Hari Kedua:
1. Gap Analisis.
2. Langkah2 Perencanaan manajemen aset.
3. Pelaksanaan manajemen aset.
4. Evaluasi dan Audit manajemen aset.
5. Perbaikan Berkelanjutan manajemen aset.
6. diskusi implementasi di Pembangkitan Tenaga Listrik
https://www.youtube.com/watch?v=uyV8rshzdX0
Refresing
✓ Gap analysis dalam manajemen aset ISO 55001 adalah proses untuk
membandingkan kinerja aktual suatu organisasi dalam manajemen aset dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam standar ISO 55001.
✓ Tujuan dari gap analysis ini adalah untuk mendeteksi penyimpangan antara
praktik yang ada dengan persyaratan standar, sehingga organisasi dapat
mengambil langkah-langkah langkah perbaikan yang diperlukan.
✓ Hasil dari gap analysis ini akan memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang
area di mana organisasi perlu melakukan perbaikan atau penyesuaian untuk
mencapai kepatuhan penuh terhadap standar ISO 55001.
✓ Gap analysis dalam manajemen aset ISO 55001 merupakan alat yang berguna
untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi kekurangan dan peluang
perbaikan dalam pengelolaan aset mereka.
PDCA
Level Tingkat Kematangan ISO 55000
Institute of Asset Management, 2015
12
2. Langkah-langkah Perencanaan manajemen aset.
1. Menetapkan tujuan dan sasaran: identifikasi tujuan jangka panjang dan target yang ingin dicapai oleh organisasi dalam pengelolaan aset.
Tujuan ini harus sesuai dengan strategi bisnis dan kebutuhan organisasi.
2. Mengidentifikasi aset yang relevan: identifikasi semua aset yang dimiliki oleh organisasi dan yang relevan dengan tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan. Ini termasuk aset fisik, finansial, manusia, dan informasi.
3. Menilai risiko: Lakukan penilaian risiko terhadap aset yang telah diidentifikasi. Identifikasi potensi kerugian atau dampak negatif yang
dapat terjadi jika aset tidak dikelola dengan baik. Evaluasi kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya terhadap tujuan organisasi.
4. Menjelaskan strategi manajemen aset: Berdasarkan penilaian risiko, membuat strategi manajemen aset yang mencakup keputusan
tentang pemeliharaan, penempatan, peningkatan, dan penghapusan aset. Pastikan strategi ini sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi.
5. Memikirkan rencana tindakan: Membuat rencana tindakan yang terperinci untuk melaksanakan strategi manajemen aset. Tentukan
langkah-langkah yang harus diambil, tanggung jawab, jadwal, dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan rencana tersebut.
6. Melaksanakan rencana tindakan: Mengimplementasikan rencana tindakan yang telah disusun. Pastikan semua langkah yang telah
ditetapkan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
7. Memantau dan menyalakan: Pantau dan evaluasi kinerja manajemen aset secara teratur. Tinjau apakah tujuan dan sasaran tercapai,
apakah strategi dan rencana tindakan efektif, dan apakah ada perbaikan yang perlu dilakukan.
8. Melakukan perbaikan berkelanjutan: Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan
mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Pastikan bahwa manajemen aset terus ditingkatkan sesuai dengan perubahan
kebutuhan organisasi.
5 Main Themes in Asset Management
1) Strategy Plan
2) Business Process
3) Maintenance Tactics
4) Continuous Improvement
5) People & Work Culture
15
Strategy Plan
• Membangun Perencanaan Strategis (“Strategic
Map”) menyeluruh dan selaras antara corporate &
unit pembangkit
• Menyediakan “template” untuk management,
sehingga para manager dan supervisor dapat
mempunyai prioritas dan koordinasi yang jelas pada
kegiatan sehari-hari yang selaras dengan tujuan
perusahaan
• Membuat struktur pertanggungjawaban
(responsibility & accountability)
16
Business Process
• Membangun & mengoptimalkan proses-proses bisnis
“best practices” untuk menyangga tujuan
perusahaan
• memastikan “conformity” dan “sustainability”.
• Proses bisnis termasuk aktivitas utama dari
pemeliharaan terencana (planned maintenance),
tidak terencana (unplanned maintenance), work
planning & scheduling dsb.
• Unsur utama dari kegiatan ini adalah optimasi
“support platforms” yang mengendalikan proses-
proses ini (MIMS)
17
Manajemen Aset Sebagai Referensi Utama
-Referensi & Rekomendasi Program RJPP/RJPU :
1. Reliability Management & OPI Analysis
2. Asesmen (PKU /Cr, PM, CBM ,RLA ; Risiko ; Regulasi)
3. Kajian Enjiniring
4. Outage Management
5. Optimasi Inventory
6. Customer Requirement (stake holder requirement)
7. Statistik Kinerja (Operasi & Pemeliharaan 5thn terakhir)
8. Enterprise Risk Management (ERM)
3. KKO & KK
Perencanaan
Plan the Strategy Develop the Strategy Kat 2 DA-MB
2 By Senior Leader By Senior Leader 1 Proses
3 termasuk BOD termasuk BOD Perencanaan
Cascade to Align the 1) Strategy Map / Strategy 1) Visi – Misi – Tata Nilai Strategis PJB
Organization Objective 2) Analisa SWOT
2) EPI (Excellence 3) Core Competence
1) Cascade ke Unit Performance Indicator) 4) Road Map 7
Pembangkit 3) Strategic Initiatives 5) Knowledge Management
4) Blind Spot Jangka
Test & Adapt
Panjang 1) Review Program &
4 Strategy
2) Blind Spot
Plan the Operation RJP (Rencana Jangka Panjang)
(5 Tahun) :
1) Rencana kerja RJPP (Korporat & RJPU (Unit)
2) Anggaran
3) Blind Spot Jk Pendek 6
RKA (Rencana Kerja & Anggaran)
(1 Tahun) : Monitor & Learn
RKAP (Korporat) & RKAP (Unit) 1) Review Kinerja Korporat,
5 Unit Pembangkitan &
Kompetitor
Cascade to Align the Rencana Kerja Individu 2) Review Penilaian Kinerja
Workforce (Generation Plan) : Individu
1) Rencana Kerja Individu SIMKP GM; SKP Manajer; SKP
2) SKP (Sasaran Kinerja Supervisor; SKP Staf
Perorangan) / SIMKP
EXECUTION 19
Contoh Strategy Map
Kontribusi Mngmt Aset dlm susun RJPU (2012 – 2018) – PLTU 3 GRK
21
Kontribusi Mngmt Aset dlm susun RJPU (2012 – 2018) – PLTU 3 GRK
22
Kontribusi Mngmt Aset dlm susun RJPU (2012 – 2018) – PLTU 3 GRK
23
Kontribusi Mngmt Aset dlm susun RJPU (2012 – 2018) – PLTGT 1.1 GRK
24
3. Pelaksanaan manajemen aset
Penerapan manajemen aset ISO 55001 melibatkan serangkaian langkah dan proses yang harus diikuti
oleh organisasi untuk mencapai kepatuhan terhadap standar tersebut. Berikut adalah beberapa
langkah umum yang terlibat dalam pelaksanaan manajemen aset ISO 55001:
1. Penetapan Kebijakan Aset: Organisasi harus menetapkan kebijakan aset yang jelas dan terkait
dengan tujuan strategis mereka. Kebijakan ini harus mencakup komitmen untuk mematuhi standar
ISO 55001 dan memastikan pengelolaan aset yang efektif.
2. Identifikasi Aset: Organisasi harus mengidentifikasi semua aset yang dimiliki dan dikelola. Ini
termasuk aset fisik, finansial, manusia, dan intelektual. Proses identifikasi ini harus mencakup
pengumpulan data yang akurat dan lengkap tentang aset tersebut.
3. Penilaian Risiko: Organisasi harus melakukan penilaian risiko terhadap aset mereka. Ini melibatkan
identifikasi potensi ancaman, kerentanan, dan dampak yang mungkin terjadi pada aset. Penilaian
risiko ini membantu organisasi dalam mengidentifikasi prioritas pengelolaan aset dan mengambil
langkah-langkah mitigasi yang tepat.
• EAF
• EFOR
• BPP
Optimasi Peran dan Organisasi
dalam Pengelolaan Aset – PLN
Pusertif memposisikan hal ini
proses bisnis pada gray area ini adalah proses yang penting untuk menentukan sustainability aset dan
bisnis, yang terkadang beberapa proses masih tumpang tindih dan tidak menjadi focus khusus dalam
pengelolaan aset
Asset Life Cycle
Asset Management mendukung bisnis yang profit dan sustain
4. Evaluasi dan Audit manajemen aset.
Evaluasi dan audit manajemen aset ISO 55001 adalah dua proses penting yang dilakukan dalam rangka
memastikan kepatuhan dan efektivitas sistem manajemen aset berdasarkan standar ISO 55001.
Evaluasi manajemen aset melibatkan penilaian menyeluruh terhadap sistem manajemen aset yang ada dalam
organisasi. Tujuannya adalah untuk sejauh mana sistem tersebut memenuhi persyaratan standar ISO 55001.
Evaluasi ini melibatkan peninjauan dokumen, wawancara dengan personel terkait, dan observasi langsung
terhadap praktik manajemen aset yang dilakukan. Hasil evaluasi ini akan memberikan pemahaman tentang
kekuatan dan kelemahan sistem manajemen aset yang ada, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan.
Audit manajemen aset, di sisi lain, adalah proses independen yang dilakukan oleh auditor internal atau
eksternal untuk memverifikasi kepatuhan terhadap standar ISO 55001. Audit ini melibatkan pemeriksaan
mendalam terhadap sistem manajemen aset, termasuk kebijakan, prosedur, dan praktik yang terkait. Auditor
akan bertanya-tanya apakah sistem tersebut memenuhi standar persyaratan, apakah dilaksanakan dengan
efektif, dan apakah ada peluang perbaikan yang dapat diidentifikasi. Hasil audit ini akan memberikan
kepercayaan kepada organisasi dan pihak terkait bahwa sistem manajemen aset telah diimplementasikan
dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Evaluasi dan audit manajemen aset ISO 55001 merupakan langkah-langkah penting dalam memastikan bahwa
organisasi menjalankan sistem manajemen aset yang efektif dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Dengan melakukan evaluasi dan audit secara teratur, organisasi dapat mengidentifikasi dan mengatasi
kelemahan dalam sistem mereka, serta meningkatkan kinerja dan kepatuhan terhadap standar manajemen
aset yang relevan
Template Implementasi
(Pengalaman PT PJB)
KONTRAK KINERJA UNIT
BSC PERSPECTIVE
PERSETUJUAN ANTARA
DIREKSI dng GENERAL MANAGER
1/13/2011
31
METODE MATURITY LEVEL
PT PJB Menggunakan Metode Maturity Level yang telah dikenalkan sejak 2004
dan diImplementasikan konsisten sejak Tahun 2007
1/13/2011
Proses Audit/Asesmen Kontrak Kinerja Unit Pembangkit
1/13/2011
Hasil Self Assessment Kontrak Kinerja SMT 1 – 2012 : Manajemen Operasi
1/13/2011
Hasil Self Assessment Kontrak Kinerja SMT 1 – 2012 : Manajemen Operasi
1/13/2011
5. Perbaikan Berkelanjutan manajemen aset.
Perbaikan Berkelanjutan dalam manajemen aset ISO 55001 adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh organisasi
untuk terus meningkatkan kinerja dan efektivitas manajemen aset mereka. Tujuan dari perbaikan berkelanjutan
adalah untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam pengelolaan aset, termasuk peningkatan efisiensi, pengurangan
risiko, dan peningkatan nilai aset.
Dalam konteks ISO 55001, perbaikan berkelanjutan melibatkan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act) yang terus-
menerus. Organisasi akan merencanakan tindakan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi dan analisis kinerja aset
mereka. Tindakan ini kemudian diimplementasikan dan diuji untuk melihat apakah mereka efektif dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan. Setelah itu, hasilnya dievaluasi dan jika perlu, tindakan perbaikan lebih lanjut diambil
untuk memperbaiki kinerja aset.
Perbaikan berkelanjutan juga melibatkan pengumpulan dan analisis data yang relevan untuk mengidentifikasi tren,
pola, dan peluang perbaikan. Organisasi dapat menggunakan metrik kinerja yang ditetapkan dalam ISO 55001 untuk
mengukur dan memadukan kinerja aset mereka secara terus-menerus. Dengan demikian, organisasi dapat
mengidentifikasi area mana perbaikan yang diperlukan dan mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan
manajemen aset mereka.
Perbaikan berkelanjutan dalam manajemen aset ISO 55001 merupakan pendekatan yang penting untuk mencapai
keunggulan dalam pengelolaan aset. Dengan terus menerapkan perbaikan berkelanjutan, organisasi dapat
meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi risiko, dan meningkatkan nilai aset mereka secara berkelanjutan
Unsur Utama Program Optimalisasi Aset
Kembangkan Maintenance
Mix sesuai dengan
Industry Best Cost
Kebutuhan Plant
common Producer
Gambar 5 :
Evolusi Cara Pengelolaan Palatan Produksi
Continuous Improvement
• Membangun, menerapkan dan menjalankan
“continuous improvement” dalam organisasi
• Continuous Improvement harus dapat
mendorong proses “failure elimination”,
“losses elimination” dan mendorong
perbaikan reliability dan efficiency dari hari-
ke-hari
42
People Skills & Work Culture
• Menyelaraskan tujuan program dan budaya
kerja, ketrampilan (skill), motivasi dan kinerja
individu dari semua personil PT. PJB yang men-
support program ini
• Bagian adalah kunci sukses MOP, sehingga
dilakukan “Cascaded Strategic Map for Human
Resource”
43
6. diskusi implementasi di Pembangkitan Tenaga Listrik
PMO Users
Working Group
Berbagai Program
Optimalisasi Asset
Pembangkit
di berbagai negara
Kita mengikuti mereka yang
berhasil
Manajemen
Apakah kita sudah memahami falsafah
O&M dengan baik
1. Pendahuluan
Kecenderungan pola lama dalam pengelolaan aset
(fisik) – Tinjauan Aspek Strategis
Pengelolaan aset pembangkit hanya bertumpu pada
MAXIM - 1 bagaimana melakukan operasi dan pemeliharaan
hanya persis Operation & Maintenance Manual.
SI : Simple Inspection 25
ME : Mean Inspection
SE : Serious Inspection
Umur (Th)
LIFE
MACHINE AGED EVALUATION
DUE TO LONG
OPERATION
BETTER OPERATION AND
MAINTENANCE TECHNOLOGY
ACCELERATION OF AGING DUE TO LESS FOR LIFE PROLONGATION
QUALITY OF O&M, INSTALLATION, DESIGN,
& FREQUENT START- STOP AND SUDDEN
LOAD FLUCTUATION
Operation Year
86,00
85
84,00
Sebelum
82,00
Manajemen Aset
80,00 Kenaikan rata2 dalam 4 tahun
78,00 EAF = 4.5% ~290 MW
76,00
74,00
Hemat kl. 3 Trilyun
72,00
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Series2 85,76 85,58 85,20 84,05 79,58 84,06 80,16 84,21 86,45 87,68 90,36 89,06 91,1
PELUANG !!!!
EAF naik 7% ≈ 450 MW
Hemat ± Rp 5 Trilyun
2. Mengapa Perlu Manajemen Aset?
Sebelum & Sesudah Implementasi Manajemen Aset
(Pengalaman PT PJB)
KINERJA RATA2 1999-2003 RATA2 2008-2011 SELISIH*)
EAF 85,15 89,79 4.65
EFOR 3,78 2,38 1.40
EFISIENSI 34,85 35,05 0.22
SECARA SUSTAINABLE
*) Jika diambil point to point (2011
dan 1999) selisih akan lebih besar
3. Manajemen Aset
Tata Kelola Pembangkitan (Manajemen Aset PJB)
MANAJEMEN
ASET PT PJB
(Tata Kelola
Pembangkitan sesuai SK
Direksi)
3. Manajemen Aset
Tata Kelola Pembangkitan (Manajemen Aset PJB)
3. Manajemen Aset
Tata Kelola Pembangkitan (Manajemen Aset PJB)
3. Manajemen Aset
Tata Kelola Pembangkitan (Manajemen Aset PJB)
3. Manajemen
Tata Kelola Pembangkitan (Manajemen Aset PJB)Aset
KPI LAGGING
KINERJA Goal Business Indicator
Keuangan : Pendapatan, Biaya Produksi
Operasi : EAF, EFOR, Efisiensi EAF, SOF, SdoF, EFOR, Effisiensi
RoE, Cost Reduction, OEE
Performance
Management
(BSC) KPI LEADING
Effectiveness Indicator
Continuous
GENERATION PLAN -Budgeting
Improvement - Maintenance Mix
HOW TO ACHIEVE - Human Capital /
-Organisation Capitalnya, dll
Kembangkan Maintenance
Mix sesuai dengan
Industry Best Cost
common Producer Kebutuhan Plant
Gambar 5 :
3. Manajemen Aset
Tata Kelola Pembangkitan
(Manajemen Aset PT PJB)
KINERJA
KINERJA
RISIKO BIAYA Keuangan : Pendapatan, Biaya Produksi
Operasi : EAF, EFOR, Efisiensi
Performance
Management
DALAM SELURUH (BSC)
HIDUP ASSET FISIK
Continuous
GENERATION PLAN
Improvemen
t
Maintenance uptime
Equipment > 95% 95%
Production scheduled 65
Availability time
5. Lesson Learn dalam Membangun Tata Kelola
Reff : Maintenance Optimization - MTS Reliability Assessment (First Update)
At UP Gresik, Paiton, Muara Karang/Tawar – September 2002
Maintenance overtime
Overtime
< 5% 4%
Maintenance straight
time
Availability x Quality x
OEE rate of production 90% Varies by
industry
Reliabilility Management
Criticality ranking ▪ Prioritas dan Risiko
SERP, RCFA ▪ Menganalisa, tidak sekedar cepat
memperbaiki
Assessment / KPI Continuous Improvement
MOP website Organisasi pembelajar
67 dan sharing
Vision casting knowledge
5. Lesson Learn dalam Membangun Tata Kelola
Manajemen Aset – Perubahan Budaya
KPA Sebelum Setelah
WP&C :
▪ Rapat Pagi Tidak rutin Rutin setiap pagi
Waktu lama Staf Senior
Dipimpin DM ILS & WO backlog
Agenda tidak fokus On-line + photo/video
Planning & Schedulling
▪ Pengaturan Personil Tidak dilakukan pengukuran & Diukur & dievaluasi
evaluasi jumlah kebutuhan- (Kelebihan tenaga CR)
ketersediaan
Reliability Improvement : • PLTU 2 = 100 MW
▪ PM / PdM • Prioritas Peralatan
▪ Overhaul Berdasarkan O&M Manual • Prioritas eksekusi Task
▪ PaM • Root cause analysis
• Teknologi Prediktif
• Minimasi down time
(CI 10 hari → 6 hari)
68
5. Lesson Learn dalam Membangun Tata Kelola
Material Management
▪Inventory - - Informasi stock
RONA (Return On
Net Aset) dan ROCE
(Return On Capital
Employed).
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Sasaran Program
Memaksimalkan Nilai Pengembalian Aset melalui Strategi Sustainable lifetime
Kehandalan Optimal
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Kehandalan I Reliability - Dasar dari Optimalisasi Aset
Fisik
Identik dengan :
DMAIC: Define, Measure, Analyze, Improve, Control
dalam Six Sigma
5. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik
Proses Optimalisasi Aset Fisik
Define - Formulasi Strategi