Anda di halaman 1dari 33

STOCKPILE

MANAGEMENT

1
Stockpile Management

STOCKPILE MANAGEMENT

• Storage Management

• Quality & Quanitity Management

• Blending Management

2
Stockpile Management

Storage Management
• Storage Management atau pengaturan
penyimpanan batubara di stockpile sangat
penting dalam stockpile management.
• Dalam mengatur penyimpanan batubara di
stockpile, hal hal yang perlu diperhatikan
adalah Desain stockpile dan Sistem
penumpukan.

3
Stockpile Management

Desain Stockpile
• Desain dari suatu stockpile ditentukan
oleh beberapa hal berikut ini :
1. Kapasitas penyimpanan batubara
2. Banyaknya jenis product yang akan
Dipisahkan di stockpile
3. Fasilitas dan sistem penumpukan dan
Pemuatan

4
Stockpile Management

Kapasitas penyimpanan Batubara


• Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile
menentukan desain suatu stockpile. Stockpile yang
berkapasitas kecil dengan kapasitas besar mungkin
berbeda khususnya dalam penyiapan lahan dan
preparasi lahan tersebut.
• Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar
stockpile harus benar-benar kuat dan kokoh menahan
beban yang besar. Kalau tidak, base stockpile tersebut
akan turun di bagian tengah, dan juga akan ikut
menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam
kondisi seperti itu akan terjadi kehilangan batubara di
stockpile.

5
Kapasitas penyimpanan Batubara

Dasar Stockpile batubara


Dozer akan mendorong
Bagian base yang turun
Dengan level lurus
Dan akan terisi batubara

6
Jumlah Product Yang dipisahkan

• Banyaknya jumlah product yang akan


dipisahkan menentukan luasan stockpile
yang diperlukan.

• Semakin banyak jumlah product yang


dipisahkan semakin besar areal yang
diperlukan.

7
Fasilitas Penumpukan dan
pemuatan
• Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan
dan pemuatan batubara di stockpile juga
mempengaruhi desain atau areal stockpile yang
digunakan
• Penggunaan stacker-reclaimer dalam sistem
penumpukan dan pemuatan, membuat desain
dan sistem penumpukan memanjang.
• Stacker-reclaimer juga mempermudah dalam
pemisahan batubara yang memiliki kualitas yang
berbeda dan sekaligus juga mempermudah
dalam blending batubara-batubara tersebut.
8
Desain Suatu Stockpile Batubara
Secara umum desain suatu stockpile
batubara adalah sebagai berikut :
– Base stockpile dibuat benar-benar padat
dan kuat disesuaikan dengan berat beban
yang akan ditopang.
– Permukaan dasar stockpile harus dibuat
agak cembung
– Level dasar stockpile harus ditentukan.
– Sekeliling stockpile dibuatkan paritan atau
saluran air yang semuanya menuju settling
pond
9
Desain Suatu Stockpile Batubara

– Di sekeliling stockpile dipasang instalasi


spraying.
– Di sekeliling stockpile dibuatkan windshield
atau penangkal angin.
– Stockpile dibuat memanjang searah dengan
arah angin dominan (Prevailing Wind)

10
SISTEM PENUMPUKAN
• Sekeliling tumpukan batubara harus dapat
diakses oleh unit maintenance seperti Wheel
Loader atau Excavator.
• Penumpukan harus memanjang searah dengan
prevailing wind (arah angin dominan)
• Setiap penumpukan harus dipastikan ditrimming
agar tidak terdapat puncak-puncak kecil diatas
tumpukan batubara
• Slope permukaan stockpile yang menghadap ke
arah angin harus dilandaikan sudutnya, bila
perlu dipadatkan.

11
Quality & Quantity Management
 Quality dan Quantity Management adalah
proses yang paling penting dalam suatu
stockpile management. Karena Quality dan
quantity management bersifat terus menerus
dan berjalan seiring dengan jalannya
perusahaan.
 Quality & Quantity Management melibatkan
hampir semua bagian di suatu perusahaan
tambang batubara.
 Sedangkan di end user biasanya Quality dan
Quantity management dipegang oleh
Departement Fuel Handling.
12
QQM di Perusahaan Tambang Batubara

 QQM di perusahaan tambang batubara


melibatkan sebagian besar departement yaitu
mulai dari Geology, Mine Planning, Tambang,
Coal Processing, Quality Control, dan
Shipping.

 Masing-masing berperan dan bertanggung


jawab di bagian masing-masing dalam
menciptakan sistem kontrol qualitas dan
kuantitas yang baik.

13
Geology
• Geology adalah bagian yang pertama-tama
memberikan data mengenai jumlah cadangan,
dan kualitas batubara yang berpotensi untuk
diexploitasi.
• Geology Juga bertugas secara terus menerus
mencari sumber cadangan batubara dengan
melakukan explorasi.
• Data yang diberikan oleh Geology merupakan
titik acuan awal mengenai jumlah cadangan
batubara dan kualitas batubara.
14
Mine Planning
• Mine Planning bertugas meneruskan
pengolahan data dari geology, dengan membuat
rencana tambang yang didalamnya dilengkapi
dengan data mineable reserve, mine design,
perhitungan alat, scheduling, dan lain-lain.
• Mine Planning juga bertugas melakukan kajian
dan evaluasai setiap perkembangan kualitas
dari mulai data geology, data reserve, data
produksi, sampai data dari pengapalan.

15
Mining / Tambang
• Bertugas melakukan penambangan yang
sudah didesain oleh mine planning.
• Mining harus menjaga agar dalam
eksekusi penambangan betul-betul
mengikuti mine plan yang sudah
ditetapkan, baik mengenai batasan-
batasan penambangan maupun dalam
scheduling penambangan.

16
Coal processing / Handling
• Coal processing atau bagian handling, bertugas
melakukan proses dari mulai penumpukan
batubara di stockpile, Crushing, maintenance
stockpile, sampai dengan pemuatan batubara.
• Coal processing biasanya erat sekali hubungan
kerjanya dengan Quality Control atau Quality
Assurance. Karena pada pelaksanaannya
Quality Control dan Coal processing bekerja
bersama-sama di stockpile baik dalam hal
sistem penumpukan batubara di stockpile,
pengaturan pemuatan batubara, sampai
blending batubara.
17
Quality Control
• Tugas dari Quality Control adalah memonitor
kualitas mulai dari data forecast tambang
sampai kualitas Pengapalan.
• Quality Control melakukan kontrol terhadap
batubara produksi dengan melakukan sampling
pada saat batubara telah di crushing.
• Quality Control juga bertugas membuat rencana
setiap pemuatan batubara dan mengatur agar
kualitas batubara yang dikirim sesuai dengan
spesifikasi buyer.
• Quality Control membuat evaluasi
perkembangan kualitas mulai dari tambang
sampai pengapalan.
18
Quality Data Chart
Coal Resources
Geological data

Quality Resources

Marrketing
Coal Reserve
Mine Planning

Quality Reserve
Quantity & Quality
Specification
Mine Block

Mine scheduling

Quality Forecast Block


E
Actual Block Mine out V
A
L
Coal Production Production Quantity U
A
T
Production Quality I
O
N
Coal Shipment Shipment Quality
19
Quality Monitoring
Data Data Mine
Tambang
Planning
Geology

Data resources Data Kualitas Data


Forecast Quantitas
/cadangan batubara

Shipment Barging Processing

Sampling Sampling Sampling

Kualitas Kualitas Barge Kualitas


Shipment produksi

20
Quality Control
• Quality Control juga bertugas
mengevaluasi atau mengontrol process
operasional yang dapat mempengaruhi
kualitas batubara, sehingga dapat
menyimpang dari planning.
• Proses yang mungkin terjadi adalah di
tambang, stockpile, dan barging

21
Proses Operasional Yang dapat
mempengaruhi Kualitas batubara
• Penambangan :
– Pada saat penambangan, sering terjadi bahwa
kondisi di lapangan berbeda dengan kondisi seperti
yang digariskan dalam mine plan. Misalnya adanya
sisipan atau cleat pada seam batubara yang sedang
di tambang. Pengotor ini sulit dipisahkan dengan
selective mining. Akibatnya kandungan abu batubara
tersebut akan lebih tinggi dari data mine plan atau
data geology.
– Pada penambangan dip seam atau seam yang
miring, sering terjadi kontaminasi seam batubara
yang sedang ditambang oleh bagian floor yang
longsor atau jatuh ke atas seam batubara tersebut.
22
Ilustrasi Potensi Kontaminasi

Floor
Coal Exposed

Overburden

Seam batubara

23
• Stockpile :
– Pada saat penumpukan batubara di stockpile,
terjadi pencampuran antar batubara yang
memiliki kualitas yang berbeda.
– Pada saat pengambilan batubara dari
stockpile, sering terkontaminasi dengan
bedding (fine coal), atau bahkan material
bedding selain batubara seperti batu dan
kerikil.
– Batubara yang sudah lama di stockpile
mengalami penurunan kualitas.

24
• Barging :
– Barge yang digunakan untuk membawa
batubara ke transhipment point tidak memiliki
drainase, sehingga pada saat hujan air tidak
keluar melainkan tergenang dibagian bawah
tumpukan.
– Air yang tergenang tersebut dapat terambil
pada saat sampling dan mengakibatkan
kenaikan Total Moisture yang sangat
signifikan.

25
QQM di End User
 Proses QQm di stockpile end user, tidak
sepanjang di Perusahaan tambang.
 Proses QQM yang dilkukan di stockpile end
user, biasanya lebih di fokuskan pada
bagaimana memisahkan batubara dari
berbagai pemasok yang kualitasnya juga
berbeda, dan bagaimana membuat suatu
feeding coal yang sesuai dengan desain
peralatan utilisasi tersebut.
 Proses yang paling menonjol di stockpile end
user adalah proses blending batubara untuk
mensuplai batubara kedalam peralatan
utilisasi dengan kualitas yang sesuai. 26
BLENDING MANAGEMENT

 Dalam suatu blending management, hal yang


paling diutamakan adalah:
 Pencampuran kualitas sehingga menghasilkan
kualitas batubara hasil campuran sesuai dengan
yang ditargetkan.
 Cara Blending atau pencampuran itu sendiri yang
harus baik.

27
Pencampuran Kualitas
 Sebelum Blending dilakukan, yang perlu
diperhatikan adalah target kualitas yang
harus dicapai dari blending tersebut.
 Hanya satu target parameter yang dapat
dicapai dengan tepat dalam suatu blending.
Parameter lainnya mengikuti sesuai dengan
proporsi blendingnya.
 Diantara parameter kualitas batubara, ada
yang bersifat addictive (dapat dikalkulasi
secara kuantitatif pada saat blending). Dan
ada pula paramter yang bersifat tidak
addictive atau tidak dapat dihitung secara
kuantitatif berdasarkan proporsi blendingnya.28
Pencampuran Kualitas
 Parameter yang bersifat addictive termasuk
didalamnya semua parameter yang dinyatakan dalam
% dan satuan berat. Contoh : Total Moisture,
Proximate, Sulfur, CV, Ultimate, dan lain-lain.
 Parameter yang bersifat non addictive biasanya
parameter yang bersifat kualitatif seperti : Ash Fusion
Temperature, Sweeling, HGI, dan parametr lain yang
tidak dinyatakan dalam satuan % berat dan satuan
berat.
 Selain kedua parameter diatas, ada juga parameter
yang sebenarnya addictive, tetapi tidak bisa
dikalkulasi secara langsung. Paramter ini adalah
parameter kuantitatif yang bukan sebagai in coal.
Contoh parameter ini adlah Ash Analysis.

29
Kalkulasi kualitas blending

(Q1 x W1)+(Q2 x W2)


Qb =
(W1+ W2)

Qb = Kualitas hasil Blending


Q1 = Kualitas batubara 1
Q2 = Kualitas batubara 2
W1 = Berat batubara 1
W2 = Berat batubara 2

30
Sistem Blending
 Dalam suatu blending sistem pencampuran
atau blending merupakan yang terpenting.
 Blending harus dilakukan dengan proporsi
unit pencampuran yang terkecil untuk
mendapatkan batubara hasil blending yang
homogen.
 Berikut ini adalah beberapa sistem
pencampuran dengan tingkat homogenitas
yang meningkat. (Semakin homogen)
 Blending Barge By Barge
 Blending DT By DT
 Blending Bucket Loader By Bucket loader
 Blending conveyor. 31
Hasil suatu blending yang homogen sangat
diperlukan terutama bagi end user
Ketidak homogenan dalam suatu blending
akibatnya akan terasa langsung oleh end
user pada saat batubara tersebut
digunakan.

Kesempurnaan dari suatu blending adalah


ketepatan dalam pencapaian target kualitas
hasil blending dan homogenitas hasil
pencampuran
32
DISKUSI
33

Anda mungkin juga menyukai