Anda di halaman 1dari 49

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL


INSPEKTORAT JENDERAL
2021

STRATEGI
PENILAIAN
MATURITAS SPIP
INSPEKTORAT
WILAYAH IV
Definisi Sistem Pengendalian Intern
Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui:

Kegiatan yang efektif dan efisien

Keandalan pelaporan keuangan


SPI Pengamanan aset negara

Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan


Definisi TINGKAT Maturitas Penyelenggaraan
SPIP

Tingkat maturitas penyelenggaraan


SPIP merupakan kerangka kerja yang
memuat karakteristik dasar yang
menunjukkan tingkat kematangan
penyelenggaraan SPIP yang terstruktur
dan berkelanjutan.
Latar Belakang
 Implementasi PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

 Upaya pemerintah memenuhi tahap-tahap proses


governance dalam menyelenggarakan SPIP

 Konsep 3 lines of defence:


SPIP -> manajemen kontrol -> APIP

 Salah satu target RPJMN yang harus dicapai tahun


2019 adalah maturitas SPIP pada level 3
Tujuan Pengukuran Tingkat Maturitas
SPIP
Memberikan petunjuk Menyediakan media pengukuran
tentang kemampuan tentang keberhasilan
penyelenggaraan SPIP penyelenggaraan sistem
dalam mendukung pengendalian intern oleh
peningkatan kinerja, pemerintah dalam mendukung
transparansi, dan peningkatan kinerja, transparansi
akuntabilitas dan akuntabilitas pengelolaan
pengelolaan keuangan keuangan negara dan kegiatan/
negara di lingkungan program di lingkungan
pemerintah. pemerintah.
Ruang Lingkup

 Pemilihan sub unsur yang dapat mewakili unsur


SPIP namun cakupannya adalah tingkat organisasi.

 Seluruh tahapan perkembangan proses dan kegiatan


pengendalian yang menunjukkan maturitas
penyelenggaraan SPIP.
FOKUS
PENILAIAN
TINGKAT
MATURITAS
SPIP
Lingkungan Pengendalian
Penegakan Integritas dan etika
Komitmen thp Kompetensi
Kepemimpinan yg kondusif Penilaian Risiko
Struktur organisasi sesuai kebutuhan Idenfitikasi risiko
Delegasi wewenang dan tggjwb Analisa risiko
Kebijakan pembinaan SDM
Peran APIP yg efektif
Hubungan kerja yg baik

Kegiatan Pengendalian
Reviu kinerja
Pembinaan SDM
Pengendalian sistem informasi
Pengendalian fisik aset Informasi dan Komunikasi
Penetapan dan riviu indikator
Pemisahan fungsi
Informasi
Otorisasi Komunikasi efektif
Pencatatan
Pembatasan akses
Akuntabilitas
Dokumentasi SPI
Bobot Fokus
Penilaian (Sub
Unsur)
KARAKTERISTIK
TINGKATAN/LEVEL
MATURITAS SPIP
Telah menerapkan pengendalian intern yang berkelanjutan, terintegrasi Level 5
dalam pelaksanaan kegiatan yang didukung oleh pemantauan otomatis Optimum
menggunakan aplikasi komputer

Ada praktik pengendalian internal yang efektif. Evaluasi formal dan Level 4
terdokumentasi. Terkelola & Target 2021
Terukur

Ada praktik pengendalian intern yg terdokumentasi dengan baik. Evaluasi Level 3


atas pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai. Terdefinisi Target 2019

Ada praktik pengendalian intern tapi tidak terdokumentasi dengan baik. Level 2
Pelaksanaan tergantung pada individu dan belum melibatkan semua unit Berkembang
organisasi. Efektivitas pengendalian belum dievaluasi.

