Anda di halaman 1dari 29

TUGAS FLOTASI

KELOMPOK 4

DESAIN ALAT FLOTASI SEBAGAI APLIKASI


PEMISAHAN GALENA (PbS) DAN SPHALERITE (ZnS)

OLEH :

Kirana Dipta Rakhmasari 17/419688/PTK/11798

Akbar Yulandra 17/422460/PTK/12039

Muhammad Fajar Wicaksono 17/422470/PTK/12049

PROGRAM PASCASARJANA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
PROGRAM MAGISTER
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018
DAFTAR PUSTAKA

A. PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
B. PROSES DISKRIPSI ............................................................................................................................... 1
B.1 PROSES FLOTASI ............................................................................................................................ 1
B.2 KONDISI PROSES OPERASI .......................................................................................................... 2
B.2.1 KONDISI OPERASI FLOTASI PbS .......................................................................................... 2
B.2.2 KONDISI OPERASI FLOTASI ZnS .......................................................................................... 3
C. DESAIN ALAT FLOTASI ...................................................................................................................... 3
C.1 SKEMA PROSES FLOTASI ............................................................................................................. 4
C.2 PERHITUNGAN DESAIN FLOTASI PbS ....................................................................................... 4
C.2.1 PERHITUNGAN NERACA MASSA FLOTASI PbS................................................................ 6
C.2.2 PERANCANGAN DIMENSI UNIT PROSES FLOTASI PbS .................................................. 8
C.2.2.1 Parameter Kinetika Proses Flotasi PbS ................................................................................ 8
C.2.2.2 Perhitungan Waktu Kontak (Retention Time) Pada Rougher 1 ......................................... 10
C.2.2.3 Menghitung Volume Tank Rougher 1................................................................................ 11
C.2.2.4 Menghitung Volume Tank Scavenger 1 ............................................................................. 12
C.2.2.5 Menghitung jumlah cell yang diperlukan .......................................................................... 13
C.3 PERHITUNGAN DESAIN FLOTASI ZnS ..................................................................................... 14
C.3.1 PERHITUNGAN NERACA MASSA FLOTASI ZnS ............................................................. 16
C.3.2 PERANCANGAN DIMENSI UNIT PROSES FLOTASI ZnS ................................................ 17
C.3.2.1 Parameter Kinetika Flotasi ZnS.......................................................................................... 17
C.3.2.2. Perhitungan Waktu Kontak (Retention Time) Pada Rougher 2 ........................................ 20
C.3.3.3. Menghitung Volume Tank Rougher 2............................................................................... 20
C.3.3.4 Menghitung Volume Tank Scavenger 2 ............................................................................ 21
C.3.3.5 Menghitung Jumlah Cell Yang Diperlukan ....................................................................... 22
D. PERBANDINGAN ALAT FLOTASI DENGAN EQUIPMENT LAIN ............................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 27
A. PENDAHULUAN
Bijih timbal-seng (lead-zinc ore) merupakan salah satu bijih yang memiliki kelimpahan yang
besar di dunia dan dapat ditemukan dimanapun seperti di Amerika Utara, Amerika Selatan,
Eropa, Rusia, Australia, dan Afrika. Sebagian besar bijih (bulk ore) mengandung beberapa
kandungan sulfide pada beberapa lapis, sebagian mineral tersebut dapat berupa mineral yang
berharga (valuable mineral). Bijih tersebut dapat mengandung sulfide, karbonat, chert, barite,
dan karbon, namun mineral berharga yang dapat diolah adalah galena (PbS) dan sphalerite
(ZnS).

Salah satu bijih timbal-seng yang dapat diolah adalah bijih yang berasal dari pertambangan
Tara yang terletak di Irlandia. Bijih yang ditambang dari pertambangan Tara mengandung 3,5%
Pb, 9,2% Zn, dan sisanya yaitu sebesar 86,9% adalah mineral pengotor lainnya (gangue mineral)
(SiO2). Deposit bijih tersebut umumnya mudah untuk diolah agar didapatkan mineral
berharganya dengan beberapa proses, salah satunya adalah proses flotasi. Konsentrasi timbal dan
seng yang tinggi dapat diperoleh dengan digunakannya penambahan beberapa reagen pada saat
proses flotasi.

Proses flotasi dalam pemisahan timbal dengan seng dilakukan sebanyak dua kali dimana dua
tangki flotasi dirangkai saling berhubungan. Proses pertama digunakan untuk mendapatkan
konsentrat berupa timbal dan proses kedua dilakukan untuk didapatkan konsentrat Spharelite.
Galena memilki sifat permukaan yang hidrofobik secara alami sehingga mudah untuk menempel
dengan gelembung udara, sementara sphalerite membutuhkan modifikasi sifat permukaan
dengan penamabahan reagen-reagen kimia untuk dapat tertempel dengan gelembung udara saat
proses flotasi.

B. PROSES DISKRIPSI
B.1 PROSES FLOTASI

Proses pemisahan antara Galena dan Spharelite dapat dilakukan karena sifat permukaan
galena yang secara alamiah hidrofobik, namun untuk sphalerite dibutuhkan penambahan reagen
untuk memodifikasi sifat permukaan. Adanya dua sifat permukaan dan mineral berharga yang
berbeda maka diperlukan dua kali proses flotasi, Hal yang perlu dilakukan adalah menambahkan

1
Sodium Silicat pada proses conditional tank yang berfungsi sebagai depressant ZnS maupun
SiO2 sehingga ZnS dan SiO2 tidak menyatu pada proses ini.

