Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS MANAJEMEN PENIMBUNAN BIJIH NIKEL PADA

ROM STOCKPILE DI PT. WEDA BAY NICKEL KABUPATEN


HALMAHERA TENGAH MALUKU UTARA

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh
EXCEL IMANUELLA MANURUNG
112170074

PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021
ANALISIS MANAJEMEN PENIMBUNAN BIJIH NIKEL PADA
ROM STOCKPILE DI PT. WEDA BAY NICKEL KABUPATEN
HALMAHERA TENGAH MALUKU UTARA

Oleh :

EXCEL IMANUELLA MANURUNG


112170074

Disetujui untuk
Program Sarjana
Program Studi Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Tanggal : September 2021

Koordinator Program Studi, Dosen Wali

Ir. Wawong Dwi Ratminah, M.T. Ir. Peter Eka Rosadi, MT


NIP. 19620919 199009 2 001 NIP. 19640315 199403 1 001
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 1
1.4. Batasan Masalah ............................................................................................................. 2
1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 2
BAB II METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................................... 3
2.1. Dasar Teori ..................................................................................................................... 3
2.2. Metode Pengambilan Sampel dan Data.......................................................................... 13
2.3. Cara Pedekatan dan Metode Penelitian .......................................................................... 14
BAB III RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN................................................................ 15
3.1. Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................................... 15
3.2. Penyelesaian Masalah ................................................................................................... 15
3.3. Hasil yang Diharapkan .................................................................................................. 15
3.4. Rencana Pelaksanaan Penelitian .................................................................................... 15
3.5. Rencana Daftar Isi......................................................................................................... 16
3.6. Rencana Daftar Bacaan ................................................................................................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (PT IWIP) merupakan salah satu
perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) bergerak pada bidang pertambangan
terbentuk atas kerjasama tiga shareholder asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yaitu
perusahaan Tsingshan, Huayou, dan Zhenshi. PT IWIP memiliki misi untuk 2
mengembangkan kawasan industri yang berorientasi pada pengolahan dan pertambangan
logam nikel, baja dan bahan baku baterai kendaraan listrik yang telah diresmikan serta
memulai konstruksi sejak 30 Agustus 2018 dan akan memulai tahap produksi pada kuarter
pertama awal tahun 2020.
Untuk menjaga kualitas dari nikel setelah ditambang, maka harus diperhatikan teknis
penimbunannya. Permasalahan yang timbul dari penimbunan nikel antara lain adalah;
adanya gejala swabakar pada timbunan batubara yang sudah terlalu lama dan terjadi
genangan air asam pada musim hujan serta terhambatnya pelaksanaan pencampuran
batubara karena keterlambatan penyediaan batubara pada ROM Stockpile.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana penanganan nikel hasil produksi pada ROM Stockpile di PT. Weda Bay
Nickel?
2. Bagaimana rekomendasi ROM Stockpile yang baik pada PT. Weda Bay Nickel?

1.3. Tujuan Penelitian


Melakukan analisis untuk mendapatkan informasi mengenai faktor-faktor
penyebab terjadinya perubahan kualitas nikel pada timbunan nikel di Rom Stockpile.
Dengan melakukan kajian terhadap perubahan kualitas tersebut, diharapkan dapat
dijadikan dasar upaya perbaikan cara penimbunan dan penanganan nikel pada ROM
Stockpile serta dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan di dalam

1
memutuskan kebijakan mengenai kegiatan penimbunan dan penanganan nikel dalam usaha
ke arah perbaikan.

1.4. Batasan Masalah


1. Data kualitas kadar nikel yang ada di stockpile
2. Ketersediaan nikel di stockpile
3. Metode pencampuran bijih nikel beda kadar yang dilakukan perusahaan.

1.5. Manfaat Penelitian


1. Memberikan masukan atau saran kepada perusahaan tentang perhitungan dan
pelaksanaa pencampuran nikel beda kualitas yang dilakukan untuk pemenuhan
permintaan nikel oleh konsumen ekspor (sesuai persyaratan produksi).
2. Sebagai referensi untuk para akademisi dalam menambah ilmu pengetahuan di
bidang industri pertambangan khusus dalam masalah pencampuran bahan galian
beda kadar.

