Anda di halaman 1dari 24

PRINSIP PERENCANAAN

TAMBANG

Roby Cahyadi, ST
DEFINISI PERENCANAAN

 Perencanaan adalah penentuan


persyaratan teknik pencapaian sasaran
kegiatan serta urutan teknik pelaksanaan
dalam berbagai macam anak kegiatan
yang harus dilaksanakan untuk
pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan.
 Perencanaan adalah salah satu tahapan
kegiatan dalam proses manajemen
(Gambar 1).
REENERGIZING THE SYSTEM

MANAGERIAL TRANSFORMATION PROCESS


Input Output
Part 2 Part 3 Part 4 Part 5 Part 6
Planning Organizing Staffing Leading Controlling
1. Human 1. Product
Na t u r e o f N a t u r e o f Na t u r e o f The huma n Sy s t e m a n d
planning organizing staffing factor pro cess of 2. Services
2. Capital controlling
Objectives Departemension Se le c t io n o f Motivation
managers C o n t r o l 3. Profits
Premising Line and Staff Leadership
3. Managerial techniques
Ap p r a is a l of
D e cis io n Decentralization Communication 4. Satisfaction
managers C on tr ol of
making Co mmittees and
4. Technological o v e r a l l
St r a t e g i e s group decisions Mana ger and 5. Goal integration
o rg a niza tio n performance
policies E f f e c t i v e
Goal Inputs development Eff e ct iv e 6. Other
Ef fe ct iv e organizing Managing
of claimants planning

COMMU NICATION SYSTEM

1. Employees 5. Goverments External Variables


2. Consumers 6. Community 1. Opportunities
3. Suppliers 7. Other 2. Constraints Enterprise
4. Stockholder 3. Other boundary

Gambar 1 System approach to management


ARTI PERENCANAAN
Perencanaan dapat diartikan sebagai kegiatan berikut :
1. Penentuan tujuan dan sasaran kegiatan yang ingin
dicapai.
2. Proses persiapan secara sistematik mengenai kegiatan
yang akan dilakukan.
3. Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan menggunakan
sumber dan kemampuan yang tersedia secara berdaya
guna dan berdaya hasil.
4. Pembahasan dari persoalan, kemungkinan dan
kesempatan yang dapat terjadi yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan.
5. Penentuan dari tindakan yang akan diambil untuk
mencapai tujuan berdasarkan analisa tujuan dan
kesempatan.
FUNGSI PERENCANAAN
Fungsi perencanaan tergantung dari jenis perencanaan
yangdigunakan dan sasaran yang dituju, tetapi secara umum
fungsi perencanaan dapat dikatakan antara lain sebagai
berikut :
 Pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan
kegiatan dalam pencapaian tujuan.
 Perkiraan terhadap masalah pelaksanaan, kemampuan,
harapan, hambatan dan kegagalannya mungkin terjadi.
 Usaha untuk mengurangi ketidakpastian.
 Kesempatan untuk memilih kemungkinan terbaik.
 Penyusunan urutan kepentingan tujuan.
 Alat pengukur atau dasar ukuran dalam pengawasan dan
penilaian.
 Cara penggunaan dan penempatan sumber secara
berdaya guna dan berdaya hasil.
TUJUAN PERENCANAAN

Tujuan dari pekerjaan perencanaan tambang


adalah membuat suatu rencana produksi tambang
untuk sebuah lapisan batubara yang akan :
 menghasilkan tonase batubara pada tingkat
produksi yang telah ditentukan dengan biaya
yang semurah mungkin.
 menghasilkan aliran kas (cash flow) yang akan
memaksimalkan beberapa kriteria ekonomik
seperti rate of return atau net present value.
RUANG LINGKUP PERENCANAAN TAMBANG

 Penentuan batas pit.


