Usulan Penelitian
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Teknik
Pertambangan
Diajukan Oleh:
Meliyana
1810813220011
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-
Nyalah sehingga proposal penelitian tugas akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
seperti apa yang diharapkan oleh si penyusun.
Pada kesempatan kali ini, perkenankan penyusun menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si.,M.Sc. selaku Rektor Universitas Lambung Mangkurat
2. Bapak Dr. Bani Noor Muchamad, S.T., M.T. Dekan Fakultas Teknik Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru.
3. Bapak Agus Triantoro, S. T., M. T. Koordinator Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
4. Dosen pengajar Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
5. Ibu Karina Shella Putri, S.T.,M.T. selaku Koordinator Tugas Akhir Program Studi Teknik
Pertambangan.
Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan proposal ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
kegiatan studi selanjutnya.
Penyusun
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Pengusul:
Meliyana
1810813220011
Mengetahui :
iii
DAFTAR ISI
Halaman:
COVER................................................................................................................................. iii
KAT A PENGANTAR ........................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................................. iii
DAFT AR GAMBAR ............................................................................................................. vi
DAFT AR TABEL................................................................................................................. vii
DAFT AR PERSAM AAN .................................................................................................... viii
DAFT AR LAMPIRAN ........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ......................................................................................... 2
1.4. Tujuan Penelitian......................................................................................... 2
1.5. Manfaat......................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................. 4
2.1. Pengertian Batubara...................................................................................... 4
2.1.1. Tempat terbentuknya batubara ........................................................... 4
2.1.2. Tahap pembentukan batubara ............................................................ 5
2.2. Pengolahan Batubara.................................................................................... 7
2.2.1. Tahapan pengolahan batubara........................................................... 7
2.3. Coal Blending ................................................................................................. 8
2.4. Parameter Kualitas Batubara ................................................................... 10
2.4.1 Analisa proximate.............................................................................. 10
2.4.2. Analisa ultimate ................................................................................ 11
2.4.3. Analisa nilai kalori............................................................................. 11
2.4.4. Analisa HGI (Hardgrove Grindability Index) .................................... 12
2.4.5. Analisa kandungan sulfur (Total Sulfur).......................................... 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 13
3.1. Sumber Data ................................................................................................. 13
3.2. Metodologi Kerja Praktek ........................................................................... 14
iv
3.3. Diagram Alir Penelitian ............................................................................... 15
BAB IV SISTEMATIKA PENULISAN ................................................................................ 16
BAB V TEMPAT DAN JADWAL PENELITIAN ................................................................. 18
5.1. Tempat Pelaksaan Penelitian Tugas Akhir ................................................... 18
5.2. Jadwal Penelitian Tugas Akhir ...................................................................... 18
BAB VI PENUTUP.............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN I CURICULUM VITAE
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR PERSAMAAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
Batubara merupakan salah satu sumber energi yang penting bagi kehidupan manusia
yang digunakan untuk menghasilkan energi baik untuk industri listrik, industri semen, industri
baja dan industri yang membutuhkan energi panas dalam produksinya. Sebelum digunakan
batubara hasil tambang (Run of Mine) akan di kelola terlebih dahulu dalam proses pengelolaan
atau manajemen batubara pada stockpile sebelum dijual.
Produksi dan kebutuhan pasar batubara akan terus meningkat seiring dengan laju
pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan akan energi. Industri pertambangan batubara di
Kalimatan Selatan berkembang dengan pesat sejalan dengan bertambahnya permintaan pasar,
baik untuk mengatasi kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor. Tingginya permintaan
pasar ini disebabkan karena batubara digunakan sebagai salah satu bahan baku dalam suatu
industri namun agar dapat dimanfaatkan tentunya harus memenuhi persyaratan yang diminta
oleh konsumen. Salah satunya adalah ukuran butir batubara. Untuk itulah ada umumnya
batubara seblum dimanfaatkan dilakukan pengolahan terlebih dahulu.
Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang mempengaruhi
potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter
penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank). Umumnya, untuk menentukan kualitas
batubara dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat.