2
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Dasar Teori


2.1.1. Metode Pelaksanaan Blending / Pencampuran
Dalam pelaksanaan proses blending harus mengikuti hasil perhitungan secara
teoritis yang telah didukung dengan analisa skala laboratorium, agar didapat kualitas
yang diharapkan. Prinsip kerja blending adalahmencampur dua jenis atau lebih material
dengan proporsi perbandingan yang telah ditentukan.
2.1.2. Pelaksanaan Blending dengan Stacker Reclamer (SR)
Dalam pelaksanaan blending menggunakan SR dapat dilakukan di stockpile.
Pelaksanaan blending tersebut dapat dikelompokkan dalam beberapa kegiatan. Ada
beberapa metode yang dapat dilakukan pada saat membuat tumpukan sekaligus
membentuk formasi blending.
a. Roof type Stockpile (Chevron Method)
Material yang akan dicampur ditumpahkan selapis demi selapis secara bergantian
sepanjang blending bed.

Gambar 2.1
Roof type Stockpile (Chevron Method)

3
b. Areal Stockpile
Material yang akan dicampur ditumpahkan selapis demi selapis secara horizontal
dimana setiap lapisannya diratakan terlebih dulu baru kemudian ditumpahkan
lapisan berikutnya diatasnya, demikian seterusnya.

Gambar 2.2
Areal Stockpile

c. Axial Stockpile
Lapisan material yang ditumpahkan disusun secara longitudinal dilakukandengan
menggeser posisi curahan lebih tinggi dan menyamping.

Gambar 2.3
Axial Stockpile

d. Continous Stockpile
Hampir sama dengan metode axial stockpile tetapi ukuran materialtumpukan
yang ditumpahkan relatif sama tinggi dan sejajar ke samping.

4
Gambar 2.4
Continous Stockpile
e. Alternative Stockpile
Material blending ditumpahkan pada dua tempat dalam jarak tertentu, lapisan
selanjutnya ditumpahkan secara bergantian sehingga bertemu di tengah.

Gambar 2.5
Alternative Stockpile

2.1.3. Metode Pencampuran yang Sesuai Dengan Kondisi Stockpile


Metode ini disesuaikan dengan kondisi dan situasi tumpukan bahan blending yang
ada pada stockpile. Dan akan berpengaryh terhadap kerja alat-alat bantu. Adapun peralatan
yang digunakan adalah bulldozer, conveyor, afron feederdan lainnya.
a. Metode curah langsung
Alat yang digunakan dua alat penumpah, dua afron feeder dan satu conveyor. Afron
feeder harus dikonstruksi sedemikian rupa sehingga debit nikel yang keluar dapat
diatu sesuai dengan proporsi yang diharapkan. Cara kerja yang dilakukan adalah
dua alat penumpah nikel masing – masing menumpahkan nikel ke apron feeder

5
yang berlainan. Setelah dua apron feeder penuh maka AF 1 dibuka dengan aliran
tertentu, setelah nikel sampaidi AF 2, AF 2 dibuka sesuai dengan proporsi yang
ditentukan.

Keterangan:

AF : Apron Feeder

Gambar 2.6.
Metode Curah Langsung
b. Metode Dua Conveyor
Dengan Metode ini harus disiapkan dua lahan untuk dua kualitas atau lebih yang
berbeda sebagai bahan blending. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
1) Kecepatan conveyer 1 dan conveyer 2 harus sama
2) AF 1 dan AF 2 harus dikonsruksi seperti metode curahan langsung
3) Curahan dari conveyer 1 dan conveyer 2 harus bertabrakan pada saat posisi
curahan masih agak lurus.

Keterangan:

AF : Apron Feeder

BC : Belt Conveyor

Gambar 2.7
Metode Dua Conveyor

6
2.1.4. Teori Pencampuran
Pencampuran atau blending adalah penggabungan secara bersamaan dan terus
menerus dalam waktu tertentu dari dua atau lebih material, yang dianggap mempunyai
komposisi yang konstan (parameter kualitas konstan) dan terkontrol proporsinya. Secara
teoritis parameter kualitas campurannya dapat dideteksi dengan persamaan sebagai berikut
(Charles G. Schofield, 1978) :

𝐾1 . 𝑋1 + 𝐾2 . 𝑋2 + ... + 𝐾𝑛 . 𝑋𝑛
Kc =
𝑋𝑐

Xc = X1 + X2 + … + Xn
Keterangan :
Kc = Kualitas nikel campuran
Xc = Berat total nikel campuran
K1,K2,…,Kn = Kualitas dari masing-masing nikel yang akan dicampur
X1,X2,…,Xn = Berat dari masing-masing nikel yang akan dicampur
2.1.5. Program Linier
Program linier adalah salah satu teknis analisis dari kelompok teknis riset operasi
yang memberikan model matematis dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-
sumber daya yang terbatas secara optimal. Tujuannya adalahuntuk menentukan alternative
yang lebih baik dari langkah-langkah kebijaksanaan. Lebih lanjut tentang alokasi sumber
yang terbatas guna mencapai sasaran yang diinginkan secara optimal. Model dasar program
linear dapat dirumuskan sebagai berikut (Pangestu Subagyo, 1999) :
Memaksimalkan atau meminimalkan fungsi objektif :
Z = ∑ 𝑛𝑖=1 𝐶𝑗 .𝑋𝑗 untuk j = 1,2,3,…,n

Dengan fungsi Batasan


∑𝑛𝑗=1 𝐴𝑖𝑗 . 𝑋𝑗 ≤ atau ≥ bi, untuk i = 1,2,3,…,n

Dimana :
Z = nilai yang dioptimalkan (maksimum atau minimum)
Cj = parameter yang dijadikan kriteria optimasi

7
Xj = peubah pengambilan kegiatan yang ingin dicari
I = nomor setiap macam sumber atau fasilitas yang tersedia
J = nomor setiap macam kegiatan yang menggunakan sumber/fasilitas
yang tersedia
aij = banyaknya sumber i yang diperlukan
bi = banyaknya sumber i yang tersedia
m = macam batasan-batasan sumber atau fasilitas yang tersedia
n = macam kegiatan-kegiatan yang menggunakan sumber atau
fasilitas yang tersedia
Keseluruhan simbol-simbol di atas selanjutnya disusun ke dalam bentuktabel standar
program linier seperti pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Data Untuk Model Program Linier

Kegiatan Pemakaian sumber per unit kegiatan (keluaran) Kapasitas

Sumber 1 2 3 ……………. n Sumber

1 a11 a12 a13 ……………. a1n b1

2 a21 a22 a23 ……………. a2n b2

3 a31 a32 a33 ……………. a3n b3

: : : : : :
M am1 am2 am3 ……………. anm bm

ΔZ C1 C2 C3 ……………. Cn
pertambahan
unit

Tingkat X1 X2 X3 ……………. Xn
kegiatan

Bentuk atau model program linier seperti dalam perumusan, merupakan bentuk standar
bagi masalah-masalah program linier yang akan dipakai selanjutnya. Dengan kata lain bila
setiap masalah dapat diformulasikan secara matematis mengikuti model perumusan yang
telah ada, maka masalah tersebut dapat dipecahkan dengan teknik program linier.

