Anda di halaman 1dari 107

Jepara, 9-10 Jan 2023

Hari Kedua:
1. Gap Analisis.
2. Langkah2 Perencanaan manajemen aset.
3. Pelaksanaan manajemen aset.
4. Evaluasi dan Audit manajemen aset.
5. Perbaikan Berkelanjutan manajemen aset.
6. diskusi implementasi di Pembangkitan Tenaga Listrik

https://www.youtube.com/watch?v=uyV8rshzdX0
Refresing

 ISO 55001 Visualized in 3D https://www.youtube.com/watch?v=Qd-4PF8gi44

 The 12 Benefits of Asset


Management https://www.youtube.com/watch?v=uyV8rshzdX0
 Gap Analysis: How is it done?
https://www.youtube.com/watch?v=pHmPlbr1Io4
1. GAP ANALISIS

✓ Gap analysis dalam manajemen aset ISO 55001 adalah proses untuk
membandingkan kinerja aktual suatu organisasi dalam manajemen aset dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam standar ISO 55001.
✓ Tujuan dari gap analysis ini adalah untuk mendeteksi penyimpangan antara
praktik yang ada dengan persyaratan standar, sehingga organisasi dapat
mengambil langkah-langkah langkah perbaikan yang diperlukan.

✓ Hasil dari gap analysis ini akan memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang
area di mana organisasi perlu melakukan perbaikan atau penyesuaian untuk
mencapai kepatuhan penuh terhadap standar ISO 55001.

✓ Gap analysis dalam manajemen aset ISO 55001 merupakan alat yang berguna
untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi kekurangan dan peluang
perbaikan dalam pengelolaan aset mereka.
PDCA
Level Tingkat Kematangan ISO 55000
Institute of Asset Management, 2015

Skala Level Keterangan


Organisasi belum menyadari perlunya penerapan klausul terkait dan tidak
0 Innocent terdapat langkah pasti untuk menerapkannya.
Organisasi memahami perlunya penerapan klausul terkait dan adanya
1 Aware inisiasi untuk menerapkan.
Organisasi telah mengidentifikasi sistem yang sesuai dan secara konsisten
mencapai target dari klausul terkait serta tengah dalam progres
2 Developing
penerapan untuk meningkatkan kinerja.
Organisasi telah mengidentifikasi sistem yang sesuai dan secara konsisten
3 Competent mencapai target dari klausul terkait yang tercantum dalam ISO 55001.
Organisasi telah mengidentifikasi sistem yang sesuai dan secara konsisten
mengoptimalkan kinerja manajemen aset selaras dengan tujuan dan
4 Optimiz
operasional organisasi.
Organisasi telah mencapai nilai maksimal dalam
5 Beyond manajemen aset dan menjadi tolak ukur dalam penerapan manajemen
aset yang selaras dengan tujuan dan operasional organisasi.
STRUKTUR ISO 55001:2014 MANAJEMEN ASET

12
2. Langkah-langkah Perencanaan manajemen aset.
1. Menetapkan tujuan dan sasaran: identifikasi tujuan jangka panjang dan target yang ingin dicapai oleh organisasi dalam pengelolaan aset.
Tujuan ini harus sesuai dengan strategi bisnis dan kebutuhan organisasi.

2. Mengidentifikasi aset yang relevan: identifikasi semua aset yang dimiliki oleh organisasi dan yang relevan dengan tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan. Ini termasuk aset fisik, finansial, manusia, dan informasi.

3. Menilai risiko: Lakukan penilaian risiko terhadap aset yang telah diidentifikasi. Identifikasi potensi kerugian atau dampak negatif yang
dapat terjadi jika aset tidak dikelola dengan baik. Evaluasi kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya terhadap tujuan organisasi.

4. Menjelaskan strategi manajemen aset: Berdasarkan penilaian risiko, membuat strategi manajemen aset yang mencakup keputusan
tentang pemeliharaan, penempatan, peningkatan, dan penghapusan aset. Pastikan strategi ini sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi.

5. Memikirkan rencana tindakan: Membuat rencana tindakan yang terperinci untuk melaksanakan strategi manajemen aset. Tentukan
langkah-langkah yang harus diambil, tanggung jawab, jadwal, dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan rencana tersebut.

6. Melaksanakan rencana tindakan: Mengimplementasikan rencana tindakan yang telah disusun. Pastikan semua langkah yang telah
ditetapkan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

7. Memantau dan menyalakan: Pantau dan evaluasi kinerja manajemen aset secara teratur. Tinjau apakah tujuan dan sasaran tercapai,
apakah strategi dan rencana tindakan efektif, dan apakah ada perbaikan yang perlu dilakukan.

8. Melakukan perbaikan berkelanjutan: Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan
mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Pastikan bahwa manajemen aset terus ditingkatkan sesuai dengan perubahan
kebutuhan organisasi.
5 Main Themes in Asset Management
1) Strategy Plan
2) Business Process
3) Maintenance Tactics
4) Continuous Improvement
5) People & Work Culture

15
Strategy Plan
• Membangun Perencanaan Strategis (“Strategic
Map”) menyeluruh dan selaras antara corporate &
unit pembangkit
• Menyediakan “template” untuk management,
sehingga para manager dan supervisor dapat
mempunyai prioritas dan koordinasi yang jelas pada
kegiatan sehari-hari yang selaras dengan tujuan
perusahaan
• Membuat struktur pertanggungjawaban
(responsibility & accountability)
16
Business Process
• Membangun & mengoptimalkan proses-proses bisnis
“best practices” untuk menyangga tujuan
perusahaan
• memastikan “conformity” dan “sustainability”.
• Proses bisnis termasuk aktivitas utama dari
pemeliharaan terencana (planned maintenance),
tidak terencana (unplanned maintenance), work
planning & scheduling dsb.
• Unsur utama dari kegiatan ini adalah optimasi
“support platforms” yang mengendalikan proses-
proses ini (MIMS)
17
Manajemen Aset Sebagai Referensi Utama
-Referensi & Rekomendasi Program RJPP/RJPU :
1. Reliability Management & OPI Analysis
2. Asesmen (PKU /Cr, PM, CBM ,RLA ; Risiko ; Regulasi)
3. Kajian Enjiniring
4. Outage Management
5. Optimasi Inventory
6. Customer Requirement (stake holder requirement)
7. Statistik Kinerja (Operasi & Pemeliharaan 5thn terakhir)
8. Enterprise Risk Management (ERM)