Analisis proksimat merupakan analisis pengujian kimia terhadap moisture, kandungan abu,
kandungan zat terbang, dan kadar karbon yang ditentukan dari serangkaian metode pengujian
standar (standart test methods). Analisis ini dikembangkan sebagai alat sederhana untuk
menentukan distribusi produk yang diperoleh dari sampel batubara dipanaskan dibawah kondisi
tertentu. Dengan pengertian lain, analisis proksimat memisahkan produk ke dalam empat
kelompok: (1) moisture; (2) kandungan zat terbang, terdiri dari gas dan uap selama pirolisis; (3)
kadar karbon, fraksi non-volatile dari batubara, (4) kandungan abu, sisa pembakaran anorganik.
(Speight, 2005).
Adapun pelaksanaan penelitian tugas akhir ini dilakukan pada perusahaan yang
bergerak pada bidang usaha yang sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari, dalam hal ini
bidang usaha pertambangan. Perusahaan yang dituju untuk melaksanakan tugas akhir ini
adalah perusahaan yang bersedia membina dan mengarahkan serta bersedia memberikan
pengalaman ilmu praktek secara langsung di lapangan kepada mahasiswa yang melaksanakan
tugas akhir. Sesuai dengan alas an inilah yang menjadi dasar penyusun memilih tempat
kegiatan penelitian tugas akhir di PT Sebuku Tanjung Coal dengan mengangkat judul Evaluasi
Perubahan Kualitas Batubara pada Front Penambangan dan Stockpile di PT Sebuku Tanjung
Coal ini.
Adapun rumusan masalah pada peneitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya penanganan perubahan kualitas batubara pada front penambangan dan
stockpile di PT Sebuku Tanjung Coal.
2. Bagaimana perbedaan kualitas batubara pada front penambangan dan stockpile PT Sebuku
Tanjung Coal.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan kualitas batubara.
Adapun batasan masalah pada penelitian tugas akhir pada PT Sebuku Tanjung Coal
adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan parameter kualitas total moisture (TM), ash content, dan calorific value (CV).
2. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2022.
3. Penelitian dilakukan pada pit dan stockpile PT Sebuku Tanjung Coal.
2
1.5. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan pada PT Sebuku
Tanjung Coal adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Sebagai masukan bagaimana mengurangi atau mengatasi perbedaan kualitas batubara
yang menurun sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan serta mengetahui faktor
penyebab terjadinya perubahan kualitas batubara.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan acuan untuk menambah wawasan mahasiswa serta menambah pemahaman
mengenai evaluasi kualitas batubara.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batubara adalah suatu batuan sedimen organik yang berasal dari penguraian sisa-sisa
berbagai tumbuhan yang merupakan campuran yang heterogen antara senyawa organik dan
zat organik yang menyatu di bawah beban strata yang menghimpitnya.
Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang mempengaruhi
potensi kegunaannya. kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter
penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank). Umumnya, untuk menentukan kualitas
batubara dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat
dan analisis ultimat. analisis proksimat dilakukan untuk menentukanj!umlah air (moisture), zat
terbang (volatile matter), karbon padat (fixed carbon), dan kadar abu (ash), sedangkan analisis
ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara seperti: karbon,
hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur jarang.
Batubara terdiri atas unsur-unsur utama, yaitu karbon, hidrogen, dan oksigen serta
unsur-unsur tambahan seperti belerang dan nitrogen. Batubara banyak dimanfaatkan sebagai
bahan bakar pembangkit uap di PLTU dan juga bentuknya bisa diubah menjadi zat cair dan gas
(Muchjidin, 2006).
4
Jenis endapan batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai ciri-ciri
penyebaran yang luas dan merata, serta kualitasnya lebih baik karena kadar abunya
relatif kecil. Contoh dari batubara yang terbentuk dengan metode ini adalah batubara
yang ada di Muara Enim (Sumatra Selatan).
b. Teori Drift
Teori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembentuk batubara berasal dari
tempat yang berbeda dengan tempat pembentukan batubara. Dengan demikian tumbuhan
yang telah mati mengalami proses transportasi oleh media air dan terakumulasi di suatu
tempat dan selanjutnya tertutup oleh sedimen-sedimen dan mengalami coalification.
Hasil proses ini akan terbentuk endapan batubara dengan ciri-ciri penyebarannya
tidak begitu luas dan tidak merata, serta kualitasnya kurang begitu baik karena lebih
banyak mengandung material pengotor yang ikut terangkut selama proses pengangkutan
ketempat pembentukan. Contoh dari batubara yang terbentuk dengan metode ini adalah
batubara yang ada di delta Mahakam purba (Kalimantan Timur).
(Sukandarrumidi, 1995)
a. Proses Biokimia
Tahap ini merupakan suatu periode dimana terjadi perubahan bahan- bahan tumbuhan
menjadi gambut. Setelah tanaman mati, maka proses degradasi biokimia lebih banyak
berperan. Bila tanaman yang telah mati tersebut terakumulasi di dalam lingkungan rawa
maka akan jenuh air, sehingga akan terjadi proses penghancuran oleh mikroorganisme.
Aktifitas mikrobiologi dalam pembentukan batubara tergantung pada jumlah dan sirkulasi air,
temperatur air, suplai oksigen dan perkembangan racun.
b. Proses Dinamokimia
Pada tahap ini degradasi biokimia tidak berperan lagi tetapi lebih didominasi oleh
proses dinamokimia. Pada proses ini yang berperan adalah tekanan yang berasal dari lapisan
sedimen penutup dan suhu, sehingga menyebabkan perubahan dari gambut menjadi batubara
dalam berbagai peringkat. Selama proses ini berlangsung akan terjadi pengurangan
5
kandungan air (moisture content), oksigen dan zat terbang yang diikuti oleh bertambahnya
persentase karbon dan kandungan abu.
Batubara terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati dengan komposisi utama dari
sellulosa. Proses pembentukan batubara atau coalification yang dibantu oleh faktor fisika dan
kimia yang terjadi secara alami mengubah sellulosa menjadi lignit, subbituminous, bituminous
dan antrasit. Adapun reaksi pembentukan batubara dapat digambarkan.
Adapun proses yang terjadi pada saat coalification secara urut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Peatification (Pembentukan Peat / Gambut)
Tumbuhan yang terendap pada cekungan pengendapan mengalami perubahan secara
biokimia atau diagenetik oleh bakteri aerob dan anaerob sehingga berubah menjadi gambut.
Pada tahap ini kadar air relatif meningkat karena terserap pada serat-serat tumbuhan.
2. Transisi Peat - Lignite
Pada tahap ini peat mengalami perubahan secara diagenetik danmetamorfosis
disebabkan oleh perubahan fisik dan kimia karena pengaruh panas dan tekanan terhadap
endapan tersebut dari strata lapisan yang menghimpitnya.
3. Transisi Lignite - Sub-bituminous
Pada tahap ini lignite yang telah terbentuk mengalami perubahan secara fisik
dikarenakan tekanan strata semakin meningkat dimana akhirnya terjadi pengurangan porositas
dan kadar air.
4. Transisi Sub-bituminous - Bituminous
Pada tahapini terjadi penurunan oksigen, moisture, dan naiknya nilai kalori yang cukup
signifikan.
5. Transisi Bituminous – Anthrasite
Terjadi penurunan yang drastis terhadap kandungan hydrogen dengan pelepasan gas
methan (terjadi peningkatan gugus hydrocarbonaromatic).
(Rahman, 2016).
6
2.2. Pengolahan Batubara
2.2.1. Tahapan pengolahan batubara
a. Preparasi
Pada batubara merupakan operasi persiapan yang dilakukan untuk mereduksi ukuran
butir dengan tujuan untuk memenuhi ukuran sesuai dengan penggunaannya. Reduksi ukuran
butir biasanya dilakukan dengan alat peremuk yang antara lain alat crusher atau grinder.
Adapun beberapa proses peremukan atau crushing biasanya dikerjakan dalam tiga tahapan,
yakni:
1) Primary crushing, merupakan tahap penghancuran yang pertama, dimana umpan berupa
bongkah-bongkah besar yang berurukuran ± 84 x 60 inchi dan produktanya berukuran 4 inchi.
2) Gyratory crusher, crusher jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih besar jika dibandingkan
dengan jaw crusher. Gerakan dari gyratory crusher ini berputar dan bergoyang sehingga proses
penghancuran berjalan terus menerus tanpa selang waktu. Berberda dengan jaw crusher yang
proses penghancurannya tidak kontinyu yaitu pada waktu swing jaw bergerak ke belakang,
material-material yang ada tidak mengalami penggerusan.
3) Secondary crushing, merupakan tahap penghancuran dari kelanjutan primary crushing
dimana ukuran umpan lebih kecil dari 6 inchi dan produktanya berukuran 0,5 inchi.
Untuk mencegah adanya re-crushing dan over grinding, serta untuk menambah
produktivitas, maka digunakan alat pembantu berupa ayakan atau bisa juga classfier. Screen
dan classfier berfungsi untuk mengelompokkan material hasil crushing atau grinding
b. Konsentrasi
Pada batubara adalah suatu operasi pemisahan antara batubara dengan pengotornya.
Konsentrasi ini diantaranya bisa berdasarkan warna atau kilap dan juga berdasarkan specific
gravity (SG). Pada specific gravity cara konsentrasinya disebut gravity concentration yang
meliputi:
1) Flowing film concentration, proses konsentrasi mendasarkan atas SG pada aliran tipis.
2) Jigging, proses konsentrasi yang mendasarkan kecepatan mengendap antara pengotor
dengan batubara.
3) Sifat permukaan mineral, proses konsentrasi yang mendasarkan pada senang atau tidaknya
mineral terhadap gelembung udara. Cara konsentrasi ini disebut Flotasi.
7
c. Dewatering
Merupakan operasi pemisahan antara cairan dengan padatan dan biasanya dilakukan
setelah proses konsentrasi. Dewatering ini dikelompokkan dalam tiga tahapan, yaitu:
1) Thickening, merupakan tahapan pertama pemisahan padatan dengan cairan yang
mendasarkan atas kecepatan mengendap batubara dalam suatu pulp.
2) Filtrasi, merupakan operasi pemisahan padatan dengan cairan dengan cara menyaring.
3) Drying, adalah operasi penghilangan air dengan jalan pemanasan sehingga padatan ini
bebas dari cairan.
(Nursanto, Sudaryanto, & Untung Sukamto, 2015)
Dalam hal ini pencampuran dilakukan terhadap batubara yang berbeda nilai kalori,
kandungan sulfur dan kandungan abu, sehingga kualitas batubara hasil campuran merupakan
perpaduan dari parameter kualitas batubara yang dicampur. Atau dengan kata lain batubara
yang memiliki kualitas rendah (nilai kalori rendah dan kandungan sulfur tinggi), dapat
dicampur dengan batubara yang memiliki kualitas tinggi (nilai kalori tinggi dan kandungan
sulfur rendah) dan dapat memenuhi batasan-batasan persyaratan untuk memenuhi permintaan
konsumen.
Pencampuran batubara dilakukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang
diinginkan, dengan komposisi yang homogen, secara teoritis parameter kualitas
campurannya dapat didekati dengan persamaan berikut :
8
Keterangan :
....................................................................(2.3)
....................................................................(2.4)
Keterangan :
9
2.4. Parameter Kualitas Batubara
Beberapa macam parameter-parameter kualitas batubara yang perlu diketahui dalam
melakukan blending adalah sebagai berikut :
1. Analisa Proximate
2. Analisa Ultimate
3. Analisa Kalori ( Callorific Value )
4. Analisa HGI ( Hardgrove Grindability Index )
5. Analisa Total Sulfur
2.4.1 Analisa proximate
Merupakan analisa pendahuluan untuk mengetahui kualitas batubara secara pasar
maupun perdangangan. Sifatnya mendasar dan hanya dilakukan untuk mengetahui hal-hal
pokok unsur pembentuk batubara. Analisa proximate terdiri dari 4 nilai analisa yang jika
dijumlahkan akan bernilai 100%, yaitu:
a. Kandungan Air
Metode ini untuk menentukan kadar air lembab dalam contoh yang akan dianalisa.
Kandungan air batubara sangat tergantung dengan kondisi batubara yang akan dianalisa. Nilai
moisture dapat digunakan untuk menghitung hasil- hasil analisa kedalam basis (kondisi) yang
berbeda misalnya dry basis, dry ash free, mineral matter free, as received, dan lain-lain.
Perhitungan ini dilakukan untuk membandingkan dua hasil analisis contoh yang
sama tetapi dilakukan pada tempat yang berbeda atau diperlukan juga untuk
pengklasifikasian batubara. Keberadaan kandungan air pada batubara dari waktu ke
waktu dan dari suatu tempat ke tempat lainnya dapat berubah mengikuti perubahan
kondisi dimana contoh tersebut berada.
b. Kandungan Abu
Metode ini untuk menentukan kandungan abu dari contoh batubara. Dalam analisa
batubara, abu didefinisikan sebagai sisa pembakaran yang tinggal setelah batubara
dipijarkan. Sisa ini merupakan hasil perubahan kimia ketika proses pengabuan terjadi. Abu
merupakan residu anorganik yang terjadi setelah batubara dibakar yang terdiri dari oksida-
oksida logam maupun non-logam. Kandungan abu dalam batubara dapat menurunkan nilai
kalor yang akan terbawa bersama gas pembakaran melalui ruang bakar dan daerah konveksi
dalam bentuk abu terbang. Semakin tinggi kandungan abu dan tergantung komposisinya
mempengaruhi tingkat pengotoran (fouling), keausan dan korosi alat yang dilalui.
10
c. Zat Terbang
Metode ini untuk menentukan kandungan senyawa volatile atau zat terbang sesuai
dengan metode standar yang digunakan. Zat terbang terdiri atas gas-gas yang mudah terbakar
seperti H2, CO, metan, H2O, dan gas CO2. Zat terbang mempunyai hubungan erat dengan
rank batubara, makin kecil persentase zat terbang makin tinggi rank batubara. Untuk
menganalisanya maka contoh ditempatkan di cawan keramik, kemudian dimasukkan ke oven
7-10 menit.
d. Karbon Tertambat
Karbon tertambat atau fixed carbon adalah karbon yang terdapat dalam batubara
yang berupa zat padat. Jumlahnya ditentukan oleh kadar air, abu, dan zat terbang. Data
analisa fixed carbon dipakai dalam klasifikasi batubara. Proses pembakaran dan proses
fermentasi fixed carbon kemungkinan mengandung sedikit persentase nitrogen, sulfur, dan
hidrogen. Perbandingan antar fixed carbon dengan volatile matter disebut rasio bahan bakar
(fuel ratio).
11
a. As Received (AR) adalah batubara hasil dari proses penambangan, sehingga masih
diperhitungkan total moisture yang ada pada batubara.
b. Air Dried Base (ADB) adalah batubara yang telah mengalami proses pemanasan
lanjutan, sehingga kandungan air bebasnya hilang pada kondisi temperatur dan
kelembaban standar sehingga tidak diperhitungkan lagi.
c. Dried Base (DB) adalah keadaan batubara kondisi dasar udara kering yang dipanaskan
pada suhu standar, sehingga batubara dalam kondisi dasar kering dan bebas kandungan
air total abu.
d. Dried Ash Free (DAF) adalah batubara bersih dan bebas dari abu maupun total moisture.
e. Dried Mineral Matter Free (DMMF) adalah batubara bersih kering yang telah bebas dari
.
mineral-mineral pengotor yang berasal dari zat bukan organik pada batubara pada saat
pembetukannya.
2.4.4. Analisa HGI (Hardgrove Grindability Index)
Harga Hardgrove Grindability Index merupakan petunjuk mengenai mudah sukarnya
batubara untuk digerus. Harga Hardgrove Grindability Index diperoleh dengan rumus
sebagai berikut :
W adalah berat dalam gram dari batubara lembut berukuran 200 mesh. Makin
tinggi harga HGI, makin mudah tergerus batubara tersebut.
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan usulan tugas akhir, studi literatur daerah
penelitian dan studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian. Sasaran utama studi
pendahuluan ini adalah gambaran umum daerah pengamanan dan mengevaluasi kualitas
batubara pada front penambangan dan stockpile PT Sebuku Tanjung Coal.
13
3.2. Metodologi Kerja Praktek
Metodologi yang digunakan dalam pengumpulan data kerja praktek ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi (pengamatan), metode ini dilakukan dengan cara mengamati kondisi dan
kegiatan di lapangan, kemudian dilakukan pengumpulan data terkait.
2. Metode interview (wawancara), metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab dengan
operator maupun karyawan pada PT Sebuku Tanjung Coal.
3. Metode pustaka, metode ini dilakukan dengan mempelajari pustaka yang ada mengenai PT
Sebuku Tanjung Coal.
14
3.3. Diagram Alir Penelitian
Mulai
Studi Literatur
Pengambilan Data
Pembahasan
1. Analisis pengolahan batubara
2. Analisis faktor yang mempengaruhi terjadinya penurunan kualitas batubara
SELESAI
Gambar 3.1
Diagram Alir Pengamatan
15
BAB IV
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini memuat uraian secara garis besar dari
tiap-tiap bab dalam laporan tugas akhir, dijabarkan sebagai berikut. Laporan tugas akhir ini
tersusun atas beberapa bab dan subbab, yaitu:
COVER................................................................................................................................. iii
KAT A PENGANTAR ........................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................................. iii
DAFT AR GAMBAR ............................................................................................................. vi
DAFT AR TABEL................................................................................................................. vii
DAFT AR PERSAM AAN .................................................................................................... viii
DAFT AR LAMPIRAN ........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ......................................................................................... 2
1.4. Tujuan Penelitian......................................................................................... 2
1.5. Manfaat......................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................. 4
2.1. Pengertian Batubara...................................................................................... 4
2.1.1. Tempat terbentuknya batubara ........................................................... 4
2.1.2. Tahap pembentukan batubara ............................................................ 5
2.2. Pengolahan Batubara.................................................................................... 7
2.2.1. Tahapan pengolahan batubara........................................................... 7
2.3. Coal Blending ................................................................................................. 8
2.4. Parameter Kualitas Batubara ................................................................... 10
2.4.1 Analisa proximate.............................................................................. 10
2.4.2. Analisa ultimate ................................................................................ 11
2.4.3. Analisa nilai kalori............................................................................. 11
2.4.4. Analisa HGI (Hardgrove Grindability Index) .................................... 12
16
2.4.5. Analisa kandungan sulfur (Total Sulfur).......................................... 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 13
3.1. Sumber Data ................................................................................................. 13
3.2. Metodologi Kerja Praktek ........................................................................... 14
3.3. Diagram Alir Penelitian ............................................................................... 15
BAB IV SISTEMATIKA PENULISAN ................................................................................ 16
BAB V TEMPAT DAN JADWAL PENELITIAN ................................................................. 18
5.1. Tempat Pelaksaan Penelitian Tugas Akhir ................................................... 18
5.2. Jadwal Penelitian Tugas Akhir ...................................................................... 18
BAB VI PENUTUP.............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN I CURICULUM VITAE
17
BAB V
TEMPAT DAN JADWAL PENELITIAN
Tabel 5.1.
Susunan Rencana Kegiatan
Bulan ke-1 Bulan ke-2
1 2 3 4 1 2 3 4
Orientasi
Studi Literatur
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
18
BAB VI
PENUTUP
Demikian proposal pengajuan Tugas Akhir (TA) ini dibuat dengan tema yang
disusulkan sebagai bahan pertimbangan pihak perusahaan agar dapat menerima dan
memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan Tugas Akhir (TA) . Mengenai topic
tidak menutup kemungkinan usulan dari perusahaan dan penulis bersedia mengikuti aturan dari
perusahaan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan proposal ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan pelaksanaan Tugas Akhir ini.
Atas perhatian pihak perusaah penulis ucapkan terimakasih.
19
DAFTAR PUSTAKA
Muchjidin, 2006, Pengendalian Mutu dalam Industri Batubara, Institut Teknologi Bandung,
Bandung
Sukandarrumidi, 1995. Batubara dan Gambut. Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Nursanto, E., Sudaryanto, & Untung Sukamto. (2015). Pengembangan Teknologi Kimia untuk
Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia. Pengolahan Batubara dan
Pemanfaatannya untuk Energi, 1-2.
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE