Anda di halaman 1dari 10

1444F – Management Audit and Professional Ethics 

LECTURE NOTES

Planning and work program phase

Martin Surya Mulyadi, S.E., M.M., BKP.


martin@binus.ac.id

     
1444F – Management Audit and Professional Ethics 

LEARNING OUTCOMES

On successful completion of this topic, students will be able to understand each phase of
management audit

OUTLINE MATERI :

1. Planning phase overview

2. Identification of critical area

3. Benefit of work program

4. Standard of work program

5. Development procedure of work program

     
1444F – Management Audit and Professional Ethics 

ISI

AUDIT PENDAHULUAN

Titik awal dalam audit manajemen adalah keputusan manajemen mengenai wilayah operasional
manakah yang akan diaudit. Berdasarkan keputusan manajemen tersebut, auditor manajemen
kemudian akan memulai tahapan perencanaan dari audit manajemen. Tujuan utama tahap
perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan informasi mengenai wilayah operasional terkait (wilayah operasional


yang akan diaudit).

2. Identifikasi masalah yang terdapat pada wilayah operasional tersebut.

3. Memulai mengembangkan dasar untuk melakukan penyusunan program kerja audit


manajemen.

Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini lebih
ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang objek audit. Beberapa
hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit, antara lain sebagai
berikut:

1. Pemahaman auditor terhadap objek audit.

Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh
perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya. Setiap objek audit memiliki
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik dan sistem
pendelegasian wewenang yang diselenggarakan pada perusahaan tersebut.

     
1444F – Management Audit and Professional Ethics 

2. Penentuan tujuan audit.

Auditor harus menentukan tujuan audit manajemen yang dilakukan, dalam rangka
menyajikan/membuat program kerja audit. Tujuan audit harus mengacu pada alasan
mengapa audit harus dilakukan pada objek audit dan didasarkan pada penugasan audit.

3. Penentuan ruang lingkup dan tujuan audit.

Ruang lingkup audit menunjukkan area dari tujuan audit. Penentuan ruang lingkup audit
harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan.

4. Penelaahan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek


audit.

Penelaahan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang


berhubungan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan khusus
dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit.

5. Pengembangan kriteria awal dalam audit.

Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu
maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di perusahaan.

Dari hasil audit pendahuluan, akan didapatkan kesimpulan hasil audit pendahuluan yang memuat
hal-hal sebagai berikut:

1. Daftar bidang/kegiatan yang mengandung kelemahan, yang akan dijadikan tujuan audit
pada tahap audit selanjutnya.

2. Alasan mengapa bidang/kegiatan tersebut memerlukan audit lanjutan.

3. Temuan-temuan sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan yang


termasuk dalam daftar bidang/kegiatan yang masih mengandung kelemahan, berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.

4. Rekomendasi sementara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang


ada.

     
1444F – Management Audit and Professional Ethics 

5. Tindakan-tindakan perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan rekomendasi


sementara yang diberikan auditor sebelumnya.

6. Bukti-bukti yang diperoleh pada audit selanjutnya berkaitan dengan tujuan audit
sementara yang telah ditetapkan.

PENELAAHAN TERHADAP PENGENDALIAN MANAJEMEN

Dalam rangka mengoptimalkan penggunaan sumber daya, memotivasi karyawan untuk


melaksanakan peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan serta mencegah terjadinya berbagai
penyimpangan dalam pencapaian tujuan perusahaan, manajemen harus melaksanakan fungsi
pengendalian. Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang digunakan untuk
mengumpulkan, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan memanfaatkannya serta berbagai
tindakan yang dialkukan oleh manajemen dalam melakukan pengendalian. Karakteristik sistem
pengendalian manajemen yang baik mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Pernyataan tujuan perusahaan.

2. Rencana perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan.

3. Kualitas dan kuantitas SDM yang sesuai dengan tanggung jawab yang dipikul dan adanya
pemisahan fungsi yang memadai.

4. Sistem pembuatan kebijakan dan praktik yang sehat pada masing-masing unit organisasi.

5. Sistem penelaahan yang efektif pada setiap aktivitas untuk memperoleh keyakinan bahwa
kebijakan dan praktik yang sehat telah dilaksanakan dengan baik.

IDENTIFIKASI BAGIAN YANG KRITIS

Setelah informasi yang dibutuhkan telah didapatkan, kemudian bagaimana kita menggunakan
informasi tersebut? Data-data tersebut harus digunakan untuk membantu memutuskan wilayah
operasional yang spesifik untuk diaudit di dalam pelaksanaan audit manajemen. Tujuan
umumnya adalah untuk mengarahkan perhatian pada masalah yang memang benar-benar
penting. Mengidentifikasi wilayah kritis ini merupakan komponen penting dalam audit

     
1444F – Management Audit and Professional Ethics 

manajemen. Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi wilayah yang kritis diantaranya
adalah:

1. Identifikasi aktivitas kunci/utama.

Informasi yang diperoleh dapat mengungkapkan aktivitas penting/kunci yang sulit untuk
dilakukan kontrol terhadap aktivitas yang bersangkutan.

2. Penggunaan laporan manajemen.

Penggunaan laporan manajemen dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa pekerjaan


berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan. Contoh laporan manajemen yang
digunakan misalnya adalah actual vs plan report, yang membandingkan hasil aktual
dengan goal dan objective.

3. Memeriksa laporan/audit sebelumnya.

Laporan/audit sebelumnya dapat memberikan informasi yang berharga terkait dengan ke


bagian manakah audit manajemen sebaiknya diarahkan.

4. Physical inspection aktivitas yang bersangkutan.

Physical inspection dapat menemukan tanda-tanda inefektivitas dan inefisiensi, seperti:


bottleneck, kelebihan perlengkapan/material, dan karyawan yang lebih banyak idle.

5. Diskusi dengan pihak yang terkait.

Diskusi dengan pihak terkait juga membantu untuk identifikasi wilayah yang kritis.

KEUNTUNGAN DAN STANDAR PROGRAM KERJA

Keuntungan program kerja audit manajemen adalah:

1. Rencana yang sistematis untuk program kerja yang akan dilakukan dalam audit yang
dapat dikomunikasikan kepada seluruh auditor.

     
1444F – Management Audit and Professional Ethics 

2. Sebagai dasar sistematis untuk memberikan penugasan kepada auditor berdasarkan


keahlian spesifik mereka, kompetensi teknikal, dan jenis pekerjaan.

3. Sebuah dasar dimana supervisor dan auditor lainnya dapat membandingkan kinerja
dengan rencana yang telah disetujui, standar audit, dan kebutuhan yang diperlukan.

4. Membantu dalam melatih staf auditor yang belum berpengalaman dan melengkapi
mereka dengan ruang lingkup, tujuan, dan langkah-langkah kerja dari audit manajemen.

5. Sebagai dasar dari ringkasan catatan dari pekerjaan yang dilakukan di dalam audit
manajemen.

Dalam mempersiapkan program kerja audit manajemen, auditor perlu mempertimbangkan


beberapa standar seperti:

1. Program kerja audit manajemen harus tailor-made untuk memenuhi tujuan utama audit
manajemen tersebut dilakukan, siapa saja yang terlibat dalam audit, sistem dan prosedur,
tingkat kesulitan, dan sebagainya.

2. Setiap program kerja harus secara jelas menerangkan pekerjaan yang harus dilakukan dan
alasannya.

3. Program kerja haruslah fleksibel dan memungkinkan adanya inisiatif dari auditor untuk
melakukan hal-hal yang belum tertera dalam program kerja.

PROSEDUR PENGEMBANGAN PROGRAM KERJA

Empat langkah prosedural pengembangan program kerja adalah:

1. Identifikasi wilayah operasional yang kritis dan kontrol yang terkait pada wilayah
operasional dan wilayah yang memiliki risiko.

2. Pengembangan pertanyaan-pertanyaan kunci dan langkah kerja untuk memvalidasi dan


mengkuantifikasi wilayah yang sebelumnya ditetapkan sebagai memiliki risiko.

     
1444F – Management Audit and Professional Ethics 

3. Identifikasi langkah kerja yang dibutuhkan untuk dapat mencapai jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan kunci.

4. Pengembangan rencana kerja untuk setiap wilayah yang akan diaudit; termasuk
penugasan staf, schedule, dan budget.

     
1444F – Management Audit and Professional Ethics 

SIMPULAN

Dalam pembahasan kali ini, kita dapat mengetahui bagaimana pentingnya perencanaan audit dan
audit pendahuluan sebagai langkah awal di dalam audit manajemen. Setelah semua informasi
yang diperlukan dalam perencanaan dan audit pendahuluan, maka langkah berikutnya adalah
mengidentifikasikan area yang kritis.

Kemudian langkah selanjutnya adalah menyusun sebuah program kerja audit manajemen,
dimana kita telah ketahui bagaimana keuntungan menggunakan sebuah program kerja audit
manajemen. Satu hal yang pasti, bahwa program kerja audit manajemen tidak dapat meniru
program kerja sebelumnya karena setiap program kerja harus disesuaikan dengan tujuan dan area
pemeriksaan yang spesifik dan tidak dapat dipersamakan satu sama lain. Oleh karena itulah,
program kerja audit manajemen merupakan program kerja yang unik dan tailor-made, dirancang
sesuai dengan tujuan, kebutuhan, keadaan, dan keperluan.

     
1444F – Management Audit and Professional Ethics 

DAFTAR PUSTAKA

1. I. B. K. Bayangkara. (2008). Management Audit: Audit Manajemen Prosedur dan


Implementasi. Edisi 1. Salemba Empat, Jakarta.

2. Rob Reider. (2002). Operational Review: Maximum Results at Efficient Costs. 3rd
Edition. John Wiley & Sons, New Jersey.

3. http://www.ehow.com/list_6426144_record-management-audit-procedures.html
 

     

Anda mungkin juga menyukai