat digunakan untuk mengetahui komposisi masing-
masing mineral pada masing-masing tangki yang dapat dilihat pada Tabel C.15 dan Tangki C.16.
17
Recovery partikel pada froth product (R) setelah proses flotasi :
𝐶𝑜 − 𝐶(𝑡) 𝐶(𝑡)
𝑅(𝑡) = = 1− (𝑖𝑖)
𝐶𝑜 𝐶𝑜
Co : Konsentrasi partikel pada saat t=0
Recovery masksimum
𝑅 = 1 − 𝐶~ saat 𝑡 = ~ (𝑖𝑖𝑖)
Persamaan (ii) dan (iii) dimasukkan ke persamaan (i) sehingga didapatkan :
𝑑𝑅
= −𝑘(𝑅~ − 𝑅)𝑛 (𝑖𝑣)
𝑑𝑡
𝑅 𝑡
𝑑𝑅
∫ = 𝑘 ∫ 𝑑𝑡 Asumsi n = 1 (orde 1)
𝑂 (𝑅~ − 𝑅) 𝑜
Pemisalan :
𝑑𝑈
Jika 𝑢 = (𝑅~ − 𝑅 ) dan 𝑑𝑅 = −1 maka
𝑑𝑈
−∫ =𝑘𝑡
𝑈
−ln 𝑈 = 𝑘𝑡
−ln(𝑅~ − 𝑅 )|𝑅0 = 𝑘𝑡
𝑅~
𝑙𝑛 ( ) = 𝑘𝑡
𝑅~ − 𝑅
𝑅~
= 𝑒 𝑘𝑡
𝑅~ − 𝑅
𝑅~ = 𝑅~ 𝑒 𝑘𝑡 − 𝑅 𝑒 𝑘𝑡
18
𝑅 = 𝑅~ (1 − 𝑒 −𝑘𝑡 )
Dimana 𝑅~ = 𝑅𝑚𝑎𝑥, 𝑜𝑟𝑑𝑒 1
Dari percobaan flotasi zink di dapat data persentase recovery dan waktu dengan recovery
masimum 91 % dari hasil penelitian (Hoseinian, Rezai, & Kowsari, 2018)
100
80
Recovery (%)
60
40
20
0
0 4 8 12 16
waktu (menit)
𝑅~
Dari data hasil dari grafik C.5. dapat dibuat grafik linier di sumbu y (𝑙𝑛 (𝑅 )) dan sumbu x
~ −𝑅
(waktu (menit ))
6
5 y = 0.3765x + 0.612
R² = 0.9631
Ln(Rmax/(Rmax-R))
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Waktu (detik)
19
-1
Dari hasil tersebut didapatkan nilai k yaitu 0,3765 menit sehingga didapatkan persamaan
kinetika flotasinya adalah Dari persamaan kinetika tersebut kita dapat menghitung waktu kontak
pada rougher 2 dan scavenger 2
80
= 1 − 𝑒 −0,3765 𝑡
91
80
1− = 𝑒 −0,3765 𝑡
91
ln(0,1209) = −0,3765 𝑡
ln(0,1209)
𝑡= = 5,6116 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 amenjadi 6 menit
−0,3765
Dengan cara yang sama pada perhitungan h.2, maka akan didapatkan waktu kontak pada
scavenger 2 adalah 0,24 menit dan dibulatkan menjadi 0.25 menit.
20
- Maka densitas rata-rata antara arus 13 dan arus 17 yang masuk ke rougher 2 adalah
130,3797gram/menit
= 2,9066 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3
44,8560 𝑐𝑚3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
- Perbandingan L/S pada rougher adalah 2,3 sehingga jumlah liquid yang perlukan pada
umpan adalah
304,2194 gram/menit atau 304,2194 cm3/menit (asumsi densitas liquid sama dengan air)
- Fraksi volume solid pada pulp
44,8560 𝑐𝑚3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 0,1285
𝑐𝑚3 𝑐𝑚3
44,8560 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 + 304,2194 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
- Perhitungan padatan yang harus ditahan pada rougher 2 dengan basis perhitungan 100
gram/menit, jika kapasitas umpan sebenernya adalah 484,5606 ton/24 jam adalah
130,3797 gram/menit 𝑡𝑜𝑛 𝑡𝑜𝑛
𝑥 484,5606 = 631,7688
100 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 24 𝑗𝑎𝑚 24 𝑗𝑎𝑚
- Kapasitas volume yang diperlukan rougher cell 2 adalah
𝑡𝑜𝑛
631,7688 24 𝑗𝑎𝑚 𝑉 𝑟𝑜𝑔ℎ𝑒𝑟
𝑡𝑜𝑛 =
8,9640𝑥10−5 24 𝑗𝑎𝑚 1 𝑐𝑚3
21
106,3291 35,0796
- Perbandingan L/S pada scavenger 1 adalah 4 sehingga jumlah liquid yang perlukan pada
umpan adalah
425,3165 gram/menit atau 425,3165 cm3/menit (asumsi densitas liquid sama dengan air)
- Perhitungan padatan yang harus ditahan pada scavenger 2 dengan basis perhitungan 100
gram/menit, jika kapasitas umpan sebenarnya adalah 484,5606 ton/24 jam adalah
106,3291gram/menit 𝑡𝑜𝑛 𝑡𝑜𝑛
𝑥 484,5606 = 515,2290
100 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑠 24 𝑗𝑎𝑚 24 𝑗𝑎𝑚
- Kapasitas volume yang diperlukan scavenger cell 2 adalah
𝑡𝑜𝑛
515,2290 24 𝑗𝑎𝑚 𝑉 𝑠𝑐𝑎𝑣𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟
𝑡𝑜𝑛 = 1 𝑐𝑚3
1.330 𝑥10−3 24 𝑗𝑎𝑚
Asumsi menggunakan standar Denver No. 24 yang memiliki kapasitas volume 50 ft3
dan memerlukan 4,2 hp/cell untuk operasi. Hasil perhitungan jumlah cell dan daya yang
dibutuhkan pada rougher 2 dan scavenger 2 dapat dilihat pada Tabel C.19.
22
Tabel C. 119. Jumlah Cell dan Daya pada Rougher 2 dan Scavenger 2
Air-Lift Machine yang dirpduksi oleh Soutwestern Engineering Co. mempunyai standar cross
section area sebesar 9,85 ft2 dan memerlukan 50 % waktu lebih lama untuk operasi , sehingga
perhitungan panjang alat pembuat gelembung udara daoat dilihat pada Tabel C.20.
Jumlah udara yang diperlukan untuk proses flotasi sphalerite diasumsikan 75 cfm/ft pada
rougher dan 100 cfm/ft pada scavenger dengan tekanan 2 psi. Hasil perhitungan dapat dilihat
pada Tabel C.21.
Daya (Hp)
Untuk Rougher 2 (75 x air-lift nachine) 3380,8166 cfm 46
Untuk Scavenger 2 ( 100 x air lift machine) 247,7202 cfm 6
Total 3628,5368 cfm 52
23
D. PERBANDINGAN ALAT FLOTASI DENGAN EQUIPMENT LAIN
Dalam pemilihan metode flotasi recovery Zns dan PbS diperlukan perbandingan dengan
alat unit operasi yang lain, dalam hal ini ada beberapa alat yang biasa digunakan dalam industri
pengolahan tambang suatu konsentrat logam adalah magnetic separation dan gravity
concentrator
24
relatif banyak dalam sama memliki sifat
pemisahanya. magnetik tidak bisa
dipisahkan
Aplikasi dalam Dapat memiahkan Galena (PbS) Tidak dapat memisahkan
pemisahan galena dan Spharelite (ZnS) dengan Galena (PbS) dan
(PbS) dan prinsip perbedaan tegangan Spharelite (ZnS) karena
Spharelite (ZnS) permukaan sama-sama bersifat suka
terhadap magnet.
25
Kelemahan Memerlukan Jumlah Cell yang - Mineral partikel dengan
relatif banyak dalam densitas yang hampir sama
pemisahanya. akan sulit untuk dipisahkan
-Penggunaan alat ini
memerlukan daya yang
besar untuk menggerakkan
gerak sentrifugal
26
DAFTAR PUSTAKA
Atrafi, A., Hodjatoleslami, H., Noaparast, M., Shafaei, Z., & Ghorbani, A. (2012).
Implementation of flotation and gravity separation, to process Changarzeh sulfide-oxide
lead ore, 3(2), 79–87.
Brown, G. . (1978). Unit Operation. Tokyo: ohn Wiley and Sons Inc, New York Modern Asia
Edition.
Hoseinian, F. S., Rezai, B., & Kowsari, E. (2018). Effect of separation mechanism on the
kinetics of Zn(II) flotation. Separation Science and Technology (Philadelphia), 00(00), 1–7.
https://doi.org/10.1080/01496395.2018.1474925
K. Chie, M. Fujiwara, Y. Fujiwara, and Y. T. (2003). Magnetic Separation of Metal Ion. The
Journal of Physical Chemistry.
27