Ada praktik pengendalian intern – ada kebijakan dan prosedur tertulis, Level 1
namun masih bersifat ad-hoc dan tidak terorganisasi dengan baik. Tanpa Rintisan
komunikasi dan pemantauan.
Level 0
Belum memiliki kebijakan dan prosedur
Belum Ada
Interval Skor
Tingkat Maturitas
SPIP
NO TINGKAT MATURITAS INTERVAL SKOR

0 Belum Ada 0 < skor <1,0

1 Rintisan 1,0 ≤ skor < 2,0

2 Berkembang 2,0 ≤ skor < 3,0

3 Terdefinisi 3,0 ≤ skor < 4,0

4 Terkelola Dan Terukur 4,0 ≤ skor < 4,5

5 Optimum 4,5 ≤ skor ≤ 5


Tahapan Penilaian
Tingkat Maturitas
SPIP
RENCANA AKSI
TAHAPAN DAN JADWAL
PENILAIAN MATURITAS
SPIP
• Penetapan satker sebagai sampel
• Pembentukan TimAsesor dan Tim Counterpart Maret - April
Persiapan
• Penetapan rencana tindak (action plan)
• Presentasi awal
2021

• Survai Persepsi Maturitas SPIP (Kuesioner)


• Melakukan validasi Mei - Oktober
• Pengujian bukti maturitas
Pelaksanaan • Pemberian skor dan saran
2021

• Laporan maturitas SPIP


November
Pelaporan 2021
TAHAP PERSIAPAN
01
 Penetapan satuan kerja sebagai sampel;
 Penyiapan tim assessor;
 Pembentukan tim yang akan menjadi rekan kerja
(counterpart);
 Penetapan rencana tindak (action plan) penilaian; dan
 Presentasi awal (entry meeting) berupa pemaparan rencana
tindak penilaian.
PERSIAPAN

1. Kriteria pemilihan sampel adalah memerhatikan


Penetapan Satuan Kerja faktor-faktor risiko, antara lain:
sebagai Sampel • Besarnya jumlah anggaran;
• Jumlah personil; dan
• Kompleksitas kegiatan.

2. Sampel terpilih juga melihat pada keterwakilan


karakteristik fungsi penyelenggaraan pemerintahan,
yaitu terkait:
• fungsi layanan publik;
• fungsi pengawasan internal; dan
• fungsi penunjang seperti pengelola keuangan/aset
dan kepegawaian.
PERSIAPAN

Pembentukan Tim Assessor


1. Besar kecilnya jumlah tim disesuaikan dengan
jumlah sampel satuan kerja yang dipetakan, ukuran,
dan kompleksitas satuan kerja tersebut.

2. Selain tim assessor, perlu ditetapkan pula petugas


yang akan melakukan fungsi quality assurance
terhadap pelaksanaan penilaian. Petugas tersebut
dan tim assessor harus memiliki pemahaman yang
baik tentang SPIP dan penilaian tingkat maturitas.
PERSIAPAN

Penetapan Tim Pendamping 1. Setiap instansi pemerintah/unit kerja perlu didorong


(Counterpart)
untuk membentuk satuan tugas (Satgas)
penyelenggaraan SPIP yang akan menjadi rekan
kerja dan pendamping (counterpart) tim penilaian
tingkat maturitas dalam pelaksanaan penilaian
kepegawaian.

2. Satgas tersebut dapat terdiri dari beberapa pejabat


struktural/fungsional/staf yang sebaiknya
memahami SPIP dan mempunyai motivasi tinggi
dalam melakukan perubahan atau perbaikan SPIP.
PERSIAPAN
1. Rancangan rencana tindak (action plan) penilaian paling
tidak memuat hal-hal sebagai berikut:
• Latar belakang;
Penyusunan Rencana Tindak • Tujuan dan manfaat penilaian;
(Action Plan) • Ruang lingkup penilaian;
• Metodologi penilaian yang digunakan;
• Tahapan dan jadwal waktu penilaian;
• Sistematika pelaporan;
• Rencana kebutuhan sumber daya;
• Pembentukan tim penilaian merupakan gabungan,
yang terdiri dari tim fasilitator penilaian dan tim
counterpart.