- Prioritisasi Program-Program RJPP/RJPU :


1. Urgensi & Value Indeks
2. Kecukupan Waktu 18

3. KKO & KK
Perencanaan
Plan the Strategy Develop the Strategy Kat 2 DA-MB
2 By Senior Leader By Senior Leader 1 Proses
3 termasuk BOD termasuk BOD Perencanaan
Cascade to Align the 1) Strategy Map / Strategy 1) Visi – Misi – Tata Nilai Strategis PJB
Organization Objective 2) Analisa SWOT
2) EPI (Excellence 3) Core Competence
1) Cascade ke Unit Performance Indicator) 4) Road Map 7
Pembangkit 3) Strategic Initiatives 5) Knowledge Management
4) Blind Spot Jangka
Test & Adapt
Panjang 1) Review Program &
4 Strategy
2) Blind Spot
Plan the Operation RJP (Rencana Jangka Panjang)
(5 Tahun) :
1) Rencana kerja RJPP (Korporat & RJPU (Unit)
2) Anggaran
3) Blind Spot Jk Pendek 6
RKA (Rencana Kerja & Anggaran)
(1 Tahun) : Monitor & Learn
RKAP (Korporat) & RKAP (Unit) 1) Review Kinerja Korporat,
5 Unit Pembangkitan &
Kompetitor
Cascade to Align the Rencana Kerja Individu 2) Review Penilaian Kinerja
Workforce (Generation Plan) : Individu
1) Rencana Kerja Individu SIMKP GM; SKP Manajer; SKP
2) SKP (Sasaran Kinerja Supervisor; SKP Staf
Perorangan) / SIMKP

EXECUTION 19
Contoh Strategy Map
Kontribusi Mngmt Aset dlm susun RJPU (2012 – 2018) – PLTU 3 GRK

21
Kontribusi Mngmt Aset dlm susun RJPU (2012 – 2018) – PLTU 3 GRK

22
Kontribusi Mngmt Aset dlm susun RJPU (2012 – 2018) – PLTU 3 GRK

23
Kontribusi Mngmt Aset dlm susun RJPU (2012 – 2018) – PLTGT 1.1 GRK

24
3. Pelaksanaan manajemen aset
Penerapan manajemen aset ISO 55001 melibatkan serangkaian langkah dan proses yang harus diikuti
oleh organisasi untuk mencapai kepatuhan terhadap standar tersebut. Berikut adalah beberapa
langkah umum yang terlibat dalam pelaksanaan manajemen aset ISO 55001:

1. Penetapan Kebijakan Aset: Organisasi harus menetapkan kebijakan aset yang jelas dan terkait
dengan tujuan strategis mereka. Kebijakan ini harus mencakup komitmen untuk mematuhi standar
ISO 55001 dan memastikan pengelolaan aset yang efektif.

2. Identifikasi Aset: Organisasi harus mengidentifikasi semua aset yang dimiliki dan dikelola. Ini
termasuk aset fisik, finansial, manusia, dan intelektual. Proses identifikasi ini harus mencakup
pengumpulan data yang akurat dan lengkap tentang aset tersebut.

3. Penilaian Risiko: Organisasi harus melakukan penilaian risiko terhadap aset mereka. Ini melibatkan
identifikasi potensi ancaman, kerentanan, dan dampak yang mungkin terjadi pada aset. Penilaian
risiko ini membantu organisasi dalam mengidentifikasi prioritas pengelolaan aset dan mengambil
langkah-langkah mitigasi yang tepat.

4. Perencanaan dan Implementasi Pengendalian Aset: Organisasi harus mengembangkan rencana


pengelolaan aset yang mencakup langkah-langkah pengendalian yang diperlukan untuk melindungi,
memelihara, dan meningkatkan nilai aset. Kontrol ini dapat mencakup pemeliharaan rutin,
Implementasi

• Komitmen Manajemen dg keterlibatan yang tinggi


TOP DOWN • Formulasi strategi
• Menciptakan iklim positif

• Deploy yang jelas ke seluruh karyawan (Aware)


KESIAPAN SDM • Peningkatan skill & knowledge
• Benchmarking ,OJT & pendampingan

Pembuatan, pelaksanaan & Improve Proses Bisnis


Align dengan CMMS
INSTITUSIONAL Kontrak kinerja dengan reward & punishment yang ekspresif &
berdampak positif

• Assessment Periodik & Feedback Report (OFI)


KONSISTEN • Improvement – PAS 55/ISO 55001 - Integrasi dengan referensi Best
Practices
Implementasi manajemen asset yang berhasil harus mampu men-shifting
dari Overtime Hero to Preventive Hero

• EAF
• EFOR
• BPP
Optimasi Peran dan Organisasi
dalam Pengelolaan Aset – PLN
Pusertif memposisikan hal ini

• Merencanakan kapasitas dan • Melaksanakan produksi sesuai


kapabilitas aset untuk memenuhi rencana
• Perencanaan Bisnis kebutuhan bisnis • Melakukan maintenance
• Road Map Bisnis • Mengkaji opsi – opsi atas sesuai rencana
• Set Proyeksi Finansial pengembangan aset • Memberikan feedback operasi
• Revenue Plan • Menentukan kebijakan dan pemeliharaan
• Profitability Bussiness pengelolaan aset • Melakukan proses engineering
• Spesific Aset Contribution ex : • asset life cycle management jangka pendek
kwh produksi • Budget Planning