 Perancangan pushback (tahapan
penambangan).
 Penjadwalan produksi.
 Perencanaan tambang berdasarkan
urutan waktu.
 Pemilihan alat.
 Perhitungan ogkos-ongkos operasi dan
kapital
Penentuan batas dari pit
Menentukan batas akhir dari kegiatan
penambangan (ultimate pit limit) untuk
suatu lapisan batubara. Ini berarti
menentukan berapa besar cadangan
batubara yang akan ditambang (tonase
dan kadarnya) yang akan memaksimalkan
nilai bersih total dari batubara tersebut.
Dalam penentuan batas akhir dari pit,
nilai waktu dari uang belum
diperhitungkan.
Perancangan pushback
Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable
geometries) untuk menambang habis cadangan
batubara tersebut mulai dari titik masuk awal hingga ke
batas akhir dari pit. Perancangan pushback atau tahap-
tahap penambangan ini membagi ultimate pit menjadi
unit-unit perencanaan yang lebih kecil dan lebih mudah
dikelola. Hal ini akan membuat masalah perancangan
tambang tiga dimensi yang kompleks menjadi lebih
sederhana. Pada tahap ini elemen waktu sudah mulai
dimasukkan ke dalam rancangan penambangan karena
urut-urutan penambangan pushback telah mulai
dipertimbangkan.
Penjadwalan produksi

Menambang bijih/batubara dan lapisan penutupnya


(waste) di atas kertas, jenjang demi jenjang mengikuti
urutan pushback, dengan menggunakan tabulasi
tonase dan kadar untuk tiap pushback yang diperoleh
dari tahap 2. Pengaruh dari berbagai kadar batas (cut
off grade) dan berbagai tingkat produksi bijih dan waste
dievaluasi dengan menggunakan kriteria nilai waktu dari
uang, misalnya net present value. Hasilnya akan
dipakai untuk menentukan sasaran jadwal produksi
yang akan memberikan tingkat produksi dan strategi
kadar batas yang terbaik.
Perencanaan tambang
berdasarkan urutan waktu
Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang
dihasilkan pada tahap 3, gambar atau peta-peta rencana
penambangan dibuat untuk setiap periode waktu
(biasanya per tahun). Peta-peta ini menunjukkan dari
bagian mana di dalam tambang datangnya bijih/batubara
dan waste untuk tahun tersebut. Rencana penambangan
tahunan ini sudah cukup rinci, di dalamnya sudah
termasuk pula jalan angkut dan ruang kerja alat,
sedemikian rupa sehingga merupakan bentuk yang dapat
ditambang. Peta rencana pembuangan lapisan penutup
(waste dump) dibuat pula untuk periode waktu yang sama
sehingga gambaran keseluruhan dari kegiatan
penambangan dapat terlihat.
Pemilihan alat

Berdasarkan peta-peta rencana


penambangan dan penimbunan lapisan
penutup dari tahap 4 dapat dibuat profil
jalan angkut untuk setiap periode waktu.
Dengan mengukur profil jalan angkut ini,
kebutuhan armada alat angkut dan alat
muatnya dapat dihitung untuk setiap
periode (setiap tahun). Jumlah alat bor
untuk peledakan serta alat-alat bantu
Perhitungan ongkos-
ongkos operasi dan kapital
Dengan menggunakan tingkat produksi
untuk peralatan yang dipilih, dapat
dihitung jumlah gilir kerja (operating
shift) yang diperlukan untuk mencapai
sasaran produksi. Jumlah dan jadwal
kerja dari personil yang dibutuhkan untuk
operasi, perawatan dan pengawasan
dapat ditentukan. Akhirnya, ongkos-
ongkos operasi, kapital dan penggantian
alat dapat dihitung.
TAHAPAN DALAM PERENCANAAN