2. Rancangan rencana tindak (action plan) penilaian, perlu


dilakukan pembahasan bersama di antara tim penilaian
dan tim counterpart, sebelum dibahas dan disetujui oleh
pimpinan instansi pemerintah.
PERSIAPAN

PRESENTASI
AWAL/PEMAPARAN (entry
meeting)
Rancangan rencana tindak (action plan) penilaian
dipaparkan kepada pimpinan instansi pemerintah dan
pejabat kunci di lingkungan instansi pemerintah terkait
dengan tujuan untuk mendapatkan kesepakatan atas
rancangan rencana tindak (action plan) dan memperoleh
persamaan persepsi antara tim penilai dengan pimpinan
dan para pejabat kunci di lingkungan instansi
pemerintah, sehingga pelaksanaan penilaian dapat
tercapai dengan optimal.
02
TAHAP PENILAIAN
• Penilaian Pendahuluan Tingkat Maturitas SPIP
• Pengujian Bukti Maturitas SPIP
PENILAIAN

Penilaian Pendahuluan Pengujian Bukti Maturitas


Tingkat Maturitas SPIP SPIP
Pemilihan tekhnik pengumpulan bukti
Pemilihan fokus yg diuji

• Kuesioner Lanjutan
• Wawancara
• Analisis dokumen
• Observasi

Simpulan Tingkat
Maturitas
Penilaian Pendahuluan Tingkat Maturitas SPIP
Survei Persepsi Maturitas SPIP

1. Penilaian dilakukan berdasarkan persepsi pihak yang


mewakili K/L/pemda terhadap indikator pada setiap
unsur penilaian maturitas SPIP. Responden yang
mewakili K/L/pemda harus lah pihak yang paling
mengetahui implementasi dari parameter yang
ditanyakan.

2. Dilakukan secara panel (bersama-sama) maupun secara


tersendiri (individual).

3. Pengisian dapat dilakukan dengan atau tanpa


didampingi tim penilai dari BPKP. tim penilai BPKP
tidak diperkenankan mengarahkan jawaban responden,
hanya bertugas menjelaskan maksud pertanyaan.
Penilaian Pendahuluan Tingkat Maturitas SPIP
Survei Persepsi Maturitas SPIP

11. Reviu Kinerja (3.1)


NO. PERTANYAAN Y/T
1 Apakah organisasi/unit organisasi/ unit kerja Saudara telah memiliki dokumen penetapan kinerja
KUESIONER (PK/Tapkin) yang ditetapkan secara formal?
PERSEPSI 2 Apakah dokumen penetapan kinerja (PK/Tapkin) tersebut telah dikomunikasikan kepada seluruh
AWAL pegawai yang berkepentingan?
3 Apakah organisasi/unit organisasi/ unit kerja Saudara telah melakukan reviu kinerja berdasarkan tolok
ukur kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja (PK/ Tapkin)?

4 Apakah pimpinan organisasi/ unit-organisasi/ unit kerja telah melakukan evaluasi atas kinerja dan
menggunakan hasilnya untuk memperbaiki cara/metode pelaksanaan kegiatan untuk efisiensi dan
efektivitas pencapaian kinerja secara berkala dan terdokumentasi?
5 Apakah cara/metode pelaksanaan kegiatan dikembangkan terus menerus sesuai dengan perubahan
untuk meningkatkan kinerja, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh pimpinan
organisasi atas kinerja organisasi/ unit organisasi/ unit kerja?
Penilaian Pendahuluan Tingkat Maturitas SPIP
Validasi Awal Survai Maturitas SPIP

Dua kategori yaitu “konsisten” dan “tidak konsisten”.

Konsisten:
Jawaban (persepsi) responden telah memenuhi gradasi yang
disyaratkan dalam petunjuk pengisian kuesioner.