proses bisnis pada gray area ini adalah proses yang penting untuk menentukan sustainability aset dan
bisnis, yang terkadang beberapa proses masih tumpang tindih dan tidak menjadi focus khusus dalam
pengelolaan aset
Asset Life Cycle
Asset Management mendukung bisnis yang profit dan sustain
4. Evaluasi dan Audit manajemen aset.
Evaluasi dan audit manajemen aset ISO 55001 adalah dua proses penting yang dilakukan dalam rangka
memastikan kepatuhan dan efektivitas sistem manajemen aset berdasarkan standar ISO 55001.
Evaluasi manajemen aset melibatkan penilaian menyeluruh terhadap sistem manajemen aset yang ada dalam
organisasi. Tujuannya adalah untuk sejauh mana sistem tersebut memenuhi persyaratan standar ISO 55001.
Evaluasi ini melibatkan peninjauan dokumen, wawancara dengan personel terkait, dan observasi langsung
terhadap praktik manajemen aset yang dilakukan. Hasil evaluasi ini akan memberikan pemahaman tentang
kekuatan dan kelemahan sistem manajemen aset yang ada, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan.
Audit manajemen aset, di sisi lain, adalah proses independen yang dilakukan oleh auditor internal atau
eksternal untuk memverifikasi kepatuhan terhadap standar ISO 55001. Audit ini melibatkan pemeriksaan
mendalam terhadap sistem manajemen aset, termasuk kebijakan, prosedur, dan praktik yang terkait. Auditor
akan bertanya-tanya apakah sistem tersebut memenuhi standar persyaratan, apakah dilaksanakan dengan
efektif, dan apakah ada peluang perbaikan yang dapat diidentifikasi. Hasil audit ini akan memberikan
kepercayaan kepada organisasi dan pihak terkait bahwa sistem manajemen aset telah diimplementasikan
dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Evaluasi dan audit manajemen aset ISO 55001 merupakan langkah-langkah penting dalam memastikan bahwa
organisasi menjalankan sistem manajemen aset yang efektif dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Dengan melakukan evaluasi dan audit secara teratur, organisasi dapat mengidentifikasi dan mengatasi
kelemahan dalam sistem mereka, serta meningkatkan kinerja dan kepatuhan terhadap standar manajemen
aset yang relevan
Template Implementasi
(Pengalaman PT PJB)
KONTRAK KINERJA UNIT

BSC PERSPECTIVE

ASPEK PENGAWASAN ( MAX:5)

PERSETUJUAN ANTARA
DIREKSI dng GENERAL MANAGER

1/13/2011
31
METODE MATURITY LEVEL

PT PJB Menggunakan Metode Maturity Level yang telah dikenalkan sejak 2004
dan diImplementasikan konsisten sejak Tahun 2007

1/13/2011
Proses Audit/Asesmen Kontrak Kinerja Unit Pembangkit

1/13/2011
Hasil Self Assessment Kontrak Kinerja SMT 1 – 2012 : Manajemen Operasi

1/13/2011
Hasil Self Assessment Kontrak Kinerja SMT 1 – 2012 : Manajemen Operasi

1/13/2011
5. Perbaikan Berkelanjutan manajemen aset.

Perbaikan Berkelanjutan dalam manajemen aset ISO 55001 adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh organisasi
untuk terus meningkatkan kinerja dan efektivitas manajemen aset mereka. Tujuan dari perbaikan berkelanjutan
adalah untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam pengelolaan aset, termasuk peningkatan efisiensi, pengurangan
risiko, dan peningkatan nilai aset.
Dalam konteks ISO 55001, perbaikan berkelanjutan melibatkan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act) yang terus-
menerus. Organisasi akan merencanakan tindakan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi dan analisis kinerja aset
mereka. Tindakan ini kemudian diimplementasikan dan diuji untuk melihat apakah mereka efektif dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan. Setelah itu, hasilnya dievaluasi dan jika perlu, tindakan perbaikan lebih lanjut diambil
untuk memperbaiki kinerja aset.
Perbaikan berkelanjutan juga melibatkan pengumpulan dan analisis data yang relevan untuk mengidentifikasi tren,
pola, dan peluang perbaikan. Organisasi dapat menggunakan metrik kinerja yang ditetapkan dalam ISO 55001 untuk
mengukur dan memadukan kinerja aset mereka secara terus-menerus. Dengan demikian, organisasi dapat
mengidentifikasi area mana perbaikan yang diperlukan dan mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan
manajemen aset mereka.
Perbaikan berkelanjutan dalam manajemen aset ISO 55001 merupakan pendekatan yang penting untuk mencapai
keunggulan dalam pengelolaan aset. Dengan terus menerapkan perbaikan berkelanjutan, organisasi dapat
meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi risiko, dan meningkatkan nilai aset mereka secara berkelanjutan
Unsur Utama Program Optimalisasi Aset

Basis Optimalisasi Aset Fisik

✓ Perlu kehandalan optimal melalui eliminasi sumber


kerusakan, shg operasi / produksi optimal dan langgeng.
✓ Merangkai PM / PDM / Korektif / RTF sesuai prioritisasi
untuk efektivitas terbaik.
✓ Proses, metoda dan ukuran kinerja yang dapat mendorong
timbulnya ownership, sehingga memastikan tanggung jawab
pencapaian nilai pengembalian investasi.
✓ Continuous Improvement yang langgeng
• Membangun kombinasi optimal dari “maintenance tactics” untuk
sistem-sistem utama guna peningkatan reliability dan availability

❑ Prosentasi diukur thd waktu


Maintenance Industry Best Cost yang digunakan untuk
Type Common Producer menyelesaikan pekerjaan
pemeliharaan berdasarkan
Reactive 60% 10%
tipe atau jenis Work Order
Preventive 33% 25-35%
❑ Pekerjaan overhaul, repair
Predictive 5% 45-55% ataupun penggantian bisa
datang dari Work Order
Proactive 2% 5-15% korektif, preventive, prediktif
ataupun proaktif (redesain)

Kembangkan Maintenance
Mix sesuai dengan
Industry Best Cost
Kebutuhan Plant
common Producer
Gambar 5 :
Evolusi Cara Pengelolaan Palatan Produksi
Continuous Improvement
• Membangun, menerapkan dan menjalankan
“continuous improvement” dalam organisasi
• Continuous Improvement harus dapat
mendorong proses “failure elimination”,
“losses elimination” dan mendorong
perbaikan reliability dan efficiency dari hari-
ke-hari

42
People Skills & Work Culture
• Menyelaraskan tujuan program dan budaya
kerja, ketrampilan (skill), motivasi dan kinerja
individu dari semua personil PT. PJB yang men-
support program ini
• Bagian adalah kunci sukses MOP, sehingga
dilakukan “Cascaded Strategic Map for Human
Resource”
43
6. diskusi implementasi di Pembangkitan Tenaga Listrik
PMO Users
Working Group

Berbagai Program
Optimalisasi Asset
Pembangkit
di berbagai negara
Kita mengikuti mereka yang
berhasil

PMO – PRO – MOP – POP - PSRO – PPO


1. Pendahuluan

O & M (Operation & Maintenance)…….


Teknis
Apakah kita sudah mengimplementasikan
O&M dengan baik

Manajemen
Apakah kita sudah memahami falsafah
O&M dengan baik
1. Pendahuluan
Kecenderungan pola lama dalam pengelolaan aset
(fisik) – Tinjauan Aspek Strategis
Pengelolaan aset pembangkit hanya bertumpu pada
MAXIM - 1 bagaimana melakukan operasi dan pemeliharaan
hanya persis Operation & Maintenance Manual.

Ketika usia pembangkit telah semakin tua, tetap saja


MAXIM - 2 dilakukan hal yang sama ditambah mengatasi
masalah-masalah yang timbul (corrective action).

Tidak disadari, pola kerja berubah semakin reaktif,


kegagalan peralatan telah mengendalikan aktifitas
perusahaan. Sebagian besar sumberdaya
MAXIM - 3 dialokasikan untuk mengatasi kegagalan. Dan
berpikir bahwa kegagalan pasti akan terjadi &
menjadi sesuatu yang biasa.
1. Pendahuluan
Trend best practices dalam pengelolaan aset (fisik) –
Tinjauan Aspek Strategis
Kemajuan manajemen stratejik dan manajemen
operasi-pemeliharaan mendorong banyak
MAXIM - 1 perusahaan untuk merubah pola reaktif menjadi
proaktif terintegrasi.

Manajemen Operasi - Pemeliharaan menjadi bagian


MAXIM - 2 integral dari strategic management yang selalu
diselaraskan dengan tujuan strategis perusahaan

Strategic management selalu dikonfigurasi ulang


untuk memastikan bahwa seluruh program yang
MAXIM - 3 dijalankan merupakan cascade dari strategic
planning untuk mencapai tujuan perusahaan,
sehingga integrasi menjadi hal yang sangat penting.
1. Pendahuluan
Pergeseran Budaya Pengelolaan Aset

Tersedia Andal Compliance

Efisien Umur Kualitas Produk

Operasi & Pemeliharaan

Maxim Manajemen Aset


Maxim Lama Maintenance affect all aspects of business
effectiveness and risk – safety, life time
The primary objective of maintenance
environmental integrity, energy
function is to optimize plant availability
efficiency, product quality and customer
at minimum cost
service, not just availability and cost
1. Pendahuluan
Efisiensi
Capacity
Penurunan Kinerja
(%)
(%)
39
New Tech
Improve Modification &
Modernization
37
100

Restore Rehabilitation &


Life Extension
35 75
SI ME SI SE SI ME SI
Annual Inspection
50
33

SI : Simple Inspection 25
ME : Mean Inspection
SE : Serious Inspection
Umur (Th)

Maxim Lama Maxim Manajemen Aset


If both are technically appropriate, condition-
If both technically appropriate, fixed
based maintenance is nearly always both
interval overhauls/replacements are
cheaper and more effective fixed interval
usually both cheaper and more
overhauls/replacements throughout the life
effective than condition-based
of the asset
maintenance
1. Pendahuluan
Shorten Life vs PERCEPATAN PENUAAN
Life Prolongation OPERATING HOUR

LIFE
MACHINE AGED EVALUATION
DUE TO LONG
OPERATION
BETTER OPERATION AND
MAINTENANCE TECHNOLOGY
ACCELERATION OF AGING DUE TO LESS FOR LIFE PROLONGATION
QUALITY OF O&M, INSTALLATION, DESIGN,
& FREQUENT START- STOP AND SUDDEN
LOAD FLUCTUATION

MACHINE LIFE DUE TO AGING

Maxim Lama Maxim Manajemen Aset


Most equipment becomes more Most failure are not more likely to occur
likely to fail as it gets older as equipment gets older

Routine maintenance is about Routine maintenance is about avoiding,


preventing failures reducing and eliminating the
consequences of failures
1. Pendahuluan
MODA KEGAGALAN BATHTUB CURVE
Failure
Rate
Shorten Life
Life
Prolongation

Operation Year

Initial Failure Random Failure Wear-out


Failure

Maxim Lama Maxim Manajemen Aset


Equipment manufacturers are in the Equipment manufacturers can only play a
best position to develop maintenance limited (but still important) role in
programs for new physical assets developing maintenance programs for new
assets
2. Mengapa Perlu Manajemen Aset?
Sebelum & Sesudah Implementasi Manajemen Aset
(Pengalaman PT PJB)
Sesudah implementasi
92,00 EAF PJB (%) Manajemen Aset
90
90,00 EAF = Equivalent Availability Factor
88,00

86,00
85
84,00
Sebelum
82,00
Manajemen Aset
80,00 Kenaikan rata2 dalam 4 tahun
78,00 EAF = 4.5% ~290 MW
76,00

74,00
Hemat kl. 3 Trilyun
72,00
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Series2 85,76 85,58 85,20 84,05 79,58 84,06 80,16 84,21 86,45 87,68 90,36 89,06 91,1

SYMPTOM ASSET WELLNESS


Plant Performance dapat digunakan sebagai diagnostik awal
adanya kelemahan / kekurangan dalam pengelolaan pengusahaan
2. Mengapa Perlu Manajemen Aset?
Sebelum & Sesudah Implementasi Manajemen Aset
(Pengalaman PT PJB)

PELUANG !!!!
EAF naik 7% ≈ 450 MW
Hemat ± Rp 5 Trilyun
2. Mengapa Perlu Manajemen Aset?
Sebelum & Sesudah Implementasi Manajemen Aset
(Pengalaman PT PJB)
KINERJA RATA2 1999-2003 RATA2 2008-2011 SELISIH*)
EAF 85,15 89,79 4.65
EFOR 3,78 2,38 1.40
EFISIENSI 34,85 35,05 0.22

SEMAKIN TINGGI AVAILIBILITY

SEMAKIN TUA SEMAKIN ANDAL


(SETELAH 13 TAHUN)
SEMAKIN EFISIEN

SECARA SUSTAINABLE
*) Jika diambil point to point (2011
dan 1999) selisih akan lebih besar
3. Manajemen Aset
Tata Kelola Pembangkitan (Manajemen Aset PJB)

MANAJEMEN
ASET PT PJB
(Tata Kelola
Pembangkitan sesuai SK
Direksi)
3. Manajemen Aset
Tata Kelola Pembangkitan (Manajemen Aset PJB)
3. Manajemen Aset
Tata Kelola Pembangkitan (Manajemen Aset PJB)
3. Manajemen Aset
Tata Kelola Pembangkitan (Manajemen Aset PJB)
3. Manajemen
Tata Kelola Pembangkitan (Manajemen Aset PJB)Aset
KPI LAGGING
KINERJA Goal Business Indicator
Keuangan : Pendapatan, Biaya Produksi
Operasi : EAF, EFOR, Efisiensi EAF, SOF, SdoF, EFOR, Effisiensi
RoE, Cost Reduction, OEE
Performance
Management
(BSC) KPI LEADING
Effectiveness Indicator
Continuous
GENERATION PLAN -Budgeting
Improvement - Maintenance Mix
HOW TO ACHIEVE - Human Capital /
-Organisation Capitalnya, dll

Manajemen Risiko KEMATANGAN


Reliability WPC Outage
BISNIS PROSES
Management Management Management Process Maturity
Indicator
Supply Chain Efficiency Operation
Management Management Management Continuous
- Diukur secara berkala
Improvement - Tetapkan OFI dan AFI-nya
EAMS & ME - Continous Improvement
WHAT IS THE
SMM, SML, SMK3 WAY TO DO
People & Work Culture
KESIAPAN SDM
3. Manajemen Aset
Transformation To Best Practice
(Tactical Maintenance)
❑ Prosentasi diukur thd waktu
Maintenance Industry Best Cost yang digunakan untuk
Type Common Producer
menyelesaikan pekerjaan
Reactive 60% 10% pemeliharaan berdasarkan
tipe atau jenis Work Order
Preventive 33% 25-35%
❑ Pekerjaan overhaul, repair
Predictive 5% 45-55% ataupun penggantian bisa
datang dari Work Order
Proactive 2% 5-15%
korektif, preventive, prediktif
ataupun proaktif (redesain)

Kembangkan Maintenance
Mix sesuai dengan
Industry Best Cost
common Producer Kebutuhan Plant
Gambar 5 :
3. Manajemen Aset
Tata Kelola Pembangkitan
(Manajemen Aset PT PJB)
KINERJA

KINERJA
RISIKO BIAYA Keuangan : Pendapatan, Biaya Produksi
Operasi : EAF, EFOR, Efisiensi

Performance
Management
DALAM SELURUH (BSC)
HIDUP ASSET FISIK
Continuous
GENERATION PLAN
Improvemen
t

OPTIMASI DAMPAK BISNIS


Manajemen Risiko

Reliability WPC Outage


IManagement Management Management

Supply Chain Efficiency Operation


ILMU, METODE, Management Management Management Continuous
Improvemen
PROSEDUR, PERALATAN EAMS & ME t

SMM, SML, SMK3

People & Work Culture


62
5. Lesson Learn dalam Membangun Tata Kelola
Reff : Maintenance Optimization - MTS Reliability Assessment (First Update)
At UP Gresik, Paiton, Muara Karang/Tawar – September 2002

Managing System Process Indicators


Indicator Measurement Best in Class Apple to Apple PJB
Experience (Based On
Scorecard)
Percent of emergency
Percent Corrective WO’s received or
percent of emergency
Work Orders work performed versus < 10% 10%
total
5 – 7 weeks 5 - 7 weeks
Estimated Backlog Total estimated hours in
backlog divided by Identified Identified
in internal crew hours
Crew Weeks worked in one week
Backlog Backlog

Schedule Attainment Percent jobs on


schedule > 90% 90%
By Week completed by week

Planned hours worked > 90% 90%


Planned work hours
as percent available Total hours worked
hours

Scheduled hours worked > 80% 85%


Scheduled hours
worked as percent 63
Total hours worked
of available hours
5. Lesson Learn dalam Membangun Tata Kelola
Reff : Maintenance Optimization - MTS Reliability Assessment (First Update)
At UP Gresik, Paiton, Muara Karang/Tawar – September 2002

Managing System Process Indicators


Indicator Measurement Best in Class Apple to Apple PJB
Experience (Based On
Scorecard)

PM Hours > 30% 35%


PM hours worked as
a percentage of Available Hours
available hours
PM > 30% PM 35%
Hours by classification Cond. Dir. > 40% Cond. Dir. 35%
Work hours by
classification of Total hours worked
Emergency < 10% Emergency 10%
work Others ~ 20% Others 20%

Inventory Items issued on demand

Items requested < 3% 3%


Stock outs

PM PM’s scheduled by week

PM’s completed by week > 90% 90%


Compliance

PM Defects found by PM’s


64
PM’s issued by week 4:1 4 :1
Effectiveness
5. Lesson Learn dalam Membangun Tata Kelola
Reff : Maintenance Optimization - MTS Reliability Assessment (First Update)
At UP Gresik, Paiton, Muara Karang/Tawar – September 2002
Managing System Process Indicators
Indicator Measurement Best in Class Apple to Apple PJB
Experience (Based On
Scorecard)

Replacement asset value


Replacement asset
value per craft Maintenance FTE’s

Time actively performing


maintenance work as
percent of total time
Wrench Time > 65% 60%
Percentage of work
repeated on same unit
within 30 days of
Rework completion < 2% 3%

Production run time


Equipment Varies by Varies by
Total calendar time
Utilization industry industry

Maintenance uptime
Equipment > 95% 95%
Production scheduled 65
Availability time
5. Lesson Learn dalam Membangun Tata Kelola
Reff : Maintenance Optimization - MTS Reliability Assessment (First Update)
At UP Gresik, Paiton, Muara Karang/Tawar – September 2002

Managing System Process Indicators

Indicator Measurement Best in Class Apple to Apple PJB


Experience (Based On
Scorecard)

Maintenance overtime
Overtime
< 5% 4%
Maintenance straight
time

Availability x Quality x
OEE rate of production 90% Varies by
industry

Annual issue value


MRO Inventory
Turns
> 3 turns per year 3 turns per year
Average annual
inventory valuation

1. Memperkenalkan transformasi budaya kerja


66
pengelolaan
unit pembangkitan.
5. Lesson Learn dalam Membangun Tata Kelola
Manajemen Aset – Perubahan Budaya

Manajemen Aset Perubahan Budaya

Strategy Map ▪ Berpikir strategis


Work Planning & Control ▪ Merencanakan, kerja sama dan
berkoordinasi
E-Maintenance ▪ Menggunakan data dalam memutuskan
permasalahan dan laporan

Reliabilility Management
Criticality ranking ▪ Prioritas dan Risiko
SERP, RCFA ▪ Menganalisa, tidak sekedar cepat
memperbaiki
Assessment / KPI Continuous Improvement
MOP website Organisasi pembelajar
67 dan sharing
Vision casting knowledge
5. Lesson Learn dalam Membangun Tata Kelola
Manajemen Aset – Perubahan Budaya
KPA Sebelum Setelah
WP&C :
▪ Rapat Pagi Tidak rutin Rutin setiap pagi
Waktu lama Staf Senior
Dipimpin DM ILS & WO backlog
Agenda tidak fokus On-line + photo/video
Planning & Schedulling
▪ Pengaturan Personil Tidak dilakukan pengukuran & Diukur & dievaluasi
evaluasi jumlah kebutuhan- (Kelebihan tenaga CR)
ketersediaan
Reliability Improvement : • PLTU 2 = 100 MW
▪ PM / PdM • Prioritas Peralatan
▪ Overhaul Berdasarkan O&M Manual • Prioritas eksekusi Task
▪ PaM • Root cause analysis
• Teknologi Prediktif
• Minimasi down time
(CI 10 hari → 6 hari)
68
5. Lesson Learn dalam Membangun Tata Kelola

Manajemen Aset – Perubahan Budaya


KPA Sebelum Setelah
Efficiency Improvement :
- Performance Test setiap - Monitor efisiensi dan trend
bulan unit setiap hari (Gate Cycle)
- Analisa antar waktu test - Rekomendasi Efisiensi

Organizational Alignment Penataan SDM Tahap 1 - 4

1. Memperkenalkan transformasi budaya kerja


69
pengelolaan
unit pembangkitan.
5. Lesson Learn dalam Membangun Tata Kelola

Manajemen Aset – Perubahan Budaya

KPA Sebelum Setelah


Strategy Management Piket Operasi Tim - Piket Operasi Tim Manajemen
Manajemen standby aktif ke CCR dan lapangan

- KPI Manajer, Deputi Manajer dan


Spv

Work Culture & Forum Pembelajaran


Motivation
Transfer Knowledge

1. Memperkenalkan transformasi budaya kerja


70 pengelolaan
unit pembangkitan.
5. Lesson Learn dalam Membangun Tata Kelola

Manajemen Aset – Perubahan Budaya

KPA Sebelum Setelah


Continuous Improvement Program Karya Inovasi - Program Karya Inovasi
- Engineering Change Proposal

Material Management
▪Inventory - - Informasi stock

▪Pengadaan - - Tim HPS rapat rutin


- E–Procurement
▪Pemeriksaan Barang Berita acara dari meja-ke - Pemeriksaan bersama di
meja gudang (Senin & Kamis)

1. Memperkenalkan transformasi budaya kerja


71
pengelolaan
unit pembangkitan.
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Cara terbaik atau best practice dalam pemeliharaan
dan pengelolaan berbagai proses yang harus ada
dalam sebuah program optimalisasi aset
1) Reliability Centered Maintenance (RCM),
2) Total Productive Maintenance (TPM),
3) Pemeliharaan reaktif,
4) Pemeliharaan preventif,
5) Pemeliharaan berdasarkan kondisi (condition
based maintenance),
6) Pemeliharaan proaktif,
7) Six Sigma,
8) Konsep Balanced Scorecard
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik

a) Seluruhnya memiliki tempat tersendiri dan saling


berkontribusi dalam menunjang suksesnya program
Optimalisasi Aset.
b) Berbagai konsep tersebut dirangkai dan diterapkan
sesuai dengan porsinya dan dalam urutan prioritas,
sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata
dan secara bersama-sama memperkuat efektifitas,
pemanfaatan aset dan value yang dihasilkan dari
aset fisik
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik

1) Lean Manufacturing - memperbaiki alur proses,


menekan limbah produksi
Value didapat dari optimalisasi alur dan pergerakan
proses produksi dan peningkatan kualitas. Dilain pihak
juga meminimalkan kebutuhan sumber daya, inventori,
biaya serta limbah (upaya, uang, duplikasi, waktu).
2) Total Productive Maintenance (TPM) memperbaiki
organisasi, teamwork, ownership
Membangun kemitraan antara produksi dan
pemeliharaan, menekankan pad a aktivitas grup-grup
kecil, kebersihan atau cleanliness serta keteraturan atau
orderliness
3) Reliability Centered Maintenance (RCM) Mengkaji
dan menetapkan berbagai kegiatan pemeliharaan
untuk mencegah munculnya suatu modus
kegagalan mesin (failure modes).
Analisa Failure Modes dan Efek kerusakan (dan
Kritikalitas) / FME(C)A
4) Six Sigma - metodologi statistik yang digunakan
untuk identifikasi pergeseran kinerja dan
sustainability
5) Root Cause Analysis, RCA - identifikasi sumber
penyebab kerusakan untuk dapat dieliminiasi
6) Perencanaan dan Penjadwalan pekerjaan, Planning
and Scheduling (CMMS) optimalisasi manajemen
kerja, mengelola data historikal.
7) Pengelolaan Material MRO optimalisasi spare part,
manajemen parts untuk perbaikan.
8) Condition Monitoring (CM) - penentuan kondisi
terkini peralatan produksi.
✓Pengukuran vibrasi dan penentuan kondisi
mesin
✓Monitor kondisi pelumasan
✓Thermografi Infra Merah
✓Pengukuran arus & impedansi pada motor
listrik
✓Pengukuran ultrasonik; secara aktif atau pasif
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik

9) Condition Based Maintenance (CBM) -- melakukan


pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan aktual.
10) Preventive Maintenance, PM - melakukan
pemeliharaan sesuai jadwal waktu (sesuai
kalender atau lama operasi) - Berdasarkan statistik
dan sejarah umur mesin
11) Proactive Maintenance – berbagai tindakan
antisipatif yang diambil bahkan sebelum masa
operasi guna mengurangi kemungkinan terjadinya
kerusakan
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Reliability Centered Maintenance (RCM)
Reliability Centered Maintenance (RCM)
Proses RCM menggunakan Anafisa RCM
Klasik, dan memasukkan perbandingan
dan konsofidasi kegiatan pemefiharaan
dalam sebuah rencana, implementasi dan
continuous improvement yang optimal,
serta kaitannya dengan unsur manajemen
aset lainnya
Prioritisasi -Benchmark untuk Prioritisasi Peluang
Improvement
Analisis Gap, Saat Ini Dibandingkan dengan Keinginan

Analisa Gap untuk


Mencari
Kesempatan
Improvement
Proses Pemeliharaan harus didorong oleh Value

1) Proses pemeliharaan itu sendiri secara tradisional dipandang dan


dikelola sebagai cost-center, dimana kepatuhan terhadap bujet adalah
prioritas tertinggi. Semua orang mengerti, dan berusaha menghindari
mengelola pemeliharaan dibawah bujet yang sudah ditetapkan.
2) Proses Optimalisasi Aset mengharuskan pendapat ini untuk dirubah,
yaitu pemeliharaan dipandang sebagai profit-center, serta
mempersiapkan mentalitas yang mampu mendorong terciptanya
keseimbangan risk & reward untuk dapat memperbaiki efektivitas serta
mencapai value maksimal.
3) Proyek improvement berskala kecil umumnya baru dimulai belakangan
jika ada bujet sisa, dalam terminology cost-center. Sedangkan Profit-
Center yang terfokus pada optimalisasi aset disarankan untuk dimulai
sedini mungkin untuk memaksimalkan pengembalian modal.
Pengurangan biaya bukanlah hasil dari perintah. tapi hasil dari inisiatif
improvement yang menyeluruh dan terprioritisasi dengan baik. serla
dicapai melalui proses yang disiplin dan lengkap.
1.3. Manfaat Optimalisasi Aset
1.3.2. Memenuhi Ekspektasi yang terus meningkat dari
kualitas, kehandalan dan integritas teknis
1) Sistem dan peralatan produksi diharapkan dapat
beroperasi lebih lama, atau memiliki rentang antar
waktu kerusakan (MTBF-Mean Time Between
Failure) yang lebih panjang.
2) Sebagai contoh, MTBF tertinggi untuk beberapa jenis
pompa industri telah dapat mencapai 70 bulan.
Interval overhaul mesin produksi pad a umumnya
telah dapat ditingkatkan dari dua tahun sekali
hingga mencapai 6 tahun sekali, atau lebih.
1.3. Manfaat Optimalisasi Aset
1.3.2. Memenuhi Ekspektasi yang terus meningkat dari
kualitas, kehandalan dan integritas teknis
3) Tingkat kehandalan dan availabilitas aset yang
tergolong "best practice" yang telah dicapai saat ini,
adalah sesuatu yang sarna sekali tidak pernah
terpikirkan atau tidak realistis pada duapuluh tahun
yang lalu.
4) Dalam kerangka Optimalisasi Aset, kehandalan
dioptimalkan sesuai kebutuhan produksi. Dan konsep
pemeliharaan bergeser dari bersifat reaktif untuk
sekedar mempertahankan laju operasi, menjadi
bersifat strategis untuk memastikan kapasitas produksi
(capacity assurance). Konsep yang terakhir ini disebut
juga Proaktif.
Rincian 5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Proses
Optimalisasi
Implementasi Program Optimalisasi Aset Fisik
Aset Fisik
Matriks Improvement Program Optimalisasi Aset Fisik
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Optimalisasi Aset Fisik Menciptakan Value Diseluruh Bidang
dalam Perusahaan

RONA (Return On
Net Aset) dan ROCE
(Return On Capital
Employed).
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Sasaran Program
Memaksimalkan Nilai Pengembalian Aset melalui Strategi Sustainable lifetime

Optimalisasi Aset Fisik yang Berkelanjutan


5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik

Strategi Dimulai Dari Desain

Pembagian Biaya Pemakaian Aset

8 persen dari total pengeluaran untuk pemeliharaan disebabkan


adanya kesalahan sewaktu melakukan kegiatan peme!iharaan itu
sendiri.
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik

3.7. Proses Pemeliharaan dalam Konteks Optimalisasi Aset, beserta


ukuran I metriks kinerja
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Kehandalan I Reliability - Oasar dari Optimalisasi Aset
Fisik
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Kehandalan I Reliability - Oasar dari Optimalisasi Aset
Fisik

Kehandalan Optimal
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Kehandalan I Reliability - Dasar dari Optimalisasi Aset
Fisik

Kontribusi dari Ketiga Unsur Optimallsasi Pemeliharaan


5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Proses Optimalisasi Aset Fisik
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Proses Optimalisasi Aset Fisik
1) Define - Definisikan target dan formulasi strategi.
2) Plan - Kenali, buat prioritas dan rencanakan
kesempatan improvement
3) Do - buat Rencana Aksi dan kerjakan.
4) Check - Ukur hasil.
5) Improve - Terus menerus memperbaiki dan
menyempurnakan hasil

Identik dengan :
DMAIC: Define, Measure, Analyze, Improve, Control
dalam Six Sigma
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Proses Optimalisasi Aset Fisik
Define - Formulasi Strategi

Gap atau celah antara perusahaan kita dengan perusahaan Best


Practice mendorong Proses Optimalisasi Aset
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Cara terbaik atau best practice dalam pemeliharaan
dan pengelolaan berbagai proses yang harus ada
dalam sebuah program optimalisasi aset
1) Reliability Centered Maintenance (RCM),
2) Total Productive Maintenance (TPM),
3) Pemeliharaan reaktif,
4) Pemeliharaan preventif,
5) Pemeliharaan berdasarkan kondisi (condition
based maintenance),
6) Pemeliharaan proaktif,
7) Six Sigma,
8) Konsep Balanced Scorecard
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik

a) Seluruhnya memiliki tempat tersendiri dan saling


berkontribusi dalam menunjang suksesnya program
Optimalisasi Aset.
b) Berbagai konsep tersebut dirangkai dan diterapkan
sesuai dengan porsinya dan dalam urutan prioritas,
sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata
dan secara bersama-sama memperkuat efektifitas,
pemanfaatan aset dan value yang dihasilkan dari
aset fisik
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik

1) Lean Manufacturing - memperbaiki alur proses,


menekan limbah produksi
Value didapat dari optimalisasi alur dan pergerakan
proses produksi dan peningkatan kualitas. Dilain pihak
juga meminimalkan kebutuhan sumber daya, inventori,
biaya serta limbah (upaya, uang, duplikasi, waktu).
2) Total Productive Maintenance (TPM) memperbaiki
organisasi, teamwork, ownership
Membangun kemitraan antara produksi dan
pemeliharaan, menekankan pad a aktivitas grup-grup
kecil, kebersihan atau cleanliness serta keteraturan atau
orderliness
3) Reliability Centered Maintenance (RCM) Mengkaji
dan menetapkan berbagai kegiatan pemeliharaan
untuk mencegah munculnya suatu modus
kegagalan mesin (failure modes).
Analisa Failure Modes dan Efek kerusakan (dan
Kritikalitas) / FME(C)A
4) Six Sigma - metodologi statistik yang digunakan
untuk identifikasi pergeseran kinerja dan
sustainability
5) Root Cause Analysis, RCA - identifikasi sumber
penyebab kerusakan untuk dapat dieliminiasi
6) Perencanaan dan Penjadwalan pekerjaan, Planning
and Scheduling (CMMS) optimalisasi manajemen
kerja, mengelola data historikal.
7) Pengelolaan Material MRO optimalisasi spare part,
manajemen parts untuk perbaikan.
8) Condition Monitoring (CM) - penentuan kondisi
terkini peralatan produksi.
✓Pengukuran vibrasi dan penentuan kondisi
mesin
✓Monitor kondisi pelumasan
✓Thermografi Infra Merah
✓Pengukuran arus & impedansi pada motor
listrik
✓Pengukuran ultrasonik; secara aktif atau pasif
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik

9) Condition Based Maintenance (CBM) -- melakukan


pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan aktual.
10) Preventive Maintenance, PM - melakukan
pemeliharaan sesuai jadwal waktu (sesuai
kalender atau lama operasi) - Berdasarkan statistik
dan sejarah umur mesin
11) Proactive Maintenance – berbagai tindakan
antisipatif yang diambil bahkan sebelum masa
operasi guna mengurangi kemungkinan terjadinya
kerusakan
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Pemeliharaan reaktif / run to failure :
a) Pekerjaan pemeliharaan yang harus segera
dilakukan akibat permintaan yang bersifat
emergency.
b) Run-to-failure memiliki tingkat stress yang paling
tinggi dan memiliki implikasi moral yang buruk
terhadap seluruh organisasi.
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Sifat Pemeliharaan Preventive :
a) Umumnya bersifat intrusif.
b) memerlukan stop mesin serta pembongkaran
untuk melakukan inspeksi visual dan I atau
penggantian suku cadang tanpa
mempertimbangkan kondisinya terlebih dahulu.
c) Interval sebuah kegiatan PM didasarkan pada
umur rata-rata
d) dilakukan berdasarkan waktu (misalnya mingguan,
bulanan, 3 bulanan, tanpa melihat kondisi operasi)
atau berdasarkan lama operasional (misalnya total
jam operasi).
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik

e) Ada yang menggunakan singkatan PM untuk


kegiatan Preventive Maintenance, dengan
memasukkan seluruh kegiatan time-based dan
condition based (CBM) dalam definisi PM
tersebut.
f) Namun ada juga yang hanva memasukkan
kegiatan pemeliharaan time-based.
g) Secara umum, istilah PM mengacu hanva pada
kegiatan pemeliharaan berbasis waktu.
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik

Sebuah program PM dapat menjadi efektif jika :

1) Pola operasi mesin produksi sangat konsisten.


2) Umur rata-rata telah dapat diprediksi dengan
penyimpangan yang kecil (yang mensyaratkan
segala efek dari luar seperti misalignment poros
dan kontaminasi pelumas dapat ditekan hingga
tingkat minimum)
3) Pola kerusakan telah dapat dimengerti dengan baik
4) Data statistik kerusakan tersedia dengan lengkap
dan benar
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik

5) Inspeksi rutin berbasis resiko, dimana interval


waktunya ditentukan oleh kondisi dan sejarah
kerusakan.
6) Penghematan biaya yang didapat dari
implementasi PM adalah sekitar 12-18 persen
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk
pemeliharaan reaktif. (EPRI 1986)

Anda mungkin juga menyukai