Tahapan dalam perencanaan menurut LEE


(1984) dan Taylor (1977) dapat terbagi tiga
tahap, yaitu :
1. Studi Konseptual.
2. Pra Studi Kelayakan
3. Studi Kelayakan
Studi Konseptual
 Studi pada tahap pekerjaan awal ini merepresentasikan suatu transformasi dari
suatu ide proyek kedalam usulan investasi yang luas dengan menggunakan
metoda-metoda perbandingan dari definisi ruang lingkup dan teknik-teknik
estimasi biaya untuk mengidentifikasikan suatu kesempatan investasi yang
potensial. Biaya modal dan biaya operasi biasanya didekati dengan perkiraan
nisbah yang menggunakan data historik.
 Studi ini akan menekankan pada aspek investasi yang utama dari usulan
penambangan yang memungkinkan. Persiapan studi ini pada umumnya adalah
pekerjaan dari satu atau dua insinyur. Hasil dari studi ini dilaporkan sebagai
evaluasi awal.
 Studi ini sering juga disebut order of magnitudes studies atau scoping studies.
 Pada umumnya berdasarkan data sementara/tak lengkap dan yang
keabsahannya masih diragukan.
 Hasilnya biasanya merupakan suatu dokumen intern dan tidak disebarluaskan
di luar perusahaan yang bersangkutan.
 Di samping meninjau kemungkinan diteruskannya proyek ini, tujuan lainnya
adalah menentukan topik yang harus dievaluasi secara mendalam pada studi
yang lebih rinci di masa yang akan datang.
Pra Studi Kelayakan
 Studi ini adalah suatu pekerjaan pada tingkat menengah (intermedia) dan
secara normal tidak untuk mengambil keputusan. Studi ini mempunyai obyektif
didalam penentuan apakah konsep proyek tersebut menjustifikasi suatu analisis
detail oleh suatu studi kelayakan (apakah studi kelayakan diperlukan) dan
apakah setiap aspek dari proyek adalah kritis dan memerlukan suatu investigasi
yang mendalam melalui suatu studi pendukung.
 Studi ini harus dipandang sebagai suatu tahap menengah antara studi
konseptual yang tidak mahal dan suatu studi kelayakan yang relatif mahal.
beberapa dari studi ini dibuat oleh suatu tim (terdiri 2 & 3 orang). Kedua atau
ketiga orang ini mempunyai akses ke konsultan dalam berbagai bidang, selain
dapat berupa usaha dari multi group.
 Data yang digunakan lebih lengkap dan kualitasnya lebih baik.
 Beberapa pekerjaan paling tidak telah dilakukan untuk semua aspek penting
dari proyek seperti pengujian metalurgi bijih, geoteknik, lingkungan, dsb.
 Bagi perusahaan tambang besar, studi pra-kelayakan ini cenderung masih
dianggap sebagai dokumen intern. Perusahaan yang lebih kecil sering
menggunakan dokumen ini untuk mencari dana di pasar modal untuk
membiayai studi-studi selanjutnya. (Ingat kasus Bre-X/Busang!).
Studi Kelayakan
 Sering pula disebut sebagai bankable
feasibility study. Hasilnya merupakan suatu
bankble document yang hampir selalu
ditujukan untuk mencari modal untuk
membiayai proyek tersebut. Karena itu,
dokumen yang dihasilkan ini biasanya
disebarluaskan pula di luar perusahaan.
 Semua aspek utama harus dibahas dalam
tahap ini. Hampir semua aspek tambahan
harus dibahas pula.
BIAYA PERENCANAAN
 Biaya perencanaan (Lee, 1984) bervariasi bergantung
kepada ukuran dan faktor alamiah proyek, tipe dari studi
yang dilakukan, jumlah alternatif yang harus diteliti dan
sejumlah faktor lain.
 Atau bisa dinyatakan dalam persamaan berikut :
Biaya = f (ukuran & sifat dari proyek, jenis studi, jumlah
alternatif yang diinvestigasi, dll).
 Dalam rangka menghitung biaya atau bagian teknik dari
studi tidak termasuk seperti ongkos pemilikan, ongkos
pengeboran eksplorasi, uji metalurgi, lingkungan dan
studi hukum, atau studi pendukung lainnya, biasanya
dinyatakan sebagai persentase dari biaya modal dari
proyek :
Studi konseptual = 0,1 - 0,3 % dari biaya total
Studi pra kelayakan = 0,2 - 0,8 % dari biaya total
Studi kelayakan = 0,5 - 1,5 % dari biaya total
AKURASI DARI ESTIMASI
 Tonase dan kadar
 Unjuk kerja
 Biaya
 Harga dan perolehan
TONASE DAN KADAR
 Pada tahap studi kelayakan, karena pengambilan sampel yang banyak dan
pemeriksaan yang berulang, kadar rata-rata dari penambangan dari beberapa
tonase yang diumumkan, disukai karena diketahui memiliki limit yang dapat
diterima, katakanlah 5%, dan diturunkan dari metoda statistik yang standar.
 Walaupun tonase yang pasti dari bijih mungkin untuk tambang terbuka
diketahui jika pemboran eksplorasi dari permukaan, dalam kenyataannya tonase
ultimat dari banyak endapan bervariasi karena ia tergantung pada biaya harga
dihubungkan dengan panjang waktu proyek.
 Dua standar yang penting yang dapat didefinisikan untuk sebagian besar
tambang terbuka adalah :
- Cadangan minimum bijih harus sebanding untuk keperluan yang dibutuhkan
untuk seluruh tahun Cash Flow yang diproyeksikan dalam laporan studi
kelayakan haruslah diketahui dengan akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
- Sebuah tonase ultimat yang potensial, diproyeksikan berlanjut dan optimistik,
seharusnya dikalkulasikan dengan baik untuk mendefinisikan area tambahan
yang berpengaruh untuk penambangan, dan dimana dumping area serta
bangunan pabrik musti diletakkan.
Unjuk Kerja
 Unit-unit dari penambangan open pit sudah
memiliki rate unjuk kerja yang stabil dan
biasanya dicapai jika bekerja dalam organisasi
yang baik dan pengorganisasian alat (misal
Shovel dan Truck) secara tepat.
 Unjuk kerja akan terganggu jika pekerjaan
tambahan (pengupasan tanah penutup dalam
sebuah pit) tidak mencukupi.
 Pemeliharaan harus dilakukan dan pekerjaan
ini harus dijadwalkan secara baik dan
disediakan dalam laporan studi kelayakan.
Biaya
 Beberapa mata biaya, terutama ongkos operasi di lapangan,
hanya berbeda sedikit dari tiap tambang dan dapat diketahui
secara detail, namun beberapa hal mungkin unik atau sukar
untuk diperkirakan.
 Umumnya akurasi dalam modal atau estimasi biaya operasi
kembali kepada akurasi dalam kuantitas, kuota yang ada atau
unit harga, kecukupan ketentuan untuk ongkos tidak langsung
dan overhead. Tendensi terakhir menunjukkan adanya batas
yang meningkat.
 Akurasi dari modal dan estimasi dari biaya operasi meningkat
ketika proyek meningkat dari studi konseptual ke pra kelayakan
dan tahap studi kelayakan. Normalnya range yang bisa diterima
untuk akurasi diberikan sebagai berikut :
Faktor kesalahan dari studi konseptual + 30% dari biaya total
Faktor kesalahan dari pra studi kelayakan + 20% dari biaya total
Faktor kesalahan dari studi kelayakan + 10% dari biaya total.
Harga dan Perolehan
 Pendapatan selama umur tambang adalah kategori utama dari uang. Itu harus
membayar seluruhnya, termasuk pembayaran kembali dari investasi awal dari
uang.
 Karena pendapatan adalah dasar yang terbesar dalam mengukur faktor
ekonomi tambang sehingga lebih sensitif mengubah penerimaan daripada
mengubah faktor-faktor lain dari jenis-jenis pengeluaran.
 Penerimaan ditentukan oleh kadar, recovery, dan harga dari produk. Oleh
karenanya, harga adalah: (a) sejauh ini sangat sulit untuk estimasi dan (b)
suatu jumlah yang besar diluar dari kontrol estimator.
 Walaupun mengabaikan inflasi, harga pembelian secara lebar bervariasi
terhadap waktu. kecuali komoditi yang bisa dikontrol dengan tepat, mereka
mengarah untuk mengikuti bentuk siklus.
 Departemen pemasaran harus menginformasikan hubungan suplai dan
permintaan dan pergerakan harga. Mereka dapat juga menyediakan harga rata-
rata di luar negeri dalam harga dolar sekarang, baik kemungkinan maupun
konservatif. Harga terakhir berkisar 80% dari kemungkinan atau lebih.
Idealnya, walaupun pada harga konservatif, harus tetap menguntungkan.
CHECK LIST DATA AWAL

Pada awal tahap perencanaan untuk setiap proyek


(tambang) yang baru, terdapat banyak faktor dari
berbagai jenis yang harus dipertimbangkan.
Beberapa faktor tersebut dapat dengan mudah
diperoleh, sedangkan beberapa faktor lain
diperoleh dengan suatu keharusan melakukan
studi yang mendalam (misalnya geometri pit).
Untuk menghindari ketidaklengkapan data, maka
sebaiknya dibuat suatu checklist (rebel, 1975,
“Field Work Program Checklist for New
Properties”).

Anda mungkin juga menyukai