Tidak konsisten:
Jawaban (persepsi) responden tidak memenuhi gradasi yang
disyaratkan dalam petunjuk pengisian kuesioner.
Penilaian Pendahuluan Tingkat Maturitas SPIP
Validasi Awal Survai Maturitas SPIP

11. Reviu Kinerja (3.1)


NO. PERTANYAAN Y/T
1 Apakah organisasi/unit organisasi/ unit kerja Saudara telah memiliki dokumen penetapan kinerja Y
KUESIONER (PK/Tapkin) yang ditetapkan secara formal?
PERSEPSI 2 Apakah dokumen penetapan kinerja (PK/Tapkin) tersebut telah dikomunikasikan kepada seluruh Y
AWAL pegawai yang berkepentingan?
KONSISTEN 3 Apakah organisasi/unit organisasi/ unit kerja Saudara telah melakukan reviu kinerja berdasarkan tolok T
ukur kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja (PK/ Tapkin)?

4 Apakah pimpinan organisasi/ unit-organisasi/ unit kerja telah melakukan evaluasi atas kinerja dan T
menggunakan hasilnya untuk memperbaiki cara/metode pelaksanaan kegiatan untuk efisiensi dan
efektivitas pencapaian kinerja secara berkala dan terdokumentasi?
5 Apakah cara/metode pelaksanaan kegiatan dikembangkan terus menerus sesuai dengan perubahan T
untuk meningkatkan kinerja, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh pimpinan
organisasi atas kinerja organisasi/ unit organisasi/ unit kerja?
Penilaian Pendahuluan Tingkat Maturitas SPIP
Validasi Awal Survai Maturitas SPIP

11. Reviu Kinerja (3.1)


NO. PERTANYAAN Y/T
1 Apakah organisasi/unit organisasi/ unit kerja Saudara telah memiliki dokumen penetapan kinerja Y
KUESIONER (PK/Tapkin) yang ditetapkan secara formal?
PERSEPSI 2 Apakah dokumen penetapan kinerja (PK/Tapkin) tersebut telah dikomunikasikan kepada seluruh T
AWAL TIDAK pegawai yang berkepentingan?
KONSISTEN Apakah organisasi/unit organisasi/ unit kerja Saudara telah melakukan reviu kinerja berdasarkan tolok
3 T
ukur kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja (PK/ Tapkin)?

4 Apakah pimpinan organisasi/ unit-organisasi/ unit kerja telah melakukan evaluasi atas kinerja dan Y
menggunakan hasilnya untuk memperbaiki cara/metode pelaksanaan kegiatan untuk efisiensi dan
efektivitas pencapaian kinerja secara berkala dan terdokumentasi?
5 Apakah cara/metode pelaksanaan kegiatan dikembangkan terus menerus sesuai dengan perubahan Y
untuk meningkatkan kinerja, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/ online oleh pimpinan
organisasi atas kinerja organisasi/ unit organisasi/ unit kerja?
PENGUJIAN BUKTI MATURITAS SPIP
Fokus penilaian (parameter) yang bersifat khusus dengan Satuan Kerja
K/L/Pemda

No Fokus Penilaian Satuan Kerja K/L/SKPD terkait


1. Komitmen terhadap  Biro Kepegawaian K/L
Kompetensi  Badan Kepegawaian Daerah
2. Peran APIP yang  Inspektorat Jenderal/Utama pada K/L
Efektif  Inspektorat Daerah pada Pemda
3. Identifikasi Risiko  Inspektorat Jenderal/Utama pada K/L
 Inspektorat Daerah pada Pemda
4. Analisis Risiko  Inspektorat Jenderal/Utama pada K/L
 Inspektorat Daerah pada Pemda
5. Evaluasi Terpisah  Inspektorat Jenderal/Utama pada K/L
 Inspektorat Daerah pada Pemda
ALUR DOKUMEN