8
Terminologi umum untuk model program linier yang diuraikan dalam tabel dapat
diringkas sebagai berikut :
a. Fungsi yang akan dimaksimumkan
C1X1 + C2X2 + C3X3 + … + CnXn ……… disebut fungsi tujuan (objective
function)
b. Fungsi-fungsi batasan dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu :
1) fungsi batasan fungsional, yaitu fungsi-fungsi batasan sebanyak myaitu:
ai1X1 + ai2X2 + ai3X3 + … + aimXn
2) fungsi batasan non-negatif (non negative constraints) yaitu fungsi- fungsi
batasan yang dinyatakan dengan Xi ≥ 0
c. Variabel-variabel Xj disebut sebagai decision variables
d. aij, bi, dan Cj yaitu masukan-masukan (input) konstan, disebut sebagai
parameter model
Beberapa pengertian dasar yang digunakan dalam program Linear untukmembicarakan
metode simpleks adalah sebagai berikut:
a. Penyelesaian (solution) adalah jawaban akhir suatu masalah.
b. Feasible solution adalah penyelesaian yang tidak melanggar batasan-batasan
yang ada.
c. Not Feasible Solution berarti tidak ada daerah feasible.
d. Optimum Solution adalah feasible solution yang mempunyai nilai tujuan (nilai
dua dalam fungsi tujuan) yang optimum atau teknik (maksimum atau minimum).
e. Multiple Optimal Solution berarti terdapatnya beberapa alternative optimal dalam
suatu masalah.
f. Boundary Equation terjadi apabila suatu batasan dengan tanda “sama dengan”.
g. Corner Point Feasible Solution adalah feasible solution yang terletak pada sudut
(perpotongan) antara dua garis.

h. No Optimal Solution terjadi apabila suatu masalah tidak mempunyai jawaban atau
penyelesian optimal.
2.1.6. Metode Simplek
Metode Simplek adalah suatu metode dalam suatu analisis permasalahan program
linier yang mendasarkan pada perhitungan aljabar matrik. Program ini mempunyai
prosedur aljabar yang bersifat iteratif yaitu bergerak bertahap dimulai dari daerah yang

9
layak menuju ke daerah yang paling optimum. Ada 3 unsur dasar model pemrograman,
yaitu :
a. Variabel Keputusan
Fungsi matematis yang akan mempengaruhi nilai tujuan yang akan dicapai,
ditentukan terlebih dahulu sebelum merumuskan fungsi tujuan dan kendala-
kendala yang ingin dicari dan dapat memberi nilai yang paling baik.
b. Fungsi Tujuan
Fungsi matematis yang harus dimaksimalkan terhadap kendala yang ada dan
menunjukkan tujuan yang hendak dicapai.
c. Fungsi Kendala
Fungsi matematis yang menjadi kendala untuk memaksimalkan fungsi tujuan dan
mewakili kendala-kendala yang harus dihadapi dalam suatu persoalan.
Dalam teori ini permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan suatu algoritma yang
disebut simplek tabel. Disebut demikian karena kombinasi variabel keputusan yang
optimal dicari dengan menggunakan tabel-tabel.
Langkah – langkah dalam permodelan metode simplek sebagai berikut :
a. Merubah fungsi tujuan dan batasan-batasan :
1) Fungsi tujuan dirubah menjadi fungsi implisit, semua CjXij digeser ke kiri.
2) Semua batasan mempunyai tanda ketidaksamaan harus dirubah menjadi
kesamaan. Caranya dengan menambahkan variabel slack Xn+1; Xn+2;
Xn+3;…; Xn+mj

b. Menyusun persamaan dalam tabel simplek


Ada beberapa pengertian yang sebelumnya harus dimengerti dahulu, seperti :
1) NK adalah nilai kanan persamaan, yaitu nilai dibelakang tanda ‘=’
2) Variabel dasar adalah variabel yang nilainya sama dengan sisi kanan
persamaan
c. Memilih kolom kunci (KK)
Kolom kunci adalah kolom yang merupakan dasar untuk merubah tabelpersamaan.
Kolom yang mempunyai nilai pada garis fungsi tujuan yang bernilai negatif dengan
angka terbesar, itu merupakan kolom kunci. Setelah di semua posisi fungsi tujuan
tidak ada yang bertanda negatif, maka tidak dapat dioptimalkan.