Na2S ditambahkan pada conditional tank dengan tujuan agar sisa-sisa oksida pada ore
mineral dirubah ke dalam bentuk sulfida-sulfidanya, Collector Potassium Amyl Xantate dan
frother MIBC dimasukkan ke dalam tangki conditioner sebelum dilakukan proses flotasi, untuk
menaikkan nilai pH digunakan NaOH sebagai pengatur pH 8,4. Konsentrat yang dihasilkan
adalah konsentrat flotasi PbS ini yang mengandung Sphalerite yang sangat tinggi dibandingkan
sphalerite dan pengotornya (Atrafi, 2012)

Sphalerite dan pengotor yang keluar dari tangki tailing proses flotasi pertama akan dialirkan
menuju tangki flotasi kedua. Modifikasi luas permukaan pada spharelite digunakan dengan
menurunkan pH hingga diawah 5,5 dengan menggunakan HCl pada conditional tank 2
(Hoseinian, 2018), Selanjutnya collector berupa Sodium Dodesil Sulphate dan Flother Dowfroth
250 ditambahkan pada rouger tank, sehingga akan dihasilkan konsentrat Spharelite (ZnS) yang
tinggi.

B.2 KONDISI PROSES OPERASI

B.2.1 KONDISI OPERASI FLOTASI PbS


Kondisi Operasi maksimum pada recovery Galena (PbS) dilakukan berdasarkan
penelitian dapat dilihat pada Tabel B.1(Atrafi, 2012)

Tabel B. 1. Kondisi Operasi Maksimum Pada Recovery PbS

Parameter Bahan Dosis g/T Dosis Operasi 500


Ton
Sulfidation oxide Sodium Sulfides 2000 1000 kg
Mineral
Collector Potassium Amyl 200 100 kg
Xantates
Frother MIBC 60 30 kg
Depressant untuk Sodium Silicate 500 250 kg
ZnS
pH regulator at NaOH 360 180 kg

2
range 8.4-10,5

B.2.2 KONDISI OPERASI FLOTASI ZnS


Kondisi Operasi maksimum pada recovery Spharelite (ZnS) dilakukan berdasarkan
penelitian dapat dilihat pada Tabel B.2(Hoseinian, 2018)

Tabel B. 2. Kondisi Operasi Maksimum Pada Recovery ZnS

Parameter Bahan Perhitungan Dosis Operasi


484 Ton
Collector Sodium Diketahui recovery maksimal 38,34 Ton
Dodesil Zn/SDS=2
Sulphate 𝐴𝑟 𝑍𝑛
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 %𝑍𝑛𝑆 𝑥 𝐵𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑥 2
𝑀𝑟2𝑛𝑆
65
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 𝑥 9,5% 𝑥 500𝑇 𝑥 2
160
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 = 38,34 𝑇𝑜𝑛

Flother Dowfroth 250 gram/ton 121 kg


250
Aktivates CuSO4 450 gram/ton 217,8 kg
ZnS
pH HCl dan Hingga pH 8 Hingga pH 8
regulator at NaOH
range 8

C. DESAIN ALAT FLOTASI

Prosedur desain equipment flotasi berdasarkan lisensi denver, pemakaian lisensi denver ini
agar memudahkan parameter perhitungan cell flotasi, Skema perhitungan desain flotasi meliputi;

1. Perhitungan neraca massa proses


2. Perhitungan kinetika proses flotasi yang berlangsung berdasarkan jurnal
3. Perhitungan waktu tinggal roughter dan scaveger.

3
4. Perhitungan volume yang dibutuhkan untuk roughter dan scaveger berdasarkan lisensi
denver cell.
5. Perhitungan Daya yang dibutuhkan tiap cell menggunakan data lisensi dari denver.
6. Perhitungan Jumlah udara yang dibutuhkan bedasarkan aproksimasi lisensi denver cell.

C.1 SKEMA PROSES FLOTASI


Ball Mill Na2SiO3 Conditioner 1
27oC (Depresses ZnS)
27 OC
1 atm NaS
1 atm
(Activates PbS)
Ore 1 2 pH 8,4-10,5
Mineral 19
Rougher 1
3 4
6
27 OC Scavenger 1
1 atm CuSO4
27 OC (Activates ZnS)
Screening 1 atm
27OC 12
1 atm 7 9 11

Conditioner 2
MIBC (frother)
Potassium Amyl
8 27 OC
Xhantate (collector) 10 1 atm
NaOH (pH Regulator)

Rougher 2 13
27 OC
1 atm
pH 8

16
Scavenger 2
14 27 OC
1 atm
Sodium Dodesi sulfatel (collector) 15
Dowfroth 250 (frother)
NaOH and HCl ( pH Regulator)
18

17

C.2 PERHITUNGAN DESAIN FLOTASI PbS

Komposisi galena dan sphalerite pada umpan (feed), konsentrat (concentrate), limbah
(tailing), dan scavenger dapat dilihat pada Tabel C.1 dengan asumsi umpan yang masuk sebesar
500 ton/hari.

4
Tabel C. 1. Komposisi Masing-Masing Tangki Pada Proses Flotasi

Parameter PbS ZnS SiO2

feed 0,0360 0,0950 0,8690

concentrate 0,8520 0,0210 0,1270

rougher tailing 0,0200 0,1000 0,8800

scavenger 0,1100 0,1500 0,7400

final tailing 0,0100 0,2000 0,7900

Rougher 1
6 27 OC Scavenger 1
1 atm 27 OC
1 atm

9 11

10

Gambar C. 1. Proses Flotasi Galena

Komposisi untuk masing-masing tangki flotasi pada pemisahan galenadapat dilihat pada
Tabel C.2.

Tabel C. 2. Komposisi Tangki Proses Flotasi Pemisahan Galena

PbS % ZnS % SiO2 %


feed 3.6 9.5 86.9
concentrate 85.2 2.1 12.7
rougher tailing 2 10 88
scavenger 11 15 74
final tailing 1 20 79

5
Dilakukan proses perhitungan densitas untuk semua padatan dengan digunakannya rumus
dibawah ini dengan basis perhitungan 100 gram/menit.

𝑀𝑎𝑠𝑠
𝜌𝑖 =
% 𝑍𝑛𝑆 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠 % 𝑃𝑛𝑆 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠 % 𝑆𝑖𝑂2 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠
+ +
𝜌𝑍𝑛𝑆 𝜌𝑃𝑛𝑆 𝜌𝑆𝑖𝑂2

Massa jenis untuk masing-masing mineral dapat dilihat pada tabel C.3.

Tabel C. 3. Massa Jenis Mineral

Massa Jenis gram/cm3


PbS 7,5800
ZnS 4,0900
SiO2 2,6500

Sehingga didapatkan hasil perhitungan densitas rata-rata untuk masing-masing tangki


yang ditunjukkan pada Tabel C.4.

Tabel C. 4. Densitas Rata-rata

Parameter Densitas Rata-Rata (gram/cm3)

Feed 2,8098

Concentrate 6,0438

Rougher Tailing 2,7842

Scavenger 3,0263

Final Tailing 2,8708

C.2.1 PERHITUNGAN NERACA MASSA FLOTASI PbS

a. Perhitungan Neraca Massa Keseluruhan

Arus 6 = Arus 8 + Arus 11

100 gram/menit = Arus 8 + Arus 11

6
Arus 8 = 100 gram/menit - Arus 11

b. Neraca Massa Keseluruhan Untuk Perhitungan PbS

Xarus 6 (Arus 6) = Xarus 8 (Arus 8) + Xarus 11 (Arus 11)

(0,0360)(100 gram/menit) = 0,8520(100 gram/menit- Arus 11)+0,0100 ( Arus 11)

Arus 11 = 96,9121 gram/menit

Arus 8 =(100-96,9121) gram/menit = 3,0879 gram/menit

c. Neraca Massa PbS Di Tangki Scavenger

Arus 9 = Arus 10 + Arus 11  Arus 9= Arus 10+ 95,91 gram/menit

Xarus 9 (Arus 9) = Xarus 10 (Arus 10) + Xarus 11 (Arus 11)

(0,020)(Arus 10 +96,9121 gram/menit)=0,1100 (Arus 10) +0,0100(96,9121 Gram/Menit)

Arus 10=10.7680 gram/menit

Arus 9=(10,7680 + 96,9121) gram/menit=107,6801 gram/menit

Dari hasil perhitungan a,b, dan c dapat digunakan untuk mengetahui komposisi masing-
masing mineral pada masing-masing tangki yang dapat dilihat pada Tabel C.5. dan Tabel C.6.

Tabel C. 5. Komposisi Mineral pada Rougher 1

Senyawa Input (gram/menit) Output (gram/menit)


Arus 6 Arus 10 Arus 9 Arus 8
PbS 3,6000 1,1845 2,1536 2,6309
ZnS 9,5000 1,6152 10,7680 0,0648
SiO2 86,9000 7,9683 94,7585 0,3922
Total Arus 100,0000 10,7680 107,6801 3,0879
Total keseluruhan 110,7680 110,7680

7
Tabel C. 6. Komposisi Mineral pada Scavenger 1

Senyawa Input (gram/menit) Output (gram/menit)


Arus 9 Arus 10 Arus 11
PbS 2,1536 1,1845 0,9691
ZnS 10,7680 1,6152 19,3824
SiO2 94,7585 7,9683 76,5606
Total Arus 107,6801 10,7680 96,9121
Total keseluruhan 107,6801 107,6801

C.2.2 PERANCANGAN DIMENSI UNIT PROSES FLOTASI PbS

C.2.2.1 Parameter Kinetika Proses Flotasi PbS


𝑑𝐶
𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑙𝑎𝑤 = −𝑘𝐶 𝑛 (𝑖)
𝑑𝑡

Recovery partikel pada froth product (R) setelah proses flotasi :

𝐶𝑜 − 𝐶(𝑡) 𝐶(𝑡)
𝑅(𝑡) = =1− (𝑖𝑖)
𝐶𝑜 𝐶𝑜
Co : Konsentrasi partikel pada saat t=0

Ct : Konsentrasi partikel pada saat t=t

Recovery masksimum

𝑅 = 1 − 𝐶~ saat 𝑡 = ~ (𝑖𝑖𝑖)

Persamaan (ii) dan (iii) dimasukkan ke persamaan (i) sehingga didapatkan :

𝑑𝑅
= −𝑘(𝑅~ − 𝑅)𝑛 (𝑖𝑣)
𝑑𝑡

𝑅 𝑡
𝑑𝑅
∫ = 𝑘 ∫ 𝑑𝑡 Asumsi n = 1 (orde 1)
𝑂 (𝑅~ − 𝑅) 𝑜

Pemisalan :

8
𝑑𝑈
Jika 𝑢 = (𝑅~ − 𝑅 ) dan 𝑑𝑅 = −1 maka

𝑑𝑈
−∫ =𝑘𝑡
𝑈
−ln 𝑈 = 𝑘𝑡
−ln(𝑅~ − 𝑅 )|𝑅0 = 𝑘𝑡
𝑅~
𝑙𝑛 ( ) = 𝑘𝑡
𝑅~ − 𝑅
𝑅~
= 𝑒 𝑘𝑡
𝑅~ −𝑅

𝑅~ = 𝑅~ 𝑒 𝑘𝑡 − 𝑅 𝑒 𝑘𝑡
𝑅 = 𝑅~ (1 − 𝑒 −𝑘𝑡 )
Dimana 𝑅~ = 𝑅𝑚𝑎𝑥, 𝑜𝑟𝑑𝑒 1

Dari percobaan flotasi timbal di dapat data persentase recovery dan waktu dengan
recovery masimum 96,06 % dari percobaan (Atrafi, Hodjatoleslami, Noaparast, Shafaei, &
Ghorbani, 2012)

100
90
80
70
Recovery (%)

60
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)

Gambar C. 2. Grafik waktu vs recovery Timbal pada Eksperimen Kinetik

𝑅~
Dari data hasil dari grafik C.2. dapat dibuat grafik linier di sumbu y (𝑙𝑛 (𝑅 )) dan
~ −𝑅

sumbu x (waktu (menit ))

9
4.5
4
3.5
y = 0,206x - 0,511
3 R² = 0,9664
Ln(Rmax/(Rmax-R))
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 5 10 15 20 25 30
-0.5
waktu (menit)

Gambar C. 3. Kurva Kinetik

Dari hasil tersebut didapatkan nilai k yaitu 0,206 menit -1sehingga didapatkan persamaan
kinetika flotasinya adalah

𝑅 = 96,04(1 − 𝑒 −0,206 𝑡 )

Dari persamaan kinetika tersebut kita dapat menghitung waktu kontak pada rougher 1
dan scavenger 1

C.2.2.2 Perhitungan Waktu Kontak (Retention Time) Pada Rougher 1


85,20 = 96,04(1 − 𝑒 −0,206 𝑡 )

85,20
= 1 − 𝑒 −0,206 𝑡
96,04

85,20
1− = 𝑒 −0,206 𝑡
96,04

ln(0,1129) = −0,206 𝑡

ln(0,1129)
𝑡= = 10,58 menit dibulatkan menjadi 11 menit
−0,206𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 −1

10
Dengan cara yang sama pada perhitungan d.2, maka akan didapatkan waktu kontak pada
scavenger 1 adalah 0,58 menit dan dibulatkan menjadi 1 menit.

L/S rougher 2,5


Waktu kontak di dalam rougher 11 menit
L/S scavenger 4
Waktu kontak di dalam scavenger 1 menit

C.2.2.3 Menghitung Volume Tank Rougher 1


Jumlah laju aliran massa massa yang masuk ke dalam rougher 1 dapat

Tabel C. 7. Neraca Massa pada Rougher 1

Input (gram/menit) Input (cm3/menit)


Arus 6 Arus 10 Arus 6 Arus 10
100,0000 10,7680 35,5901 3,5581
∑=110,7680 ∑=39,1482

- Maka densitas rata-rata antara arus 6 dan arus 10 yang masuk ke rougher 1 adalah

110,7680 gram/menit
= 2,8295 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3
39,1482 𝑐𝑚3 /𝑠

- Perbandingan L/S pada rougher adalah 2,5 sehingga jumlah liquid yang perlukan pada
umpan adalah 276,9200 gram/menit atau 276,9200 cm3/menit (asumsi densitas liquid
sama dengan air)
- Fraksi volume solid pada pulp

39,1482 𝑐𝑚3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


= 0,1239
𝑐𝑚3 𝑐𝑚3
39,1482 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 + 276,9200 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

- Kapasitas per 1 cm3 tangki rougher 1 adalah

gram
1 cm3 x 0,1239 x 2,8295 x 60 menit x 24 jam
cm3 = 4,5878𝑥10−5 ton per 24 jam padatan
6 gram
1x10 ton x11 menit

11
- Perhitungan padatan yang harus ditahan pada rougher 1 dengan basis perhitungan 100
gram/menit, jika kapasitas umpan sebenernya adalah 500 ton/24 jam adalah

110,7680 gram/menit 𝑡𝑜𝑛 𝑡𝑜𝑛


𝑥 500 = 553,8401
100 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 24 𝑗𝑎𝑚 24 𝑗𝑎𝑚

- Kapasitas volume yang diperlukan rougher cell 1 adalah

𝑡𝑜𝑛
553,8401 24 𝑗𝑎𝑚 𝑉 𝑟𝑜𝑔ℎ𝑒𝑟
𝑡𝑜𝑛 = 1 𝑐𝑚3
4,5878𝑥10−5 24 𝑗𝑎𝑚

𝑉 𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑒𝑟 = 12072051,4144 𝑐𝑚3 = 426,3245 𝑓𝑡 3

Asumsi over desain sebesar 20 % maka volume roughe 1r menjadi

𝑉 𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑒𝑟 1 = 1,2 𝑥 426,3245 𝑓𝑡 3 = 511,5894 𝑓𝑡 3

C.2.2.4 Menghitung Volume Tank Scavenger 1


Jumlah laju aliran massa massa yang masuk ke dalam scavenger 1 apat dilihat pada Tabel C.8.

Tabel C. 8. Aliran Neraca Massa pada Scavenger 1

Input (gram/menit) Input (cm3/menit)


Arus 9 Arus 9
107,6801 35,5810

- Perbandingan L/S pada scavenger 1 adalah 4 sehingga jumlah liquid yang perlukan pada
umpan adalah :

430,7205 gram/menit atau 430,7205cm3/menit (asumsi densitas liquid sama dengan air)

- Fraksi volume padatan pada pulp

35,5810 𝑐𝑚3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


= 0,0763
𝑐𝑚3 𝑐𝑚3
35,5810 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 + 430,7205 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

12
- Kapasitas per 1 cm3 tangki scavenger 1 adalah

𝑔𝑟𝑎𝑚
1 𝑐𝑚3 𝑥 0,0763 𝑥2,7842 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
𝑐𝑚3 = 3,3252𝑥10−4 ton per 24 jam padatan
6 𝑔𝑟𝑎𝑚
1𝑥10 𝑡𝑜𝑛 𝑥1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

- Perhitungan padatan yang harus ditahan pada scavenger 1 dengan basis perhitungan 100
gram/menit, jika kapasitas umpan sebenarnya adalah 500 ton/24 jam adalah

107,6801 gram/menit 𝑡𝑜𝑛 𝑡𝑜𝑛


𝑥 500 = 538,4006
100 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 24 𝑗𝑎𝑚 24 𝑗𝑎𝑚

- Kapasitas volume yang diperlukan scavenger cell 1 adalah

𝑡𝑜𝑛
538,4006 24 𝑗𝑎𝑚 𝑉 𝑠𝑐𝑎𝑣𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟
𝑡𝑜𝑛 =
3,3252𝑥10−4 24 𝑗𝑎𝑚 1 𝑐𝑚3

𝑉 𝑠𝑐𝑎𝑣𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟 = 1619102,3036 𝑐𝑚3 = 57,1786 𝑓𝑡 3

Asumsi over desain sebesar 20 % maka volume scavenger 1 menjadi

𝑉 𝑠𝑐𝑎𝑣𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟 1 = 1,2 𝑥 57,1786 𝑓𝑡 3 = 66,6143 𝑓𝑡 3

C.2.2.5 Menghitung jumlah cell yang diperlukan

Asumsi menggunakan standar Denver No. 24 yang memiliki kapasitas volume 50 ft3
dan memerlukan 4,2 hp/cell (Brown, 1978) untuk operasi. Hasil perhitungan jumlah cell dan
daya yang dibutuhkan padarougher 1 dan scavenger 1 dapat dilihat pada Tabel C.9.

Tabel C. 9. Jumlah Cell dan Daya pada Rougher 1 dan Scavenger 1

Parameter Vtank/Vcell Jumlah sel yang diperlukan Daya yang diperlukan


sebenarnya (Hp)
Untuk Rougher I 10,2318 11 46,2
Untuk Scavenger I 1,3723 2 8,4

13
Air-Lift Machine yang dirpduksi oleh Soutwestern Engineering Co. mempunyai standar
cross section area sebesar 9,85 ft2 dan memerlukan 50 % waktu lebih lama untuk operasi,
sehingga perhitungan panjang alat pembuat gelembung udara daoat dilihat pada Tabel C.10.

Tabel C. 10. Panjang Air-lift Machines Untuk Rougher 1 dan Scavenger 1

(Vtank x1,5)/( 9,85 ft2)


Untuk Rougher I 77,9070 ft long
Untuk Scavenger I 10,4489 ft long

Jumlah udara yang diperlukan untuk proses flotasi galena diasumsikan 75 cfm/ft pada rougher
dan 100 cfm/ft pada scavenger dengan tekanan 2 psi. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel
C.11.

Tabel C. 11. Kebutuhan Udara pada Rougher 1 dan Scavenger 1

Daya (Hp)
Untuk Rougher 1 (75 x air-lift nachine) 5843,0260 cfm 70
Untuk Scavenger 1( 100 x air lift machine) 1044,8881 cfm 24
Total 6887,9141 cfm 94

C.3 PERHITUNGAN DESAIN FLOTASI ZnS

Proses flotasi untuk pemisahan sphalerite dapat dilihat pada Gambar C.4

Rougher 2
27 OC
1 atm
pH 8

13
Scavenger 2
16
27 OC
1 atm

15

18

17

Gambar C. 4. Proses Flotasi Sphalerite

14
Komposisi untuk masing-masing tangki flotasi pada pemisahan sphalerite dapat dilihat
pada Tabel.C.12

Tabel C. 12. Komposisi Masing-masing Tangki pada Pemisahan Sphalerite

ZnS PbS SiO2

feed 0,2000 0,0100 0,7900

concentrate 0,8000 0,0210 0,1790

rougher tailing 0,0300 0,0700 0,9000

scavenger 0,0800 0,1500 0,7700

final tailing 0,0100 0,1600 0,8300

Perhitungan densitas untuk masing-masing tangki dengan menggunakan basis aliran 100
gram/menit

𝑀𝑎𝑠𝑠
𝜌𝑖 =
% 𝑍𝑛𝑆 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠 % 𝑃𝑛𝑆 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠 % 𝑆𝑖𝑂2 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠
+ +
𝜌𝑍𝑛𝑆 𝜌𝑃𝑛𝑆 𝜌𝑆𝑖𝑂2

Data berupa densitas untuk masing-masing mineral dapat dilihat pada Tabel C.13.

Tabel C. 13. Densitas Masing-masing Mineral

Densitas gram/cm3
PbS 7,5800
ZnS 4,0900
SiO2 2,6500

Basis perhitungan densitas rata-rata pada semua tangki flotasi proses kedua adalah 100
gram/menit dapat dilihat pada Tabel C.14 :

15
Tabel C. 14. Densitas Rata-rata pada Tangki Flotasi 2

Parameter Densitas rata-rata (gram/cm3)

Feed 2,8708

Concentrate 3,7606

Rougher Tailing 2,8075

Scavenger 3,0311

Final Tailing 2,9695

C.3.1 PERHITUNGAN NERACA MASSA FLOTASI ZnS


a. Perhitungan Neraca Massa Keseluruhan Dengan Basis Perhitungan 100 gram/menit

Arus 13 = Arus 15 + Arus 18

100 gram/menit = Arus 15 + Arus 18

Arus 15= 100 gram/menit- Arus 18

b. Perhitungan Neraca Massa Untuk Perhitungan Pemisahan Sphalerite

Xarus 13 (Arus 13) = Xarus 15 (Arus 15) + X Arus 18 (Arus 18)

(0,2)(100 gram/menit)=0,8(100 gram/menit-Arus 18)+0,01(Arus 18)

Arus 18=75,9494 gram/menit

Arus 15=(100-75,9494) gram/menit = 24,0506 gram/menit

c. Perhitungan neraca massa ZnS pada scavenger 2

Arus 16 = Arus 17 + Arus 18  Arus 16=Arus 17+75,9494 gram/menit

Xarus 16 (Arus 16) = Xarus 17 (Arus 17) + Xarus 18 (Arus 18)

(0,3)(Arus 17 +75,9494 gram/menit)=0,08 (ARUS 17)+0,01(75,9494 gram/menit)

Arus 17=30,9797 gram/menit

16
Arus 16=(30,9797+75,9494) gram/menit=106,3291 gram/menit

Dari hasil perhitungan a,b dan c dapat digunakan untuk mengetahui komposisi masing-
masing mineral pada masing-masing tangki yang dapat dilihat pada Tabel C.15 dan Tangki C.16.

Tabel C. 15. Komposisi Masing-masing Mineral pada Rougher 2

Senyawa Input (gram/menit) Output (gram/menit)


Arus 13 Arus 17 Arus 15 Arus 16
Zns 20,0000 2,4304 19,2405 3,1899
PbS 1,0000 4,5570 0,5051 7,4430
SiO2 79,0000 23,3924 4,3051 95,6962
Total arus 100,0000 30,3797 24,0506 106,3291
Total Keseluruhan 130,3797 130,3797

Tabel C. 16. Komposisi Masing-masing Mineral pada Scavenger 2

Senyawa Input Output (gram/menit)


(gram/menit)
Arus 16 Arus 17 Arus 18
PbS 3,1899 2,4304 0,7595
ZnS 7,4430 4,5570 12,1519
SiO2 95,6962 23,3924 63,0380
Total arus 106,3291 30,3797 75,9494
Total 106,3291 106,3291
keseluruhan

C.3.2 PERANCANGAN DIMENSI UNIT PROSES FLOTASI ZnS

C.3.2.1 Parameter Kinetika Flotasi ZnS


𝑑𝐶
𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑙𝑎𝑤 = −𝑘𝐶 𝑛 (𝑖)
𝑑𝑡

17
Recovery partikel pada froth product (R) setelah proses flotasi :

𝐶𝑜 − 𝐶(𝑡) 𝐶(𝑡)
𝑅(𝑡) = = 1− (𝑖𝑖)
𝐶𝑜 𝐶𝑜
Co : Konsentrasi partikel pada saat t=0

Ct : Konsentrasi partikel pada saat t=t

Recovery masksimum
𝑅 = 1 − 𝐶~ saat 𝑡 = ~ (𝑖𝑖𝑖)
Persamaan (ii) dan (iii) dimasukkan ke persamaan (i) sehingga didapatkan :
𝑑𝑅
= −𝑘(𝑅~ − 𝑅)𝑛 (𝑖𝑣)
𝑑𝑡

𝑅 𝑡
𝑑𝑅
∫ = 𝑘 ∫ 𝑑𝑡 Asumsi n = 1 (orde 1)
𝑂 (𝑅~ − 𝑅) 𝑜

Pemisalan :
𝑑𝑈
Jika 𝑢 = (𝑅~ − 𝑅 ) dan 𝑑𝑅 = −1 maka
𝑑𝑈
−∫ =𝑘𝑡
𝑈

−ln 𝑈 = 𝑘𝑡

−ln(𝑅~ − 𝑅 )|𝑅0 = 𝑘𝑡

𝑅~
𝑙𝑛 ( ) = 𝑘𝑡
𝑅~ − 𝑅

𝑅~
= 𝑒 𝑘𝑡
𝑅~ − 𝑅

𝑅~ = 𝑅~ 𝑒 𝑘𝑡 − 𝑅 𝑒 𝑘𝑡

18
𝑅 = 𝑅~ (1 − 𝑒 −𝑘𝑡 )
Dimana 𝑅~ = 𝑅𝑚𝑎𝑥, 𝑜𝑟𝑑𝑒 1
Dari percobaan flotasi zink di dapat data persentase recovery dan waktu dengan recovery
masimum 91 % dari hasil penelitian (Hoseinian, Rezai, & Kowsari, 2018)

100

80
Recovery (%)

60

40

20

0
0 4 8 12 16
waktu (menit)

Gambar C. 5. Grafik Waktu Vs Recovery Zinc Pada Eksperimen Kinetik

𝑅~
Dari data hasil dari grafik C.5. dapat dibuat grafik linier di sumbu y (𝑙𝑛 (𝑅 )) dan sumbu x
~ −𝑅

(waktu (menit ))
6

5 y = 0.3765x + 0.612
R² = 0.9631
Ln(Rmax/(Rmax-R))

0
0 2 4 6 8 10 12 14
Waktu (detik)

Gambar C. 6. Kurva Kinetik

19
-1
Dari hasil tersebut didapatkan nilai k yaitu 0,3765 menit sehingga didapatkan persamaan
kinetika flotasinya adalah Dari persamaan kinetika tersebut kita dapat menghitung waktu kontak
pada rougher 2 dan scavenger 2

C.3.2.2. Perhitungan Waktu Kontak (Retention Time) Pada Rougher 2


80 = 91(1 − 𝑒 −0,3765 𝑡 )

80
= 1 − 𝑒 −0,3765 𝑡
91

80
1− = 𝑒 −0,3765 𝑡
91

ln(0,1209) = −0,3765 𝑡

ln(0,1209)
𝑡= = 5,6116 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 amenjadi 6 menit
−0,3765

Dengan cara yang sama pada perhitungan h.2, maka akan didapatkan waktu kontak pada
scavenger 2 adalah 0,24 menit dan dibulatkan menjadi 0.25 menit.

L/S rougher 2,333


Waktu kontak di dalam rougher 2 6 menit
L/S scavenger 4
Waktu kontak di dalam scavenger 2 0.25 menit

C.3.3.3. Menghitung Volume Tank Rougher 2


Jumlah laju aliran massa yang masuk ke dalam rougher 2 dapat ditulis ;

Tabel C. 117. Neraca Massa pada Rougher 2

Input (gram/menit) Input (cm3/menit)


Arus 13 Arus 17 Arus 13 Arus 17
100,0000 30,3797 34,8332 10,0228
∑=130,3797 ∑=44,8560

20
- Maka densitas rata-rata antara arus 13 dan arus 17 yang masuk ke rougher 2 adalah

130,3797gram/menit
= 2,9066 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3
44,8560 𝑐𝑚3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

- Perbandingan L/S pada rougher adalah 2,3 sehingga jumlah liquid yang perlukan pada
umpan adalah
304,2194 gram/menit atau 304,2194 cm3/menit (asumsi densitas liquid sama dengan air)
- Fraksi volume solid pada pulp
44,8560 𝑐𝑚3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 0,1285
𝑐𝑚3 𝑐𝑚3
44,8560 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 + 304,2194 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

- Kapasitas per 1 cm3 tangki rougher 2 adalah


𝑔𝑟𝑎𝑚
1 𝑐𝑚3 𝑥 0,1285 𝑥2,9066 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
𝑐𝑚3
𝑔𝑟𝑎𝑚 = 8,9640𝑥10−5 ton per 24 jam padatan
1𝑥106 𝑥6 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡𝑜𝑛

- Perhitungan padatan yang harus ditahan pada rougher 2 dengan basis perhitungan 100
gram/menit, jika kapasitas umpan sebenernya adalah 484,5606 ton/24 jam adalah
130,3797 gram/menit 𝑡𝑜𝑛 𝑡𝑜𝑛
𝑥 484,5606 = 631,7688
100 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 24 𝑗𝑎𝑚 24 𝑗𝑎𝑚
- Kapasitas volume yang diperlukan rougher cell 2 adalah
𝑡𝑜𝑛
631,7688 24 𝑗𝑎𝑚 𝑉 𝑟𝑜𝑔ℎ𝑒𝑟
𝑡𝑜𝑛 =
8,9640𝑥10−5 24 𝑗𝑎𝑚 1 𝑐𝑚3

𝑉 𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑒𝑟 = 7047839,8418 𝑐𝑚3 = 246,6744 𝑓𝑡 3


Asumsi over desain sebesar 20 % maka volume rougher 2 menjadi
𝑉 𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑒𝑟 2 = 1,2 𝑥 264,6744 𝑓𝑡 3 = 296,0093 𝑓𝑡 3

C.3.3.4 Menghitung Volume Tank Scavenger 2


Jumlah laju aliran massa massa yang masuk ke dalam scavenger 2 dapat dilihat pada Tabel C.18.

Tabel C. 118. Aliran Neraca Massa pada Scavenger 2

Input (gram/menit) Input (cm3/menit)


Arus 16 Arus 16

21
106,3291 35,0796
- Perbandingan L/S pada scavenger 1 adalah 4 sehingga jumlah liquid yang perlukan pada
umpan adalah

425,3165 gram/menit atau 425,3165 cm3/menit (asumsi densitas liquid sama dengan air)

- Fraksi volume padatan pada pulp

35,0796 𝑐𝑚3 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


= 0,0762
𝑐𝑚3 𝑐𝑚3
35,0796 + 425,3165
𝑠 𝑠

- Kapasitas per 1 cm3 tangki scavenger 2 adalah


𝑔𝑟𝑎𝑚
1 𝑐𝑚3 𝑥 0,0762 𝑥3,0311 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
𝑐𝑚3 = 1.330 𝑥10−3 Ton per 24 jam padatan
𝑔𝑟𝑎𝑚
1𝑥106 𝑡𝑜𝑛 𝑥 0.25 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

- Perhitungan padatan yang harus ditahan pada scavenger 2 dengan basis perhitungan 100
gram/menit, jika kapasitas umpan sebenarnya adalah 484,5606 ton/24 jam adalah
106,3291gram/menit 𝑡𝑜𝑛 𝑡𝑜𝑛
𝑥 484,5606 = 515,2290
100 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑠 24 𝑗𝑎𝑚 24 𝑗𝑎𝑚
- Kapasitas volume yang diperlukan scavenger cell 2 adalah
𝑡𝑜𝑛
515,2290 24 𝑗𝑎𝑚 𝑉 𝑠𝑐𝑎𝑣𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟
𝑡𝑜𝑛 = 1 𝑐𝑚3
1.330 𝑥10−3 24 𝑗𝑎𝑚

𝑉 𝑠𝑐𝑎𝑣𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟 = 387308,5993 𝑐𝑚3 = 13,5558𝑓𝑡 3


- Asumsi over desain sebesar 20 % maka volume scavenger 2 menjadi

𝑉 𝑠𝑐𝑎𝑣𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟 2 = 1,2 𝑥 13,5558 𝑓𝑡 3 = 16,2670 𝑓𝑡 3

C.3.3.5 Menghitung Jumlah Cell Yang Diperlukan

Asumsi menggunakan standar Denver No. 24 yang memiliki kapasitas volume 50 ft3
dan memerlukan 4,2 hp/cell untuk operasi. Hasil perhitungan jumlah cell dan daya yang
dibutuhkan pada rougher 2 dan scavenger 2 dapat dilihat pada Tabel C.19.

22
Tabel C. 119. Jumlah Cell dan Daya pada Rougher 2 dan Scavenger 2

Vtank/Vcell Jumlah sel yang Daya yang diperlukan


diperlukan (Hp)
sebenarnya
Untuk Rougher 2 5,9202 6 25,2
Untuk Scavenger 2 0,3253 1 4,2

Air-Lift Machine yang dirpduksi oleh Soutwestern Engineering Co. mempunyai standar cross
section area sebesar 9,85 ft2 dan memerlukan 50 % waktu lebih lama untuk operasi , sehingga
perhitungan panjang alat pembuat gelembung udara daoat dilihat pada Tabel C.20.

Tabel C. 20. Panjang Air-lift Machines Untuk Rougher 2 dan Scavenger 2

(Vtank x1,5)/( 9,85 ft2)


Untuk Rougher 2 45,0776 ft long
Untuk Scavenger 2 2,4772 ft long

Jumlah udara yang diperlukan untuk proses flotasi sphalerite diasumsikan 75 cfm/ft pada
rougher dan 100 cfm/ft pada scavenger dengan tekanan 2 psi. Hasil perhitungan dapat dilihat
pada Tabel C.21.

Tabel C. 21. Kebutuhan Udara pada Rougher 2 dan Scavenger 2

Daya (Hp)
Untuk Rougher 2 (75 x air-lift nachine) 3380,8166 cfm 46
Untuk Scavenger 2 ( 100 x air lift machine) 247,7202 cfm 6
Total 3628,5368 cfm 52

23
D. PERBANDINGAN ALAT FLOTASI DENGAN EQUIPMENT LAIN

Dalam pemilihan metode flotasi recovery Zns dan PbS diperlukan perbandingan dengan
alat unit operasi yang lain, dalam hal ini ada beberapa alat yang biasa digunakan dalam industri
pengolahan tambang suatu konsentrat logam adalah magnetic separation dan gravity
concentrator

1. Perbandingan Magnetic Separation dan Flotasi


Magnetic Separation adalah salah satu metode yang diterapkan dalam pengolahan
mineral untuk pemisahan komponen berharga dari bahan baku dari material tambang.
Metode ini mengeksploitasi perbedaan dalam perilaku partikel dalam medan magnet.
Sifat ini dicirikan oleh apa yang disebut kerentanan magnetik. Berikut ini perbandingan
pemisahan secara flotasi dan magnetic separation dapat dilihat pada Tabel D.1(K. Chie,
M. Fujiwara, Y. Fujiwara, 2003);

Tabel D. 1. Perbandingan Magnetic Separation dengan Flotasi

Parameter Flotasi Magnetic Separation


Prinsip kerja Memanipulasi tegangan Memisahkan partikel
permukaan sehingga partikel yang diinginkan
yang diinginkan dapat diangkat berdasarkan sifat
pada permukaan cairan dengan magnetiknya. Partikel
bantuan gelembung udara dengan sifat magnetik
dapat ditarik dengan
magnetic separation.
Kondisi Operasi pH, flother dan collector sangat Operasi dilakukan pada
diperhatikan dalam alat ini. kondisi kering.
Keunggulan Dapat memisahkan partikel yang Tidak perlu modifikasi
dengan kondisi partikel sangat sifat tegangan permukaan,
kecil dalam pemisahanya hanya
tergantung sifat
magnetiknya.
Kelemahan Memerlukan Jumlah Cell yang Pada patikel yang sama-

24
relatif banyak dalam sama memliki sifat
pemisahanya. magnetik tidak bisa
dipisahkan
Aplikasi dalam Dapat memiahkan Galena (PbS) Tidak dapat memisahkan
pemisahan galena dan Spharelite (ZnS) dengan Galena (PbS) dan
(PbS) dan prinsip perbedaan tegangan Spharelite (ZnS) karena
Spharelite (ZnS) permukaan sama-sama bersifat suka
terhadap magnet.

2. Perbandingan Gravity Concentrator dan Flotasi


Gravity Concentrator adalah metode yang digunakan dalam memisahkan partikel
mineral dengan ukuran 1,5 hingga 0,04 micrometer. Metode ini didasarkan pada densitas
yang berbeda dari masing-masing mineral partikel, Berikut ini perbandingan pemisahan
secara flotasi dan Gravity Concentrator dapat dilihat pada Tabel D.2.(Mark Buonvino,
1993) ;

Tabel D. 2. PerbandinganGravity Cocentrator dengan Flotasi

Parameter Flotasi Gravity Concentrator


Prinsip kerja Memanipulasi tegangan Memisahkan partikel
permukaan sehingga partikel berdasarkan densitasnya
yang diinginkan dapat diangkat dan juga gaya sentrifugal,
pada permukaan cairan dengan sehingga setiap mineral
bantuan gelembung udara akan terpisah berdasarkan
densitsnya
Kondisi Operasi pH, flother dan collector sangat Dapat digunakan konsisi
diperhatikan dalam alat ini. operasi basah/kering
dengan ukuran 1,5 hingga
0,04 micrometer
Keunggulan Dapat memisahkan partikel Dapat memisahkan partikel
yang dengan kondisi partikel yang dengan kondisi
sangat kecil partikel sangat kecil

25
Kelemahan Memerlukan Jumlah Cell yang - Mineral partikel dengan
relatif banyak dalam densitas yang hampir sama
pemisahanya. akan sulit untuk dipisahkan
-Penggunaan alat ini
memerlukan daya yang
besar untuk menggerakkan
gerak sentrifugal

Aplikasi dalam Dapat memisahkan Galena Dapat memisahkan Galena


pemisahan galena (PbS) dan Spharelite (ZnS) (PbS) dan Spharelite (ZnS)
(PbS) dan dengan prinsip perbedaan dengan perbedaan densitas
Spharelite (ZnS) tegangan permukaan

26
DAFTAR PUSTAKA

Atrafi, A., Hodjatoleslami, H., Noaparast, M., Shafaei, Z., & Ghorbani, A. (2012).
Implementation of flotation and gravity separation, to process Changarzeh sulfide-oxide
lead ore, 3(2), 79–87.

Brown, G. . (1978). Unit Operation. Tokyo: ohn Wiley and Sons Inc, New York Modern Asia
Edition.

Hoseinian, F. S., Rezai, B., & Kowsari, E. (2018). Effect of separation mechanism on the
kinetics of Zn(II) flotation. Separation Science and Technology (Philadelphia), 00(00), 1–7.
https://doi.org/10.1080/01496395.2018.1474925

K. Chie, M. Fujiwara, Y. Fujiwara, and Y. T. (2003). Magnetic Separation of Metal Ion. The
Journal of Physical Chemistry.

Mark Buonvino. (1993). Study of Falcon Concentrator. Departement of Mining and


Metallurgical Engineeering, (McGill University).

27

Anda mungkin juga menyukai