Anda di halaman 1dari 13

STOCKPILE MANAGEMENT 2008

QUALITY CONTROL & STOCKPILE MANAGEMENT

QUALITY CONTROL

Adalah management pengendalian kualitas batubara dari mulai data geology


sampai batubara tersebut dikirim kepada end user.

GEOLOGY – MINE PLANNING – PRODUCTION – BARGING – PENGAPALAN

STOCKPILE MANAGEMENT

Adalah management pengelolaan penyimpanan batubara produksi di stockpile


yang mempertimbangkan faktor-faktor kualitas maupun karakteristik
batubara.

QUALITY CONTROL

Quality Control di suatu perusahaan tambang merupakan tanggung jawab


semua bagian dari mulai Geology sampai Shipping. Tanpa keterlibatan semua
bagian tersebut, tidak akan pernah tercapai penyelenggaraan pengendalian
mutu atau quality control yang baik.
STOCKPILE MANAGEMENT 2008
Quality Data Chart
Coal Resources
Geological data
Quality Resources
Marketing
Coal Reserve
Mine Planning
Quality Reserve
Quantity & Quality Specification
Mine Block

Mine scheduling

Evaluation
Quality Forecast Block

O
N

A
U

A
V
E
T

L
I
Actual Block Mine out

Coal Production Production Quantity

Production Quality

Coal Shipment Shipment Quality


STORAGE MANAGEMENT

 Storage Management atau pengaturan penyimpanan batubara di


stockpile sangat penting dalam stockpile management.
 Dalam mengatur penyimpanan batubara di stockpile, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah Disain stockpile dan Sistem penumpukan.

Disain Stockpile

Disain dari suatu stockpile ditentukan oleh beberapa hal berikut ini:

1. Kapasitas penyimpanan batubara


2. Banyaknmya jenis product yang akan dipisahkan di stockpile
3. Fasilitas dan sistem penumpukan dan pemuatan

Kapasitas Penyimpanan Batubara

 Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile menentukan disain suatu


stockpile. Stockpile yang berkapasitas kecil dengan kapasitas besar
mungkin berbeda khususya dalam penyiapan lahan dan preparasi lahan
tersebut.
 Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus benar-
benar kuat dan kokoh menahan beban yang besar. Kalau tidak, base
stockpile tersebut akan turun dibagian tengah, dan juga akan ikut
menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam kondisi seperti itu
akan terjadi kehilangan batubara yang di stockpile.
Dasar Stockpile batubara
Dozer akan mendorong Bagian base yang turun
Dengan level lurus Dan akan terisi batubara

Jumlah Produk Yang Dipisahkan

 Banyaknya junlah product yang akan dipisahkan menentukan luasan


stockpile yang diperlukan.
 Semakin banyak jumlah product yang dipisahkan semakin besar areal
yang diperlukan.

Fasilitas Penumpukan dan Pemuatan

 Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara


di stockpile juga mempengaruhi desain atau areal stockpile yang
digunakan.
 Pengunaan stacker-reclaimer dalam sistem penumpukan dan pemuatan,
membuat desain dan sistem penumpukan memanjang.
 Stacker-reclaimer juga mempermudah dalam pemisahan batubara yang
memiliki kualitas yang berbeda dan sekaligus juga mempermudah dalam
blending batubara-batubara tersebut.

Desain Suatu Stockpile

Secara umum desain suatu stockpile batubara adalah sebagai berikut:

 Base stockpile dibuat benar-benar padat dan kuat disesuaikan dengan


berat beban yang akan ditopang.
 Permukaan dasar stockpile harus dibuat agak cembung
 Level dasar stockpile harus ditentukan.
 Sekeliling stockpile dibuatkan paritan atau saluran air yang semuanya
menuju settling pond.
 Disekeliling stockpile dipasang instalasi spraying
 Disekeliling stockpile dibuatkan windshield atau penangkal angin
 Stockpile dibuat memanjang searang dengan arah angin dominan
(Prevailing Wind)

Sistem Penumpukan

 Sekeliling tumpukan batubara harus dapat diakses oleh unit


maintanance seperti Wheel Loader atau Excavator.
 Penumpukan harus memanjang searah dengan Prevailing Wind
 Setiap penumpukan harus dipastikan ditrimming agar tidak terdapat
puncak-puncak kecil di atas tumpukan batubara.
 Slope permukaan stockpile yang menghadap ke arah angin harus
dilandaikan sudutnya, bila perlu dipadatkan.

QUALITY & QUANTITY MANAGEMENT

 Quality dan Quantity Management adalah proses yang paling penting dalam
suatu stockpile. Karena quality dan quantity management bersifat terus
menerus danberjalan seiring dengan jalannya perusahaan.
 Quality & Quantity Management melibatkan hampir semua bagian dari
suatu perusahaan tambang batubara.
 Sedangkan end user biasanya quality dan quantity management dipegang
oleh Departement Fuel Handling.

QQM di Perusahaan Tambang Batubara

 QQM di perusahaan tambang batubara melibatkan sebagian besar


departement yaitu mulai dari Geology, Mine Planning, Tambang, Coal
Processing, Quality Control dan Shipping.
 Masing-masing berperan dan bertanggung jawab di bagian masing-
masing dalam menciptakan sistem kontrol qualitas dan kuantitas yang
baik.
GEOLOGY

 Geology adalah bagian yang pertama-tama memberikan data mengenai


jumlah cadangan dan kualitas batubara yang berpotansi untuk
diexploitasi.
 Geology juga bertugas secara terus-menerus mencari sumber cadangan
batubara dengan melakukan eksplorasi.
 Data yang diberikan Geology merupakan titik acuan awal mengenai
jumlah cadangan batubara dan kualitas batubara.

MINE PLANNING

 Mine Planning bertugas meneruskan pengelolahan data dari geology,


dengan membuat rencana tambang yang didalamanya dilengkapi
dengan data mineable reserve, mine design, perhitungan alat,
scheduling, dan lain-lain.
 Mine Planning juga bertugas melakukan kajian dan evaluasi setiap
perkembangan kualitas dari mulai data geology, data reserve, data
produksi, sampai data dari pengapalan.

MINING/TAMBANG

 Bertugas melakukan penambangan yang didesain oleh mine planning.


 Mining harus menjaga agar dalam eksekusi penambangan betul-betul
mengikuti mine plan yang sudah ditetapkan, baik mengenai batasan-
batasan penambangan maupun dalam scheduling penambangan.

COAL PROCESSING/HANDLING

 Coal processing tau bagian handling, bertugas melakukan proses mulai


penumpukan batubara di stockpile, crhusing, maintanance stockpile,
sampai dengan pemuatan batubara.
 Coal processing biasanya erat sekali hubungan kerjanya dengan Quality
Control atau Quality Assurance. Karena pada pelaksanaannya Quality
Control dan Coal Processing bekerja bersama-sama di stockpile baik
dalam hal penumpukan batubara di stockpile, pengaturan pemuatan
batubara, sampai blending batubara.

QUALITY CONTROL
 Tugas dari Quality Control adalah memonitor kualitas mulai dari data
forecast tambang sampai kualitas pengapalan.
 Quality Control melakukan kontrol terhadapa batubara produksi dengan
melakukan sampling pada saat batubara telah dicrushing.
 Quality control juga bertugas membuat rencana setiap pemuatan
batubara dan mengatur agar kualitas batubara yang dikirim sesuai
dengan spesifikasi buyer.
 Quality control juga membuat evaluasi perkembangan kualitas mulai
dari tambang sampai pengapalan.
 Quality Control juga bertugas mengevaluasi atau mengontrol proses
operasional yang dapat mempengaruhi kualitas batubara, sehingga
dapat menyinpang dari planning.
 Proses yang mungkin terjadi adalah di tambang, stockpile dan barging.

QUALITY DATA CHART

.......

QUALITY MONITORING

Proses Operasional Yang Dapat Mempengaruhi Kualitas Batubara:

PENAMBANGAN:

 Pada saat penambangan, sering terjadi bahwa kondisi di lapangan


berbeda dengan kondisi seperti yang digariskan dalam mine plan.
Misalnya adanya sisispan atau cleat pada seam batubara yang sedang
ditambang. Pengotor ini sulit dipisahkan dengan selective mining.
Akibatnya kandungan abu batubara tersebut akan lebih tinggi dari data
mine plan atau data geology.
 Pada penambangan dip seam atau seam yang miring, sering terjadi
kontaminasi seam batubara yang sedang ditambang oleh bagian floor
yang longsor atau jatuh ke atas seam batubara tersebut.

Ilustrasi Potensi Kontaminasi

...............

STOCKPILE

 Pada saat penumpukan batubara di stockpile, terjadi pencampuran


antar batubara yang memiliki kualitas yang berbeda.
 Pada saat pengambilan batubara dari stockpile, sering terkontaminasi
dengan bedding (fine coal), atau bahkan material bedding selain
batubara seperti batu dan kerikil.
 Batubra yang sudah lama di stockpile mengalami penurunan kualitas.

BARGING

 Barge yang dipakai untuk membawa batubara ke transhipment point


tidak memiliki drainase, sehingga pada saat hujan air tidak kelaur
melainkan tergenang di bagian bawah tumpukan.
 Air yang tergenang tersebut dapat terambil pada saat sampling dan
mengakibatkan kenaikan Total Moisture yang sangat signifikan.

BLENDING MANAGEMENT

 Dalam suatu blending management, hal yang paling diutamakan adalah:


o Pencampuran kualitas sehingga menghasilkan kualitas batubara
hasil campuran sesuai dengan yang ditargetkan.
o Cara blending atau pencampuran itu sendiri yang harus baik.

Pencampuran Kualitas

 Sebelum Blending dilakukan, yang perlu diperhatikan adalah target


kualitas yang harus dicapai dari blending tersebut.
 Hanya satu target para meter yang dapat dicapai dengan tepat dalam
suatu blending. Parameter lainnya mengikuti sesuai dengan proporsi
blendingnya.
 Diantara parameter kualitas batubara, ada yang berifat addictive (dapat
dikalkulasi secara kuantitatif pada saat belending). Dan ada pula
parameter yang bersifat tidak addictive atau tidak dapat dihitung secara
kuantitatif berdasarkan proporsi blendingnya.
 Parameter yang bersifat addictive termasuk di dalamnya semua
parameter yang dinyatakan dalam % dan satuan berat. Contoh: Total
Moisture, Proximate, Sulfur, CV, Ultimate, dan lain-lain.
 Parameter yang bersifat non addictive biasanya parameter yang bersifat
kualitatif seperti; Ash Fusion, Temperature, Swelling, HGI, dan
parameter lainnya yang dinyatakan dalam satuan % berat dan satuan
berat.
 Selain kedua parameter di atas, ada juga parameter yang sebenarnya
addictive, tetapi tidak bisa dikalkulasi secara langsung. Parameter ini
adalah parameter kuantitatif yang bukan sebagai in coal. Contoh
parameter ini adalah Ash Analysis.

Kalkulasi Kualitas Blending

( Q1 x W 1 ) +(Q2 xW 2)
Qb=
W 1+ W 2

Qb = Kualitas hasil blending

Q1 = Kualitas batubara 1
Q2 = Kualitas batubara 2

W1 = Berat batubara 1

W2 = Berat batubara 2

Sistem Blending

 Dalam suatu blending sistem pencampuran atau blending merupakan


yang terpenting.
 Blending harus dilakukan dengan proporsi unit pencampuran yang
terkecil untuk mendapatkan batubara hasil blending yang homogen.
 Berikut ini adalah beberapa sistem pencampuran dengan tingkat
homogenitas yang meningkat (Semakin homogen).
o Blending Barge By Barge
o Blending DT By DT
o Blending Bucket Loader By Bucket loader
o Blending conveyor

Hasil blending yang homogen sangat diperlukan terutama bagi end user.

Ketidakhomogenan dalam suatu blending akibatnya akan terasa langsung oleh


end user pada saat batubara tersebut digunakan.

Kesempurnaan dari suatu blending adalah ketepatan dalam pencapaian target


kualitas hasil blending dan homogenitas hasil pencampuran.

DUST

 Dust is a very fine particle size (submicron) that eazy to airborne.


 The Nation Ambient Air Quality Standar (NAAQS) have targetes PM 10 (-
10 micron particulate) because these very fine particle represent the
most serious health hazard.
 Proses and fugitive dust are regulated pollutants.
 The creation of Dust in industry is an unavoidable result of operation,
such as; Dumping, Crushing, Screening, Conveying, Discharging etc.

Anda mungkin juga menyukai