10
d. Memilih baris kunci (BK)
Baris kunci adalah baris yang mempunyai indeks positif dengan angka terkecil.
Fungsi dari baris kunci yaitu untuk merubah nilai baris dalam tabel. Untuk itu
terlebih dahulu menghitung indek tiap-tiap baris dengancara membagi nilai-nilai
kolom bn atau nilai kanan (NK) dengan nilai yang sebaris pada kolom kunci.
Apabila terdapat lebih dari satu baris yang mempunyai nilai indek positif terkecil
yang angkanya sama, maka dapat dipilih salah satu diantaranya menjadi baris
kunci. Nilai yang masuk dalam kolom kunci dan juga termasuk dalam baris kunci
disebut angka kunci.
e. Merubah nilai-nilai baris kunci
Nilai baris kunci dirubah dengan cara membaginya dengan angka kunci. Kemudian
dengan mengganti variabel baris pada baris tersebut dengan variabel kegiatan
yang terdapat di bagian atas kolom kunci.
f. Merubah nilai-nilai selain pada BK
Nilai-nilai baris selain baris kunci dapat dirubah dengan nilai sebagai berikut:
Bb = Bl – (koefisien Kk x nilai baru BK) Dengan :
Bb = baris baru Bl = baris lama Kk = kolom kunci BK =baris kunci
g. Pencapaian hasil maksimum
Ulangi langkah-langkah perbaikan pada langkah ketiga sampai terakhir diatas
untuk memperbaiki tabel-tabel yang telah dirubah nilainya. Jika masih ada
variabel pada fungsi tujuan yang mempunyai koefisien negatif maka
penyempurnaan masih perlu diteruskan. Perubahan baru berhenti apabila seluruh
variabel pada fungsi tujuan tidak ada yang mempunyai nilai negatif.
Tabel 3.2
Permodelan Simplek Dalam Bentuk Simbol
VD Z X1 X2 X3 Xn Xn+1 Xn+2 Xn+m NK

Z 1 -C1 -C2 -C3 -Cn 0 0 0 0

Xn+1 0 a11 a12 A13 a1n 1 0 0 b1

Xn+2 0 a21 a22 A23 a2n 1 0 0 b2

.. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

11
.. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

Xn+2 0 am1 am2 am3 Amn 1 0 0 bn

Keterangan:
VD : variabel dasar
Z : nilai yang dioptimalkan (maksimum atau minimum)
Xn : batasan (constrain)
Ketentuan-ketentuan tambahan :
Jika masalah yang dihadapi menghasilkan dua kolom kunci, dua baris kunci dan
“multiple solution” (penyelesaian berganda). Hal ini dibicarakan satu- persatu :
a. Terdapat lebih dari satu kolom bernilai negatif dengan angka terbesar Apabila pada
baris fungsi tujuan terdapat lebih dari satu kolom yang mempunyai nilai negatif
yang angkanya terbesar, maka ada dua kolom yang bisa terpilih menjadi kolom
kunci. Untuk mengatasi hal tersebut kita bisa memilih salah satu di antara dua
angka tersebut secara bebas. Dengan memilih angka tersebut secara bebas, akan
menghasilkan keputusan yang sama.
b. Dua baris atau lebih mempunyai indeks positif terkecil
Jika ada dua baris atau lebih yang mempunyai nilai positif terkecil, maka ada
beberapa baris yang dapat terpilih sebagai baris kunci. Untuk mengatasimasalah
ini dapat dipilih baris kunci secara bebas di antara keduanya.
c. Kenaikan nilai Z tidak terbatas
Nilai Z (tujuan) suatu permasalahan dapat ditambah terus bila ada sedikitnya satu
kegiatan yang tidak ada batasannya. Apabila ditemukan hal- hal semacam ini, maka
perhitungan berdasarkan metode simpleks tidak dapat dilanjutkan, cukup
disebutkan bahwa “kenaikan nilai Z dapat tidak atas.” Hal ini juga dapat
disebabkan karena kesalahan dalam formulasi, maka perlu diteliti ulang formulasi
masalahnya.
d. Multiple optimal solutions
Seperti diuraikan di atas, paling tidak ada 2 alternatif optimal yang mempunyai nilai Z
sama. Di dalam metode simpleks tabel, apabila baris fungsi tujuan pada tabel terakhir
(optimal) terdapat paling tidak satu kolomvariabel dasar yang mempunyai nilai 0 maka
permasalahan tersebut bersifat multiple solutions. Dengan kata lain masalah tersebut akan
menghasilkan paling tidak 2 alternatif yang mempunyai nilai Z sama.

12
Mengingat perhitungan dengan menggunakan metode linier ini bersifat iteratif
(perhitungan berulang), maka untuk mempermudah perhitungan digunakan perangkat
lunak komputer linier programming. Program linier yang digunakan adalah QM
(Quantitative Methods), yaitu pengoptimalan yang interaksinya bersifat linier yang
memiliki ukuran matriks maksimum 500 kolom (jumlah maksimum variabel keputusan)
dan 500 baris (jumlah maksimum fungsi kendala dan fungsi tujuan).

2.1.7. Program QM untuk Windows


Program QM for Windows adalah sebuah program komputer yang digunakan
untuk memecahkan masalah-masalah dalam bidang manajemen, terutama yang
menyangkut manajemen kuantitatif. Program ini dibuat sedemikian rupa, sehingga
langkah-langkah umumnya hampir sama dan berlaku untuk semua modul. Perlu diketahui
bahwa setiap modul dalam QM for Windows mempunyai beberapa menu pilihan antara
lain:
a. Program Menu : LP, ILP, GP, DP, Non linear, dll.
b. Menu Pemasukan data : Data entry, Read a file, Show data, Print data, Modify
data, Save, Save as, Exit from QM for Windows.
c. Menu pemecahan masalah : Solve the problem, Solve & display tableau, Solve with
graphic method, Specify scaling, Show the solution, Print the solution, Save the
solution, Print final Tableau.
d. Menu opsi : Color, Monochrome, Printer selection, Refresh the module menu, Exit
From QM for Windows.
Level pertama dari menu adalah program menu yang menunjukkan dengan cara apa
pemakai dapat menyelesaikan persoalan. Setelah sebuah program dipilih, kemudian
pemasukan data dan akhirnya pemecahan masalah tersebut.

2.2. Metode Pengambilan Sampel dan Data


Metode pengambilan data, terdiri dari :
a. Data primer, seperti :
1) Kualitas dan kuantitas nikel yang diinginkan konsumen
2) Kualitas dan kuantitas nikel yang ada di stockpile
3) Proses kegiatan pencampuran yang berlangsung di lapangan
4) Pengaturan peralatan pencampuran yang digunakan.

13
b. Data sekunder, seperti :
1) Data curah hujan
2) Peta lokasi dan kesampaian daerah
3) Rencana produksi perusahaan
4) Spesifikasi peralatan pencampuran yang digunakan

5) Data pendukung lainnya.

2.3. Cara Pedekatan dan Metode Penelitian


Penelitian dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data-data yang
didapat dari lapangan. Adapun urutan pekerjaannya adalah :
a. Studi literatur, dengan mencari bahan-bahan penunjang seperti :
1) Literatur, majalah perusahaan, dan laporan yang pernah dilakukan danberhubungan
dengan kegiatan penelitian.
2) Peta, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.
b. Obeservasi lapangan, dilakukan dengan meninjau langsung ke lapangan, yaitu :
1) Melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan
pencampuran nikel di lapangan.
2) Menentukan lokasi tempat pengamatan termasuk tempat pengambilan sampel
nikel.

14
BAB III
RENCANA PENYELESAIAN PENELITIAN

3.1. Pengolahan dan Analisis Data


Permasalahan yang timbul di lapangan melanjutkannya, mempelajari, dan dikaji
dengan berdasarkan data yang ada dan ditunjang dengan berbagai teoridan literatur kemudian
permasalahn tersebut dicari alternatif penyelesaiannya. Melakukan analisa terhadap hasil
pengolahan data dan memberikan alternatif penyelesaian sebagai acuan guna mencapai
tujuan hasil akhir.

3.2. Penyelesaian Masalah


Penyelesaian masalah dimulai dari :
a. Melakukan pengamatan terhadap semua rangkaian kegiatan perusahaan yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan
b. Pengujian sampel dan pengambilan data yang diperlukan
c. Analisis terhadap hasil perhitungan kegiatan penelitian
d. Menentukan kesimpulan dari hasil analisis yang dilakukan selamapenelitian
e. Memberikan saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian yang dilakukan
sebagai bahan acuan.

3.3. Hasil yang Diharapkan


Penelitian ini memberi saran untuk evaluasi mengenai manajemen stockpile bijih
nikel di PT. Weda Bay Nickel.

3.4. Rencana Pelaksanaan Penelitian


Penelitian direncakan dilaksanakan pada Oktober 2021 hingga Desember 2021.
Berikut adalah rencana penelitian mingguan.

15
Tabel 3.1.
Rencana Pelaksanaan Penelitian Tugas Akhir

Kegiatan Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Orientasi
Lapangan
Pengambilan Data
Pengolahana Data
Analisis Data

Pembuatan Draft

3.5. Rencana Daftar Isi


Dalam penelitian tentang Pencampuran Bijih Nikel Beda Kadar di PT. Weda
Bay Nickel penyusun merencanakan daftar isi sebagai berikut : HALAMAN
JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
DAFTAR ISI DAFTAR
GAMBAR DAFTAR
TABEL DAFTAR
LAMPIRAN
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Batasan Masalah
1.5. Manfaat Penelitian
II. TINJAUAN UMUM
2.1. Sejarah Singkat PT. Weda Bay Nickel
2.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah

16
2.3. Geologi Daerah Penambangan
2.4. Iklim dan Curah Hujan
2.5. Tahapan Kegiatan Penambangan
2.6. Kualitas dan Cadangan Bijih Nikel
2.7. Situasi ROM Stockpile
2.8. Pemasaran
III. DASAR TEORI
3.1. Parameter Kadar Bijih Nikel
3.2. Klasifikasi Nikel
3.3. Efek Potensial Penimbunan Bijih Nikel
3.4. Syarat Teknis PEnimbunan
IV. HASIL PENGAMATAN
4.1. Parameter Kualitas Nikel
4.2. Target Produksi Bijih Nikel
4.3. Kondisi ROM Stockpile Bijih Nikel
4.4. Pengambilan Conto Material
4.5. Pencampuran Aktual
4.6. Efek Penimbunan
V. PEMBAHASAN
5.1. Rancangan Teknis “ROM Stockpile”
5.2. Penimbunan dan Pembongkaran Bijih Nikel
5.3. Pencampuran
5.4. Pencegahan Efek Penimbunan
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan

6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3.6. Rencana Daftar Bacaan


[1] Barry, W. A., & T.J, N.-M. (2006). Wills' Mineral Processing Technology.
Elsevier Science & Technology Books. Pengolahan Bahan Galian.
Mining Departemen.
17
[2] Gaudin, AM, 1939. Principles of Mineral Dressing, Mc. Graw Hill Book
Company Inc, New York.
[3] Hartman, HL, 1987. Introductory Mining Engineering, A Wiley-Interscience
Publication, John Willey and Sons, New York.
[4] Pryor A. EJ, Reader In Mineral Dressing University of London, Mining
Publication, Salisbury House, London.
[5] Sudarsono, A. 1993. Pengolahan Bahan Galian Umum. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
[6] Sukamto. 2001. “Pengolahan Bahan Galian”. Jurusan Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” , Yogyakarta.
[7] Taggart AF, 1987. Hand Book of Mineral Dressing, John Willey and Sons, New
York.
[8] WEIS, N. L. SME MINERAL PROCESSING HANDBOOK. 1985.
[9] Wills, B.A. 1985. Mineral Processing Technology. Pergamount Press, Oxford,
New York.
[10] Mokh. Winanto A, Sudaryanto, 2006, “Preparasi Pengolahan
BahanGalian”, Teknik Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta.
[11] Petrus Wijayanto, 2007, “Panduan Program Aplikasi QM For
Windows Versi 2.0”, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya
Wacana, Salatiga

18
[12] Schofield Charles G, 1978, “Homogenization/Blending System
Design And Control For Mineral Processing”, 1st Edition,Trans
Tech Publication, Clausthere Zellerfeld Federal Republic of
Company
[13] Yanto Indonesianto, 2009, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Teknik
Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai