Anda di halaman 1dari 12

Laporan Modul 1, MG3017

Kominusi (Crushing and Grinding)


Rengga Pratama (12116042) / Kelompok 6 / Selasa, 19-03-2019
Laboratorioun Pengolahan Bahan Galian
Program Studi Teknik Metalurgi Asisten : Irfan Fadhilah (12515011)
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

Abstrak – Praktikum Modul 1 – Praktikum kominusi dilakukan dengan memberikan umpan berupa kapur (SiO2) sebanyak 1,3
kg dan dilakukan crushing dua tahap dengan menggunakan Jaw Crusher kemudian Roll Crusher dengan gape 1,25cm dilakukan
pengayakan dengan alat ayak manual dan diukur massa perfraksinya, kemudian dilakukan Grinding dengan menggunakan alat
Jarr Mill selama 10 menit dan dilakukan pengayakan dengan pengayak getar (Dillon Screen) dan diukur massa perfraksinya
sehingga didapatkan data massa perfraksi dari alat ayakan yang digunakan pada percobaan dari masing-masing proses. Tujuan
dari praktikum adalah untuk menghitung %berat yang hilang pada setiap prosesnya, menghitung P80 dari setiap alat, dan
RR80.

A. Tinjauan Pustaka • Penggerusan Kasar (Grinding)


Kominusi adalah proses pengecilan ukuran bijih Merupakan proses kelanjutan dari primary crushing,
dengan peremukan (crushing) dan penggerusan (grinding) secondary crushing, dan tertiary crushing, berfungsi untuk
dengan tujuan untuk membebaskan ikatan mineral berharga mengecilkan ukuran bijih mulai dari sekitar 1 cm menjadi
dari ganguenya (proses meliberasi bijih), meningkatkan sekitar 1 mm. Digunakan alat seperti Jar Mill, Ball Mill,
kadar mineral berharga, menyaipkan ukuran umpan sesuai Rod Mill, Pebble Mill, Autogenous Mill, Semi Autogenus
dengan ukuran operasi konsentrasi atau ukuran pemisahan, (SAG) Mill.
mengekspos permukaan mineral berharga, dan memenuhi • Penggerusan Halus,(Fine Grinding)
keinginan konsumen atau syarat tahapan berikutnya. Fine grinding mengecilkan ukuran bijih mulai dari 1
Kominusi terdiri atas crushing dan grinding. Crushing mm menjadi halus, biasanya ukuran bijih menjadi kurang
adalah proses reduksi ukuran bijih langsung dari tambang dari 0,075 mm. Proses penghancuran dalam milling
menjadi ukuran 20-25cm bahkan bias mencapai 0.5 inchi. menggunakan shearing stress. Milling diklasifikasikan
Grinding merupakan pengurangan ukuran partikel dari menjadi beberapa macam berdasarkan : 1. Bentuk cell:
partikel yang kasar menjadi partikel yang lebih halus. Cylinder (produk yang ada masih kasar), Conical (produk
Partikel yang kasar tersebut berasal dari proses pengolahan halus), Cylindro Conical. 2. Grinding Media : Ball Mill
sebelumnya yaitu crushing. Ketika partikel melewati proses (bola-bola baja), Peable Mill (batu api/flint), Rod Mill
crushing, partikel memiliki ukuran 3/8 inchi- ½ inchi. (batang-batang Baja).
Partikel kemudian diolah sampai menjadi halus (fine). Pada Tahapan-tahapan tersebut tidak perlu dilakukan semua
proses grinding, ada media yang digunakan untuk tergantung dari keadaan bijih yang akan diremuk. Pada
membantu menggerus partikel yang disebut dengan grind tahapan grinding dapat dilakukan secara kering atau basah
media. Grind media ini dapat berupa bola-bola baja, tergantung dari beberapa factor seperti perngolahan
batangan silinder baja, atau hard pebble (batu). berikutnya, energi yang dibutuhkan, klasifikasi/sizing,
debu, operasi pengeringan, korosivitas.
Kominusi memiliki 5 tahap : Terdapat 2 buah alat crusher yang digunakan ketika
praktikum dan 1 buah alat grinding :
• Primary Crushing
Merupakan tahap penghancuran yang pertama, dimana 1. Jaw Crusher
umpan berupa bongkah-bongkah besar yang berukuran +/-
84 x 60 inchi dan produknya berukuran 6 inchi. Beberapa
alat yang digunakan untuk primary crushing adalah Jaw
Crusher, Gyratory Crusher.
• Secondary Crushing
Merupakan tahap penghancuran kelanjutan dari
primary crushing, dimana umpan berukuran lebih kecil dari
6 inchi produkta berukuran 3 inchi-2 inchi. Beberapa alat
untuk secondary crushing adala Jaw Crusher, Gyratory
Crusher, Cone Crusher, Hammer Mill, Roll Crusher.
• Peremukan Tahap Ketiga (Tertiary crushing)
Merupakan tahap penghancuran lanjutan untuk
mengecilkan ukuran bijih dari 3 inchi-2 inchi menjadi Jaw crusher merupakan crusher primer yang digunakan
sekitar 3/8 inchi – ½ inchi. Digunakan alat cone crusher, roll untuk memecahkan batuan dengan ukuran setting antara 30
crusher dan hammer mill. mm dan 100 mm. Jaw crusher terdiri dari dua tipe yaitu
blake dan dodge. Alat peremuk jaw crusher dalam prinsip
kerjanya adalah 2 buah rahang dimana salah satu rahang
diam dan yang satu dapat digerakan, sehingga dengan diinginkan dapat diperoleh dengan cara mengatur bukaan
adanya gerakan rahang tersebut menyebabkan material umpan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
yang masuk ke dalam kedua sisi rahang akan mengalami energi jaw crusher adalah ukuran feed dan produk, kapasitas
proses penghancuran. Material yang masuk diantara dua mesin, sifat bijih dan persen waktu yang tidak terpakai.
rahang akan mendapat jepitan atau kompresi. Ukuran Kapasitas mesin peremuk jaw crusher dibedakan
material hasil peremukan tergantung pada pengaturan mulut menjadi kapasitas desain dan kapasitas nyata. Kapasitas
pengeluaran yaitu bukaan maksimum dari mulut alat desain merupakan kemampuan produksi yang seharusnya
peremuk. Ukuran umpan masuk adalah 80 % dari ukuran dicapai oleh mesin peremuk tersebut, sedang kapasitas
gape atau bukaan jaw crusher. nyata merupakan kemampuan produksi mesin peremuk
sesungguhnya yang didasarkan pada sistem produksi yang
Berdasarkan porosnya jaw crusher terbagi dalam dua diterapkan.
macam yaitu blake jaw crusher, dengan poros di atas dan
dodge jaw crusher, dengan poros di bawah. 2. Roll Crusher
Perbandingan dodge dengan blake jaw crusher, yaitu :

a. Ukuran produk pada blake jaw lebih heterogen


dibandingkan dengan dodge jaw yang relatif seragam.
b. Blake jaw porosnya di atas sehingga gaya yang terbesar
mengenai partikel yang terkecil.
c. Dodge jaw porosnya di bawah sehingga gaya yang
terbesar mengenai partikel yang terbesar sehingga gaya
mekanis dari dodge jaw lebih besar doibandingkan
dengan blake jaw.
d. Kapasitas dodge jaw jauh lebih kecil dari blake jaw
pada ukuran yang sama.
e. Pada dodge jaw sering terjadi penyumbatan.
Roll crusher adalah mesin pengecilan ukuran bijih
Pecahnya batuan dari jaw crusher karena adanya daya dengan menekan material antara dua permukaan yang
tahan batuan lebih kecil dari gaya yang menekan, nip angle, keras. Permukan yang digunakan biasanya berbentuk roll
resultante gaya yang arahnya ke bawah. Gaya-gaya yang yang berputar dan besi landasan yang diam, atau dua roll
ada pada jaw crusher adalah gaya tekan atau aksi, gaya dengan diameter sama yang berputar pada kecepatan sama
gesek, gaya gravitasi, dab gaya yang menahan atau reaksi. dan arahnya berlawanan. Permukaan roll bisa rata, berkerut
Arah-arah gaya tergantung dari kemiringan atau atau bergigi.
sudutnya. Resultan gaya akhir arahnya harus ke bawah, Roll crusher biasanya digunakan untuk mereduksi
yang berarti material itu dapat dihancurkan. Tapi jika gaya material yang keras. Karakteristik mesin peremuk tipe ini
itu arahnya ke atas maka material itu hanya meloncat-loncat adalah termasuk berkecepatan rendah dan relatif memiliki
ka atas saja rasio reduksi yang rendah, berkisar 3:1 sampai 8:1. Produk
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi jaw crusher: dari crusher tipe ini biasanya berbentuk butiran atau gravel
a. Lebar lubang bukaan dan sedikit yang berbentuk halus. Kandungan air yang pada
b. Variasi dari throw material yang melebihi 5% akan menyulitkan operasi
c. Kecepatan crusher, karena akan menyebabkan terjadinya
d. Ukuran umpan penyumbatan–penyumbatan, karena itulah maka rolle
e. Reduction ratio (RR) crusher lebih cocok untuk material yang bersifat plastis
f. Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan per seperti tanah liat atau batu silica yang lembab. Menurut
jam dan berat jenis umpan operasinya roller crusher dan gyratory crusher termasuk
klasifikasi kontinyu sedangkan jaw crusher termasuk
Reduction ratio merupakan perbandingan antar ukuran intermittent.
umpan dengan ukuran produk. Reduction ratio yang baik Roll crusher terdiri dari dua macam yaitu :
untuk ukuran primary crushing adalah 4 – 7, sedangkan 1. Single roll-crusher, biasanya digunakan untuk
untuk secondary crushing adalah 14 – 20 dan fine crushing penghancuran primer. Mesin ini terdiri dari satu roll
adalah 50 -100. penghancur dan besi landasan yang melengkung.
Kegunaan Jaw Crusher adalah untuk memecahkan Besi landasan biasanya berada pada bagian atas
bongkah – bongkah yang sangat kasar. Proses pemecahan untuk melewatkan material yang terperangkap tanpa
dengan alat pemecah yang melawan bagian yang tidak merusak mesin. Kebanyakan single roll-crusher
bergerak, gerakannya seperti rahang yang sedang dipasang dengan pin penjepit atau bentuk lainnya
menguyah. Penghancuran akan terjadi apabila crusher untuk melindungi system pengendali. Rasio
melampaui batas plastis dari material yang pereduksian pada crushing primer biasanya antara
dihancurkan.Untuk memperoleh ukuran dari produk yang 4:1 dan 6:1.
2. Double roll-crusher, merupakan pengembangan dan remuknya sebagian kecil area sehingga
dari ukuran pereduksian bentuk primer dan sekunder menghasilkan distriusi partikel yang halus.
unit single. Tingkat paling atas menghasilkan Peremukan dengan Abrasi, Gaya hanya bekerja pada
penghancuran kasar sedangkan tingkat bawah lebih daerah yang sempit (dipermukaan) atau
halus pada unit triple roll bagian yang paling atas terlokalisasi. Terjadi ketika energi yang digunakan
terdiri dari single roll-crusher, bagian yang lebih cukup kecil, tidak cukup untuk memecah/meremuk
bawah terdiri dari double roll-unit.
bijih. Alat yang dapat memberikan gaya abrasi
Kapasitas roll crusher tergantung pada kecepatan rotasi terhadap bijih adalah ballmill, rod mill.
roll cruher, lebar permukaan roll, diameter dan jarak antara 2. Compression
roll yang satu dengan lainnya.Roll biasanya digunakan Gaya tekan. Peremukan dilakukan dengan memberi
untuk batuan lunak seperti shale, lempung dan material gaya tekan pada bijih. Energi cukup untuk
lengket sampai setengah keras. meremukkan bijih, menghasilkan ukuran partikel
• Ball mill yang tidak beda jauh dengan ukuran umpan.
Peremukannya dilakukan diantara dua permukaan
plat. Gaya diberikan oleh satu atau kedua permukaan
plat. Pada Kompresi, energi yang digunakan hanya
pada sebagian lokasi, bekerja pada sebagian tempat.
Terjadi ketika Energi yang digunakan hanya cukup
untuk membebani daerah yang kecil dan
menimbulkan titik awal peremukan. Alat yang dapat
menerapkan gaya compression ini adalah: Jaw
crusher, gyratory crusher dan roll crusher.
3. Impact
Gaya banting. Peremukan terjadi akibat adanya gaya
impak yang bekerja pada bijih. Terjadi jika terdapat
energi sangat cukup untuk meremukkan bijih
Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan sehingga menghasilkan banyak partikel dengan
diameter sama dengan panjangnya,yang dilapisi dengan distribusi yang lebar. Bijih yang dibanting pada
suatu plat. Alat ini memiliki suatu silinder yang terisi benda keras atau benda keras yang memukul bijih.
dengan bola baja.cara kerjanya yaitu dengan Gaya impak adalah gaya compression yang bekerja
diputar,sehingga material yang dimasukkan hancur oleh dengan kecepatan sangat tinggi. Dengan gaya
bola-bola baja. Biasanya diameter ball mill sama dengan Impact, energi yang digunakan berlebihan, berkerja
panjang ball mill. Prinsip kerja Ball mill adalah pada seluruh bagian. Terjadi ketika energi yang
memutarkan tabung berisi dengan peluru besi seperti bola – digunakan berlebih dari yang dibutuhkan untuk
bola yang sudah diisikan di dalam mesin grinding tersebut peremukan. Banyak daerah yang menerima beban
terbuat dari baja. Proses penghaluskan terjadi karena mesin berlebih. Alat yang mampu memberikan gaya impak
grinding yang berputar sehingga ball di dalamnya ikut pada bijih adalah impactor, hummer mill.
menggelinding, menggerus dan menggiling seluruh 4. Shear, potong.
material di dalam grinding sampai halus. Jika kecepatan Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan, seperti
putaran terlalu cepat maka bola – bola yang ada di dalam dengan gergaji. Cara ini jarang dilakukan untuk bijih.
mesin grinding akan menempel pada tabung dan hasil yang
dihasilkan tidak akan bagus jadi pengaturan harus
disesuaikan untuk hasil yang maksimum. Biasanya grinding
bekerja pada 70-80% kecepatan kritis, dimanakecepatan
kritis adalah kecepatan dimana bola bola gerus menempel
pada dinding ball mill
Prinsip peremukan adalah adanya gaya luar yang
bekerja atau diterapkan pada bijih dan gaya tersebut harus
lebih besar dari kekuatan bijih yang akan diremuk.
Mekanisme peremukannya tergantung pada sifat bijihnya
dan bagaimana gaya diterapkan pada bijih tersebut.
Setidaknya ada empat gaya yang dapat digunakan untuk
meremuk atau mengecilkan ukuran bijih.
1. Attrition atau abrasion.
Peremukan atau pengecilan ukuran akibat adanya
gaya abrasi atau kikisan. Terjadi bila energi yang
kurang mencukupi untuk meremukkan bijih
sehingga menyebabkan terjadinya localized stressing
ketiga adalah product yang diinginkan, dan konsiderasi
ekonomi, apabila menggunakan grinding basah akan
dibutuhkan dewatering agar hasil mineral menjadi kering
sehingga membutuhkan analisis ekonomi untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Putaran kritis adalah Putaran mill dimana muatan mulai
menempel pada dinding mill dan ikut berputar bersama
mill. Pada kondisi ini tidak terjadi mekanisme pengecilan
ukuran. Putaran kritis dinotasikan dengan Nc dan dapat
ditentukan berdasarkan persamaan berikut:
42.3
𝑁𝑐 =
√𝐷𝑚

Nc = putaran kritis dalam rpm


D = diameter mill
Besarnya nilai kecepatan kritis dalam praktek berkisar
antara 50%-90% dari Nc, tergantung pada ukuran produk
yang akan dihasilkan dan perhitungan ekonomisnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kominusi:
Adapun mekanisme penggerusan adalah : 1. Ukuran dari material
2. Sifat alamiah bijih
1. Cascading 3. Keterdapatan air ( khususnya pada proses basah )
Terjadi pada putaran mill yang reltif rendah. Partikel 4. Kondisi pemgolahan selanjutnya: basah atau kering
akan naik tidak begitu tinggi dan setelah mencapai 5. Korosi pada lining (material yang menyentuh
titik kesetimbangan muatan akan kembali dinding mill)
menggelincir atau menggelinding diatas muatan lain 6. Reaksi antara material dengan air
yang sedang bergerak ke atas. Mekanisme
pengecilan ukurang terjadi akibat attrition dan shear. B. Data Percobaan
Produk yang dihasilkan adalah sangat halus. 1. Langkah Kerja
2. Cataracting
Terjadi ketika kecepatan mill relatif tinggi. Partikel a. Jaw Crusher
akan berputar dan bergerak naik relatif tinggi dengan
titik kesetimbangan yang tinggi pula. Setelah Siapkan bongkahan bijih sebanyak kurang lebih
kesetimbangan tercapai muatan akan jatuh bebas ke 1,3kg
dasar mill. Mekanisme penegcilan ukuran yang ↓
terjadi adalah impact dan compression. Produk yang Timbang berat bijih tersebut
dihalsilkan relatif kasar. ↓
Jalankan Jaw Crusher dalam keadaan kosong

Amati cara kerjanya

Masukkan umpan perlahan-lahan dan tampung
hasilnya

Amati hasil peremukan

Ayak dengan seri 1,2,3,8,14, dan 20 mesh

Timbang per fraksi ayakan

Catat berat hasil ayakan perfraksinya

Hitung %BT, %BTK, %BLK
Faktor yang mempengaruhi grinding basah adalah ↓
korotivitas material, karena sering digunakan dalam Buat grafik distribusi (grafik log ukuran vs log
keadaan basah sehingga material utama yang digunakan %BLK)
sebagai basis ball dan silinder haruslah memiliki korotifitas ↓
yang rendah, yang kedua adalah debu, dengan Hitung P80
menggunakan grinding basah maka debu akan berkurang ↓
bila dibandingkan dengan proses grinding kering. Yang Analisis hasil tersebut
b. Roll Crusher Hitung P80

Timbang dan siapkan hasil peremukan Jaw Crusher Analisis hasil tersebut

Siapkan roll crusher dan atur gapenya selebar 1,25cm 2. Data Hasil Percobaan
↓ Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan berat
Jalankan Roll Crusher feed awal 1,6 kg didapatkan hasil :

Amati cara kerjanya a. Jaw Crusher

Dengan ayakan 1, 2, 3, 8, 14, 20 mesh, didapatkan
Masukkan umpan dari hasil peremukan Jaw Crusher hasil :

Amati hasil peremukan
↓ Fraksi (mm) Berat
Ulangi percobaan dengan jarak gape yang berbeda (gram)
yaitu 1,75cm 25,4 450
↓ 25,4 12,5 450
Ayak dengan seri 1,2,3,8,14, dan 20 mesh 12,5 6,73 150
↓ 6,73 2,38 91.6
Timbang per fraksi ayakan 2,38 1,41 48.2
↓ 1,41 0,841 27.1
Catat berat hasil ayakan perfraksinya 0,841 69.3
↓ Total 1286.2
Hitung %BT, %BTK, %BLK
b. Roll Crusher (gap = 1,25 cm)

Buat grafik distribusi (grafik log ukuran vs log Dengan ayakan 1, 2, 3, 8, 14, 20 mesh, didapatkan
%BLK) hasil :

Hitung P80 Berat
Fraksi (mm)
↓ (gram)
Analisis hasil tersebut 25,4 24
c. Ball Mill 25,4 12,5 387.7
12,5 6,73 484.9
Timbang dan siapkan bijih hasil dari peremukan roll 6,73 2,38 180.9
crusher 2,38 1,41 67.5
↓ 1,41 0,841 51.4
Siapkan alat yang diperlukan 0,841 45.7
↓ Total 1242.1
Bersihkam ball mill dengan pembersih kapur (SiO2)
agar tidak terjadi kontaminasi
↓ c. Jarr Mill
Bersihkan sisa kapur dalam ball mill
Dengan ayakan 3, 6, 14, 35, dan 65 mesh, didapatkan

Isi grinding mill dengan ball mill 5 kg hasil :

Masukkan feed. Lalu putar penggerus selama 10 Berat
Fraksi (mm)
menit dengan kecepatan 60,0 - 62,4 rpm (gram)
↓ 6,73 709.7
Keluarkan hasil gerusan kemudian ayak dengan 6,73 3,36 165.5
ayakan 3, 6, 14, 35, 65 mesh selama 5 menit. 3,36 1,41 93.6
Timbang dan catat fraksi yang terbentuk. 1,41 0,5 44.3
↓ 0,5 0,21 20.5
Timbang per fraksi ayakan 0,21 195.9
↓ Total 1229.5
Catat berat hasil ayakan perfraksinya

Hitung %BT, %BTK, %BLK

Buat grafik distribusi (grafik ukuran vs %BLK)

C. Pengolahan Data Percobaan b. Roller Crusher

Terdapat Rumus-rumus Dasar untuk mengolah data


percobaan :

• Persen berat:
berat mineral per fraksi
Persen berat = × 100%
berat mineral keseluruhan
• Reduction Ratio:
ukuran feed
RR =
ukuran produk
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 80% 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
• 𝑅𝑅80 = 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠𝑘𝑎𝑛 80% 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡
Grafik log ukuran vs log %BLK pada jaw crusher:
𝐹80
𝑅𝑅80 =
𝑃80
• % Berat yang Hilang Log-Log Roll Crusher
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 2.5
%berat hilang =
berat awal
× 100% 2

Log %BLK
Menghitung P80 dari masing-masing proses: 1.5
y = 0.9502x + 0.7083
1
a. Jaw Crusher R² = 0.9862
0.5

0
-0.5 0 0.5 1 1.5
Log Ukuran

Didapatkan persamaan :
y = 0.9502x + 0.7083 dengan R² = 0.9862
Sehingga,
Grafik log ukuran vs log %BLK pada jaw crusher:
log 80 = 0.9502x + 0.7083
x = 1.257409
Log-log Jaw Crusher x’ = 101.257409
x = P80 = 18.088767 mm
2
c. Jarr Mill
1.5
Log %BLK

0.5 y = 0.6919x + 0.766


R² = 0.9821
0
-0.5 0 0.5 1 1.5
Log Ukuran

Didapatkan persamaan :
y = 0.6919x + 0.766 dengan R² = 0.9821
Sehingga,
log 80 = 0,6919x + 0,766
x = 1.643431
x’ = 101.643431
x = P80 = 43.99781 mm
Grafik log ukuran vs log %BLK pada jaw crusher: Berdasarkan pengolahan data, diperoleh berat yang
hilang pada Jaw Crusher sebesar 1.061538% dan pada
Roll Crusher sebesar 3.428705%, berat yang hilang
Cumulative Direct Data
disebabkan karena terdapat material-material yang
(Grinding Jarr Mill) tersangkut di alat, baik saat proses penggerusan maupun
50 saat proses memperoleh hasil (menuangkan hasil ke
wadah yang telah disediakan), saat hasil material
40
crushing keluar dari Jaw Crusher terdapat material yang
30 hilang akibat dari tumahnya material hasil yang tidak di
%BLK

y = 3.9973x + 15.405 wadah yang telah disediakan melainkan berserakan di


20
R² = 0.9996 lantai, pada Roll Crusher juga demikian, saat hasil
10 keluar dan disiapkan wadah, hasil yang didapatkan akan
0
berserakan dan tumpah di mana-mana, wadah yang
0 2 4 6 8 digunakan untuk mengambil hasil dari proses crushing
Ukuran (mm) pada Roll Crusher kurang panjang sehingga material
hasil dari crushing terjatuh tidak pada wadah yang telah
disediakan, solusinya adalah dengan menggunakan
Didapatkan persamaan : wadah yang sesuai baik dari ukuran maupun bentuknya
y = y = 3.9973x + 15.405 dengan R² = 0.9996 sehingga material hasil crushing dapat terkumpulkan,
Sehingga, selain itu terdapat kesalahan praktikan saat itu, yaitu
80 = 3.9973x + 15.405 lupa membersihkan hasil dari proses sebelumnya di
x = P80 = 16.159658 mm dalam tempat hasil crushing sehingga bingung material
apa saja yang merupakan hasil dari proses
sesungguhnya, solusinya adalah membersihkan alat
Menghitung %Berat yang hilang pada terlebih dahulu sebelum memakainya kembali, selain itu
percobaan: material yang terlalu halus akan tersapu oleh angin dan
terbang menghilang, pada proses pengayakan juga dapat
a. %Berat yang hilang pada Jaw Crusher: menghilangkan material karena menggunakan pengayak
manual sehingga apabila kurang statis dalam
1,3𝑘𝑔 − 1,2862𝑘𝑔
%berat hilang JC = × 100% mengayaknya dan terlalu cepat dapat menyebabkan
1,3𝑘𝑔
material terlempar ke luar sehingga terdapat material
%berat hilang JC = 1.061538%
yang hilang, solusinya adalah dengan menggunakan
pengayak otomatis atau praktikan harus statis dan tidak
b. %Berat yang hilang pada Roll Crusher:
terlalu cepat saat mengayak, saat sudah mengayak sisa
1,2862𝑘𝑔 − 1,2421𝑘𝑔 dari ayakan terakhir yang lolos dan akan dipindahkan
%berat hilang JC = × 100% lagi ke suatu wadah untuk ditimbang terjadi kehilangan
1,2862𝑘𝑔
%berat hilang JC = 3.428705% material akibat material yang halus menyangkut kepada
wadah hasil dari ayakan terakhir, solusinya yaitu dapat
c. %Berat yang hilang pada Jarr Mill: digunakan suatu wadah yang memiliki factor gesek yang
rendah sehingga material tidak menyangkut, selain itu
1,2421𝑘𝑔 − 1,2295 𝑘𝑔 terdapat cacat pada wadah yang digunakan untuk
%berat hilang JC = × 100%
1,2421𝑘𝑔 menimbang berat yaitu terdapat lubang yang kecil,
%berat hilang JC = 1.014411% sehingga material yang halus dapat keluar melalui
lubang yang kecil tersebut, seharusnya dilakukan
Menghitung RR80 dari Roll Crusher: pengecekan alat sebelum memulia praktikum agar
Roll Crusher dengan gape 1,25 cm menghindari kecacatan pada lat yang digunakan.
Dari pengolahan data yang diambil, didapatkan
𝐹80 𝑃80𝐽𝑊 43.99781𝑚𝑚 bahwa Roll Crusher memiliki berat yang hilang lebih
𝑅𝑅80 = = = = 2.432
𝑃80 𝑃80𝑅𝐶 18.088767 𝑚𝑚 besar dibandingkan dengan Jaw Crusher, hal ini
diakibatkan karena bentuk dari roll crusher yang
D. Analisa Hasil Percobaan terdapat tanjakan di dindingnya yang menyebabkan ada
Pada praktikum kominusi didapatkan data berat dari beberapa material yang tersangkut pada dinding, selain
hasil crushing dan grinding per fraksi ukuran ayakan itu wadah yang digunakan untuk mewadahi material
yang digunakan pada tiap prosesnya, dari data tersebut yang telah di crushing kurang lebar sehingga terdapat
dapat dihitung berat total, persen berat yang hilang dari beberapa material yang keluar dari wadah, selain itu
masing-masing proses, persen berat tertinggal, P80 dari pada Roll Crusher tempat keluarnya material yang telah
masing-masing proses dan RR 80 pada Roll Crusher. di crushing lebih lebar daripada Jaw Crusher, dan karena
Roll Crusher digunakan setelah Jaw Crusher agar alat, semakin besar kapasitas alat maka semakin banyak
didapatkan material yang lebih halus daripada crushing material yang dapat dimasukkan untuk grinding, namun
di Jaw Crusher mengakibatkan hasil material halus yang semakin banyak energi yang dibutuhkan untuk
didapatkan memiliki jumlah yang lebih banyak melakukanya, kemudian ukuran feed, ukuran feed akan
dibandingkan dengan Jaw Crusher, sehingga material mempengaruhi kerja grinding, semakin besar feed maka
yang sangat halus akan terbang (menghilang) lebih semakin besar energi yang dibutuhkan untuk
banyak dibandingkan dengan material yang hilang di menghaluskan material sehingga memiliki cost yang
Jaw Crusher. lebih besar, kemudian kekerasan partikel, semakin keras
Berdasarkan grafik yang telah diplot dan dilakukan partikel yang akan digrinding semakin besar energi yang
perhitungan, didapatkan bahwa P80 Jaw Crusher adalah dibutuhkan dan cost juga semakin besar, selain itu
43.99781 mm, P80 Roll crusher adalah 18.088767 mm, terdapat faktor bola-bola baja di dalam silinder yang
dengan memasukkan P80 dari Jaw Crusher sebagai feed memiliki ukuran diameter yang berbeda-beda sehingga
untuk proses selanjutnya, didapatkan RR80 Roll harus disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu jumlah
Crusher adalah 2.432. Didapatkan kesimpulan bahwa dari bola-bola juga mempengaruhi hasil grinding,
RR80 dari Roll Crusher dipengaruhi oleh jarak gapenya, semakin banyak maka hasilnya akan semakin halus,
semakin kecil gape yang digunakan, maka semakin namun membutuhkan energi yang semakin besar dan
besar RR80 dari alat tersebut. Selain gape yang disesuaikan dengan kapasitas volume dari silinder Ball
digunakan, RR80 juga dapat dipengaruhi oleh ukuran Mill.
bijih mineral dan kemampuan peremukan alat itu Berdasarkan pengolahan data didapatkan P80 untuk
sendiri. RR80 berguna sebagai indikator batas mekanik grinding selama 10 menit adalah 16.159658 mm. Hasil
dimana sebuah crusher bekerja, sebagai salah satu Semakin kecil dan halus partikel, maka luas permukaan
elemen dalam penentuan kapasitas crusher, salah satu partikel akan semakin besar sehingga proses pemisahan
faktor penentuan efisiensi crusher, serta ukuran berapa dan konsentrasi dapat berlangsung dengan hasil yang
yang dapat diterima oleh crusher. lebih baik.
Terdapat fenomena choking, yaitu saat broken ore
yang masuk tidak bisa keluar dari mesin sebelum di E. Kesimpulan
crushing lagi, hal ini disebabkan karena material yang Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,
diumpan ke mesin memiliki ukuran yang terlalu besar didapatkan kesimpulan :
atau mesin tidak mampu untuk menggerus bijih tersebut,
beberapa bijih bahkan hanya mengalami abrasi tanpa 1. % Berat yang hilang
bisa masuk dan terhimpit oleh roll. Selain choking • Pada Jaw Crusher adalah 1.061538%.
terdapat masalah-masalah lain pada alat crusher seperti • Pada Roll Crusher adalah 3.428705%
roll pada crusher yang seharusnya bergerigi sudah • Pada Jarr Mill adalah 1.014411%
menjadi halus akibat tertempel oleh material lain 2. Nilai P80
sehingga tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik. • Jaw Crusher adalah 43.99781 mm
Menempelnya material lain pada roll juga menyebabkan • Roll crusher adalah 18.088767 mm
ada material lain tercampur dalam hasil proses crushing. • P80 untuk grinding selama 10 menit adalah
Masalah lain yaitu overfeeding, atau pemasukan feed 16.159658 mm
yang melebihi kapasitas crusher, serta tingginya 3. RR80 Roll Crusher adalah 2.432
maintenance alat. Solusinya adalah menurunkan
kapasitas feeding, dan memasukkan feed dengan tepat F. Daftar Pustaka
dan benar. Material umpan harus masuk ke dalam • ITB. 2015. Modul Praktikum Pengolahan Bahan
crusher dengan kecepatan yang konstan dan pada sudut
Galian. ITB:Bandung.
yang tepat. Selain itu, cost untuk menggunakan crusher
• Kelly, Errol.G. 1982. Introduction to Mineral
terlalu tinggi, solusinya adalah pilih metode dan alat
Processing. A-Willey-Interscience Publication:
yang tepat untuk mereduksi ukuran partikel sesuai
Canada.
karakteristik material. Misalnya alat dengan kapasitas
• Sanwani, Edy. 2019. PPT Perkuliahan
yang besar dan efisiensi yang tinggi, dan lain
Pengolahan Bahan Galian (MG3107). Bandung :
sebagainya.
ITB
Faktor-faktor yang mempengaruhi grinding adalah
waktu penggerusan, semakin lama waktu penggerusan • https://www.911metallurgist.com/blog/choke-
feeding-a-jaw-crusher (diakses tanggal 26 Maret
maka hasil yang didapatkan akan semakin halus, dapat
2019 pukul 20:10:41 WIB)
dilihat dengan data percobaan, namun semakin halus
• https://www.researchgate.net/figure/A-schematic-
partikelnya maka peluang partikel untuk terbang dan
diagram-of-a-tubular-ball-mill-The-balls-
hilang semakin besar. compose-the-milling-elements-
Selain itu, terdapat faktor-faktor lain yang and_fig1_317859961 (diakses tanggal 26 Maret
mempengaruhi kerja grinding mill yaitu kapasitas dari 2019 pukul 20:26:15 WIB)
G. Lampiran Jawab :
• Jawaban Pertanyaan
• Choke crushing adalah proses penghancuran
Pertanyaan Crushing
material dimana penghancuran material
1. Jelaskan istilah gape, setting dan angle of nip dilakukan oleh permukaan roll dan juga oleh
sesame material. Contoh: Roll Crusher.
Jawab : • Arrested crushing adalah proses penghancuran
mineral dimana penghancuran mineral hanya
• Gape adalah jarak mendatar pada mulut jaw
dilakukan dengan bantuan jaw saja. Contoh:
crusher yang diukur pada bagian mulut jaw
Jaw Crusher.
crusher dimana umpan yang dimasukkan
5 Jelaskan mekanisme remuknya material
bersinggungan dengan mulut jaw crusher atau
jarak mendatar antara fixed jaw dengan Jawab :
movable jaw. Bagian mulut jaw crusher yang
berfungsi sebagai tempat penerimaan umpan • Abrasion (attrition)
biasa disebut mouth. Terjadi bilamana energi yang kurang
• Setting adalah bagian dari jaw crusher yang mencukupi diterapkan pada partikel,
mengatur agar lubang ukuran sesuai dengan menyebakan terjadinya localized stressing dan
yang dikehendaki. remuknya sebagian kecil area sehingga
• Angle of nip adalah sudut yang dibentuk antara menghasilkan distribusi ukuran partikel yang
dua permukaan dari jaw plate pada jaw crusher. halus.
Sedangkan pada roll crusher, angle of nip adalah • Compression(clevage)
sudut yang dibentuk dari tangen pada Energi cukup untuk membuat partikel remuk,
permukaan roll pada titik kontak dengan menghasilkan ukuran partikel ukurannya tidak
partikel yang akan diremuk. jauh berbeda dengan ukuran umpan.
• Impact(shatter)
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reduction Energi sangat mencukupi untuk terjadinya
ratio, limiting reduction ratio dan reduction ratio peremukan partikel, menghasilkan banyak
80%. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi partikel dengan distribusi ukuran yang lebar.
besarnya reduction ratio dari hasil peremukan
Pertanyaan Grinding
Jawab :
2 Kenapa penggunaan bijih pada pengolahan
• Reduction Ratio adalah perbandingan ukuran
bahan galian umumnya dilakukan dengan
ayakan yang meloloskan sejumlah umpan (n)
cara basah
dengan ukuran ayakan yang meloloskan
sejumlah hasil peremukan. Atau perbandingan Jawab :
antara Fn dengan Pn.
• Penggunaan bijih pada pengolahan bahan galian
• Limiting Reduction Ratio adalah perbandingan
umumnya dilakukan dengan cara basah karena:
ukuran ayakan terbesar yang dapat dilakukan
a. Kemungkinan proses selanjutnya
untuk meloloskan umpan dengan ukuran ayakan
memerlukan kondisi feed yang basah.
terbesar untuk meloloskan hasil peremukan.
b. Cara basah biasanya memerlukan energi
• Reduction Ratio 80% adalah perbandingan
yang lebih sedikit dibandingkan kering.
ukuran ayakan yang meloloskan 80% umpan
c. Lingkungan dari proses grinding pada
dengan ukuran ayakan yang meloloskan 80%
kondisi basah biasanya lebih bersih
hasil peremukan. Atau perbandingan antara F80
dibandingkan kondisi kering, karena
dengan P80.
didapatkan debu yang seidit apabila
• Faktor yang mempengaruhi besarnya reduction
mengguakan grinding basah sehingga tidak
ratio adalah ukuran dari umpan, kekerasan
diperlukan alat untuk mengumpulkan debu.
mineral, bentuk partikel serta ukuran hasil
d. Pada kondisi kering, material harus benar-
remukan dan ukuran ayakan.
benar kering sehingga diperlukan proses
pengeringan sebelum penggerusan,
4 Jelaskan apa yang dimaksud dengan Choke sehingga memerlukan biaya tambahan
Crushing dan Arrested Crushing pada operasi untuk pengeringan.
peremukan serta beri contoh alat yang
menggunakan cara tersebut
3 Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi 5 Jelaskan tiga hubungan putaran mill dengan
keausan bola pelapis (liner) pada Ball Mill aksi penggerusan

Jawab : Jawab :

• Faktor-faktor yang mempengaruhi keausan bola • Abrasi, terjadi apabila putaran realtif rendah,
pelapis (liner) pada ball mill yaitu gaya gesek sehingga energi belum cukup untuk
yang terjadi pada alat ketika proses penggerusan menghasilkan penggerusan dengan cara
itu sendiri sedang berlangsung. Hal ini akan kompresi dan impact.
menyebabkan bola pelapis (liner) pada ball mill • Kompresi, semakin cepat putaran akan semakin
akan menjadi aus. Gesekan dapat berupa banyak terjadi impact asalkan tidak melebihi
gesekan antar bola-bola itu sendiri, gesekan kecepatan kritis. Hal ini disebabkan energi
antara bola dengan dinding silinder mill, dan penggerusan telah tercapai.
gesekan antara bola dengan mineral yang • Impact, semakin cepat putaran akan semakin
digrinding. banyak terjadi impact asalkan tidak melebihi
kecepatan kritis.

4 Jelaskan apa yang dimaksud dengan


kecepatan kritis dan turunkan
persamaannya

Jawab :

Kecepatan kritis yaitu kecepatan putar cell pada


operasi milling dimana pada saat itu grinding
media menempel pada dinding cell sehingga
tidak terjadi proses abrasi maupun impact.

𝑚𝑉 2⁄ = 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠 ∝
𝑅
V dinyatakan dalam,
2𝜋𝑅𝑁
𝑉=
60
disubtitusikan,

4𝜋 2 𝑅2 𝑁 2
cos ∝ =
602 𝑔

0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2
cos ∝ =
2
Kecepatan kritis terjadi saat α=0, sehingga
nilai cos α=1,

0,0011(𝐷 − 𝑑)𝑁 2
1=
2
2
𝑁2 =
0,0011(𝐷 − 𝑑)
42,3
𝑁=
√(𝐷 − 𝑑)

Kecepatan kritis ini dinyatakan dalam satuan


revolusi per menit (rpm).
Jaw Crusher di Laboratorium Jarr Mill yang akan digunakan
Pengolahan Bahan Galian ITB dalam proses Grinding

Roll Crusher di Laboratorium


Proses pengayakan manual
Pengolahan Bahan Galian

Proses pengayakan secara


Hasil peremukan dengan Jaw otomatis menggunakan Dillon
Crusher Screen
Jaw Crusher skala industry

Jarr Mill skala industry

Tabel konversi mesh ke milimeter

Anda mungkin juga menyukai