Lihat slide
41

Form PM1 : Kuesioner Survai Maturitas SPIP


Form 2A : Tabulasi Survai Maturitas SPIP
Form 2B : Perhitungan Skor Maturitas SPIP
Form PM3 : Matriks Operasionalisasi Indikator
Form PM4 : Kuesioner Lanjutan Maturitas SPIP
Form PM5 : Panduan Wawancara
Form PM6 : Panduan Analisis Dokumen
Form PM7 : Panduan Observasi
Form PM8A : Tabulasi Kuesioner Lanjutan dan Wawancar
a
Form PM8B : Ikhtisar Validasi Indikator Maturitas SPIP
Form : Perhitungan Skor Akhir Maturitas SPIP
PM8C
• Tentukan area of improvement atas tiap fokus penilaian
untuk meningkatkan level maturitas penerapan SPIP;
• Susun rekomendasi bagi manajemen untuk meningkatkan
level maturitas penerapan SPIP, mulai dari satu level di
atasnya hingga level optimum;
• Buatkan konsep laporan hasil penilaian tingkat maturitas SPIP
K/L/pemda; lakukan pembahasan konsep laporan dengan
pihak K/L/pemda dan buatkan berita acara hasil pembahasan;
• Buatkan laporan hasil penilaian tingkat maturitas SPIP
K/L/pemda.

03
PENYUSUNAN
LAPORAN
PENILAIAN
Tujuan Perumusan Strategi Peningkatan Maturitas
SPIP
01
Perumusan strategi peningkatan maturitas penyelenggaraan SPIP membantu suatu
K/L/P menilai tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP yang ada sekarang,
mengidentifikasi area pengendalian yang perlu mendapat perbaikan, dan
merencanakan strategi/rencana aksi untuk mengembangkan atau meningkatkan
tingkat maturitas SPIP.

02
Pengukuran tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP K/L/P bermuara pada
ukuran keandalan SPIP yang bersifat generik. karena sifat generik ini maka
perumusan strategi peningkatan maturitas penyelenggaraan SPIP dibuat
generik agar K/L/P mempunyai acuan generik dalam upaya meningkatkan
keandalan SPIP-nya.
PRASYARAT PENINGKATAN MATURITAS
PENYELENGGARAAN SPIP

PERENCANAA PENGANGGAR PELAKSANAA


N AN N
Penyusunan Desain
Penyelenggaraan Kegiatan Perkada
SPIP penyelenggaraa penyelenggaraan
n SPIP SPIP
Rencana Tindak dituangkan
Pengendalian Satgas
dalam Penyelenggara
Strategi dokumen SPIP K/L/P atau
penyelenggaraan anggaran unit penanggung
SPIP/RTP dituangkan jawab
dlm RKP/RKPD
tahunan penyelenggara
SPIP
FUNGSI SATGAS PENYELENGGARAAN SPIP
K/L/P
Mengkoordinasikan pelaksanaan penyelenggaraan
SPIP di lingkungan K/L/P.

Memonitor penyelenggaraan SPIP dan


mengkoordinasikan tindak lanjut hasil penilaian
maturitas SPIP.

Mendokumentasikan SPIP di K/L/P


STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS
PENYELENGGARAAN SPIP
Tingkatan Maturitas Level SPIP dan Strategi Peningkatannya

(+) Pengkomunikasian (+) Evaluasi formal , berkala


Kebijakan dan Prosedur dan terdokumentasi

LEVEL 3 -
•Ada praktik Terdefinisi
LEVEL 1 -Rintisan pengendalian •Ada praktik LEVEL 5 - Optimum
intern,. pengendali
• Ada praktik •Ada praktik an internal
•Belum pengendalian •Tidak pengendalian •Menerapkan
memiliki intern – ada terdokumentasi yang efektif, pengendalian
intern
kebijakan kebijakan dan dengan baik •Evaluasi intern yang
prosedur •Pelaksanaan •Terdokumentas formal,
dan tertulis i dengan baik. berkelanjutan,
prosedur tergantung pada berkala dan terintegrasi
• Namun masih individu dan belum •Evaluasi atas
bersifat ad-
terdokume dalam
melibatkan semua pengendalian ntasi.
LEVEL 0 – Belum hoc dan tidak
unit organisasi. intern pelaksanaan
ada terorganisasi kegiatan
dengan baik, •Efektivitas dilakukan
• Tanpa pengendalian tanpa •Pemantauan
komunikasi belum dievaluasi dokumentasi otomatis
dan yang memadai. LEVEL 4 – Terkelola menggunakan
LEVEL 2 -
pemantauan Berkembang dan Terukur aplikasi
komputer

(+) Kebijakan dan (+) Implementasi (+ )Pemantauan/


Prosedur Tertulis kebijakan dan pengembangan berkelanjutan
prosedur (+)
dokumentasi

(+) Vertikal: Unsur-unsur terpenuhi


7
(+) Horisontal: Jml unit kerja ber-SPIP
bertambah
STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS
PENYELENGGARAAN SPIP
 Perumusan strategi peningkatan maturitas penyelenggaraan SPIP dilakukan
berdasarkan simpulan hasil penilaian SPIP K/L/P yang mengkategorikan tingkat
keandalan SPIP secara berjenjang pada enam level atau tingkat.

 Dengan jenjang maturitas tersebut, maka ada


lima strategi generik untuk peningkatan
maturitas yaitu:
1. Penyusunan Kebijakan dan Prosedur Tertulis;
2. Pengkomunikasian kebijakan dan prosedur;
3. Peningkatan Komitmen Implementasi dan
Dokumentasi Sistem;
4. Evaluasi formal, berkala, dan
terdokumentasi; dan
5. Pengembangan Berkelanjutan.
STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS
PENYELENGGARAAN SPIP
Penyusunan Kebijakan dan Prosedur Tertulis

Strategi peningkatan kebijakan dan prosedur tertulis


dalam rangka meningkatkan dari level 0 (belum ada) ke
level 1 (rintisan), dilakukan dengan beberapa upaya
sebagai berikut:
a. Penyusunan Perka/Perkada tentang SPIP;
b. Pembentukan Satgas Penyelenggaraan SPIP atau
menetapkan unit yang menangani SPIP;
c. Diklat dan sosialisasi SPIP;
d. Melakukan penilaian atas Sistem Pengendalian
Intern yang ada/existing;
e. Menyusun dan menetapkan secara formal Kebijakan
dan SOP (berbasis risiko) sebagai dasar pelaksanaan
tugas secara rutin.
STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS
PENYELENGGARAAN SPIP
Pengkomunikasian Kebijakan dan Prosedur

Strategi pengkomunikasian kebijakana dan prosedur dalam rangka


meningkatkan dari level 1 (rintisan) ke level 2 (berkembang),
dilakukan dengan beberapa upaya sebagai berikut:
a. Mensosialisasikan SPIP termasuk kebijakan dan prosedur
kepada seluruh pegawai agar mereka memahami pentingnya
SPIP dan terbangun kepeduliannya untuk ber SPIP;

b. Menyusun rencana pengembangan SPIP secara komprehensif dan mengembangkan


pengendalian intern secara disiplin pada seluruh kegiatan. Penyusunan Desain
Penyelenggaraan SPIP untuk semua unit organisasi dan Pemantauan Perkembangan
Penyelenggaraan SPIP;
STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS
PENYELENGGARAAN SPIP
Pengkomunikasian Kebijakan dan Prosedur

c. Mengidentifikasi dan memilih personil khusus Satgas SPIP


untuk menjadi pelaksana awal/penggerak SPIP, melakukan
pelatihan yang memadai, dan memberi dukungan sumber daya
yang memadai untuk Satgas SPIP;
d. Melakukan pemantauan efektivitas pengendalian yang ada;
e. Mendapatkan pembimbingan yang memadai dari pihak
eksternal (ahli) agar praktik pengendalian yang sebelumnya
masih ad hoc, berlanjut secara berkesinambungan.
STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS
PENYELENGGARAAN SPIP
Peningkatan Komitmen Implementasi dan
Dokumentasi Sistem
Strategi peningkatan komitmen implementasi dan
dokumentasi sistem dalam rangka meningkatkan dari level 2
(tingkat berkembang) ke level 3 (tingkat terdefinisi),
dilakukan dengan beberapa upaya sebagai berikut:
a. Melaksanakan Kebijakan dan SOP secara konsisten di
semua tingkatan organisasi /unit organisasi setelah
terlebih dahulu mensosialisasikannya;
b. Mendokumentasikan pengendalian intern secara rapi,
terstruktur, rutin dan konsisten;
c. Mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk
penyelenggaraan SPIP, dengan perekrutan staf yang
kompeten dan memadai, serta mengalokasikan anggaran
untuk pelatihan dan alat/tools pengendalian intern;
STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS
PENYELENGGARAAN SPIP
Peningkatan Komitmen Implementasi dan
Dokumentasi Sistem

d. Melakukan pelatihan SPIP untuk mengembangkan


keahlian/pengetahuan pegawai tentang proses SPIP;
e. Memberikan kesempatan kepada staf untuk
mengikuti kursus, konferensi, seminar, lokakarya, dll
terkait dengan SPIP agar dapat meng-update
pengetahuannya;
f. Meningkatkan kesadaran manajemen di semua
tingkatan tentang perlunya pengendalian intern
sebagai bagian integral dari pelaksanaan kegiatan.
g. Mendorong manajemen untuk melakukan evaluasi
atas efektifitas pengendalian secara periodik.
STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS
PENYELENGGARAAN SPIP
Evaluasi Formal, Berkala, dan Terdokumentasi

Strategi evaluasi formal, berkala, dan terdokumentasi dalam


rangka meningkatkan dari level 3 (tingkat terdefinisi) ke level 4
(tingkat terkelola dan terukur), dilakukan dengan beberapa
upaya sebagai berikut:
a. Menyediakan secara mudah dan konsisten kebijakan dan
SOP untuk setiap personel pelaksana kegiatan pokok K/L/P;
b. Menerapkan kebijakan dan SOP ke dalam kegiatan sehari-
hari;

c. Memfasilitasi pendokumentasian pelaksanaan Kebijakan dan SOP dalam pelaksanaan tugas


secara rutin sehingga dapat didokumentasikan secara konsisten;
d. Memantau serta mengevaluasi secara periodik, formal dan terdokumentasi pelaksanaan
kebijakan dan SOP dan menggunakan hasilnya untuk perbaikan SPIP.
STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS
PENYELENGGARAAN SPIP
Evaluasi Formal, Berkala, dan Terdokumentasi

e. Memastikan adanya pembelajaran yang efektif dari


pengalaman menerapkan SPIP, sehingga dapat
memperbarui dan memperkuat proses SPIP;
f. Melakukan evaluasi berkala atas penyelenggaraaan
SPIP untuk memastikan bahwa SPIP tetap berjalan
efektif;

g. Memastikan bahwa risiko menjadi pertimbangan dan dimasukkan sebagai kriteria rutin
dalam semua pengambilan keputusan;
h. Mewajibkan pimpinan unit/bagian melaporkan penyelenggaraan SPIP sebagai bagian
penting bagi reviu pimpinan K/L/P.
STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS
PENYELENGGARAAN SPIP
Pengembangan Berkelanjutan

Strategi untuk meningkatkan penyelenggaraan SPIP dari level 4


(tingkat terkelola dan terukur) ke level 5 (tingkat optimum),
K/L/Pemda perlu menempuh strategi pengembangan
berkelanjutan (continuous improvement) dengan upaya utama
sebagai berikut:
a. Pemilik proses (process owner) melakukan penilaian
mandiri atas efektivitas program/kegiatan.
b. Mewajibkan individu dalam organisasi untuk fokus pada
antisipasi perbaikan pengendalian intern yang akan datang
(prospective risks) bukan hanya berfokus pada
pengendalian yang sedang berjalan.
STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS
PENYELENGGARAAN SPIP
Pengembangan Berkelanjutan

c. Menggunakan alat otomatis untuk mendukung


pelaksanaan pengendalian intern;
d. Mencari ide-ide segar dan momentum perbaikan
penyelenggaraan SPIP.
e. Mempertahankan motivasi personel untuk
menginternalisasi system pengendalian yang
dibangun.
f. Melakukan benchmarking dan penggunaan secara
luas real-time monitoring dan dashboard eksekutif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai