Anda di halaman 1dari 8

Laporan Modul 1, MG2213

Crushing
Laboratorium Pengolahan Bahan Galian Raden Bagus Arif (12515023) /5/ Selasa, 21 Maret 2017
Prodi Teknik Metalurgi
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Asisten : Rifqi (12514046)

Abstrak – Praktikum Modul 1 – Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan P80 dari jaw crusher, P80 dari roll crusher
dengan gape 1.25 cm, P80 dari roll crusher dengan gape 1.75 cm, RR80 dari roll crusher dengan gape 1.25 cm, dan RR80 dari
roll crusher dengan gape 1.75 cm. Sebelum memulai percobaan, berat bijih ditimbang terlebih dahulu. Setelah itu, bijih pertama
mengalami proses peremukkan dengan menggunakan jaw crusher. Hasil yang didapat dari proses peremukkan dengan jaw
crusher kemudian diayak menggunakan ayakan berukuran 1 mesh, 2 mesh, 3 mesh, 8 mesh, 14 mesh, dan 20 mesh. Berat bijih
yang tertampung tiap fraksi ukuran ditimbang untuk mendapatkan data berat bijih tertampung tiap fraksi ukuran. Hasil yang
didapat dari peremukkan menggunakan jaw crusher dibagi 2 sama rata untuk proses selanjutnya menggunakan roll crusher
dengan gape 1.25 cm dan roll crusher dengan gape 1.75 cm. Bijih yang didapatkan dari proses peremukkan menggunakan roll
crusher dengan gape 1.25 cm dan gape 1.75 cm diayak menggunakan ayakan dengan ukuran yang sama dengan proses
sebelumnya kemudian berat bijih yang tertampung tiap fraksi ditimbang. P80 dari jaw crusher pada percobaan ini yaitu 48.809
mm. P80 dari roll crusher dengan gape 1.25 cm pada percobaan ini yaitu 21.219 mm. P80 dari roll crusher dengan gape 1.75
cm pada percobaan ini yaitu 41.185 mm. RR80 dari roll crusher dengan gape 1.25 cm pada percobaan ini yaitu 2.3. RR80 dari
roll crusher dengan gape 1.75 cm pada percobaan ini yaitu 1.185.

A. Tinjauan Pustaka pada kerangka dan satu lagi ke rahang ayun. Titik pivat
terletak pada bagian atas rahang gerak atau diatas
Kominusi merupakan tahapan proses dalam pengolahan
kedua rahang pada garis tengah bukaan rahang.
mineral setelah karakterisasi bijih. Kominusi merupakan
proses yang dilakukan untuk mengubah ukuran suatu bahan Pada system ini, umpan dimasukkan kedalam
galian menjadi lebih kecil. Kominusi bertujuan untuk rahang berbentuk V yang terbuka keatas. Satu rahang
memenuhi permintaan dari konsumen mengenai ukuran dan tetap dan tidak bergerak, sedangkan rahang yang satu
bentuk bijih untuk industri mineral. Kominusi juga lagi membuat sudut 20o – 30o dan dapat bergerak maju
bertujuan untuk memisahkan mineral berharga dari mineral mundur yang digerakkan oleh sumbu eksentrik,
pengotornya. Selain itu, kominusi juga bertujuan untuk sehingga memberikan kompresi yang besar terhadap
meningkatkan luas permukaan partikel sehingga reaksi umpan yang terjepit diantara dua rahang. Muka rahang
pada proses leaching menjadi lebih baik lagi. Kominusi ini mempunyai alur dangkal yang horizontal. Umpan
dibagi menjadi 2, yaitu crushing (peremukkan) dan grinding besar yang terjepit antara bagian atas rahang dipecah
(penggerusan). dan jatuh keruang bawahnya yang lebih sempit dan
dipecah. Pada mesin ini baut pecah yang berfungsi
Crushing merupakan proses yang bertujuan untuk
sebagai penahan apabila terdapat material solid dengan
meliberasi mineral berharga dari mineral pengotornya.
ukuran yang lebih besar dan keras maka dia akan pecah
Primary crushing merupakan peremukkan tahap pertama,
dengan sendirinya tetapi tidak akan merusak
alat yang biasa digunakan pada proses ini yaitu jaw crusher
keseluruhan dari pada alat jaw crusher.
dan gyratory crusher. Sedangkan secondary crushing yang
merupakan peremukkan tahap kedua menggunkan alat
berupa jaw crusher dengan skala kecil, cone crusher,
hammer mill, dan roll crusher. Alat yang digunakan pada
percobaan kali ini yaitu jaw crusher dan roll cruher.

Jaw crusher merupakan salah satu peralatan pemecah


batu yang paling terkenal di dunia. Jaw crusher sangat ideal
dan sesuai untuk penggunaan pada saat penghancuran tahap
pertama dan tahap kedua. Jaw crusher memiliki kekuatan
anti-tekanan dalam menghancurkan bahan paling tinggi
hingga dapat mencapai 320Mpa. Jaw crusher memiliki 2
tipe, yaitu tipe blake (titik engsel di atas) dan tipe dodge
(titik engsel di bawah).

1. Jaw crusher sistem blake Salah satu jaw crusher tipe blake (single toggle)

Banyak dipakai oleh pabrik-pabrik dengan


kapasitas produksi 7 ton/jam. Cara kerjanya yaitu suatu
eksentrik menggerakkan batang yang dihubungkan
dengan dua toggle dimana togel yang satu dipakukan
2. Jaw crusher sistem dodge

Banyak dipakai di pabrik dengan kapasitas


produknya ¼ ton / jam – 1 ton / jam. Cara kerja Dodge
jaw crusher sama seperti pada cara kerja blake jaw
crusher. Pada system ini, titik engsel berada dibawah
sedangkan bagian atas bergerak maju mundur.
Hambatan yang dialami kemungkinan lapisan rahang
mengalami kerusakan selama proses berlangsung.
Supaya rahang tidak cepat rusak, biasanya rahang
dilapisi dengan bahan yang tahan tekanan dan getaran,
misalnya manganese stell. Untuk mendapatkan usaha
dan pergerakan yang teratur maka dipasang sebuah Gambar single roll crusher

roda penggerak yang dibuat dari besi uang pejal. 2. Double roll crusher

Double atau triple stage single roll merupakan


pengembangan dari ukuran pereduksian bentuk primer
dan sekunder unit single. Double roll crusher yang
digunakan untuk crushing primer dapat mereduksi
batubara di atas 1m3 menjadi berukuran ekitar 350-
100mm, tergantung pada sifat batubara.Kapasitas roll
crusher tergantung pada kecepatan roller, lebar
permukaan roller, diameter dan jarak antara roller yang
satu dengan lainnya. Roller biasanya digunakan untuk
Salah satu jaw crusher tipe dodge
batuan lunak seperti shale, lempung dan material lengket
sampai setengah keras.

Roll crusher merupakan alat pereduksi ukuran yang


menekan material di antara dua permukaan yang keras.
Permukaan yang digunakan biasanya berbentuk roll dengan
diameter yang sama dan kecepatan putaran yang sama juga
dengan arah putaran yang saling berlawana. Permukaan dari
roll biasanya rata, berkerut atau bergerigi. Roll crusher
memiliki 2 tipe yaitu :

1. Single roll crusher


Gambar double roll crusher
Biasanya digunakan untuk penghancuran primer..
Mesin ini terdiri dari satu roll penghancur dan besi
landasan yang melengkung. Besi landasan biasanya B. Data Percobaan
berada pada bagian atas untuk melewatkan material - Berat awal umpan Jaw Crusher = 3.8 kg
yang terperangkap tanpa merusak mesin. Kebanyakan - Berat awal umpan Roll Crusher I (gape 1.25 cm)
single roll crusher dipasang dengan pin penjepit atau = 1.9 kg
bentuk lainnya untuk melindungi system pengendali. - Berat awal umpan Roll Crusher II (gape 1.75 cm)
Rasio pereduksian pada crushing primer biasanya antara = 1.9 kg
4:1 dan 6:1, sedangkan untuk crushing sekunder antara - Data berat tertampung per fraksi ukuran
200mm dan 20mm.
Fraksi Berat (kg)
Ukuran Jaw Roll Crusher Roll Crusher
(mesh) Crusher I (1,25) II (1,75)
+1 1.7 0.0722 0.7
-2 +2 1.15 0.7 0.55
-2 +3 0.405 0.6 0.25
-3 +8 0.25 0.2095 0.1324
-8 +14 0.0967 0.0816 0.057
-14 +20 0.062 0.0508 0.0369
-20 0.1128 0.0904 0.0642
C. Pengolahan Data Percobaan - Perhitungan Jaw Crusher
- Flowsheet Percobaan Berat awal = 3.8 kg

1. Timbang berat bijih yang akan diremukkan Berat


Fraksi (mm) %BT %BTK %BLK
menggunakan timbangan. (kg)
+25 1.7 45.015 45.015 54.985
-25 +12.5 1.15 30.451 75.467 24.533
-12.5 +6.73 0.405 10.724 86.191 13.809
2. Nyalakan jaw crusher dan masukkan feed ke dalam
-6.73 +2.38 0.25 6.620 92.811 7.189
jaw crusher
-2.30 +1.19 0.0967 2.561 95.371 4.629
-1.19 +0.841 0.062 1.642 97.013 2.987
-0.841 0.1128 2.987 100 0
3. Tampung hasil peremukkan lalu ayak hasil Total 3.7765
tersebut dan timbang berat bijih yang tertampung
tiap fraksi ukuran
3.8−3.7765
%Berat hilang = x 100 = 0.618%
3.8

4. Hasil dari peremukkan menggunakan jaw crusher Ukuran (mm) %BLK Log ukuran Log %BLK
dibagi menjadi 2 sama rata untuk proses selanjutnya 25 54.985 1.398 1.740
12.5 24.533 1.097 1.390
6.73 13.809 0.828 1.140
5. Hasil pertama kemudian dijadikan umpan untuk 2.38 7.189 0.377 0.857
roll crusher dengan gape 1.25 cm 1.19 4.629 0.076 0.665
0.841 2.987 -0.075 0.475

6. Tampung hasil peremukkan menggunakan roll Grafik log ukuran x log %BLK
crusher dengan gape 1.25 cm lalu ayak hasil tersebut
dan timbang berat bijih yang tertampung tiap fraksi 2.000
ukuran y = 0.801x + 0.5506
R² = 0.9865
1.500

7. Hasil kedua kemudian dijadikan umpan untuk roll 1.000


crusher dengan gape 1.75 cm
0.500

0.000
8. Tampung hasil peremukkan menggunakan roll -0.500 0.000 0.500 1.000 1.500
crusher dengan gape 1.75 cm lalu ayak hasil tersebut
dan timbang berat bijih yang tertampung tiap fraksi
ukuran y = 0.801x + 0.5506

y = log(80) = 1.903

x = 1.689
8. Tentukan P80 jaw crusher, P80 roll crusher
dengan gape 1.25 cm, P80 roll crusher dengan gape P80 = 101.689 = 48.809 mm
1.25 cm, RR80 roll crusher dengan gape 1.25 cm,
RR80 roll crusher dengan gape 1.75 cm
menggunakan data yang didapatkan

- Rumus Percobaan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%Berat hilang = x 100
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

𝐹80
RR80 =
𝑃80
- Perhitungan Roll Crusher I (gape 1.25 cm) - Perhitungan Roll Crusher II (gape 1.75 cm)
Berat awal = 1.9 kg Berat awal = 1.9 kg

Berat Berat
Fraksi (mm) %BT %BTK %BLK Fraksi (mm) %BT %BTK %BLK
(kg) (kg)
+25 0.0722 4.001 4.001 95.999 +25 0.7 39.095 39.095 60.905
-25 +12.5 0.7 38.792 42.793 57.207 -25 +12.5 0.55 30.718 69.813 30.187
-12.5 +6.73 0.6 33.250 76.043 23.957 -12.5 +6.73 0.25 13.963 83.775 16.225
-6.73 +2.38 0.2095 11.610 87.653 12.347 -6.73 +2.38 0.1324 7.395 91.170 8.830
-2.30 +1.19 0.0816 4.522 92.175 7.825 -2.30 +1.19 0.057 3.183 94.354 5.646
-1.19 +0.841 0.0508 2.815 94.990 5.010 -1.19 +0.841 0.0369 2.061 96.414 3.586
-0.841 0.0904 5.010 100 0 -0.841 0.0642 3.586 100 0
Total 1.8045 Total 1.7905

1.9−1.8045 1.9−1.7905
%Berat hilang = x 100 = 5.026% %Berat hilang = x 100 = 5.763%
1.9 1.9

Ukuran (mm) %BLK Log ukuran Log %BLK Ukuran (mm) %BLK Log ukuran Log %BLK
25 95.999 1.398 1.982 25 60.905 1.398 1.785
12.5 57.207 1.097 1.757 12.5 30.187 1.097 1.480
6.73 23.957 0.828 1.379 6.73 16.225 0.828 1.210
2.38 12.347 0.377 1.092 2.38 8.830 0.377 0.946
1.19 7.825 0.076 0.893 1.19 5.646 0.076 0.752
0.841 5.010 -0.075 0.700 0.841 3.586 -0.075 0.555

Grafik log ukuran x log %BLK Grafik log ukuran x log %BLK

2.500 2.000
y = 0.8484x + 0.7775 y = 0.7834x + 0.6381
2.000 R² = 0.9874 R² = 0.9882
1.500
1.500
1.000
1.000
0.500
0.500

0.000 0.000
-0.500 0.000 0.500 1.000 1.500 -0.500 0.000 0.500 1.000 1.500

y = 0.8484x + 0.7775 y = 0.7834x + 0.6381

y = log(80) = 1.903 y = log(80) = 1.903

x = 1.327 x = 1.615

P80 = 101.327 = 21.219 mm P80 = 101.615 = 41.185 mm


48.809 48.809
RR80 = = 2.3 RR80 = = 1.185
21.219 41.185
D. Analisa Hasil Percobaan dari RR80 akan kecil. Sebaliknya ketika ukuran hasil dari
proses berbeda jauh dengan ukuran umpan maka nilai RR80
Pada percobaan kali ini, terdapat berat hilang. Persen
juga akan besar. Kinerja alat juga mempengaruhi yaitu dari
berat hilang pada jaw crusher yaitu sebesar 0.681%. Persen
segi performa alat ketika melakukan proses peremukkan
berat hilang pada roll crusher dengan gape 1.25 cm yaitu
dengan segala elemen dari alat tersebut.
sebesar 5.026%. Persen berat hilang pada roll crusher
dengan gape 1.75 cm yaitu sebesar 5.763%. Hal ini dapat RR80 berguna untuk berbagai hal. Kegunaan data RR80
dilihat dari perbedaan antara berat awal bijih dengan berat dari suatu alat yaitu sebagai indikator dari crusher mengenai
akhir bijih setelah melalui proses kominusi. Berat yang kinerja dari crusher tersebut. Selain itu, RR80 juga berguna
hilang ada karena bijih yang berukuran sangat kecil yang untuk mengetahui batasan-batasan kerja alat yang bisa
menyerupai debu sehingga mudah terbawa oleh angin dan dilakukan oleh crusher tersebut. RR80 juga dapat
tidak terambil ketika mengambil hasil dari proses yang digunakan sebagai elemen untuk menentukan kapasitas dari
dilakukan. Persen berat hilang pada proses peremukkan crusher tersebut. RR80 juga dapat digunakan sebagai
menggunakan roll crusher lebih besar dikarenakan jumlah elemen untuk menentukan efisiensi dari crusher tersebut.
partikel yang berukuran lebih kecil juga lebih banyak
Dalam suatu industri pengolahan mineral, proses
karena proses ini merupakan proses secondary crushing.
peremukkan merupakan salah satu proses yang penting
Selain itu, ada juga beberapa partikel berukuran kecil yang
untuk efektifitas proses pengolahan yang selanjutnya.
menempel pada alat sehingga partikel yang menempel pada
Namun, ada permasalahan yang terjadi pada proses ini
alat tersebut tidak terambil.
seperti yang telah disinggung sebelumnya yaitu masalah
Pada percobaan kali ini, P80 dari jaw crusher yaitu choking. Choking merupakan fenomena dimana partikel
sebesar 48.809 mm. P80 dari roll crusher dengan gape 1.25 yang akan melalui proses peremukkan tidak hancur karena
cm yaitu sebesar 21.219 mm. P80 dari roll crusher dengan partikel tersebut berukuran terlalu besar atau partikel
gape 1.75 cm yaitu sebesar 41.185 mm. RR80 dari roll tersebut tersangkut pada sela crusher. Choking dapat terjadi
crusher dengan gape 1.25 cm yaitu 2.3. RR80 dari roll karena laju umpan yang terlalu cepat sehingga
crusher dengan gape 1.75 cm yaitu 1.185. Nilai P80 pada menyebabkan partikel yang masuk ke dalam crusher terlalu
roll crusher dengan gape 1.25 cm lebih kecil jika banyak dan melewati batas kapasitas dari crusher dalam
dibandingkan dengan nilai P80 pada roll crusher dengan melakukan kerja. Oleh karena itu, diperlukan feeder untuk
gape 1.75 cm. Hal ini disebabkan karena pengaturan gape mengatur laju dari partikel agar konstan sehingga
berpengaruh pada proses peremukkan. Pada percobaan kali mengurangi kemungkinan choking terjadi. Choking dapat
ini, gape 1.25 cm lebih baik dalam meremukkan jika diatasi dengan mengambil partikel yang menyangkut dari
dibandingkan dengan gape 1.75 cm. Ketika gape dari roll alat, namun hal tersebut dapat mempengaruhi proses karena
crusher semakin kecil, maka partikel yang lolos dari roll harus terhenti ketika mengatasi fenomena ini dan dapat
crusher pun juga akan semakin kecil yang membuat nilai mengurangi produksi dari alat tersebut.
P80 dari roll crusher dengan gape 1.25 cm lebih kecil.
Namun, semakin kecil gape dari roll crusher, semakin besar
juga kemungkinan alat untuk mengalami choking atau E. Kesimpulan
partikel yang tidak dapat hancur karena tidak dapat
bertumbukan dengan roll dari roll crusher. Nilai RR80 dari Melalui pengolahan data pada percobaan ini, didapatkan
roll crusher dengan gape 1.25 lebih besar jika dibandingkan hasil berupa :
dengan nilai RR80 dari roll crusher dengan gape 1.75 cm.
1. P80 dari jaw crusher pada percobaan kali ini yaitu
Hal ini disebabkan karena nilai P80 dari tiap roll crusher.
48.809 mm.
Nilai RR80 berbanding terbalik dengan nilai P80. Ketika
2. P80 dari roll crusher dengan gape 1.25 cm pada
nilai P80 semakin kecil, maka nilai RR80 akan semakin
percobaan kali ini yaitu 21.219 mm.
besar, begitu pula sebaliknya.
3. P80 dari roll crusher dengan gape 1.75 cm pada
RR80 dari suatu alat dipengaruhi oleh beberapa faktor, percobaan kali ini yaitu 41.185 mm.
yaitu ukuran feed, ukuran hasil, serta kemampuan alat itu 4. RR80 dari roll crusher dengan gape 1.25 cm pada
sendiri. Ukuran feed yang besar cocok untuk crusher percobaan kali ini yaitu 2.3.
dengan gape yang besar juga, sementara ukuran feed yang 5. RR80 dari roll crusher dengan gape 1.75 cm pada
kecil lebih cocok dengan gape yang kecil juga. Ketika gape percobaan kali ini yaitu 1.185.
dari alat tersebut besar namun ukuran feed yang masuk
kecil, maka proses yang terjadi tidak efektif karena
peremukkan yang terjadi tidak maksimal. Ketika gape dari F. Daftar Pustaka
alat tersebut kecil namun ukuran feed yang masuk besar,
maka proses juga tidak efektif karena akan sering terjadi Wills, Barry A.2006.Mineral Processing Technology , 8th
choking. Ukuran hasil dari proses yang terjadi juga edition. Elsevier Science & Technologi Books. Page 109-
137.
mempengaruhi RR80 dari suatu alat, ketika ukuran hasil
dari proses tidak berbeda jauh dengan ukuran umpan nilai
Sanwani, Edy.2017. Handout Kuliah BAB IV Reduksi
Ukuran (Kominusi) Pengolahan Mineral MG
2213.Bandung:ITB.

http://www.dl-crusher.com/crushing-equipment/jaw-
crusher.html (diakses pada Senin, 3 April 2017 pukul 11.20)

https://www.911metallurgist.com/rock-crushers/ (diakses
pada Senin, 3 April 2017 pukul 11.24)

http://www.hnftm.com/product/toothed-roll-crusher.html
(diakses pada Senin, 3 April 2017 pukul 11.27)

https://www.slideshare.net/AsadImranMunawwar/machine
ry-for-crushing-and-grinding-12726889 (diakses pada
Senin, 3 April 2017 pukul 11.29)
Jaw Crusher di laboratorium pengolahan bahan galian ITB
G. Lampiran

Roll Crusher di laboratorium pengolahan bahan galian ITB

Penimbangan bijih sebelum proses kominusi

Tabel konversi mesh ke micron


Angle of nip adalah sudut yang dibentuk oleh dua buah
garis singgung antara partikel mineral dengan kedua
buah roll pada roll crusher, sudut yang dibentuk dua
permukaan rahang pada jaw crusher.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reduction ratio,


limiting reduction ratio dan reduction ratio 80%!
Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
reduction ratio dari hasil peremukan?
Jawab:
Reduction ratio adalah perbandingan antara kecilnya
produk dibanding ukuran mula-mula pada Feed.

Limiting Reduction Ratio adalah perbandingan antara


tebal/lebar umpan dengan tebal/lebar produk

Reduction Ratio 80 adalah ukuran ayakan yang mampu


meloloskan 80% sampel yang dimasukkan
Penimbangan bijih setelah proses kominusi
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reduction
ratio adalah gravitasi, sifat mekanik material, dan
kandungan air.

3. Ada berapa macam type Jaw Crusher menurut


desainnya dan di mana letak perbedaannya ?
Jawab:
Menurut desainnya,ada dua macam type jaw crusherr
yaitu:

a. Blake Jaw Crusher, titik engselnya berada di atas.


b. Dodge Jaw Crusher,titik engselnya berada di
bawah.

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Choke Crushing


dan Arrested Crushing pada operasi peremukan serta
beri contoh alat yang menggunakan cara tersebut!
Jawab:
Choke Crushing adalah peremukan material yang tidak
hanya dilakukan oleh permukaan roll tetapi juga oleh
sesama material. Contoh alatnnya adalah Roll Crusher.
Arrested Crushing adalah peremukan yang diatur
sedemikian rupa sehingga potongan-potongan batu
yang lebih kecil dari lubang keluar, lewat dengan bebas
melalui zona kominusi. Contoh alatnya adalah Jaw
Crusher.

Proses pengayakan bijih hasil kominusi 5. Jelaskan mekanisme remuknya material !


Jawab:
Mekanisme remuknya material bisa terjadi dengan tiga
 Jawaban Pertanyaan dan Tugas cara:
1. Abrasi, material dikenai energi yang kecil atau
1. Jelaskan istilah gape, setting dan angle of nip! kurang maka hanya permukaan material yang
Jawab: diremukkan dan hasilnya adalah distribusi ukuran
Gape adalah jarak antar roll, atau lebar mouth yang yang halus.
diukur pada bagian mouth tempat masuknya Feed.
2. Kompresi, material dikenai dengan energi yang
Setting adalah ukuran tempat keluarnya produk, hal ini cukup atau pas yang meremukkan material
mengatur agar ukuran produk sesuai dengan yang menjadi ukuran-ukuran yang relatif sama.
dikehendaki.
3. Impak, energi yang dikenakan pada material
berlebih untuk meremukkan partikel dan hasilnya
material remuk menjadi partikel-partikel dengan
distribusi ukuran yang lebar.

6. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju


partikel melewati permukaan ayakan!
Jawab:
a. Gravitasi dan gaya berat partikel
b. Ukuran partikel yang sesuai dengan lubang
ayakan.
c. Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel.
d. Komposisi air dalam partikel material yang akan
diayak.
e. Letak perlapisan material pada permukaan
sebelum diayak.

7. Bagaimanan menyatakan ukuran dari alat Jaw Crusher,


Gyratory Crusher, Roll Crusher dan pengayak getar
(Vibration Screen)?
Jawab:
Ukuran dari jaw crusher dinyatakan dari ukuran
bukaan. Ukuran bukaan jaw crusher = width x gape.

Ukuran dari gyratory crusher dinyatakan dengan


bukaannya = gape x diameter dari mantle.

Ukuran dari roll crusher dinyatakan dari ukuran = gape


dan lebar dari roll-nya sendiri.

Ukuran yang digunakan pengayak dinyatakan dengan


mesh maupun mm. Mesh adalah jumlah lubang yang
terdapat dalam satu inchi linear, sementara jika
dinyatakan dalam mm maka angka yang ditunjukkan
merupakan ukuran dari lubang ayakan.

Anda mungkin juga menyukai